BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN PASURUAN

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI PROPINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

- 1 - PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 01 TAHUN 2014

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

Arsip Nasional Republik Indonesia

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN BONDOWOSO

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

BUPATI BANTAENG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK KABUPATEN BANTAENG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

PEMERINTAH KOTA BATU

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 t

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, HAK DAN KEWAJIBAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PENGADAAN BARANG DAN JASA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR... TAHUN.. TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 32 TAHUN 2013 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga terwujud pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme;

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 12 TAHUN 2015

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

WALIKOTA PANGKALPINANG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 86 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

WALIKOTA BALIKPAPAN, PROVINSI KALIMANTANN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN IZIN GANGGUAN DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA KOTA MATARAM NOMOR : 8 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2017

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 14 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : bahwa untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan tentang Pelayanan Publik di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 9); 2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Negara (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3866); 5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik; 6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/25/M.PAN/05/2006 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik; 7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/26/M.PAN/05/2006 tentang Pedoman Penilaian Kinerja

Pelayanan Publik Dalam Rangka pelaksanaan Kompetisi Antar Kabupaten/Kota; 8. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik; 9. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Mayarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah; 10. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/26/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik; 11. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/118/M.PAN/8/2004 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan Masyarakat Bagi Instansi Pemerintah; 12. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2005 Nomor 5 Seri E). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PASURUAN dan BUPATI PASURUAN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN PASURUAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pasuruan; 2. Bupati adalah Bupati Pasuruan; 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pasuruan; 4. Pengawas Penyelenggaraan Pelayanan Publik Kabupaten Pasuruan adalah lembaga yang bertugas melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan publik; 2

5. Pelayanan publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang, jasa dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang terkait dengan kepentingan publik; 6. Penyelenggara pelayanan publik adalah lembaga dan petugas pelayanan publik baik Pemerintah Daerah maupun Badan Usaha Milik Daerah yang menyelenggarakan pelayanan publik; 7. Penerima layanan publik adalah orang perorangan dan atau kelompok orang dan atau Badan Hukum yang memiliki hak dan kewajiban terhadap suatu pelayanan publik; 8. Standar pelayanan adalah ketentuan yang berisi norma, pedoman dan kesepakatan mengenai kualitas pelayanan, sarana dan prasarana yang dirumuskan secara bersama oleh pihak-pihak yang berkepentingan; 9. Indeks Kepuasan Masyarakat adalah ukuran kepuasan masyarakat sebagai penerima layanan yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik berdasarkan standar pelayanan yang telah ditetapkan; 10. Pertanggungjawaban Pelayanan Publik adalah perwujudan kewajiban penyelenggara pelayanan publik untuk mempertanggungjawabkan kepada masyarakat mengenai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, melalui mekanisme pertanggungjawaban secara periodik; 11. Pengaduan adalah pemberitahuan yang menginformasikan terhadap ketidaksesuaian antara pelayanan yang diterima dengan standar pelayanan yang telah ditentukan; 12. Sengketa Pelayanan Publik adalah persoalan yang timbul dalam bidang pelayanan publik antara penerima layanan dengan penyelenggara pelayanan publik akibat ketidaksesuaian antara pelayanan yang diterima dengan standar pelayanan publik yang telah ditetapkan; 13. Penghargaan adalah imbalan dan atau sesuatu yang diberikan kepada penyelenggara pelayanan publik atas dasar prestasi dari pelaksanaan tugasnya dalam memberikan pelayanan publik; 14. Pembinaan adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh pejabat yang berwenang kepada unit penyelenggara pelayanan publik, agar unit penyelenggara pelayanan publik yang dibina dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanannya; 15. Pelayanan Administrasi adalah pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik; 16. Pelayanan Barang adalah pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/.jenis barang yang digunakan oleh publik; 17. Pelayanan Jasa adalah pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik. BAB II RUANG LINGKUP DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Ruang lingkup pelayanan publik meliputi semua bentuk pelayanan yang berkaitan dengan kepentingan publik yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik di Kabupaten Pasuruan; 3

(2) Ruang lingkup dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan menjadi pelayanan administrasi, pelayanan barang dan pelayanan jasa yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 3 Tujuan Pelayanan Publik adalah: a. Mewujudkan kepastian tentang hak, tanggung jawab, kewajiban dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik di Kabupaten Pasuruan; b. Terpenuhinya hak-hak masyarakat dalam memperoleh pelayanan publik sesuai mekanisme yang berlaku; c. Mewujudkan partisipasi dan ketaatan masyarakat dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik sesuai dengan mekanisme yang berlaku. BAB III TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK Bagian Pertama Tugas dan Tanggung Jawab Pasal 4 (1) Penyelenggara pelayanan publik bertugas untuk menyusun standar pelayanan minimum di unit kerjanya masing-masing; (2) Penyelenggara pelayanan publik bertugas untuk memberikan pelayanan pada masyarakat sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Pasal 5 (1) Penyelenggara pelayanan publik wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada Bupati; (2) Penyampaian pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan secara periodik setiap tiga bulan, setiap akhir tahun, dan pada saat waktu tertentu apabila ada hal-hal khusus; (3) Tata cara penyampaian pertanggungjawaban sebagaimana diatur dalam ayat (1) selanjutnya akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. 4

