Bab 5 Penutup. Kesimpulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai macam

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang penduduknya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Kebutuhan akan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

I. PENDAHULUAN. memiliki fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup karena

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

BAB V KESIMPULAN. masalah pada sistem usaha tani modern. Beberapa di antaranya mengenai

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan upaya sadar dan terancang untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dan berusaha, memberi sumbangan pada pengembangan wilayah. Misi. memberi sumbangan yang besar kepada pembangunan nasional (Abdoel

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dari roda. perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA

Beras dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi besar untuk dikembangkan. Potensi tersebut meliputi nilai ekonomi,

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dalam arti sempit dan dalam artisan luas. Pertanian organik dalam artisan sempit

I. PENDAHULUAN. lainnya, baik dalam bentuk mentah ataupun setengah jadi. Produk-produk hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pemenuh kebutuhan pangan, penyedia bahan mentah untuk industri, penyedia

I. PENDAHULUAN. menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas mengenai rencana pengembangan bisnis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. pertanian menjadi daerah permukiman, industri, dan lain-lain. Menurut BPN

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

PENDAHULUAN. Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting

DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1)

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Sawah. memberikan manfaat yang bersifat individual bagi pemiliknya, juga memberikan

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Negeri Sakti merupakan salah satu desa di Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. padi sawah merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun.

BAB I PENDAHULUAN. dalam beragam bentuk, maksud, dan tujuan. Mulai dari keluarga, komunitas,

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Dengan jumlah. penduduk yang semakin meningkat maka kebutuhan akan pangan juga akan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Pertanian (SIPP) yaitu: terwujudnya sistem pertanianbioindustri

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI KABUPATEN JEMBRANA

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia saat ini tengah menghadapi sebuah kondisi krisis pangan seiring

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

I. PENDAHULUAN. ini belum mampu memenuhi kebutuhannya secara baik, sehingga kekurangannya

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

ANALISIS PERBANDINGAN KANDUNGAN KARBOHIDRAT, PROTEIN, ZAT BESI DAN SIFAT ORGANOLEPTIK PADA BERAS ORGANIK DAN BERAS NON ORGANIK SKRIPSI

ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN JANGKA PANJANG

Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia. Sistem Ekonomi Indonesia Hubungan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan sumber utama untuk

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V BELENGGU JAGUNG HIBRIDA PADA PETANI DUSUN SATU SUDIMORO. A. Masuknya Benih Jagung Hibrida ke Dusun Satu Sudimoro

II. TINJAUAN PUSTAKA

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Tataniaga Kubis (Brasica Olereacea) Organik Bersertifikat Di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam

Transkripsi:

Bab 5 Penutup Kesimpulan Fenomena dalam pertanian memiliki tantangan tersendiri dalam perkembangannya. Hasil tanaman pangan khususnya padi di Desa Ringgit yang dianggap kurang baik membuat masyarakat harus membuat inovasi baru dalam perkembangan pertaniannya. Faktor alam yang sudah tidak dapat mendukung Pranata Wangsa yang menjadi kekuatan kearifan lokal membuat masyrakat mulai beralih dengan metode konvensional dan pola pertanian tersebut hampir sama dengan yang diperintahkan oleh pemerintah sejak era industrialisasi di Indonesia mulai ditanamkan. Adanya industri membuat tenaga kerja pertanian beralih dan lebih terserap ke industri, sehingga pertanian pelan-pelan mulai berdampak kemunduran dan penurunan jumlah petani. Walaupun bukan menjadi profesi yang dianggap istimewa, namun petani merupakan cikal bakal penggerak kemajuan tanaman pangan khususnya dengan tanaman padi yang ramah lingkungan, dan mensejahterakan masyarakat. Teknologi menjadi instrument petani untuk menghadapi kendala dan menghasilkan produk yang berkualitas. Untuk memajukan pertanian, masyarakat Desa Ringgit terus berfokus pada penggunaan metode tanam SRI yang menjadikan pertanian sebagai pilihan untuk menghasilkan tanaman organik. Perbedaan dalam penggunaan sistem tanam bukan menjadi batasan dalam kehidupan sosial di desa Ringgit. Karena dalam metode tersebut organik atau konvensional dapat dibedakan dalam sistem penanamannya. Butuh waktu dalam menghasilkan lahan organik dalam proses penggunaan metode tanam SRI. Karena untuk menghasilkan beras organik membutuhkan waktu minimal 3 kali masa tanam (MT). Bahkan alam pun merasakan dampak dari metode tanam SRI yaitu dengan semakin suburnya lahan pertanian bebas kimia, bahkan lahan pun tidak memerlukan kompos yang banyak 69

