RESOLUSI MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. semakin berat. Tantangan tersebut adalah diberlakukannya perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh akuntan publik. Selain itu, kondisi perekonomian domestik

BAB I PENDAHULUAN. jurusan Akuntansi, Manajemen, dan IE (Ilmu Ekonomi). Mahasiswa Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tenaga kerja sebagai akuntan publik. perubahan mendasar sejak awal tahun 1990-an (Machfoedz, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang sehat dan efisien. Seiring dengan berjalan nya kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) Kemenkeu mencatat kurang lebih dari enam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada akhir tahun 2015 ini, akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang sedemikian pesat baik dari segi jumlah, ukuran, maupun. Pendidikan tinggi akuntansi yang tidak menghasilkan seorang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Badan Statistik Indonesia menjelaskan sebagai berikut : Lowongan Pencari kerja

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN. (dalam Iqbal, 2011) menyebutkan bahwa rata-rata mahasiswa memilih jurusan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN dapat bekerja di negara yang termasuk wilayah tersebut dengan lebih

IKATAN AKUNTAN INDONESIA PROFESI AKUNTAN PADA ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

Simposium Akuntan Pendidik Medan, 16 September Oleh: MUSTOFA, CA. Anggota Dewan Penasihat IAI

Titik Chomariyati F BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikannya, hal ini terjadi karena akuntan merupakan produk dari

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIER SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan tersebut adalah untuk memberikan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, seperti tumbuhnya lembaga-lembaga keuangan baik bank maupun nonbank,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang terluas di Asia

BAB I PENDAHULUAN. Menyambut implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),

KESIAPAN IKIP PGRI MADIUN DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

BAB 1 PENDAHULUAN. negara serta pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC) atau masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar untuk memilih jurusan. Baik itu berasal dari diri

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman

PROFESI AKUNTAN MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PEMBUKAAN KONVENSI NASIONAL GUGUS KENDALI MUTU-INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (GKM-IKM)

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Profesi Akuntan Publik memiliki peranan yang besar untuk mendukung

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN DIPANDANG DARI SEGI GENDER

TENAGA KERJA ASING (TKA) DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) : PELUANG ATAU ANCAMAN BAGI SDM INDONESIA?

Universitas Kristen Maranatha

PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS SEBAGAI DALAM MENYONGSONG ASEAN COMMUNITY 2015

BAB I PENDAHULUAN. mencetak tenaga yang terdidik dan siap memasuki dunia kerja. di antara sesama tenaga kerja yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara lain, baik berupa barang, jasa, investasi, modal dan juga sumber

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Asean (MEA). Para AkuntanProfessional wajib membekali diri dengan UKDW

PENDIDIKAN AKUNTANSI SEBAGAI PONDASI PENINGKATAN KOMPETENSI AKUNTAN PROFESIONAL

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ARSIPARIS DI INDONESIA DAN TANTANGANNYA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Kurniatun. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi seorang lulusan Sarjana Ekonomi jurusan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya, sedangkan ditinjau dari sudut pandang subjektif karir dipandang. karena seseorang menjadi tua (Wany, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Jumlah Akuntan Publik Sumber: PPPK Kementerian Keuangan RI (2014),

I. Pendahuluan Bahasa adalah salah satu alat perhubungan paling utama untuk berkomunikasi karena dengan adanya bahasa seseorang akan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dari lulusan S1 akuntansi perguruan tinggi

BAB II. TINJAUAN TEORETIS dan PERUMUSAN HIPOTESIS. Definisi akuntansi yang dikemukakan oleh American Institute of Certified

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia perekonomian global dan modern. Dengan meningkatnya kemudahan

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP UJIAN SERTIFIKASI AKUNTAN PUBLIK (USAP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya jumlah akuntan publik yang ada di Indonesia mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyumbang penerimaan Negara dalam rangka kemandirian. sehingga banyak terdapat industri-industri dari berbagai sektor yang

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan tuntutan masyarakat disektor usaha dan pemerintahan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai segala sesuatu yang telah dicita-citakannya. Seorang individu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang bersifat global yang terpenting masa kini. 1 Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Menurut laporan Education for all (EFA ) Global

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan salah satu jurusan favorit di fakultas ekonomi yang banyak diminati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan

TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Sri Suharmini Wahyuningsih 1 Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan akuntansi di Indonesia sudah cukup lama diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WTO), General Agreement on Tarrifs and Trade (GATT), dan General Agreement on Trade in Services (GATS) tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung hanya kepada lulusan perguruan tinggi negeri tertentu atau melalui

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi untuk mendapatkan gelar profesi Akuntan. Pendidikan ini harus

BAB I PENDAHULUAN. berdampak dalam dunia bisnis saat ini. Perusahaan berada dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara.