Bagian Kedua Kompensasi Pasal 6 (1) Penyelenggara pelayanan publik dapat memberikan kompensasi kepada penerima pelayanan publik atas adanya ketidaksesuaian pelayanan dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan apabila ketidaksesuaian itu disebabkan oleh penyelenggara pelayanan publik; (2) Bentuk dan tata cara kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB IV STANDAR PELAYANAN PUBLIK Pasal 7 (1) Setiap penyelenggara pelayanan publik wajib membuat standar pelayanan sebagai ukuran yang telah ditetapkan dalam penyelenggaraan pelayanan publik; (2) Standar pelayanan meliputi : a. prosedur pelayanan mengenai tata cara, mekanisme dan kejelasan persyaratan teknis dan administratif; b. batas waktu penyelesaian pelayanan; c. besarnya biaya/ tarif pelayanan dan tata cara pembayarannya; d. mutu produk/ hasil pelayanan yang akan diterima harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan; e. ketersediaan sarana/ prasarana pelayanan yang memandai oleh penyelenggara pelayanan publik; f. kompetensi petugas pemberi layanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan, sikap dan prilaku yang diperlukan. (3) Standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberlakukan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; (4) Masing-masing penyelenggara pelayanan publik wajib menginformasikan standar pelayanan publik kepada masyarakat; (5) Masing-masing penyelenggara pelayanan publik menjalankan fungsi pelayanan informasi publik dan fungsi penanganan pengaduan dari masyarakat. 5

BAB V INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT Pasal 8 (1) Penyelenggara pelayanan publik wajib melakukan penilaian kinerja penyelenggaraan pelayanan publik secara periodik; (2) Untuk melaksanakan penilaian kinerja sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan melalui pengukuran indeks kepuasan masyarakat sesuai dengan standart pelayanan publik masing-masing penyelenggara pelayanan publik; (3) Apabila ditemukan ketidaksesuaian nilai antara Indeks Kepuasan Masyarakat dengan standar pelayanan publik, maka akan dilakukan pembinaan dan pengembangan kapasitas penyelenggaraan pelayanan publik; (4) Tata cara pelaksanaan pembinaan dan pengembangan kapasitas penyelenggaraan pelayanan publik diatur dengan Peraturan Bupati. BAB V PENGEMBANGAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Pasal 9 (1) Sebagai upaya melakukan perubahan sikap dan perilaku serta motivasi kerja untuk membangun kultur birokrasi pemerintahan yang bermoral, beretika, terwujudnya iklim kerja yang berorientasi pada etos kerja dan produktifitas yang tinggi perlu pembinaan dan pengembangan kapasitas penyelenggaraan pelayanan publik; (2) Tata cara dan petunjuk lebih lanjut tentang pedoman penyelenggaraan, pembinaan dan pengembangan kapasitas pelayanan publik sebagaimana dimaksud ayat (1) akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. BAB VI PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK Bagian Pertama Penetapan dan Kedudukan Pasal 10 (1) Pengawasan Penyelenggara Pelayanan Publik dilakukan oleh Pengawas Intern dan Pengawas Ekstern; (2) Pengawas Intern Penyelenggaraan Pelayanan Publik dilakukan melalui : a. Pengawasan oleh atasan langsung sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. Pengawasan oleh aparat pengawasan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 6

(3) Pengawasan Ekstern Penyelenggaraan Pelayanan Publik dilakukan oleh masyarakat maupun DPRD berupa laporan atau pengaduan masyarakat tentang penyimpangan dan kelemahan dalam penyelenggaraan pelayanan publik; (4) Pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Bagian Kedua Tugas dan Kewajiban Pasal 11 (1) Pengawas Penyelenggara Pelayanan Publik mempunyai tugas : a. Menerima pengaduan, memeriksa dan menyelesaikan setiap sengketa pelayanan publik yang memenuhi syarat; b. Membuat pengaturan mengenai mekanisme, teknis dan prosedur penyelesaian sengketa pelayanan publik; c. Melakukan klarifikasi dan mediasi antara para pihak yang bermasalah dalam pelaksanaan pelayanan publik; d. Menindaklanjuti keluhan dan ketidak puasan pelayanan publik, baik yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat kepada Tim Pengawas Penyelenggara Pelayanan Publik. (2) Pengawas Penyelenggara Pelayanan Publik berkewajiban untuk : a. Meminta informasi pada penyelenggara pelayanan publik tentang pengajuan keberatan dari masyarakat dan tindak lanjut yang telah dilakukan; b. Memberikan pertanggungjawaban kinerjanya kepada publik. (3) Penyelenggara pelayanan publik yang dimintai keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib memenuhi permintaan Tim Pengawas Penyelenggara Pelayanan Publik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Ketiga Pertanggungjawaban Pasal 12 Pengawas Penyelenggara Pelayanan Publik menyampaikan pertanggungjawaban setiap akhir tahun dan/ atau karena hal-hal khusus. 7

