BAB I PENDAHULUAN. yang khusus terjadi selama kehamilan. Preeklamsia biasanya didefinisikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian yang dialami ibu selama masa kehamilan masih cukup tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita, dimana kehamilan merupakan proses fertilisasi atau

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, terlihat

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ovulasi, migrasi sperma dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Preeklampsia/eklampsia merupakan salah satu penyebab. utama morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi di dunia

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan ibu hamil, kurangnya Antenatal Care (ANC), diabetes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Disusun oleh : Intiyaswati. membengkak dan pada pemeriksaan laboratorium dijumpai protein didalam urine

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Preeklamsia dan eklamsia merupakan masalah kesehatan yang. memerlukan perhatian khusus karena preeklamsia adalah penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan, pereklamsi/eklamsi, dan infeksi ( Saifuddin, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. berkembang organ demi organ lengkap dengan segala fungsi masing-masing, dan

1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu adalah satu dari delapan program Millenium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dikenal dengan Millennium Development Goals (MDG s) hingga tahun 2015 adalah dengan menurunkan ¾ risiko jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per

BAB 2 TINJAUAN PUSAKA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu disebabkan karena abruptio plasenta, preeklampsia, dan eklampsia.

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN meninggal dunia dimana 99% terjadi di negara berkembang. 1 Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI), sehingga menempatkannya diantara delapan tujuan Millennium

HUBUNGAN USIA, GRAVIDA, DAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN PREEKLAMSIA DI RSUD WONOSARI TAHUN 2015

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian wanita yang disebabkan oleh karena kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Millenium development goal (MDG) menargetkan penurunan AKI menjadi

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) merupakan suatu

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsi Di Ruang Bersalin BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RSUD DR. SOESILO KABUPATEN TEGAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI POLI KEBIDANAN RUMAH SAKIT KESDAM BANDA ACEH. Mayang Sari 1, Imelda 2

PENDAHULUAN. Sebagian besar kasus kematian ibu di dunia terjadi di negara- negara. bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Berdasarkan Survei

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang memiliki Angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

PENGARUH USIA KEHAMILAN TERHADAP RISIKO PRE EKLAMSI EKLAMSI PADA KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dari partus lama pada prinsipnya adalah his yang tidak efisien (in adekuat), faktor

BAB I PENDAHULUAN. indeks pembangunan manusia suatu Negara. World Health Organization ( WHO )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Obstetri dan Ginekologi.

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan suatu program yang

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama mortalitas (Saefudin, 2002). AKI ini menggambarkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan masih merupakan masalah besar. dalam bidang obstetri, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan. terhambat di dalam Rahim, kematian janin di dalam rahim, solusio

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah salah satu faktor yang paling umum menyebabkan umur harapan hidup (UHH) lebih pendek dan beberapa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Preeklamsia adalah gangguan multi sistem dengan etiologi kompleks yang khusus terjadi selama kehamilan. Preeklamsia biasanya didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah 140 mmhg dan proteinuria yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu. (1) Preeklamsia berat akan memberikan tingkat cedera yang berbedabeda pada setiap janin. Dampak utama pada janin ialah kekurangan gizi akibat kekurangan vascular uteroplasenta. Hal ini mengarah pada gangguan pertumbuhan. Terdapat efek jangka pendek juga panjang. Dampak langsungnya yaitu mengubah pertumbuhan janin yang dapat mengakibatkan kecacatan janin yang lebih besar. Kesehatan janin dan berat badannya sangat terganggu, hal ini mengarah ke berbagai tingkat morbiditas janin. (2) Preeklamsia diawali dengan plasenta abnormal sehingga mengakibatkan berbagai masalah lainnya yang berhubungan dengan sistem vascular. Preeklamsia mempunyai dampak pada fungsi ginjal. Bahaya terbesar ialah apabila kemudian muncul sindrom HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzimes and Low Platelet Count) / hemolisis, peningkatan enzim hati serta jumlah trombosit yang rendah. Sindrom 1