# Namun peranan PR tidak hanya sebatas menjalin hubungan baik dengan publiknya, baik publik internal maupun publik eksternal. PR juga memiliki tugas u

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

BAB 1 PENDAHULUAN. mahasiswa dituntut memiliki kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (MEA), untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perubahan pada sendi-sendinya. Salah satu bidang yang juga mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi yang banyak

Tunjung Irmawati B

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

ABSTRACT. Keywords: perception, auditor work environment, career choice. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan dunia bisnis memberikan lapangan kerja yang beragam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Saat ini profesi Akuntan Publik di Indonesia telah mengalami

ABSTRAK Nurrahma Aria Rachman,

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan dunia bisnis saat ini memberikan lapangan kerja yang

STUDI EKPLORASI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG BIDANG LAYANAN PRIBADI, SOSIAL, BELAJAR DAN KARIR

Persaingan Global Profesi Pustakawan dalam Era MEA

BAB I PENDAHULUAN. demikian, menjadi Akuntan Publik seharusnya menjadi pilihan karier bagi

Transkripsi:

1118 RESOLUSI MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Oleh Ghaliyah Nimassita Triseptya 1, Eki Dita Riandika 2, dan Nuroktaviana 3 Email : ghaliyah@patria-artha.ac.id Universitas Patria Artha Makassar ABSTRAK Masyarakat indonesia kini telah memasuki lingkungan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak akhir tahun 2015. Berlakunya MEA menyebabkan semua kantor jasa akuntansi ASEAN bisa beroperasi di Indonesia. Di Indonesia sendiri, perbandingan ketersediaan akuntan profesional dengan kebutuhan dunia kerja, masih kurang. Hal ini adalah kesempatan bagi akuntan Indonesia untuk menunjukkan keahlian, pengetahuan dan semangat dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resolusi mahasiswa jurusan akuntansi dalam menghadapi MEA. Penelitian ini dikategorikan penelitian kualitatif dan menggunakan metode wawancara tertulis. Penelitian ini dilakukan di 2 Perguruan tinggi swasta dan 2 perguruan tinggi negeri. Hasil penelitian menunjukkan pada umumnya membahas mengenai resolusi, strategi dan dukungan lingkungan dalam proses belajar mahasiswa akuntansi mencapai resolusi untuk menghadapi MEA. Penelitian ini juga membahas tentang tanggapan mahasiswa terhadap pembelajaran di kampus saat ini dan masukan mahasiswa sebagai agent of change terhadap sistem pengajaran untuk dapat menciptakan akuntan profesional dalam menghadapi MEA. Kata kunci: goal setting, profesi akuntan, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ABSTRACT Indonesian society has entered of Environmental ASEAN Economic Community (AEC) since 2015. The effect of AEC are all accounting services office can operate in Indonesia. In Indonesia, the compared between professional accountants with they worked are still less. It is the one of occasion for accountants to show up about they skill, knowladge and passionf or improve Indonesia's Economy. This research is purpose for student of accounting resolution in ASEAN Economic community (AEC). The categorized are using qualitative methods and written interview. This research has done in PTS and PTN. In generally, the result are discuss, resolution, development and support environment strategy for learning process to accounting students achieve resolution for MEA. The research also about student responses on the campus learning and make students as agents of change for system learning to be professional accountant for facing of MEA. Keywords: goal setting, accounting proffesion, ASEAN Economic Community (AEC) A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masyarakat indonesia kini telah memasuki lingkungan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak akhir tahun 2015. MEA adalah sebuah integrasi ekonomi ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) dalam meningkatkan stabilitas perekonomin antar negara-negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Styaningrum (2015) mengungkapkan bahwa tujuan dibentuknya MEA 2015 untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi masalahmasalah di bidang ekonomi antarnegara ASEAN. Dimana masyarakat Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara lainnya, sehingga masyarakat Indonesia tidak hanya mengimpor sumber daya manusia dari Jurnal Ecosystem Volume 18, Nomor 2, Mei - Agustus 2018

