BAB I PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kegiatan seharihari,

dokumen-dokumen yang mirip
2016 TARI JAIPONG ACAPPELLA KARYA GOND O D I KLINIK JAIPONG GOND O ART PROD UCTION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Pembelajaran Rampak Bedug Pada Ekstrakurikuler Di SDN Cilegon-2 Kecamatan Jombang Banten

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pendidikan musik tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Nanda Ahya Halim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Ekspresi ini akan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. namun alat musik elektrikpun berkembang dengan sangat pesat. Salah satu contoh

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Soepandi Mengatakan bahwa: Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

2016 PENERAPAN MATERI PELATIHAN MARIMBA D ALAM 2009 CAROLINA GOLD PERCUSSION D I MARCHING BAND GITA SWARA SPANSA KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Musik Minimalis merupakan salah satu seni kontemporer yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekarangaman warisan

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan cerminan yang terefleksikan dalam keseharian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PENGOLAHAN MUSIK TETABUHAN NUSANTARA DALAM RHYTHM SAWAH KARYA GILANG RAMADHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PELATIHAN ANGKLUNG SUNDA DI SANGGAR BAMBU WULUNG DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

BAB III PENUTUP. Karya ini memiliki rangsangan dari konsep tiga yang berada di sekitar

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Budaya sangat penting dalam kehidupan masyarakat, karena dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unggun Oktafitri Pratama, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengolah data dari sebuah penelitian, sebagaimana menurut pernyataan Sugiyono

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

BAB IV KESIMPULAN. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto adalah Lintang Selatan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nur Syarifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB III METODE PENELITIAN

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari keterlibatan generasi mudanya. Berpijak dari hal tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggiana Puspa Dewi, 2014 Ayo, Menari Jaipong Dengan Nyi Iteung

BAB I PENDAHULUAN. membuat tradisi sering kali tercabut dari akar budayanya,sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan, sebagian wrisan nenek

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. persembahan, dan pelayanan. Kata seni berkaitan erat dengan upacara keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya, dalam penelitian apa pun sangat diperlukan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Menyanyi dapat dikatakan sebagai aktifitas bermusik yang paling mudah

BAB III METODE PENELITIAN

siswa, mahasiswa, dan umum dalam skala lokal, nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang

Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan. Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan.zip

BAB I PENDAHULUAN. generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kreativitas merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kegiatan seharihari, karena hampir semua manusia berhubungan dengan proses kreativitas. Pada dasarnya proses kreatif bukanlah sesuatu hal yang menyulitkan. Hal tersebut dapat diaplikasikan dalam suatu kegiatan positif yang sifatnya kreatif dan mungkin membantu orang secara tidak langsung untuk meningkatkan kreativitasnya. Kita yakin bahwa jika memahami landasan proses kreatifitas, individu dapat belajar untuk menggunakan pemahamannya dalam menjalani proses kehidupan dan pekerjaan, baik secara pribadi maupun kelompok. Melihat perkembangan musik sekarang ini, ternyata cara ekspresi seseorang yang di presentasikan dalam bidang musik sangat bervariatif, hal ini memungkinkan pemanfaatan penggabungan antara instrumen musik konvensional dan non konvensional untuk dijadikan sebagai pembaharuan musik itu sendiri. Perkembangan dan penyajian musik dengan cara yang terbaru dilakukan agar dapat diterima bagi masyarakat umumnya yang mencintai kesenian. Kreatifitas seseorang menghasilkan pembaharuan dalam penyajian bermusik menjadikan suasana baru dalam dunia kesenian. Kesenian tradisional merupakan bentuk seni yang bersumber dan berakar serta telah dirasakan sebagai milik masyarakat di lingkungannya. Kehidupan dan pengolahan seni tradisional didasarkan atas cita-cita masyarakat pendukungnya, meliputi pandangan hidup, nilai tradisi, rasa etis, serta ungkapan budaya lingkungan yang kemudian diwariskan pada generasi penerusnya (Kasim Achmad, 1980-1981: 112-113). 1