BAB VII HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT Bagian Pertama Hak Penerima Layanan Publik Pasal 13 Penerima layanan publik mempunyai hak : a. Mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan tujuan dan standar pelayanan publik yang telah ditentukan; b. Mendapatkan kemudahan untuk memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang sistem, mekanisme dan prosedur dalam pelayanan publik. c. Mendapatkan pelayanan secara adil, tidak diskriminatif, santun, bersahabat dan ramah; d. Memperoleh kompensasi apabila tidak mendapatkan pelayanan sesuai standar pelayanan publik yang telah ditetapkan; e. Menyampaikan pengaduan kepada penyelenggara pelayanan publik dan atau Tim Pengawas Penyelenggara Pelayanan Publik untuk mendapatkan penyelesaian; f. Memperoleh kejelasan atas pengaduan yang diajukan sesuai mekanisme yang berlaku. Bagian Kedua Kewajiban Penerima Layanan publik Pasal 14 Penerima layanan publik mempunyai kewajiban untuk : a. Mentaati mekanisme, prosedur dan persyaratan dalam penyelenggara pelayanan publik; b. Memelihara dan menjaga berbagai sarana dan prasarana pelayanan publik; c. Melaksanakan semua ketentuan yang dipersyaratkan dari setiap jenis pelayanan publik yang diterima. Bagian Ketiga Partisipasi Masyarakat dalam Pelayanan Publik Pasal 15 (1) Memberikan saran untuk perbaikan pelayanan publik; (2) Mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik dan penyelesaian pengaduan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; (3) Memberi masukan kepada penyelenggara pelayanan publik dalam merumuskan standar pelayanan minimum. 8

BAB VIII PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK Pasal 16 Tata cara pengaduan pelayanan publik adalah sebagai berikut : a. Pengaduan pelayanan publik diajukan kepada penyelenggara pelayanan publik; b. Pengaduan disampaikan secara jelas dan bertanggung jawab dengan menyebutkan identitas yang jelas; c. Penyelenggara pelayanan publik harus menindaklanjuti pengaduan tersebut; d. Apabila penyelenggara pelayanan publik tidak menanggapi sebagaimana mestinya atau tidak menerima pengaduan sebagaimana dimaksud pada huruf c, maka pengaduan diajukan kepada Tim Pengawas Penyelenggara Pelayanan Publik; e. Mekanisme pengaduan pelayanan publik diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB IX PEMBERIAN PENGHARGAAN Pasal 17 (1) Untuk memberikan motivasi agar petugas penyelenggara pelayanan publik dapat meningkatkan prestasi kerja dan pengabdiannya diberikan penghargaan; (2) Pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui penilaian dan pemilihan, dengan mempertimbangkan pada aspekaspek : a. Moral dan akhlak; b. Kemampuan teknis, yaitu memiliki kemampuan, kepandaian, ketrampilan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab; c. Prestasi kerja, yaitu bekerja berdasarkan perencanaan dan dapat mencapai target sesuai rencana dengan hasil yang baik; d. Paling sedikit menerima keluhan dan pengaduan dari masyarakat atas pelayanannya; e. Kerjasama, yaitu mampu bekerja dalam kelompok dan senang membantu orang lain serta tidak egois. (3) Pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan setiap tahun dan dikoordinasikan dengan Sekretaris Daerah. 9

BAB X KETENTUAN SANKSI Pasal 18 (1) Tindakan penyimpangan atau pengabaian terhadap wewenang, prosedur dan substansi merupakan pelanggaran yang dapat dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku; (2) Bentuk pelanggaran sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan pelanggaran administrasi; (3) Bentuk sanksi dari pelanggaran administrasi sebagaimana dimaksud ayat (2) berupa : a. Peringatan lesan; b. Peringatan tertulis; c. Penundaan kenaikan pangkat. BAB XI PEMBIAYAAN Pasal 19 (1) Anggaran pelaksanaan pelayanan publik instansi pemerintah dibebankan pada masing-masing Penyelenggara Pelayanan Publik; (2) Anggaran untuk operasional Tim Pengawas Penyelenggara Pelayanan Publik dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pasuruan. BAB XII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 20 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. 10

BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pasuruan. Ditetapkan di Pasuruan pada tanggal 11 September 2006 BUPATI PASURUAN, ttd. Diundangkan di Pasuruan pada tanggal 11 September 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PASURUAN, JUSBAKIR ALDJUFRI ttd. MACHMUD RIEF LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2006 NOMOR 18 11