1119 luar negeri namun mampu menghasilkan sumber daya manusia sendiri yang lebih modern dan ahli sehingga masyarakat Indonesia akan berani bersaing di lingkungan MEA. Solikhah (2015) menyatakan bahwa pemberlakukan MEA di tahun 2015 ini, telah menuntut berbagai segmen profesi untuk memiliki kompetensi dan daya saing tinggi, tak terkecuali termasuk profesi akuntan. Andriani (2015) mengungkapkan bahwa mahasiswa sebagai agent of change diharapkan tidak hanya berpangku tangan dalam menghadapi MEA yang penuh tantangan dan persaingan namun mahasiswa dituntut untuk tidak hanya memiliki satu atau dua komponen soft skill saja tetapi harus mempunyai beberapa komponen pendukung untuk menunjang karir mereka dalam pasar persaingan bebas. Mahasiswa lulusan dalam negeri akan bersaing secara ketat dengan mahasiswa lulusan luar negeri dalam mencari pekerjaan, sehingga mahasiswa fakultas ekonomi jurusan akuntansi harus membekali diri dengan kompetensi bidang akuntansi berdasarkan kurikulum yang ditetapkan ditambah dengan kemampuan bahasa asing yang baik, semangat kewirausahaan, kemandirian, kreativitas, dan optimisme untuk menyambut masa depan yang lebih menjanjikan (Diamastuti, dkk. 2015). Berlakunya MEA menyebabkan semua kantor jasa akuntansi ASEAN bisa beroperasi di Indonesia. Di Indonesia sendiri, perbandingan ketersediaan akuntan profesional dengan kebutuhan dunia kerja, masih kurang. Data menunjukkan, setidaknya dibutuhkan sekitar 452 ribu akuntan. Padahal data Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) Kemenkeu mencatat hanya tersedia kurang dari 16 ribu akuntan profesional (IAI. 2014). Peningkatan jumlah akuntan yang ada di Indonesia harus dilakukan untuk menghadapi MEA. Hal ini serupa juga diungkapkan dalam penelitian yang dilakukan oleh ASEA Study Center UI dan bekerja sama dengan kementerian Luar Negeri RI menunjukan bahwa ada beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh dunia pendidikan karena diwajibkan untuk menghasilkan lulusan - lulusan yang mempunyai kemampuan memadai dalam bekerja nanti di MEA (Liswara dan Yenny. 2015). Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mencatat jumlah akuntan profesional yang terregistrasi sebagai anggota IAI hanya sebanyak 15.940 orang. Jumlah ini jauh dibawah akuntan profesional yang ada di negara tetangga. Malaysia memiliki 30.236 akuntan profesional, Filipina memiliki 19.573 akuntan, Singapura 27.349 akuntan, dan Thailand memiliki 56.125 akuntan. Dari sini telah tergambar peta persaingan ASEAN untuk profesi akuntan. Hal ini adalah kesempatan bagi akuntan Indonesia untuk menunjukkan keahlian, pengetahuan dan semangat dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Kesiapan mahasiswa akuntansi dalam menghadapi MEA saat ini memerlukan adanya peningkatan kualitas baik dalam pendidikan formal maupun nonformal. Pendidikan memiliki peran penting dalam membangun sumber daya manusia yang kompetitif dan mampu bersaing dengan negara lain. Oleh karena itu dalam menghadapi MEA, sistem kurikulum pada sebuah perguruan tinggi harus mampu mempersiapkan sumber daya manusia yang terampil dalam menghadapai tantangan serta perubahan yang terjadi di lingkungan MEA saat ini. Penelitian ini akan dilakukan di 2 PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dan PTS (Perguruan Tinggi Swasta) di Makassar. Alasan peneliti mengambil sampel pada kampus tersebut agar peneliti dapat mengetahui secara imbang pendapat mahasiswa yang mewakili PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dan PTS (Perguruan Tinggi Swasta). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan kajian tentang resolusi mahasiswa akuntansi dalam menghadapi MEA. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Apa resolusi mahasiswa akuntansi dalam menghadapi MEA? b. Strategi apa yang akan dilakukan oleh mahasiswa akuntansi dalam menghadapi MEA? c. Bagaimana dukungan lingkungan dalam proses belajar mahasiswa akuntansi untuk mencapai resolusi untuk menghadapi MEA?

