daerah.sindonews.com dewanpers.or.id gorontalo.aji.or.id kupang.tribunnews.com

dokumen-dokumen yang mirip
KODE ETIK JURNALISTIK

Kode Etik Jurnalistik

Etika Jurnalistik dan UU Pers

Media Siber. Imam Wahyudi Anggota Dewan Pers

KODE ETIK JURNALISTIK

Kode Etik Jurnalistik

PERATURAN DEWAN PERS Nomor: 6/Peraturan-DP/V/2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan

11 Pasal Kode Etik Jurnalistik Dewan Pers

7. Hak Cipta Media siber wajib menghormati hak cipta sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Konsep Pers Profesonal menurut Kode Etik Jurnalistik dan UU Pers

BAB III KODE ETIK JURNALISTIK DEWAN PERS

LAMPIRAN - LAMPIRAN. 1. Apa motivasi Anda berprofesi sebagai wartawan /jurnalis? untuk bersikap indipenden dalam menyikapi sebuah kasus.

National Press Photographers Association ethics morality morals principles standards ethics in photojournalism

PERATURAN DEWAN PERS Nomor: 6/Peraturan-DP/V/2008 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, disajikan lewat bentuk, siaran, cetak, hingga ke media digital seperti website

MENULIS ARTIKEL ONLINE

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, & Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS)

ETIKA JURNALISTIK IJTI JURNALISME POSITIF

BAB IV PENUTUP. peneliti menemukan makna-makna atas pelanggaran-pelanggaran kode etik

BAB 1. Pendahuluan. Media massa adalah sebuah media yang sangat penting pada jaman ini, karena

Hubungan Keanggotaan Wartawan dalam Organisasi Pers dengan Pengetahuan tentang Kode Etik Jurnalistik

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. pun mulai bebas mengemukakan pendapat. Salah satunya adalah kebebasan di bidang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

Hukum dan Pers. Oleh Ade Armando. Seminar Nasional Mengurai Delik Pers Dalam RUU KUHP Hotel Sofyan Betawi, Kamis, 24 Agustus 2006

Kiat Menulis Efektif & Mudah Dicerna

BAB 3 PERANAN PERS. 3. Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam Jurnalisme Online (Studi Deskriptif pada Detikcom) Wulan Widyasari, S.Sos, MA

BAB III PENUTUP. melanggar privasi seseorang adalah:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENULISAN BERITA TELEVISI

Media dan Revolusi Mental. Nezar Patria Anggota Dewan

KODE ETIK GERAKAN NASIONAL PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI (GN PK)

KATA PENGANTAR. Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Media televisi lokal Jogja TV merupakan stasiun televisi yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. adanya tekanan dari pemerintah terhadap media massa semenjak digulingkannya

Report2DewanPers (Tombol Lapor ke Dewan Pers di Media Siber Indonesia)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

KODE ETIK GERAKAN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA ( GNPK-RI ) MUKADIMAH

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Fransiscus Asisi Aditya Yuda / Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

BAB I PENDAHULUAN. menandakan proses komunikasi massa berlangsung dalam tingkat kerumitan yang relatif

PENTINGNYA DEKRIMINALISASI PERS DALAM RUU KUHP

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. Skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RANTAU TV (RAN TV) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

Mencari, Meliput, Menulis B E R I T A

BAB I PENDAHULUAN. media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. penting dalam peta perkembangan informasi bagi masyarakat.

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM SURAT KABAR HARIAN SURYA MALANG

BAB I PENDAHULUAN PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM BERITA KEJAHATAN SUSILA

S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 007/SK/KPI/5/2004 TENTANG

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Pengertian Hukum Dalam Arti Luas : Semua peraturan, baik tertulis maupun tidak tertulis Dalam arti Sempit : Peraturan perundang-undangan yang tertulis

BAB IV PENUTUP. Setelah melakukan analisis terhadap 45 artikel berita mengenai kekerasan

BAB III PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA MASYARAKAT DAN MEDIA PERS MENURUT UU NO. 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

PROVINSI BALI PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK DALAM PEMBERITAAN KASUS KEKERASAN SEKSUAL ANAK

JURNAL SKRIPSI PENGGUNAAN HAK JAWAB DAN HAK KOREKSI DALAM PENYELESAIAN DELIK PERS BERDASARKAN UU NOMOR 40 TAHUN 1999

Sistem Pelaporan Atas Dugaan Penyimpangan atau Pelanggaran (Whistle Blowing System)

Oleh : Litbang Wartapala

KETETAPAN BADAN LEGISLATIF MAHASISWA

BAB IV PENUTUP. baik media cetak maupun elektronik. Demikian pula hal tersebut berlaku bagi

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

BAB IV PENUTUP. 1. Peran organisasi profesi Notaris dalam melakukan pengawasan terhadap

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 32/PUU-VI/2008 Tentang Iklan Kampanye Dalam Pemilu

PERATURAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 01 TAHUN 2013 KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH TENTANG

KAJIAN SERTIFIKASI PADA PROFESI JURNALIS. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

BAB I PENDAHULUAN. diberi kuasa oleh presiden, dan disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat

Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014. PENCEMARAN NAMA BAIK YANG DILAKUKAN OLEH PERS 1 Oleh: Eunike Korua 2

BERITA NEGARA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA

BAB II PENGATURAN HUKUM TERHADAP WARTAWAN DARI TINDAK PIDANA KEKERASAN YANG SEDANG MENJALANKAN TUGAS PROFESI

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RAN TV SEBAGAI TELEVISI SIARAN PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita)

