BAB 1 PENDAHULUAN. sarana dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Basori, 2016).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran dalam suatu pendidikan. Dalam arti lain, penilaian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Ilham Taufik Effendi, 2015 PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini. Sebelumnya tidak tahu menjadi mengerti tata cara hidup yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Konstruksi nasional dalam bidang pendidikan merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik (Syah, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dan tanpa manusia, organisasi tidak akan berfungsi. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Perubahan yang dialami akan berlangsung cepat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Mutu Pendidikan Nasional secara umum harus ditingkatkan, baik dari proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

Pengambilan di bagian akademik

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

PERAN PENGURUS HMP PGSD DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DI PROGDI PGSD FKIP UMS

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah sebuah proses pembelajaran yang menjadi sarana dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Basori, 2016). Dengan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan mutu, kemampuan, kemandirian dan pengetahuan generasi penerus bangsa Indonesia. Selaras dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Perguruan tinggi merupakan suatu lembaga pendidikan yang diharapkan mampu merealisasikan dan mewujudkan serta menjawab tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global (UU No.20 tahun 2003). Perguruan tinggi adalah sebuah jenjang pendidikan negeri maupun swasta yang menjadi sarana pembelajaran dan transfer pengetahuan antara tenaga pengajar (dosen) dan mahasiswa

sehingga dari proses tersebut dapat melahirkan pribadi-pribadi yang unggul dalam berbagai disiplin ilmu (Syah, 2010). Proses pendidikan di jenjang Perguruan Tinggi akan disertai dengan kegiatan evaluasi akademik guna melihat pencapaian mahasiswa selama mengikuti perkuliahan. Mavis (2010) menyatakan bahwa penilaian akademik adalah aspek penting dalam proses pendidikan karena dapat memberikan umpan balik tentang kinerja pembelajaran mahasiswa. Oleh karena itu salah satu kewajiban mahasiswa adalah belajar dengan tekun dan bersungguh-sungguh agar memperoleh prestasi tinggi (Peraturan Rektor Nomor : 53.a/XIII/A/Unand-2011 Pasal 6 ayat 1 ). Hal tersebut harus dibuktikan dengan prestasi akademik yang diperoleh seorang mahasiswa selama proses pendidikan di Universitas tempat dia berada. Prestasi akademik merupakan tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan mahasiswa dalam proses belajar pada jangka waktu tertentu dan dinyatakan dalam bentuk Indeks Prestasi (IP) (Azali, 2017). IP merupakan ukuran kemajuan belajar pada semester tertentu. IP kemudian diukur dari semester pertama sampai semester diadakannya evaluasi untuk menyatakan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) (Peraturan Rektor Unand Nomor 13 Tahun 2014). Prestasi akademik dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berbeda pada setiap individu, salah satunya adalah faktor eksternal yaitu aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler dilingkungan sekitarnya (Kumalasari, 2011). Kegiatan ekstrakulikuler bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, dan menjadi tempat untuk 2

mengasah soft skill serta pengembangan minat dan bakat mahasiswa. Salah satu kegiatan ekstrakulikuler adalah organisasi intra kampus. Organisasi adalah sarana dan wahana untuk mengembangkan bakat, minat, serta potensi diri para aktivis yang ada dalam organisasi tersebut (Edi, 2014: 77). Organisasi kemahasiswaan merupakan kegiatan di Perguruan Tinggi yang diselenggarakan dengan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa (Sukirman, 2004: 72). Organisasi merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan peningkatan ilmu dan pengetahuan, serta integritas kepribadian mahasiswa. Organisasi juga menjadi wadah pengembangan mahasiswa yang meliputi pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat dan kegemaran mahasiswa itu sendiri (Sudarman, 2004: 34). Selaras dengan itu, Peraturan Rektor Nomor 7 tahun 2009 pasal 9 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa setiap mahasiswa yang akan menempuh ujian kesarjanaan harus mengumpulkan sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) nilai angka kredit Student Activities Performance System (SAPS) yang didapatkan dari keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan ekstrakulikuler selama menjalani studi. SAPS betujuan untuk menghasilkan alumni yang mempunyai kemampuan soft skill, sehingga mahasiswa perlu didorong agar aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan (Peraturan Rektor Universitas Andalas, Nomor 7 tahun 2009). Dalam sebuah organisasi, mahasiswa akan menempati jabatan yang berbeda. Jabatan dalam organisasi adalah ketua, koordinator dan anggota. 3

Dari penelitian yang dilakukan oleh Febriana (2013) diperoleh hasil bahwa jabatan paling banyak yang ditempati dalam sebuah organisasi adalah sebagai anggota organisasi. Hasil ini adalah hal yang wajar karena dalam sebuah organisasi, jumlah yang paling banyak adalah anggota. Menurut Haryono (2014) mahasiswa yang aktif dalam kegiatan organisasi dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Penelitian Hawkins (2010) memperoleh hasil bahwa rata-rata nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa yang aktif di organisasi lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi. Hasil yang sama juga ditunjukkan dari penelitian Rafdhi (2017) pada mahasiswa Kedokteran Universitas Andalas, menyebutkan bahwa mahasiswa dengan kategori sangat aktif dalam organisasi memiliki rata-rata Indeks Prestasi yang paling baik. Penelitian yang dilakukan oleh Hyatt (2011) yang dilakukan di Florida Selatan memperoleh hasil bahwa jumlah jam rata-rata per minggu yang digunakan untuk berorganisasi adalah 8 jam. Pada penelitian Azali (2017) didapatkan bahwa rata-rata waktu yang dihabiskan dalam satu minggu untuk berorganisasi adalah 7,65 jam. Satu dari tiga Program Studi Kebidanan tingkat strata satu (1) yang ada di Indonesia berada dalam Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi terkemuka dan tertua di Sumatera, yaitu Universitas Andalas. Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas merupakan Program Studi kebidanan strata satu pertama yang ada di Pulau Sumatera, 4

didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Budaya Nomor 393/E/O/2012 tanggal 14 November 2012. Sistem pendidikan yang digunakan pada tahap Akademik adalah Student Centered Learning (SCL) dengan pendekatan Problem Based Learning (PBL) atau belajar berdasarkan masalah untuk mengenal pengetahuan dan keterampilan klinis mahasiswa berdasarkan Evidance Based. Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa adalah fokus utama pembelajaran dan mahasiswa didorong untuk mampu belajar mandiri dengan baik agar mendapatkan hasil belajar yang memuaskan (Universitas Andalas, 2008). Selain keilmuan, mahasiswa kebidanan juga dituntut memiliki kemampuan memimpin dalam sebuah komunitas (Surachmindari, 2013). Pemimpin adalah seseorang yang membimbing orang lain secara persuasif sehingga dapat mewujudkan tujuan bersama (Brungardt, 2011). Organisasi dapat menjadi wadah bagi mahasiswa dalam melatih dan meningkatkan kemampuan kepemimpinan, penalaran dan manajemen waktu ( Sudarman, 2004). Di program studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas terdapat beberapa kegiatan organisasi intra kampus, diantaranya Himpunan Mahasiswa (HIMA), Dewan Perwakilan Anggota (DPA), Kelompok Kegiatan Mahasiswa (KKM) Forum Kebidanan Islam (FBI Asy-Syifa) dan Klub English Holic Midwifery (EHM) yang dimotori langsung oleh Mahasiswa Program Studi Kebidanan sebagai penggerak organisasi. 5

Selain itu, mahasiswa Program Studi S1 Kebidanan juga aktif dalam kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) baik di tingkat Fakultas maupun Universitas. Keberadaan Kampus Program Studi Kebidanan yang berlokasi di Jalan Niaga No.56 Padang dan terpisah dari Fakultas dan Universitas, akan berpengaruh pada waktu yang digunakan mahasiswa untuk kegiatan organisasi dalam satu minggu. Hal ini dikarenakan jarak tempuh mahasiswa untuk menghadiri kegiatan organisasi yang ada di Fakultas dan Universitas. Penulis melakukan survei pertama pada bulan Februari 2018, kepada 36 lulusan Sarjana Kebidanan Fakultas Kedokteran Unand. Pada survei yang dilakukan, peneliti mendata perolehan IPK dan SAPS. Dari survei yang dilakukan didapatkan bahwa mahasiswa dengan kategori SAPS sangat aktif berjumlah 9,5%, kategori aktif 47,6% dan kurang aktif sebanyak 42,8%. Sebanyak 69,4% mahasiswa menjabat sebagai anggota didalam organisasi, 25% sebagai koordinator dan 5,5% sebagai ketua didalam organisasi. Berdasarkan hasil survei didapatkan jumlah jam rata-rata yang dihabiskan untuk organisasi intra kampus cukup bervariasi, mulai dari 2 jam per minggu sampai 24 jam per minggu. Saat dirata-ratakan, maka didapatkan hasil 7,2 jam dalam satu minggu. Sebagian besar mahasiswa yaitu sebanyak 62,1% mengahabiskan waktu 6,5 jam dalam satu minggu untuk kegiatan berorganisasi. 6

Berdasarkan survei awal tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai Hubungan keikutsertaan mahasiswa Program Studi S1 Kebidanan Universitas Andalas dalam organisasi intra kampus dengan prestasi akademik. Maksud dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi intra kampus, baik dari segi jumlah organisasi yang diikuti, jabatan didalam organisasi, dan jumlah rata-rata waktu perminggu yang digunakan untuk organisasi dengan capaian prestasi akademik yang dinilai melalui Indeks Prestasi mahasiswa. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana hubungan keikutsertaan mahasiswa Program Studi S1 Kebidanan Universitas Andalas dalam organisasi intra kampus dengan prestasi akademik. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan keikutsertaan mahasiswa Program Studi S1 Kebidanan Universitas Andalas dalam organisasi intra kampus dengan prestasi akademik. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan organisasi Intra kampus berdasarkan jumlah organisasi yang diikuti, jabatan didalam organisasi dan jumlah rata-rata waktu perminggu yang digunakan untuk organisasi. 2. Mengetahui gambaran pencapaian prestasi akademik mahasiswa. 7

3. Mengetahui hubungan jumlah organisasi, jabatan dalam organisasi dan jumlah jam rata-rata dalam seminggu untuk berorganisasi intra kampus dengan prestasi akademik mahasiswa. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat bagi peneliti Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang hubungan keikutsertaan mahasiswa Program Studi S1 Kebidanan Universitas Andalas dalam organisasi intra kampus dengan prestasi akademik. 1.4.2 Manfaat bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat menjadi acuan dan data dasar bagi Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas untuk mengetahui gambaran kualitas mahasiswa. 1.4.3 Manfaat Bagi Mahasiswa Sebagai pedoman mahasiswa dalam keikutsertaan organisasi intra kampus sehingga dapat mengetahui batasan dalam berorganisasi dan dapat meraih prestasi akademik dengan lebih baik. Sebagai referensi atau bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai tema yang sama. 1.4.4 Manfaat Bagi Pemegang Kebijakan Sebagai pedoman dalam mengeluarkan regulasi kegiatan organisasi intra kampus sehingga keseimbangan antara organisasi dengan prestasi akademik mahasiswa dapat tercapai. 8