HELLP, bersama hadirnya preeklamsia dapat mengakibatkan banyak kematian pada ibu terkait dengan hipertensi. (2) Berdasarkan INA CBG, ibu yang melahirkan dengan diagnosa primer persalinan karena presentasi bokong, karena penyempitan panggul dan kehamilan kembar disertai diagnosa sekunder preeklamsia ringan dengan prosedur sectio caesarea maka biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp4.811.500,00; sedangkan ibu melahirkan dengan diagnosa primer persalinan karena presentasi bokong dan penyempitan panggul disertai diagnosa sekunder preeklamsia berat dengan prosedur sectio caesarea membutuhkan biaya sebanyak Rp5.247.800,00 (3) Preeklamsia merupakan penyebab ke-2 kematian ibu di dunia setelah pendarahan. (4) Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2008, angka kejadian preeklamsia di seluruh dunia berkisar 0,51%-38,4%. Di negara maju, angka kejadian preeklamsia berkisar 5% 6%, frekuensi preeklamsia untuk tiap Negara berbeda-beda karena banyak faktor yang mempengaruhi. Di Indonesia frekuensi kejadian preeklamsia sekitar 3-10%, sedangkan di Amerika Serikat dilaporkan bahwa kejadian preeklampsia sebanyak 5%. Di Indonesia, preeklamsia merupakan penyebab kematian ibu yang tinggi disamping pendarahan dan infeksi, yaitu perdarahan mencapai 28%, preeklamsia sebesar 24%, infeksi sebesar 11%, komplikasi peuperium sebesar 8%, partus lama sebesar 5%, dan abortus sebanyak 5%. (5) 2

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga di Kawasan ASEAN. (6) Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi. Namun proporsinya telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan sedangkan HDK proporsinya semakin meningkat. Lebih dari 25% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013 disebabkan oleh HDK. (6) Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016 sebanyak 602 kasus, mengalami penurunan dibandingkan jumlah kasus kematian ibu tahun 2015 yang sebanyak 619 kasus. Dengan demikian Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 111,16 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 menjadi 109,65 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016. Kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 disebabkan oleh perdarahan (33,22%), hipertensi dalam kehamilan (27,08%), gangguan sistem peredaran darah (13,29%), infeksi (4,82%), gangguan metabolism (0,33%) dan lain-lain (21,26%). (7) Berdasarkan laporan rutin tahun 2015 terdapat 20 kematian ibu yang terdiri dari 10 kematian ibu hamil, 2 kematian ibu bersalin dan 8 kematian ibu nifas. Sehingga estimasi Angka Kematian Ibu Maternal di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2015 adalah 159,06 / 100.000 Kelahiran Hidup. 3

Angka ini meningkat cukup signifikan bila dibandingkan tahun 2014 sebesar 100,47 / 100.000 kelahiran hidup. (8) Di wilayah Kabupaten Sukoharjo, jumlah ibu hamil berisiko tinggi akibat hipertensi pada tahun 2014 sebanyak 117, tahun 2015 sebanyak 134. Data hingga bulan Agustus 2016, jumlah ibu hamil risiko tinggi dengan hipertensi / preeklamsia sebanyak 106. (9) Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, bahwa dari bulan Januari hingga September tahun 2016 tercacat 12 orang ibu meninggal yang disebabkan oleh Preeklamsia (33,33%), jantung (33,33%), perdarahan (25%) dan penyakit syaraf (8,33%). (10) Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerolus. Pada beberapa kasus. Lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan intertisial belum diketahui penyebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteiola sehingga terjadi perubahan glomerolus. (11) 4