2 Diterangkan pula oleh Umar Kayam: Kesenian tidak lepas dari masyarakat, sebagai salah satu bagian yang penting dari kebudayaan. Kesenian adalah ungkapan kreativitas dari kebudayaan itu sendiri. Masyarakat yang menyangga dan dengan demikian juga mencipta, memberi peluang untuk bergerak, memelihara, menularkan, mengembangkan untuk kemudian mencipta kebudayaan baru lagi. (1981: 38) Tentang keberadaan masyarakat Jawa Barat yang memiliki berbagai jenis atau ragam kesenian baik itu tradisional maupun nontradisional, merupakan satu potensi seni budaya dan seharusnya perlu dibina, dikembangkan dan dilestarikan. Singaparna adalah salah satu kota kecil yang berada di kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat. Daerah Tasikmalaya ini terkenal dengan berbagai kerajinan tangan, lingkungan yang religi dan kesenian tradisionalnya. Namun dua tahun terakhir ini di daerah Singaparna terdapat satu grup kesenian yang mendalami tentang penggabungan musik antara musik tradisi dan musik modern, terutama dalam hal instrument yang digunakannya. Grup kesenian ini bernama Ringkang Art production, yang didirikan tepatnya tanggal 10 juli 2008, dan beralamatkan di jln. Tanjakan Cikiray no. 70/76 Rt 02/ Rw 15 Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. Arti dari nama Kesenian ini Ringkang adalah (Lengkah) atau (Bayangan ) dalam bahasa sunda. Kesenian ini terbentuk karena kekhawatiran seorang seniman muda yang berasal dari daerah tersebut terhadap respon masyarakat terhadap kesenian khususnya seni tradisi. Pendiri kesenian ini bernama Ahmad Greg sebut saja namanya. Secara biografi dari riwayat pendidikannya beliau pernah mengecap sekolah pada tingkat menengah di SMKN 10 Bandung yang pada waktu itu dikenal dengan SMKI.

3 Setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat menengah beliau melanjutkan ke jenjang yang perguruan tinggi yaitu di STSI Bandung namun beliau tidak sampai pada tingkat akhir. Disamping memang latar belakang komposer karya Rantung Raeng ini yang cukup lama bergelut di bidang musik selama mengecap sekolah, beliau banyak bergaul dengan seniman-seniman sekitar yang lebih paham dan lama bergelut di bidang musik baik musik tradisi ataupun musik modern. Hal tersebut mempengaruhi pada proses kreativitasnya dalam menciptakan karyakarya musik baru menurut konsep yang beliau pegang. Pada dasarnya komunitas kesenian ini memiliki konsep musik Kontemporer dan Kolaborasi. Namun, pada karya Rantung Raeng ini tidak ada kolaborasi seperti konsep yang disebutkan. Karya ini tercipta, tujuannya adalah agar masyarakat yang kurang berminat akan musik tradisi khususnya musik sunda dan memiliki keinginan untuk mengetahui dan mengenal lebih jauh tentang kesenian tradisi itu setelah ada pembaharuan pada bentuk musiknya. Secara kebetulan juga, para pemain dari karya Rantung Raeng ini adalah bukan berasal dari pemain musik yang sudah handal dan faham dalam bermusik. Mereka bisa dikatakan masih cukup awam dalam hal musik hanya dengan modal keinginan dan hobi saja. Namun, Ahmad Greg memberikan ruang kepada pemainnya untuk mencoba memainkan karyanya tersebut walaupun mereka semua bukanlah pemain musik yang sudah memiliki latar belakang dalam bermusik. Walaupun secara peristilahan tentang kata Musik Kontemporer masih dipermasalahkan terutama di Indonesia, yang kebanyakan berpendapat bahwa musik kontemporer itu, musik baru yang sulit dan asing untuk dikonsumsi