dikarenakan nutrisi tanah yang tinggi dan subur tanpa bahan kimia. Hal ini menjadi fokus bagi para petani SRI di Ringgit untuk selalu mengembangkan dan berinovasi untuk menghasilkan lahan organik walau masih belum begitu banyak yang beralih ke metode tanam SRI ini, selain perluasan lahan, penerapan SRI merambah pada pola pengembangan tanaman lain yang dapat membantu kebutuhan tanaman pangan seperti sayuran dan buah. Harapan yang dihasilkan seiring pertambahan lahan juga, kelompok tani berusaha untuk menghasilkan produk pertanian yang bisa memberikan kepercayaan di masyarakat dengan adanya legalitas produk aman dan benar-benar organik yang dibuktikan dengan sertifikasi nasional dan internasional. Para petani desa Ringgit pada awalnya menanam padi dengan sistem SRI Organik hanya untuk kebutuhan atau konsumsi rumah tangga mereka. Namun seiring berjalannya waktu, penanaman dengan metode SRI bagi para petani justru malah menghasilkan produksi yang lebih banyak ketimbang bertani dengan cara konvensional. Selain beras yang dihasilkan adalah beras sehat, harga dipasar dan permintaan juga tinggi untuk beras organik. Berawal dari konsumsi rumah tangga dan menghasilkan produk pertanian yang sehat, para petani desa Ringgit berupaya melakukan inovasi - inovasi. Dari mulai membuat varietas bibit sendiri yang dilakukan secara swadaya oleh beberapa petani, dimana menghasilkan pembibitan dari proses perkawinan silang antar jenis padi yang menghasilkan bibit yang terbaik dan menjadi ciri khas bibit di Desa Ringgit, hingga menghasilkan produk beras sehat yang dinamakan beras Bogowonto. pemasaran beras Bogowonto dilakukan dengan sistem pola bagaimana beras ini tidak melalui tengkulak tetapi langsung ke konsumen, hal ini agar harga beras tetap stabil dan menjadi produk yang bermutu di mata konsumen. Pemasaran dikelola oleh beberapa anggota kelompok tani pemuda lestari dalam suatu manajemen dan didistribusikan kepada saudara dan kerabat yang berada diluar Desa Ringgit Meningkatnya kesejahteraan petani yang dilihat dari pendapatan merupakan wujud nyata dari hasil kerja keras petani Desa 70

Ringgit dalam mengembangkan komoditi beras. Konsep pertanian berkelanjutan yang sesuai pada masyarakat petani tanaman pangan, khususnya beras adalah pertanian yang menganut prinsip penanaman yang ramah lingkungan dan mempertahankan serta menjada kesuburan tanah tanpa merusak dalam jangka panjang. Penanam yang ramah lingkungan menjadi andalan penanaman yang menjaga keseimbangan alam yang diwujudkan dalam pengendalian lingkungan seperti pemahaman terkait rantai makanan dalam pola menjadi proses menghasilkan tanaman pangan. Pertanian SRI Organik pada para petani di Desa Ringgit terbukti memiliki keunggulan baik dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Pertanian SRI mengkonsumsi lebih sedikit air dan energi, meningkatkan kompisisi unsur hara tanah, menekan biaya produksi, meningkatkan partisipasi masyarakat, serta ramah terhadap lingkungan. Sementara pertanian konvensional tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan. Manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan dari sistem tanam SRI tersebut. Itulah alasan mengapa pertanian berkelanjutan merupakan cara terbaik untuk mengakomodasi kebutuhan pangan dan mempertahankan kelestarian lingkungan, baik untuk generasi sekarang maupun generasi yang akan datang Dari rangkuman hasil penelitian yang telah dijabarkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan : 1. Pada awalnya metode tanam SRI dianggap oleh para petani sebagai metode tanam tidak praktis dan tidak efisien dan tidak menghasilkan nilai tambah bagi para petani. Tetapi berkat kegigihan beberapa petani yang konsisten dengan menanam dengan metode SRI, seiring berjalannya waktu justru mematahkan anggapan tersebut dan metode SRI merupakan metode yang tepat. Selain menghasilkan nilai tambah bagi para petani juga lahan sawah menjadi lebih subur karena tidak mengandung bahan kimia. Metode tanan SRI berhasil memberikan manfaat nilai tambah bagi para petani dengan melihat nilai dari bab analisis usaha tani (Tabel I. Analisis usaha 71

tani Konvensional dan SRI Organik),menunjukkan bahwa pendapatan bersih SRI Organik 3x lebih besar ketimbang pertanian konvensional yaitu SRI senilai Rp.4.977.200,- sedangkan pertanian metode konvensional adalah Rp. 1.907.850,- 2. Penanaman padi dengan metode SRI terbukti efektif. Hal ini ditunjukkan ketika lahan pertanian di Desa Ringgit mengalami wabah hama dan bencana gunung meletus, dimana lahan pertanian yang konvensional banyak yang rusak dan gagal panen. Hanya padi yang ditanam dengan metode SRI mampu bertahan dan menghasilkan. 3. Mengenai pemasaran hasil pertanian, dengan manajemen organisasi yang tepat. Kelompok tani pemuda lestari mampu mensejahterakan para anggotanya dengan nilai jual yg stabil tanpa melewati tengkulak dan langsung ke konsumen. 4. Kondisi ekonomi rumah tangga yang menanam dengan metode SRI lebih sejahtera ketimbang rumah tangga yang menanam secara konvensional, hal ini ditunjukkan dengan kepemilikan lahan (aset), serta pola manajemen yang baik. 5. Sebagai petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Pemuda Lestari, setiap anggota memiliki kemandirian dalam mengembangkan kemampuannya dan berusaha untuk dapat mengembangkan kemampuannya. Pemerintah dalam hal ini diharapkan mampu mendukung pengembangan sumber daya petani khususnya petani SRI. Bantuan pemerintah tidak lagi berupa dana hibah dan barang yang tidak sesuai atau yang dianggarkan sesuai keinginan pemerintah semata, namun bantuan harus disesuaikan kebutuhan petani itu sendiri dan organisai dari Kelompok Tani. 6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mungkin diindahkan oleh petani. Sarana informasi dan komunikasi tidak hanya menjadi milik orang-orang tertentu, namun hal tersebut dapat dibagi dan dikembangkan bersama didalam kelompok 72

