BAB II URAIAN TEORITIS. banyak, berkali-kali, berputar-putar atau berkeliling. Dan wisata berarti perjalanan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian-pengertian mengenai pariwisata yang menitikberatkan pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan wisata yang berarti kunjungan untuk melihat, mendengar, menikmati dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. musyawarah nasional turisme II di tretes, jawatimur tanggal juni 1958 yang

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Ilmu Pariwisata dan Wisatawan

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. 2.1 Beberapa Pengertian Tentang Kepariwisataan

BAB II URAIAN TEORISTIS TENTANG KEPARIWISATAAN

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel.

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata dan Industri Pariwisata

Sarana dan prasarana pariwisata yang lancar merupakan salah satu indikator perkembangan pariwisata. Sarana/prasarana diartikan sebagai proses tanpa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. wisatawan itu sendiri. Sejak dahulu kegiatan pariwisata sudah banyak dilakukan oleh

BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA. budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan, dan Kepariwisataan

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB II URAIAN TEORITIS. bertujuan untuk bersenang-senang dan mendapatkan service selama dalam perjalanan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain itu juga didukung oleh masyarakat lokal Bali yang ramah,

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan paparan pendahuluan yang menunjukkan gejala-gejala

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB II URAIAN TEORISTIS TENTANG KEPARIWISATAAN. dari dua suku kata pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputarputar,

BAB II TINJAUAN UMUM PROMOSI KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata,Wisatawan, Kepariwisataan, dan Kegiatan

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. petualangan, romantik dan tempat- tempat eksotik, dan juga meliputi realita

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya merupakan suatu cara

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN WISATA AGRARIS

BAB II LANDASAN TEORI

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Pariwisata bila ditinjau secara harfiah berasal dari asal kata wisata dengan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN DAN AGROWISATA. Jika kita tinjau lebih dalam arti dari Pariwisata itu menurut asal katanya, pari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan objek-objek pariwisata di Indonesia. Masyarakat

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan destinasi wisata yang sudah

DEFINISI- DEFINISI A-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Pariwisata merupakan bentuk perjalanan sementara waktu meninggalkan

BAB II KAJIAN TEORITIS. alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

BAB II URAIAN TEORITIS. : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. Sedangkan wisata

BAB II TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja,

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

OPTIMALISASI PELAYANAN PARIWISATA PROPINSI DI YOGYAKARTA SAAT WEEKEND-WEEKDAYS BERDASARKAN SEGMENTASI WISATAWAN NUSANTARA

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin baik, hal tersebut tentunya akan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

MODEL SISTEM INFORMASI PARIWISATA MULTIUSER MENGGUNAKAN KONSEP E-MALL

BAB II KAJIAN TEORITIS. atau menghasilkan barang atau jasa melalui proses. Industri pariwisata bukanlah suatu

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan sektor pariwisata. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. adalah suatu bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya, yang

BAB II TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Umum dalam Sistem Kepariwisataan

BAB II KEPARIWISATAAN. Istilah pariwisata baru dikenal di Indonesia ketika berlangsung

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap.

BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rohayati, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan di Indonesia. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peran city walk sebagai faktor pendukung perkembangan pariwisata kota Solo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA

BAB II KAJIAN TEORI. Promosi adalah kegiatan menawar (Kasmir, 2004 : 176). Menurut Bashu

BAB II KAJIAN TEORETIS. menjadi sumber devisa negara, yang merupakan sektor dari non-migas yang dapat

BAB II URAIAN TEORITIS

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Secara etimologi, kata pariwisata berasal dari bahasa Sanskerta. pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar atau berkeliling. Dan wisata berarti perjalanan atau berpergian. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari suatu tempat ketempat lain. Berdasarkan Undang-Undang RI No 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan menyebutkan bahwa pariwisata adalah : Berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Robert McIntosh bersama Gupta mengungkapkan bahwa pariwisata adalah : Gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah serta masyarakat dalam proses menarik dan melayani wisatawanwisatawan ini serta para pengunjung lainnya. Herman von Schullern zu schrattenhofen merumuskan bahwa pariwisata adalah : sejumlah kegiatan terutama yang bersifat ekonomi, yang secara langsung berkaitan dengan masuk, tinggal, dan bergeraknya orang-orang asing didalam suatu negara, kota, atau wilayah.

E. Guyer-Freuler memberikan rumusan tentang pengertian pariwisata adalah : pariwisata dalam arti modern merupakan gejala zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan atas kesehatan dan penggantian hawa, sebagai suatu penilaian yang sadar dan tumbuhnya rasa cinta terhadap keindahan alam, sebagai akibat dari perkembangan pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat yang merupakan hasil dari perkembangan perniagaan, industri, perdagangan dan penyempurnaan alat-alat angkutan. Sedangkan Prof. Hunzieker dan Prof. Krapf mengatakan bahwa pariwisata adalah : sejumlah hubungan-hubungan dan gejala-gejala yang dihasilkan dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-usaha yang bersifat permanen sebagai usaha mencari kerja penuh. Berdasarkan beberapa defenisi yang dikemukakan di atas terdapat beberapa yang merupakan ciri dari pariwisata, yaitu : Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain. Perjalanan tersebut dilakukan untuk sementara. Perjalanan tersebut berkaitan dengan rekreasi. Orang-orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah ditempat yang dikunjunginya, tetapi hanya sebagai konsumen.

Dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang dari suatu tempat ke tempat lain, untuk sementara waktu dengan maksud atau tujuan tidak untuk berusaha atau mencari pekerjaan di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan bertamasya untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. 2.2 Pengertian Wisatawan Berbicara mengenai pariwisata tentu tidak terlepas dari pembicaraan masalah wisatawan. Dan salah satu yang harus kita ketahui adalah siapa yang disebut dengan wisatawan. Banyak orang yang mendefenisikan wisatawan itu secara simpel yaitu wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata. Tetapi pemahaman tersebut masih tergolong sempit atau biasa. Berdasarkan Undang-Undang RI No 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan menyebutkan bahwa wisatawan adalah orang-orang yang melakukan wisata. Berdasarkan Undang-Undang No 9 tahun 1969 menyebutkan bahwa wisatawan adalah : Setiap orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ketempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungannya itu. Berdasarkan konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai perjalanan internasional dan pariwisata di Roma tahun 1963 menyatakan bahwa wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara selain negara tempat tinggalnya yang biasa, untuk berbagai tujuan selain mencari dan melakukan suatu pekerjaan yang menguntungkan di negara yang dikunjungi. Dari defenisi tersebut telah

mencakup wisatawan (tourist) yaitu pengunjung yang datang tinggal paling sedikit 24 jam di negara yang dikunjungi. Dari defenisi-defenisi yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan batasan yang disebut sebagai wisatawan adalah : Perjalanan yang dilakukan lebih kurang 24 jam Perjalanan yang dilakukan hanya untuk sementara Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat tujuannya. 2.3 Pengertian Industri Pariwisata Ketika kita mendengar kata industri, maka tumbuh gambaran dibenak kita adalah suatu bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya dan menghasilkan produk dalam bentuk barang. Namun industri pariwisata jauh berbeda dengan yang kita lihat biasanya. Para ahli umumnya memberi batasan pengertian kata industri sebagai berikut : Industri adalah segala usaha yang bertujuan untuk menghasilkan barangbarang atau jasa. Industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang sejenis atau serupa. Industri adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan (firms) yang menggunakan bahan mentah yang sama (Yoeti, 1983:138)

Dari pengertian-pengertian kata industri seperti yang telah diuraikan di atas, maka kita cenderung untuk memberikan batasan tentang industri pariwisata, yaitu : industri pariwisata adalah kumpulan bermacam-macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang dan jasa (good and service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya (Yoeti, 1983:140) R.S Damarjadi (dalam Yoeti, 1983:141) menjelaskan arti industri pariwisata, yaitu : Industri pariwisata adalah kumpula usaha yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Pengertian industri pariwisata akan lebih jelas bila kita mempelajari dari jasa atau produk yang dihasilkan atau pelayanan yang diharapkan wiatawan ketika melakukan perjalanan. Dengan demikian akan terlihat tahap-tahap wisatawan sebagai konsumen yang memerlukan pelayanan tertentu. Industri pariwisata mulai dikenal di Indonesia setelah dikeluarkan instruksi Presiden RI No 9 tahun 1969, dimana dalam Bab II pasal 3 (Yoeti, 1983:138) disebutkan : Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara. Sesuai dengan instruksi presiden tersebut (Yoeti, 1983 : 138) dikatakan bahwa tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah :

Meningkatkan pendapatan devisa, pada khususnya dan pendapatan negara pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatankegiatan industri sampingan lainnya. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia. Meningkatkan persaudaraan/persahabatan nasional dan internasional. Dengan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa usaha-usaha yang berhubungan dengan kepariwisataan merupakan usaha yang bersifat Comercial. Hal tersebut dapat dilihat dari betapa banyaknya jasa yang diperlukan oleh wisatawan jika melakukan perjalanan wisata semenjak ia berangkat dari rumahnya hingga kembali ke rumahnya tersebut. Jasa yang diperoleh tidak hanya oleh satu perusahaan yang berbeda fungsi dalam proses pemberian pelayanannya. Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri pariwisata yaitu : Travel Agent Perusahaan Angkutan (Transportasi) Akomodasi Perhotelan Bar dan Restoran Souvenir dan Handicraft Perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan aktifitas wisatawan, seperti : tempat menjual dan mencetak foto, film, kamera, postcards, kantor pos, money changer, bank, dan lain-lain (Yoeti, 1983 : 147)