1120 d. Bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap pembelajaran di kampus saat ini untuk dapat menciptakan akuntan yang professional dalam menghadapi MEA? e. Apa masukan mahasiswa sebagai agent of change terhadap sistem pengajaran untuk dapat menciptakan akuntan profesional dalam menghadapi MEA? 3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: a. Resolusi mahasiswa akuntansi menghadapi MEA. b. Strategi mahasiswa akuntansi dalam menghadapi MEA. c. Dukungan lingkungan dalam proses belajar mahasiswa akuntansi untuk mencapai resolusi untuk menghadapi MEA. d. Tanggapan mahasiswa terhadap pembelajaran di kampus saat ini untuk dapat menciptakan akuntan yang professional dalam menghadapi MEA. e. Masukan mahasiswa sebagai agent of change terhadap sistem pengajaran untuk dapat menciptakan akuntan profesional dalam menghadapi MEA. 4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai beikut: a. Bagi Peneliti Sebagai pengalaman yang berharga dalam memperluas wawasan dan pengetahuan melalui penelitian lapangan yang dilakukan dibeberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. b. Bagi Institusi Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya dan referensi serta masukan bagi mahasiswa di institusi pendidik. c. Bagi Mahasiswa Sebagai salah satu bahan atau sumber informasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta dapat di jadikan sebagai dokumen bahan bacaan bagi yang tertarik dalam bidang yang serupa. B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Goal setting Pengertian goal setting adalah proses penetapan sasaran atau tujuan dalam bidang pekerjaan, dalam proses goal setting ini melibatkan atasan dan bawahan secara bersama-sama menentukan atau menetapkan sasaran atau tujuan-tujuan kerja yang akan dilaksanakan tenaga kerjanya sebagai pengemban tugas dalam suatu periode tertentu (Gibson, dkk. 1985). Pengertian goal setting yang dikemukakan Davis (1981) adalah manajemen penetapan sasaran atau tujuan untuk keberhasilan mencapai kinerja (performance). Hersey dan Blanchard (1986) menyatakan bahwa perilaku pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu, dan perilaku itu pada dasarnya bertujuan pada objek atau sasaran. 2. Profesi Akuntan Secara umum seseorang yang telah mengikuti proses pendidikan akuntansi adalah akuntan. Ketentuan mengenai praktek Akuntan di Indonesia diatur dengan Undang- Undang Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan (Accountant) yang mensyaratkan bahwa gelar akuntan hanya dapat dipakai oleh mereka yang telah menyelesaikan pendidikannya dari perguruan tinggi dan telah terdaftar pada Departemen Keuangan R.I. (Erika, 2011). Profesi akuntansi berkembang menjadi berbagai tipe akuntan sesuai dengan tuntutan lingkungan profesi masing-masing. Tipe-tipe akuntan yang ada saat ini adalah akuntan pendidik, akuntan publik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah. Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen. 3. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Buku yang dibuat oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2015) menjelaskan bahwa MEA adalah bentuk integrasi ekonomi regional yang direncanakan akan dicapai pada tahun 2015. Dengan pencapaian tersebut maka ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan basis produksi dimana terjadi arus barang, jasa, investasi dan tenaga terampil yang bebas serta aliran modal yang lebih bebas. Adanya aliran komoditi dan faktor produksi tersebut dapat membawa ASEAN menjadi kawasan yang makmur dan kompetitif dengan perkembangan ekonomi