4 masyarakat luas. Padahal hal itu wajar terjadi akibat perkembangan ilmu pengetahuan dalam hal ini ilmu tentang musik, baik musik tradisi atau pun modern. Sesungguhnya, istilah Musik Kontemporer itu umum sifatnya. Ia tidak menunjukan kepada sesuatu apapun yang bersifat spesifik, kecuali menyiratkan tentang suatu waktu masa kini atau sesuatu yang besifat kekinian yang tidak dibatasi oleh suatu periode tertentu.(sukahardjana, 2003: 251) Artinya, bila mengacu kepada pernyataan Ferrucio busoni (pada sebuah kutipan) tentang mazhab-mazhab modern dalam dunia seni maka setiap aliran seni pernah dan akan menjadi modern dan kuno sekaligus pada saatnya; dengan begitu, setiap seni pada saatnya pernah dan akan menjadi kontemporer. Ternyata semua budaya musik etnis indonesia senantiasa dalam proses perubahan, sehingga ditinjau dari sejarah dan secara fenomologis boleh dikatakan bahwa terdapat suatu musik kontemporer atau musik baru di Indonesia. (Dieter Mack, 2001: 33) Musik kontemporer dan musik baru yang dimaksudkan disini adalah bukan musik yang baru diciptakan pada waktu sekarang maka dikatakanlah musik baru namun istilah itu muncul sebenarnya berakar dari kekayaan budaya yang ada di Indonesia dari kebhinekaan nya selain Suku, Adat dan kebudayaan dalam hal ini musik yang ada di Nusantara terutama musik tradisi yang memungkinkan dapat menghasilkan bentuk musik baru dalam hal komposisi karya.

5 Berawal dari kecintaan komunitas mereka terhadap musik tradisi, mereka memiliki inisiatif dan kreativitas dalam mengolah musik menjadi hal baru bagi masyarakat, khususnya di daerah Singaparna. Maka terbentuklah Grup Kesenian Ringkang Art Production serta memiliki visi Seni Urang Kumaha Urang. Salah satu karya yang mereka ciptakan sendiri adalah Rantung Raeng, dan karya tersebut memiliki makna Rantung adalah Rampak Kentrung dan Raeng adalah ramainya suara-suara yang bersahutan dalam hal ini instrument yang dimainkan. Pada karya Rantung Raeng ini alat musik tradisi yang mereka gunakan adalah Gamelan Degung, Kendang dan Tarompet. Instrument musik tradisi barat yang dipakai seperti Bass Guitar Elektrik, dan Simbal. Selain alat musik konvensional ada juga alat musik yang non konvensional yang digunakan adalah menggunakan alat atau instrument dari media lingkungan. Media lingkungan ini berasal dari alat-alat yang sudah tidak terpakai lagi kegunaannya yaitu Drum bekas minyak tanah. Fungsi dari drum bekas ini pada karya Rantung Raeng adalah sebagai pengisi kekosongan musik yang sedang bersahutan antara drum, Djembe dan kendang, sehingga memunculkan bunyi tabuhan perkusi yang unik untuk didengarkan dan menjadi perpaduan yang harmonisasi. Menurut narasumber pada penelitian ini, karya Rantung Raeng tercipta akibat motivasi dan dorongan lingkungan sekitar yaitu sumber daya manusianya yang memiliki minat bermusik, namun dikarenakan instrumen musik yang ada kurang memadai dari jumlahnya, maka narasumber dalam hal ini komposer berinisiatif menggunakan kaleng drum minyak tanah yang tidak terpakai lagi

6 untuk menjadi alat musik tambahan. Para pemain dari kelompok musik ini adalah dari kalangan biasa bukan dari kalangan seniman seutuhnya. Mereka adalah masyarakat sekitar yang kebetulan juga sebagai pembuat alat musik gamelan yang bekerja di tempat kesenian tersebut dan memiliki sedikit latarbelakang karawitan. Media lingkungan ini dapat menghasilkan bunyi yang dapat dipadukan dengan kedua jenis instrument musik tadi yaitu instrument musik tradisi dan musik modern. Media Lingkungan ini memiliki fungsi dalam karya yang dimainkan komunitas ini sebagai pengisi kekosongan ritmik perkusi, dan memiliki tabuhan seperti ketukan-ketukan perkusi. Pada karya Rantung Raeng ini pun terdapat bagian dari musik yang dijadikan iringan tari kipas dan dilanjutkan dengan Rampak Kendang oleh para wanita. Terciptanya karya Rantung Raeng ini terinspirasi oleh salahsatu seniman yang menciptakan karya Rangkap Kentrung yang didalamnya terdapat tabuhantabuhan perkusi yang bersahutan pada saat dimainkan. Namun perbedaan dari karya Rantung Raeng ini selain unsur melodi dan ritmis yaitu ada perpaduan bunyi dari instrumen musik tradisi yaitu gamelan dan instrumen musik modern sehingga menghasilkan bunyi yang unik dan harmoni. Komunitas kesenian ringkang ini pun selain menyajikan karya musik, mereka pun dapat memproduksi gamelan khususnya Gamelan Sunda yaitu Gamelan Degung, dan Gamelan Pelog salendro, tentunya untuk mereka jual kembali. Dalam dunia pendidikan kreativitas sangat dibutuhkan demi tercapainya pembelajaran musik yang sesuai dengan program pendidikan yang ada. Maka dari