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) HUKUM DAN KODE ETIK JURNALISTIK

seksual yang menimpa anak-anak. Bermula dari munculnya kasus kekerasan Indonesia. Kasus kekerasan seksual anak yang lain yaitu oleh Emon yang terjadi

BAB VI PENUTUP. bahwa pengkonstruksian berita-berita kriminal di Harian Umum Timor Express belum sesuai

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

daerah.sindonews.com dewanpers.or.id gorontalo.aji.or.id kupang.tribunnews.com

Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. (dewanpers.or.id)

Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik. (dewanpers.or.id)

Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah. (dewanpers.or.id)

Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul. (dewanpers.or.id)

Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan. (dewanpers.or.id)

Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap. (dewanpers.or.id)

Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the record sesuai dengan kesepakatan. (dewanpers.or.id)

Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani. (dewanpers.or.id)

Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik. (dewanpers.or.id)

Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa. (dewanpers.or.id)

Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional. (dewanpers.or.id)

Dewan Pers: - Dibentuk tahun 1968 (UU Nomor 11/1966 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pers) => Sebagai pendamping pemerintah. - UU Nomor 21/1982 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1966 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pers Sebagaimana Telah Diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1967=> Sebagai penasehat pemerintah. - Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers, Pasal 15 ayat (1) => Dalam upaya mengembangkan kemerdekaan pers dan meningkatkan kehidupan pers nasional, dibentuk Dewan Pers yang independen. (dewanpers.or.id)

Dewan Pers: - UU Pers tidak memberi wewenang bagi Dewan Pers untuk memutus, mengadili, dan menetapkan sanksi atas pelanggaran KEWI, melainkan sekadar mengawasi. - Mengawasi dan menetapkan - Tuntutan masyarakat agar Dewan Pers lebih proaktif menegakkan kode etik. (RH Siregar, 2005)

Dewan Pers: Surat Keputusan Dewan Pers No. 6/SK/DP/2000 tentang Standar Operasional dalam Memberikan Penilaian dan Rekomendasi Menyangkut Pelanggaran Kode Etik dan Penyalahgunaan Profesi dan Kemerdekaan Pers. - Informasi tidak akurat. - Informasi tanpa klarifikasi atau konfirmasi (berarti informasi sepihak) - Informasi didapat dengan cara tidak etis. - Informasi yang sumbernya tidak kredibel - Informasi tidak jelas sumbernya (rumor) - Informasi bersifat opini yang menyesatkan - Informasi bersifat menghakimi (trial by the press) - Informasi bersifat mencemarkan nama baik - Iformasi bersifat tuduhan palsu (fitnah) (RH Siregar, 2005)

Dewan Pers (Jenis-jenis Rekomendasi): - Pernyataan agar pers melakukan koreksi dan atau ralat atas informasi yang telah disebarkan. - Pernyataan agar pers memuat Hak Jawab yang proporsional. - Pernyataan agar pers menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. - Pernyataan berupa rekomendasi agar organisasi wartawan atau perusahaan pers memberikan sanksi (teguran keras, skors, sampai pemecatan) kepada wartawan yang terbukti telah melakukan pelanggaran Kode Etik Jurnalistik. - Jika rekomendasi Dewan Pers sama sekali tidak dipenuhi oleh perusahaan pers atau organisasi wartawan yang bersangkutan, maka Dewan Pers mengeluarkan pernyataan terbuka khusus untuk itu. - Surat pernyataan penilaian dan atau rekomendasi Dewan Pers ditujukan kepada perusahaan dan atau redaksi media atau organisasi wartawan dan dapat disebarkan kepada publik. (RH Siregar, 2005)

Saat melakukan liputan investigasi, sejumlah etika berupa larangan bisa diabaikan: - Menyamar dalam peliputan berita - Memotret subyek berita dari jarak jauh tanpa diketahui oleh subyek brita tersebut. - Menguping dan memberitakan hasil pengupingan ini. - Menguntit subyek berita tanpa seizinnya. - Menunggui subyek berita di muka rumah atau di depan ruang kantornya untuk melakukan peliputan dan wawancara, padahal subyek berita sudah menyatakan berkeberatan. - Melakukan wawancara dengan nada yang keras atau memaksa, baik dalam tatap muka maupun melalui komunikasi telepon. - Mengutil dokumen untuk sumber laporan jurnalistik. - Merekam pembicaraan narasumber atau subyek berita dengan sembunyi-sembunyi. (Priyambodo RH, Samsuri. 2009)

Priyambodo RH, Samsuri. 2009)

Konflik Pemberitaan Dewan Pers sebagai mediator => - Jika proses hukum dirasa terlampau lama - Untuk menjembatani upaya penyelesaian kasus yang diakibatkan oleh pemberitaan pers. Hak jawab => Penyampaian ralat atau klarifikasi anggota masyarakat kepada pers yang pemberitaannya tidak akurat atau keliru, tidak berimbang atau merugikan. (Maskun Iskandar & Atmakusumah (eds). 2014)

Dua jenis pengaduan: (Maskun Iskandar & Atmakusumah (eds). 2014)

(Maskun Iskandar & Atmakusumah (eds). 2014)

Bacaan lanjutan: Siregar, RH., Ignatius, Haryanto. 2006. Membangun Kebebasan Pers yang Beretika. Dewan Pers, Yayasan Tifa. RH, Priyambodo., Samsuri. 2009. Etika Pers, Bahasa Jurnalistik, dan Berita Pemilu. Lembaga Pers Dr. Soetomo. Siregar, RH. 2005. Setengah Abad Pergulatan Etika Pers. Dewan Kehormatan PWI. Iskandar, Maskun., Atmakusumah (eds). 2014. Lembaga Pers dr. Soetomo-Djarum Foundation.