Pada pemeriksaan darah kehamilan normal terdapat peningkatan angiotensin, renin, dan aldosteron, sebagai kompensasi peredaran darah dan metabolisme dapat berlangsung. Pada preeklamsia terjadi penurunan angiotensin, renin, dan aldosteron tetapi dijumpai edema, hipertensi, dan proteinuria. Diagnosis preeklamsia ditetapkan dengan dua dari trias preeklamsia yaitu kenaikan berat badan-edema, kenaikan tekanan darah, dan terdapat proteinuria (12) Data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo tahun 2016, dari 38.668 Pasangan Usia Subur ( PUS ) di Kabupaten Sukoharjo, sebanyak 14,48 % hamil; 35,44 % ingin punya anak tetapi belum hamil; 27,13 % tidak ingin punya anak; dan 22,28 % menunda punya anak. (13) Sedangkan angka kelahiran kasar (CBR) per kecamatan di Kabupaten Sukoharjo tertinggi di kecamatan Baki (15,65%), Grogol (14,18%), Kartasura (13,41%), dan Gatak (13,39%). (13) Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap 20 ibu hamil di Kabupaten Sukoharjo, 12 ibu menyatakan tidak menginginkan kehamilannya yang terdiri dari 7 ibu preeklamsia dan 5 tidak preeklamsia, sedangkan 8 ibu yang menginginkan kehamilannya terdiri dari 3 ibu yang preeklamsia dan 5 ibu tidak preeklamsia. Sehingga jika dilakukan perhitungan diperoleh nilai OR = 2,33, artinya ibu yang tidak menginginkan kehamilan lebih berisiko 2 kali lebih besar untuk mengalami preeklamsia. Reaksi kehamilan yang tidak dikehendaki yaitu ibu mudah emosional seperti gampang marah, rasa benci dan murung, gampang bingung, stres, bahkan bisa depresi atau 5

bunuh diri. (14) Stres yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. (15) Beberapa faktor risiko preeklamsia yang pernah diteliti yaitu usia, primigravida, paritas, riwayat preeklamsia, riwayat hipertensi, ANC, tingkat pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan, keturunan, obesitas, diabetes mellitus, asam urat, IMT, aktivitas fisik, asupan gizi dan asap rokok. Oleh karena banyaknya ibu yang meninggal akibat preeklamsia, dan berdasarkan studi pendahuluan diperoleh hasil bahwa kehamilan tidak diinginkan berisiko 2 kali lebih besar untuk mengalami preeklamsia, serta belum adanya penelitian tentang kehamilan tidak diinginkan sebagai faktor risiko preeklamsia maka peneliti merasa perlu meneliti lebih lanjut tentang faktor risiko preeklamsia pada ibu di Kabupaten Sukoharjo. B. Perumusan Masalah 1. Di Indonesia, preeklamsia merupakan penyebab kematian ibu yang tinggi disamping pendarahan dan infeksi, yaitu perdarahan mencapai 28%, preeklamsia sebesar 24%, infeksi sebesar 11%, komplikasi peuperium sebesar 8%, partus lama sebesar 5%, dan abortus sebanyak 5%. (5) 2. Kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 disebabkan oleh perdarahan (33,22%), hipertensi dalam kehamilan (27,08%), gangguan sistem peredaran darah (13,29%), infeksi (4,82%), gangguan metabolism (0,33%) dan lain-lain (21,26%). (7) 6

3. Angka Kematian Ibu Maternal di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2015 adalah 159,06 / 100.000 Kelahiran Hidup. Angka ini meningkat cukup signifikan bila dibandingkan tahun 2014 sebesar 100,47 / 100.000 kelahiran hidup. (8) 4. Crude Birth Rate (CBR) per kecamatan di Kabupaten Sukoharjo tertinggi di kecamatan Baki (15,65%), Grogol (14,18%), Kartasura (13,41%), dan Gatak (13,39%). (13) 5. Data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo tahun 2016, dari 38.668 Pasangan Usia Subur ( PUS ) di Kabupaten Sukoharjo, sebanyak 14,48 % hamil; 35,44 % ingin punya anak tetapi belum hamil; 27,13 % tidak ingin punya anak ; dan 22,28 % menunda punya anak. (13) 6. Di Kabupaten Sukoharjo Pada tahun 2016 tercacat 12 orang ibu meninggal yang disebabkan oleh Preeklamsia (33,33%), jantung (33,33%), perdarahan (25%) dan penyakit syaraf (8,33%). (10) 7. Beberapa faktor risiko preeklamsia yang pernah diteliti yaitu usia, primigravida, paritas, riwayat preeklamsia, riwayat hipertensi, ANC, tingkat pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan, keturunan, obesitas, diabetes mellitus, asam urat, IMT, aktivitas fisik, asap rokok. 8. Belum pernah dilakukan penelitian tentang kehamilan tidak diinginkan sebagai faktor risiko kejadian preeklamsia. 7