1121 yang merata, serta menurunnya tingkat kemiskinan dan perbedaan sosial-ekonomi di kawasan ASEAN. Peluang integrasi ekonomi regional tersebut harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Indonesia. C. METODE PENELITIAN Penelitian ini menjelaskan resolusi mahasiswa jurusan akuntansi dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN. Penelitian ini dikategorikan penelitian kualitatif karena peneliti menjelaskan berdasarkan riset yang bersifat deskriptif dan menggunakan analisis serta memiliki landasan teori yang dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada tanggal 11-23 April 2016. Populasi penelitian adalah mahasiswa fakultas ekonomi khususnya di kampus 2 PTN dan 2 PTS di kota Makassar. Responden pada penelitian ini yaitu mahasiswa tingkat semester 6 yang pasti sudah menentukan resolusi dan profesi yang akan digelutinya setelah lulus dari perguruan tinggi. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode wawancara tertulis dengan cara terjun langsung ke lapangan dengan memberikan kuesioner wawancara yang berisi pertanyaaan-pertanyaan seputar resolusi mahasiswa jurusan akuntansi menghadapi MEA yang sekarang telah berlangsung. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Resolusi Mahasiswa Akuntansi dalam Menghadapi MEA Dari penelitian yang dilakukan pada beberapa kampus di Makassar terdapat 41% dari jumlah keseluruhan responden memilih akuntan publik sebagai resolusi mereka dalam menghadapi MEA. Alasan mereka memilih resolusi tersebut karena bisa menyediakan jasa untuk masyarakat tentang laporan keuangan secara objektif. Kemudian sebanyak 29% responden memilih akuntan pemerintah karena alasan responden mengenai sudut pandang yang digunakan akuntan bukan tentang laba rugi tetapi tentang aturan pemerintahan yang dijadikan landasan serta keinginan responden menjadikan akuntan pemerintah yang transparansi, akuntabel dan responbilitas demi mewujudkan pemerintahan yang bersih dari KKN. Responden sebanyak 18% memilih sebagai akuntan pendidik dengan alasan ingin membantu melahirkan akuntan-akuntan baru yang lebih handal dan profesional. Sebanyak 12% responden memilih akuntan perusahaan sebagai resolusi mereka karena lebih tertarik terhadap laporan keuangan perusahaan dan menganggap keahliannya berada pada akuntan perusahaan. 2. Strategi yang Dilakukan Mahasiswa dalam Menghadapi MEA Terdapat beberapa strategi yang dilakukan oleh responden dalam menghadapi MEA diantaranya adalah belajar, berdoa, mengikuti seminar, rajin membaca dan memperluas pengetahuan tentang akuntansi. 3. Dukungan lingkungan dalam proses belajar mahasiswa akuntansi untuk mencapai resolusi dalam menghadapi MEA a. Lingkungan Keluarga 1) memberikan dukungan dan motivasi untuk belajar 2) menyediakan fasilitas b. Lingkunan Kampus 1) dosen memberikan materi sesuai dengan mata kuliah yang diajarkan serta pengetahuan seputar MEA 2) kampus mengadakan seminar khusus mengenai MEA 3) kampus memberikan fasilitas yang memadai b. Lingkungan Pergaulan 1) memberikan motivasi 2) bertukar pikiran dan berdiskusi tentang MEA 4. Tanggapan mahasiswa terhadap pembelajaran di kampus saat ini untuk dapat menciptakan akuntan yang professional dalam menghadapi MEA Kemampuan mahasiswa dalam menerima materi dari dosen berbeda, ada mahasiswa yang langsung dapat memahami materi yang diberikan dosen dan ada juga yang kurang memahami materi yang diberikan dosen. Terbukti beberapa responden mengungkapkan bahwa mereka mudah memahami materi yang disampaikan oleh dosen, namun ada juga yang mengungkapkan