2.4 Produk Pariwisata Jika berbicara mengenai produk, kita cenderung memikirkan kalau produk itu berwujud barang, tetapi produk tersebut ada dua yaitu barang dan jasa. Dalam hal pariwisata, produk yang dipasarkan adalah dalam arti jasa atau pelayanan (service) Baud-bovy (dalam Yoeti, 2002:128) mengatakan, Produk pariwisata adalah sejumlah fasilitas dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu sumber daya yang terdapat pada suatu Daerah Tujuan Wisata, fasilitas yang terdapat di suatu Daerah Tujuan Wisata dan transportasi yang membawa dari tempat asalnya ke suatu Daerah Tujuan Wisata tertentu. Untuk lebih mengenal produk pariwisata kita harus mengetahui ciri-ciri produk pariwisata tersebut yaitu : Hasil atau produk pariwisata itu tidak dapat dipindahkan. Pada umumya peranan perantara (middlemen) tidak diperlukan karena proses produksi terjadi saat bersamaan dengan konsumsi. Hasil atau produk pariwisata tersebut tidak dapat ditimbun. Hasil atau produk pariwisata tidak memiliki standart atau ukuran yang objektif. Permintaan (demand) terhadap hasil atau produk pariwisata tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non ekonomis. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang akan dibelinya

Hasil atau produk pariwisata itu banyak tergantung pada tenaga manusia dan sedikit sekali yang dapt diganti dengan mesin. Dari segi pemilihan usaha, penyediaan produk industri pariwisata dengan membangun sarana kepariwisataan yang memakan biaya besar (Yoeti, 1983:156) 2.5 Pengertian Sarana dan Prasarana 2.5.1 Sarana Kepariwisataan Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung dan kehidupannya tergantung kepada kedatangan wisatawannya. Sarana kepariwisataan ini harus tetap dijaga dan ditingkatkan baik dari segi kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan perkembangan kebutuhan wisatawan. Untuk mendukung pencapaian yang lebih baik perlu adanya kemampuan pengelolaan yang memadai sesuai dengan kondisi objek dan kebutuhan pengunjung. Sarana wisata dapat dibagi dalam 3 (tiga) unsur pokok, antara lain : Sarana pokok kepariwisataan (main Tourism Suprastructure) Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata, yang termasuk di dalamnya adalah : Travel Agent Tour Operator Perusahaan Transportasi

Restoran, Bar, objek dan atraksi wisata. Sarana pelengkap kepariwisataan (Supplementing Tourism Suprastructure) Sarana pelengkap kepariwisatan adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah untuk membuat agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal, di tempat atau daerah yang dikunjunginya. Yang termasuk dikelompok ini adalah : Sarana olahraga, misalnya : lapangan tenis, lapangan golf, kolam renang, permainan bowling, dan lain sebagainya. Sarana ketangkasan, misalnya : permainan billiard, jackpot, pachinco, dan lain sebagainya. Sarana penunjang kepariwisataan Sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana pokok dan sarana pelengkap yakni fasilitas-fasilitas yang diperlukan wisatawan khususnya tourism bussiness yang berfungsi untuk membuat para wisatawan lebih lama tinggal di daerah yang dikunjungi agar lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di daerah tersebut. Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah : Night Club Casino Steambath

2.5.2 Prasarana Kepariwisataan Prasarana (infrastructure) kepariwisataan sesungguhnya merupakan tourist supply yang perlu dipersiapkan atau disediakan bila akan mengembangkan industri pariwisata, karena kegiatan pariwisata pada hakekatnya tidak lain adalah salah satu kegiatan dari sektor perekonomian juga. Yang dimaksud prasarana (infrastructure) adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia memenuhi kebutuhannya. Jadi fungsi dari prasarana adalah ntuk melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagai mana mestinya (Yoeti, 1983:170). Adapun beberapa prasarana yang dapat menunjang pelayanan dan kemudahan bagi wisatawan, meliputi : Pelayanan makan dan minum, yang dapat menyajikan makanan dan minuman khas setempat. Pelayanan tenaga kerja, yang sangat dominan sekali dibutuhkan karena salah satu kunci keberhasilan pembangunan objek wisata adalah kemampuan para tenaga kerja untuk mengelola dengan baik suatu kawasan objek wisata, Pelayanan informasi, agar dapat mengatur dpengunjung yang datang ke objek wisata.

2.7 Kunjungan Wisata Berbicara tentang kunjungan wisata, tentu erat hubungannya dengan kuantitas pengnjung yang berkunjung ke suatu daerah objek wisata. Dengan kata lain, dapat didefenisikan bahwa kunjungan wisata adalah jumlah wisatawan yang datang ke suatu objek wisata. Meningkatnya kunjungan wisata di suatu objek wisata sangat ditentukan oleh jenis dan daya tarik yang terdapat di objek wisata tersebut. 2.8 Strategi Peningkatan Kunjungan Wisata Strategi peningkatan kunjungan wisata adalah upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kunjungan di suatu objek wisata. Salah satu upaya tersebut yaitu melalui pembangunan atau pengembangan objek wisata. Pengembangan suatu objek wisata harus dilakukan berdasarkan konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang artinya pengembangan sumber daya (atraksi, aksesibilitas, amenitas) pariwisata yang bertujuan untuk memberikan keuntungan optimal bagi pemangku kepentingan (stakeholders) dan nilai kepuasan optimal bagi wisatawan dalam jangka panjang (Janianton Damanik dan Helmut F. Weber, 2006).