7 itu, adanya karya seperti yang diciptakan oleh seorang seniman daerah yang sangat original ini, patut di apresiasi oleh semua kalangan baik dari kalangan pendidikan atau pun di luar pendidikan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menilai perlu untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul KREATIFITAS AHMAD GREG DALAM KARYA MUSIK RANTUNG RAENG DI SINGAPARNA TASIKMALAYA, dengan harapan melaui hasil penelitian ini dapat membawa dampak positif bagi kehidupan seni tradisional dan menjadi bahan masukan dalam dunia pendidikan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada judul yang telah dikemukakan diatas, maka masalah utama yang ingin di ungkapkan peneliti adalah sebagai berikut Bagaimana Kreativitas Ahmad Greg dalam Membuat Karya Musik Rantung Raeng tersebut. Untuk lebih mengarahkan penelitian yang akan dilaksanakan, maka masalah yang diteliti diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Konsep apa yang mendasari penciptaan karya Rantung Raeng oleh Ahmad Greg sebagai salah satu karya musiknya? 2. Bagaimanakah proses kreativitas Ahmad Greg dalam mewujudkan konsep karya Rantung Raeng tersebut, sehingga dapat dimainkan para pemain pendukung?

8 Agar tidak ada kesalahfahaman atau kekeliruan dalam penelitian ini, maka peneliti beranggapan perlu adanya penjabaran definisi operasional sebagai berikut: 1. Kreativitas a. Kemampuan untuk berkreasi, kemampuan untuk menciptakan suatu. Kamus umum Bahasa Indonesia (2001:723) b. Membuat dan Mengembangkan sesuatu melalui ilham-ilham baru dalam rangka seni maupun ilmu alam lain. (Dieter Mack, 2001: 13) 2. Karya (1) pekerjaan; (2) hasil perbuatan; buatan; ciptaan (terutama hasil karangan). (Kamus Bahasa Indonesia On line) 3. Rantung Raeng Karya musik yang berarti Rantung adalah Rampak Kentrung dan Raeng adalah suara ramai bersahutan. C. Tujuan penelitian Sedangkan tujuan yang ingin dicapai penulis dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui konsep apa yang mendasari Ahmad Greg dalam menciptakan karya Rantung Raeng sebagai salah satu karya musiknya. 2. Untuk mengetahui bagaimana Ahmad Greg dalam mewujudkan konsep karyanya sehingga dapat dimainkan para pemain pendukungnya. D. Manfaat penelitian 1. Bagi peneliti

9 Dengan terciptanya karya Rantung Raeng oleh Ahmad Greg yang berada di daerah Singaparna Kabupaten Tasikmalaya dapat menambah wawasan dan pengetahuan lebih bagi peneliti tentang perkembangan musik untuk saat ini yang berasal dari kreativitas individu. 2. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menambah wawasan bagi masyarakat tentang kesenian Seni Urang Kumaha Urang yang terbentuk dari penggabungan instrumen musik tradisi, Instrumen musik modern (konvensional) dan media lingkungan (non konvensional). Salah satu karya dari perpaduan tersebut adalah Rantung Raeng karya Ahmad Greg. Selain itu, kesenian ini sebagai bentuk perkembangan musik yang diharapkan bermanfaat pula bagi dunia pendidikan. 3. Bagi Mahasiswa Kesenian Ringkang Art Production yang didirikan oleh Ahmad Greg dan mampu menciptakan karya Rantung Raeng yang berada di daerah Singaparna Kabupaten Tasikmalaya tersebut memberikan kontribusi bagi mahasiswa tentang perkembangan musik saat ini untuk dijadikan sebagai acuan dan bahan masukan dengan harapan agar para mahasiswa mampu mengembangkan kreativitas dalam bermusik. E. Asumsi Pada dasarnya setiap manusia memiliki ide dan gagasan yang ingin dituangkan dalam bermusik. Kesenian Ringkang Art Production yang memiliki