1122 bahwa cara mengajar dosen kurang maksimal bahkan dosen kurang memahami materinya sendiri sehingga mahasiswa juga kurang mengerti tentang materi yang disampaikan oleh dosen. Menurut sudut pandang responden tentang kurikulum yang diberikan untuk menghadapi MEA saat ini sudah memenuhi standar untuk menghadapi MEA. Sebagian responden juga berpendapat bahwa berdasarkan kurikulum saat ini yang dijalankan, mahasiswa sebagai agent of change belum siap mengahadapi MEA. Tetapi semua keputusan bergantung pada individu mahasiswa masing-masing apakah memilih untuk mempersiapkan diri menghadapi MEA atau tetap berpangku tangan menghadapi MEA. 5. Masukan mahasiswa sebagai agent of change terhadap sistem pengajaran untuk dapat menciptakan akuntan profesional dalam menghadapi MEA Mahasiswa sebagai agent of change memiliki peran penting dalam profesi akuntan untuk menjadi lebih baik. Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan, responden berpendapat bahwa calon akuntan profesional diharuskan untuk mengetahui akuntansi dasar dan memiliki kesadaran untuk terus belajar dan haus akan ilmu. Mahasiswa tidak hanya menerima ilmu dari dosen secara mentah tetapi harus sanggup mengkritisi setiap ilmu yang diberikan. Untuk menjadi akuntan yang baik, calon akuntan diharuskan memiliki etika dan perilaku yang sesuai dengan peraturan. Responden juga berpendapat tentang cara mengajar dosen yang harusnya memberikan kualitas teori dan praktik akuntansi yang terupdate sesuai standar-standar akuntansi. Calon pengajar dalam sebuah institusi diharuskan memiliki standar pengajar misalnya harus lulusan S-3 atau yang sudah berkompeten dibidangnya sehingga mahasiswa yang diajar akan memiliki kompetensi yang lebih unggul dibanding mahasiswa di kampus lain atau mahasiswa luar negeri. Responden juga menganjurkan agar sistem pengajaran harus memiliki studi lapangan atau praktek yang lebih banyak dibanding teori dan untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi MEA, responden mengharapkan pengajaran yang berbasis bahasa Inggris. E. KESIMPULAN Berdasarkan data hasil penelitian terhadap responden dari kampus 2 PTN dan 2 PTS di kota Makassar tentang resolusi mahasiswa jurusan akuntansi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Dari beberapa kampus di Makassar terdapat 41% dari jumlah keseluruhan responden memilih akuntan publik, 29% memilih akuntan pemerintah, 18% memilih sebagai akuntan pendidik, dan 12% memilih akuntan perusahaan sebagai resolusi mereka dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). 2. Strategi yang dilakukan mahasiswa dalam menghadapi MEA diantaranya belajar, berdoa, mengikuti seminar, rajin membaca dan memperluas pengetahuan tentang akuntansi. 3. Dukungan lingkungan dalam proses belajar mahasiswa akuntansi untuk mencapai resolusi dalam menghadapi MEA diantaranya lingkungan keluarga yaitu memberikan dukungan dan motivasi untuk belajar. Lingkungan kampus yaitu memberikan materi sesuai dengan mata kuliah yang diajarkan serta pengetahuan seputar MEA, seminar khusus mengenai MEA dan fasilitas yang memadai. Lingkungan pergaulan yaitu memberikan motivasi dan saling bertukar pikiran serta berdiskusi tentang MEA. 4. Kurikulum saat ini ini sudah memenuhi standar untuk menghadapi MEA, namun sebagian belum siap mengahadapi MEA, semuanya bergantung pada keputusan mahasiswa masing-masing apakah memilih untuk mempersiapkan diri menghadapi MEA atau tetap berpangku tangan menghadapi MEA. 5. Mahasiswa sebagai agent of change memiliki peran penting dalam profesi akuntan untuk menjadi lebih baik. Calon akuntan yang baik diharuskan untuk mengetahui akuntansi dasar dan memiliki kesadaran untuk terus belajar baik dalam teori maupun praktik. DAFTAR PUSTAKA Andriani, Chici. 2015. Mahasiswa Dan Perguruan Tinggi Dalam Era ASEAN

1123 Economic Community 2015. Padang: Universitas Negeri Padang. Diakses 24 maret 2016. Davis, K. 1981. Human behavior at work organizational behavior. New Delhi: Tata McGraw-Hill Publishing Company Ltd. Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2015. Menuju Asean Economic Comunity 2015 (on line). Diakses 24 Maret 2016. Diamastuti, Erlina Ni Nyoman Alit Trian, Merlyana Dwinda Yanthi. (2015). Kesiapan Profesi Akuntan Di Indonesia Dalam Menghadapi Mea. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Diakses 24 Maret 2016. Erika. 2011. Akuntan dan Auditor (on line). https://erika0391989.wordpress.com/2 011/05/06/akuntan-danauditor. Diakses 26 Maret 2016. Gibson. J. L.Ivancevich, J., and Donnelley, Jr. J. H.1985. Organization, behavior, structure, and Proceces. (5th. Ed.). Texas: Business Publication Inc. Hersey, P. and Blanchard. K. H. 1986. Manajemen perilaku organisasi (edisi keempat). Terjemahan oleh Agus Dharma. Jakarta: Penerbit Erlangga. IAI. 2014. Bersiap Diri Menyambut pasar Tunggal ASEAN (on line). http://www.iaiglobal.or.id/v02/berita/d etail.php?catid&id=617. Diakses 24 April 2016. Liswara S, Sadrakh dan Yenny Sugiarti S.E., M.Ak., QIA. 2015. Evaluasi Metode Pembelajaran untuk Meningkatkan Minat Mahasiswa PPAk UBAYA Berkarir sebagai Akuntan. Vol.4 No.2. Surabaya: Universitas Surabaya. Styaningrum, Farida. 2015. Kesiapan IKIP PGRI Madiun Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Universitas Sebelas Maret Surakarta. Solikhah, Badingatus. 2015. Analisis Minat Berkarir Menjadi Akuntan Publik Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Diakses 30 maret 2016.