C. Rumusan Masalah : 1. Rumusan Masalah Umum Apakah faktor host, agent dan environment merupakan faktor risiko kejadian Preeklamsia. 2. Rumusan Masalah Khusus a. Apakah usia kurang dari 20 atau lebih dari 35 tahun merupakan faktor risiko kejadian preeklamsia pada ibu? b. Apakah multiparitas merupakan faktor risiko kejadian preeklamsia pada ibu? c. Apakah riwayat hipertensi merupakan faktor risiko kejadian preeklamsia pada ibu? d. Apakah riwayat preeklamsia keluarga merupakan faktor risiko kejadian preeklamsia pada ibu? e. Apakah kehamilan tidak diinginkan merupakan faktor risiko kejadian preeklamsia pada ibu? f. Apakah paparan asap rokok merupakan faktor risiko kejadian preeklamsia pada ibu? g. Apakah stress berat merupakan faktor risiko kejadian preeklamsia pada ibu? h. Apakah aktivitas fisik tinggi merupakan faktor risiko kejadian preeklamsia pada ibu? i. Apakah kelebihan berat badan sebelum hamil merupakan faktor risiko kejadian preeklamsia pada ibu? 8

D. Orisinalitas Penelitian Penelitian tentang preeklamsia sudah pernah dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian mengenai kejadian preeklamsia pada ibu yang pernah dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1.1. Penelitian Sebelumnya Nama dan Judul Penelitian 1. Nanin Indriani, Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan Preeklamsia /Eklamsia pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Kota Tegal Tahun 2011. (16) 2. Rozikhan, Faktorfaktor risiko terjadinya pre eklamsia berat di Rumah Sakit Dr. H.Soewondo Kendal Tahun 2007. (17) Rancangan dan Variabel Penelitian Desain: Kasus kontrol. Variabel: Umur, gravida, paritas, riwayat abortus, usia gestasi, pekerjaan Desain: Kasus kontrol. Variabel: Umur, gravida, jarak kehamilan, kehamilan ganda, riwayat pre eklampsia, keturunan, riwayat hipertensi, diabetes mellitus, status gizi, pemeriksaan ANC, status ekonomi, pendidikan, pengetahuan, riwayat penggunaan alat kontrasepsi, pekerjaan, jarak dengan pelayanan kesehatan, keberdayaan Hasil Penelitian Faktor yang berhubungan antara lain : faktor umur, usia gestasi, dan faktor status pekerjaan ibu. Faktor tidak mempunyai hubungan dengan pre eklamsia antara lain gravida, paritas, dan riwayat abortus. Variabel yang mempunyai risiko terjadinya preeklamsia berat adalah riwayat preeklamsia mempunyai risiko 15,506 kali, keturunan mempunyai risiko 7,110 kali, dan paritas mempunyai risiko 4,751 kali untuk terjadi preeklampsia berat 9