10 visi Seni Urang Kumaha Urang yang didirikan oleh Ahmad Greg dan mampu menghasilkan karya Rantung Raeng dan memiliki konsep kesenian yang menggabungkan antara instrumen musik tradisi, musik modern (konvensional) dan media lingkungan (non konvensional) sebagai pembaharuan dalam perkembangan musik sebagai suatu hasil dari kreativitasnya. Ahmad Greg sebagai pendiri dari grup kesenian ini mampu menghasilkan karya-karya dari kreativitas yang beliau miliki, dengan salah satu karyanya yaitu Rantung Raeng tadi memiliki tujuan untuk menarik minat masyarakat mengenal dan mempelajari kembali Musik Tradisi, khususnya Seni Tradisi Sunda. F. Metode dan Tekhnik Penelitian Penelitian ini merupakan tekhnik analisis dengan metode deskripsi kualitatif. Menurut Sugiyono (2005:11) bahwa penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran dari variabel penelitian. Penelitian kualitatif bersifat alami, kualitatif dan interaktif dibanding penelitian kuantitatif, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005:15) bahwa: Metode Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, tekhnik pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan) dan hasil penelitian kulaitatif lebih menekankan pada makna-makna. Selain itu disampaikan pula oleh Best (1982 : 119): Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek dengan apa adanya. Adapun tehnik yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi dan study literature.

11 1. Observasi adalah peneliti mengamati langsung ke lapangan untuk mendapatkan data yang akurat menurut keadaan di lapangan yang sebenarnya. 2. Wawancara adalah salah satu tehnik pengumpulan data melalui proses Tanya jawab secara langsung pada pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Wawancara tersebut terbagi dalam dua bagian yaitu : a. Wawancara mendalam Informasi lain yang diperoleh dengan tekhnik wawancara dengan beberapa subyek yang diteliti dan beberapa narasumber yang dianggap memiliki sejumlah data yang diperlukan dalam penelitian ini. Hal ini dilaksanakan karena informasi yang dikumpulkan tidak akan cukup, terutama ketika mencari informasi tentang karya Rantung Raeng. Wawancara ini peneliti lakukan dengan sangat hati-hati, karena peneliti tidak mengharapkan narasumber merasa tertekan dengan adanya wawancara tersebut. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan wawancara peneliti menyesuaikan dengan kondisi yang ada pada saat itu. Wawancara peneliti lakukan kepada pembuat karya Rantung Raeng antara lain tentang bagaimana proses terciptanya karya rantung raeng, instrumen musik apa saja yang digunakan, serta konsep, motivasi dan tujuan dari pembuatan karya tersebut dalam kehidupan masyarakat.

12 b. Catatan lapangan Catatan lapangan peneliti buat supaya hasil jawaban dari pertanyaan yang telah peneliti dapatkan dapat tersimpan. 3. Study Dokumentasi, kepentingan study dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk membantu data di dalam menganalisis bentuk gambar (photo atau pun video). 4. Study Literatur adalah mencari referensi dari berbagai sumber yang menunjang dan berkaitan dengan penelitian yang akan diproses seperti buku-buku mengenai pertunjukan/manajemen musik, jurnal dan referensi lainnya dari internet. Tekhnik pengolahan data disusun dalam beberapa tahap yaitu sebagai berikut: 1. Pengumpulan data Dalam penelitian ini data dikelompokan berdasarkan sumber wawancara,observasi, analisis documenter, dan studi literature. Data-data yang telah peneliti kumpulkan, akan peneliti klasifikasikan dalam beberapa bagian, yaitu: a. Data tentang Karya Rantung Raeng b. Data tentang proses pembuatan karya Rantung Raeng c. Data tentang respon masyarakat tentang karya musik Rantung Raeng 2. Analisis data Setelah diperoleh, peneliti menganalisa dan memilah-milah data tersebut sesuai permasalahan penelitian.

13 G. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di daerah Singaparna, Tasikmalaya tepatnya di Jl.Tanjakan Cikiray No. 70/76 Rt.02, Rw.15, Singaparna Tasikmalaya. Subjek dari penelitian ini adalah seorang seniman muda yang berasal dari daerah dan memiliki bakat dalam bermusik serta keinginan dalam mengembangkan musik Tradisi yang di kolaborasikan dengan musik modern untuk menarik minat masyarakat mengenal kembali musik tradisi.