127 5.1 Kesimpulan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian dari hasil pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : 1. Penambahan kapur pada proses pengeringan dan pembasahan menyebabkan penurunan angka pori yang lebih besar daripada tanah asli. Hal ini terbukti dari hasil percobaan bahwa harga angka pori (e) pada menurun dari 0.948 untuk kondisi asli menjadi 0.904 untuk tanah kapur. 2. Penambahan kapur pada proses pengeringan dan pembasahan juga menyebabkan penurunan derajat kejenuhan yang lebih besar daripada tanah asli. Hal ini terbukti dari hasil percobaan bahwa harga Sr pada proses pengeringan menurun dari 26.17% untuk tanah asli menjadi 9.03% untuk tanah kapur, sedangkan pada pada proses pembasahan menurun dari 83.88% untuk tanah asli 64.333% untuk tanah kapur. 3. Efek penambahan kapur pada tanah asli yang mengalami pengeringan dan pembasahan menyebabkan peningkatan harga kohesi dan sudut geser dalam yang lebih besar. Hal ini terbukti dari hasil percobaan yang didapatkan bahwa pada kondisi initial tanah asli didapatkan harga C = 0.4446 kg/cm 2 dan harga = 56.8 0 Sedangkan pada kondisi initial pada campuran tanah dan kapur didapatkan harga C = 0.6038 kg/cm 2 dan harga = 65.41 0 4. Efek penambahan kapur pada tanah asli pada proses pengeringan dan pembasahan juga menyebabkan peningkatan harga tegangan air pori negetif yang lebih besar. 127
128 Hal ini terbukti dari hasil percobaan yang didapatkan bahwa pada kondisi initial tanah asli didapatkan harga - Uw = 3181.13 kpa sedangkan pada tanah dengan campuran kapur didapatkan harga -Uw =48428.83 kpa. 5. Infiltrasi air hujan kedalam tanah cukup berpengaruh besar pada kadar air, angka pori derajat kejenuhan dan kuat parameter kuat geser tanah, terutama pada kondisi pengeringan. Akan tetapi pada kondisi pembasahan kurang berpengaruh. Baik dari kondisi tanah asli ataupun dengan ditambahkan campuran kapur. Dari hasil uji kolom infiltrasi didapatkan nilai koefisien permeabilitas yang lebih kecil daripada tanah asli, yaitu harga Kw pada tanah asli kondisi drying 100% tanpa penghujanan didapatkan sebesar = 9.947E-06 m/dt. Sedangkan untuk tanah yang dicampur dengan kapur pada kondisi drying 100% tanpa penghujanan didapat harga Kw = 3.303.E-08 m/dt. 6. Dari hasil analisa Geoslope didapatkan harga SF untuk kondisi asli tanpa penghujanan 1.487 sedangkan untuk tanah asli yang dicampur dengan kapur sebesar 1.500 dengan metode Bishop. Sedangkan dengan menggunakan Metode Ordinary, SF akibat penambahan kapur meningkat dari 1.635 menjadi 1.710. 5.2 SARAN Berdasarkan pengalaman yang telah penulis lakukan, maka disarankan : 1. Pekerjaan identifikasi awal ( penentuan parameter kapur yang optimal ) dilakukan jauh-jauh hari sebelum melakukan tes dan pemahaman tentang sifat bahan additive terhadap tanah apabila dilakukan pencampuran.
129 2. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka pengkondisian dilakukan dalam waktu yang lama, karena penyerapan air oleh kondisi yang padat sangatlah susah. 3. karena kadar air yang terkandung mudah hilang dan sulit untuk menyerap maka setiap melakukan tes yang berhubungan langsung dengan udara luar diharapkan dapat dilakukan dengan cepat dan teliti guna menghindari hilangnya kadar air. Pada saat melakukan tes direct shear, sample tanah yang dicampur dengan kapur seharusnya dilakukan tes dengan seteliti mungkin, karena sample tanah yang dicampur dengan kapur kondisi adalah kaku dan padat. Dampaknya pada bacaan tes direct shear langsung turun drastis karena patah dan sulit dideteksi.
DAFTAR PUSTAKA Bosscher, P.J.(1975), Stabl User Manual, Purdue University, West Lafayette, Indiana DAS,B.M (1988), Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknik) Terjemahan oleh : Noor Endah Mochtar dan Indrasurya B. Mochtar, Erlangga, Jakarta. Fredlund, D. G.(1979), Second Canadian Geotech Colloquim: Appropiate Concept and Technology for Unsaturated Soils, Canada Geotechnical Journal VI.16 No.1, pp.121-139 FREDLUND, D.G DAN RAHARJO, H (1993), Soil Mechanics for Unsaturated Soils, John Wiley & Sons, Singapore. Gardner,r 91973), A Method of Measuring the Capilary of Soil Moisture Over a Wide Moisture Range, Soil Sci 43, pp. 227-283. Leong, E.C, dan Raharjo, H (1997), Permeability Function for Unsaturated Soils, Canadian Geotechnical Journal, Vol.33, pp.33-392. Muntaha, Moh, (2005), Studi Pengaruh Infiltrasi Air Hujan Terhadap Kestabilan Lereng Tanah Lanau, INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER, Surabaya. Vanapali, S. K, Fredlund, D.G, Pufahl, D.E, dan Clifton, A.W, (1996), Model for the Prediction of Strength with Respect to Soil Suction, Canadian geotechnical Journal, Vol. 33, pp.33-392.
Panjaitan, S.R.N, (2000), Pengaruh Pengeringan dan Pembasahan Terhadap Kuat Tekan Tanah Mengembang Yang Distabilisasi Dengan Fly Ash, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Sudirham, S, dan Arif, M, (1996), Perbedaan Penggunaan Kapur Bentuk Powder Dan Slurry Dalam Stabilisasi Tanah Lempung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Slope W, Tutorial, Canadian.