3. Apriliani Asmara Puspitasari, Faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian pre eklamsia pada ibu hamil (studi di RSUP Dr Kariadi Semarang Tahun 2007). (18) 4. Sitti Nur Djannah, Ika Sukma Arianti, Gambaran Epidemiologi Kejadian Preeklamsia /Eklampsia Di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2007-2009. (19) 5.Sri Lestari Dwi Astuti, Tri Sunaryo, Susi Dwi Haryati, Analisis Faktor Resiko Terjadinya Preeklamsia Berat Pada Ibu Hamil Trimester Ketiga Tahun 2012. (20) Desain: Kasus kontrol. Variabel: Umur, primigravida, kehamilan ganda, diabetes, riwayat hipertensi, obesitas Desain: Cross sectional. Variabel: usia ibu, paritas, tingkat ANC, riwayat hipertensi kronik, pendidikan ibu dan jenis pekerjaan ibu Desain: Cross sectional. Variabel: Riwayat pre eklamsia, riwayat hipertensi, riwayat DM Umur, hipertensi, dan obesitas berhubungan dengan kejadian pre eklamsia. Primigravida, kehamilan ganda, dan diabetes tidak berhubungan dengan kejadian preeklamsia. Kasus preeklamsia/eklamsia dari tahun 2007 2009 adalah 3,9%, umur ibu 20 30 tahun 64,4%, memiliki paritas primigravida 69,5%, frekuensi kehamilan kali < 4 76,3%, pendidikan adalah sekolah menengah umum 39,8% dan 63,5% menganggur. Ada pengaruh yang signifikan antara riwayat pre eklampsi dan riwayat hipertensi terhadap terjadinya preeklamsi berat pada ibu hamil trimester ketiga, sedangkan untuk riwayat DM tidak berpengaruh terhadap terjadinya preeklamsi berat pada ibu hamil trimester ketiga. Riwayat hipertensi paling berpengaruh terhadap terjadinya preeklamsi berat pada ibu hamil trimester ketiga. 10

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya secara spesifik terletak pada: 1. Desain penelitian secara observasional analitik dengan metode penelitian kasus kontrol (case-control). 2. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu kejadian preeklamsia pada ibu, yaitu ibu hamil lebih dari 20 minggu dan ibu nifas (masa yang dihitung sejak ibu melahirkan hingga 6 minggu sesudahnya). 3. Variabel Independen penelitian yaitu usia >35 tahun, multiparitas, riwayat hipertensi, paparan asap rokok, stress berat, aktivitas fisik tinggi dan kelebihan berat badan sebelum hamil. Variabel baru yang diteliti yaitu kehamilan tidak diinginkan, dan riwayat preeklamsia pada keluarga bukan riwayat preeklamsia pada responden sendiri. 4. Lokasi Penelitian di Kabupaten Sukoharjo, terdiri dari empat wilayah Puskesmas yaitu Puskesmas Grogol, Baki, Gatak dan Kartasura, karena di wilayah tersebut kejadian preeklamsia tinggi dan angka kelahiran juga tinggi. 11

E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor host, agent, dan environment merupakan faktor risiko kejadian Preeklamsia pada ibu. 2. Tujuan Khusus a. Membuktikan usia kurang dari 20 atau lebih dari 35 tahun merupakan faktor risiko kejadian preeklamsia pada ibu. b. Membuktikan multiparitas merupakan faktor risiko kejadian preeklamsia pada ibu. c. Membuktikan riwayat hipertensi merupakan faktor risiko kejadian preeklamsia pada ibu. d. Membuktikan riwayat preeklamsia keluarga merupakan faktor risiko kejadian preeklamsia pada ibu. e. Membuktikan kehamilan tidak diinginkan merupakan faktor risiko kejadian preeklamsia pada ibu. f. Membuktikan paparan asap rokok merupakan faktor risiko kejadian preeklamsia pada ibu. g. Membuktikan stress berat merupakan faktor risiko kejadian preeklamsia pada ibu. h. Membuktikan aktivitas fisik tinggi merupakan faktor risiko kejadian preeklamsia pada ibu. i. Membuktikan kelebihan berat badan sebelum hamil merupakan faktor risiko kejadian preeklamsia. 12

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pelayanan Kesehatan Data penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tolak ukur/indikator keberhasilan program kesehatan Ibu dan dapat digunakan sebagai data awal untuk menentukan atau menyusun program terkait dengan pencegahan dan deteksi dini terjadinya preeklamsia pada ibu. 2. Bagi Masyarakat Dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan tentang faktor-faktor yang menyebabkan preeklamsia. 3. Bagi Peneliti lain Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian selanjutnya tentang pengaruh salah satu faktor penyebab preeklamsia dengan metode penelitian yang berbeda. 13