tani. Adanya bangunan serbaguna yang biasa digunakan untuk kegiatan produksi, penyimpan hasil bumi, dan juga sarana sebagai tempat berkumpul dalam membagikan ilmu pengetahuan sangat mendukung proses terciptanya sumber daya petani, yang dapat menggeser anggapan profesi merupakan tingkatan yang rendah, namun profesi petani dapat meningkatkan derajat dan sumber matapencaharian yang benar-benar utama dimasyarakat. 7. Semenjak adanya industri sebagai pilihan untuk mencari pendapatan, banyak SDM di usia muda di Desa Ringgit memilih untuk merantau agar dapat mengubah nasib. Hal ini tidak bisa hanya dipandang sebelah mata saja, namun banyak hal yang perlu dijelaskan dalam hal yang kompleks ini. Banyak lahan terbengkalai yang berubah menjadi wilayah industri dan terkonversi menjadi hunian perumahan. Selain itu, pengelolaan lahan pertanian yang ada dilakukan oleh kaum tua, dan tidak berhenti disitu, kepemilikan lahan juga menjadi kendala untuk mereka agar dapat menikmati hasil yang sepadan, bukan hasil yang selalu berbagi dengan tuan tanah. Antara lahan dan SDM merupakan keterkaitan yang tidak dapat dilepaskan. Implikasi Teoritis Inovasi sebagai penunjang yang memiliki rentetan kemampuan untuk mengubah pola masyarakat tertinggal menjadi masyarakat maju yang memiliki kemampuan untuk mensejahterakan sesama. Kemampuan ini dilihat dari penerapan inovasi yang memiliki nilai yang dapat diserap masyarakat. Dari pemahaman menurut Simamora (2003) menyatakan bahwa inovasi adalah suatu ide, praktek, atau produk yang dianggap baru oleh individu atau grup yang relevan. Sedangkan Kotler (2003) mengartikan inovasi sebagai barang, jasa, dan ide yang diangap baru oleh seseorang. Pola pertanian organik memang bukan merupakan ide yang baru, namun ketika ide tersebut mengalami 73

modifikasi dalam inovasi menjadi bentuk metode SRI, maka hal ini yang mampu membantu petani menghasilkan produk tanaman pangan yang baru dan memunculkan bentuk-bentuk jasa yang mampu mensejahterakan petani sendiri dan sesama masyarakat. Implikasi Terapan Pertanian yang ramah lingkungan menjadi pertimbangan bagi petani apakah masih menerapkan metode tanam konvensional dengan mengejar kuantitas hasil atau kualitas hasil dari pertanian organik yang mampu menjaga kelsetarian lingkungan dari dampak penggunaan bahan kimia yang terlalu banyak dengan tempo yang sudah berpuluh tahun. Adapun implikasi penerapan dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut. 1. Pertanian yang baik diwujudkan pemahaman kondisi lahan pertaniannya. Pelaku pertanian harus tanggap menanggapi kerusakan lahan dan produktivitas hasil lahan yang diakibatkan oleh penggunaan produk pertanian dalam jangka panjang. Dampak yang dialami seharusnya cepat direspon dan ditanggulangi dalam memberikan hasil terbaik bagi pelaku pertanian. 2. Pelaku pertanian dapat selektif dalam melakukan pengelolaan terhadap penggunaan pupuk dan obat. Walaupun lahan pertanian bukan merupakan lahan organik, namun pelaku pertanian harus memperhatikan efek jangka panjang dari penggunaan pupuk dan obat untuk lahan. 3. Untuk mengatasi masalah hama yang dimiliki pertanian jangan memikirkan metode yang sempit yang hanya memikirkan pertanian dalam jangka pendek, namun hal ini harus memperhatikan kondisi lahan dan hasil pertanian pada jangka panjang. Pengendalian hama perlu diberlakukan lebih bijak 74

seperti penggunaan hewan predator, jarak tanam, dan penggunaan bahan organik berupa Mol. 4. Penggunaan metode tanam SRI dapat diterapkan dengan harapan untuk menghasilkan produk yang seimbang antara kualitas dan kuantitasnya. 5. Pelaku pertanian perlu mengembangkan kembali organisasi yang mampu dan unggul pada industri pertanian, dalam menghasilkan sumber produksi pertanian. 75