BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi Plyometric Barrier Hops

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP HASIL TENDANGAN LAMBUNG ATLIT SEPAK BOLA PEMULA DI SMP AL-FIRDAUS SURAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

SEPAK BOLA III. Design R2 Bramistra

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipakai. Beberapa perkembangan tersebut, misalnya digunakanya bola pintar,

I. PENDAHULUAN. Futsal merupakan olahraga yang sedang popular dan banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK BARRIER HOPS DENGAN LATIHAN KOMANDO TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI SHOOTING SSB INDONESIA MUDA KOTA MALANG

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. kaki, kepala, dan dada. Hanya penjaga gawang yang disahkan memakai tangan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. dilaksanakan agar dapat tercapai dengan baik maka diperlukan landasan teori

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

TERHADAP HASIL SHOOTING PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Prodi PENJASKESREK FKIP UNP KEDIRI.

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang dimainkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan

TINJAUAN PUSTAKA. pada pemain yang bekerja dalam kombinasi. Untuk menguasai bola dan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS/ Hakekat Heading Dalam Permainan Sepak Bola

FUTSAL - 2. Futsal Kelas XI 1 design by Bramasto

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan Takraw berarti bola atau barang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di

BAB I PENDAHULUAN. lama yang dimainkan dan ditonton oleh jutaan orang. Sepak bola merupakan jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung

PENGARUH LATIHAN LOMPAT RINTANGAN TERHADAP HASIL TENDANGAN LAMBUNG JARAK JAUH PADA PEMAIN SEPAKBOLA SSB GELORA KARYA KOTA JAMBI

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN. sendiri adalah pemainan beregu, yang masing-masing regu terdiri dari sebelas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan salah satu upaya pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

2.11 Kekuatan Kekuatan Otot Tungkai Kecepatan Pelatihan Pliometrik... 39

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atlet mencapai prestasi yang lebih baik sesuai harapan.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga lari sekian ratus meter, sepak bola, voli, badminton, lompat jauh,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH LATIHAN MENENDANG MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI DALAM DAN KURA-KURA KAKI PENUH TERHADAP KETEPATAN PASSING

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Sepak bola. akan tetapi dituntut suatu prestasi yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. belum menunjukkan prestasi yang membanggakan. Akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. lagi adalah stadion, yang mana stadion tersebut bisa membuka sendiri saat ada hujan

KEMAMPUAN FISIK DAN TEKNIK DASAR PERMAINAN SEPAKBOLA SSB SE-DISTRIK JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2015

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kepala dan dada. Khususnya untuk penjaga gawang diperbolehkan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengembangan kualitas permainan sepakbola pada awalnya mengacu kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pada even olahraga kompetisi, power merupakan salah satu unsur penting

PENGARUH LATIHAN FOOT SPEED LADDER DRILLS TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN MENGGIRING BOLA PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

SURVEI TEKNIK DASAR DAN KONDISI FISIK PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SE KABUPATEN DEMAK TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. agar tidak kemasukan bola dari regu lawan dengan aturan-aturan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tentu harus didukung dengan teknik-teknik yang benar.

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Plyometric Barrier Hops 1. Definisi Plyometric Barrier Hops Latihan pliometrik adalah suatu bentuk latihan lanjutan yang hanya diberikan oleh pelatih pada atlet-atlet yang telah memiliki tingkat kebugaran jasmani yang tinggi. Latihan-latihan pliometrik untuk tungkai biasanya melibatkan latihan lompat, loncat, lari angkat lutut, loncat satu kaki dengan gerakan yang cepat. Latihan pliometrik ini bertujuan untuk melatih kekuatan dan kecepatan (power) secara bersama-sama dengan menggunakan beban utama badan atlet itu sendiri yang bertujuan untuk menghubungkan kekuatan maksimal yang telah dimiliki oleh atlet ke dalam aplikasi gerakan cepat dan kuat (powerful) sesuai dengan sifat cabang olahraga tertentu (Irianto dkk, 2009). Karakteristik latihan pliometrik menggunakan kontraksi otot yang sangat kuat dan cepat, yaitu otot selalu berkontraksi baik saat memanjang (eccentric) maupun saat memendek (concentric) dalam waktu cepat, sehingga selama bekerja otot tidak ada waktu relaksasi. Untuk itu latihan pliometrik boleh dilakukan untuk atlet yang siap, dalam penelitian ini latihan diberikan pada anak usia 13-16 tahun. Dimana dalam usia tersebut 9

10 anak laki-laki sedang mengalami masa adolesensi yang bagus untuk melatih dan meningkatkan kekuatan otot (Dyah, 2012). Menurut Chu (1992) Latihan plyometric Barrier Hops juga harus disusun dan terprogram agar tidak terjadi kesalahan dalam berlatih dan hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Latihan barrier hops adalah latihan yang dilakukan pada gawang-gawang atau rintanganrintangan yang tingginya (antara 30 90 cm) diletakkan di suatu garis dengan jarak yang ditentukan dengan kemampuan. Rintangan akan jatuh bila atlet membuat kesalahan, start dimulai dengan berdiri di belakang rintangan, gerakan meloncat yang melewati rintangan-rintangan dengan kedua kaki secara bersamaan. Gerakan dimulai dari pinggang dan lutut merenggang, kemudian gunakan ayunan kedua lengan untuk menjaga keseimbangan dan mencapai ketinggian. Chu (1998) mencoba menggambarkan skala intensitas untuk latihan pliometrik Intensitas latihan pada metode pliometrik adalah pengontrolan dari tipe latihan yang ditampilkan, gerak pliometriknya mulai jarak dari yang sederhana ke gerakan yang kompleks dan tekanan lebih tinggi.

11 Gambar 2.1 Skala intensitas latihan plyometrik untuk otot tungkai (Sumber : Chu, 1992) Berikut adalah beberapa contoh gerakan plyometric Barrier Hops : a. Gambar 2.2 Jumps-in-place dengan two-foot ankle hop (Sumber : Chu, 1992) Lompat ditempat yang digunakan adalah two-foot ankle hop. Yaitu dimulai dengan berdiri pada dua kaki selebar bahu dan posisi badan tegak, digunakan hanya untuk momentum, lompatan hop pada

12 satu tempat. Memanjang pergelangan kaki secara maksimal pada satu lompatan hop ke atas. b. Gambar 2.3 Standing jump dengan variasi standing jump over (Sumber : Chu,1992) Tahap selanjutnya adalah standing jumps, yaitu Lompat ke depan yang digunakan adalah standing jump over barrier, yaitu dimulai dengan berdiri pada dua kaki selebar bahu, kemudian melakukan lompatan kedepan dengan melewati penghalang dengan kaki di tekuk dan mendarat pada dua kaki, badan harus tetap pada garis lurus. c. Gambar 2.4 Box Drill dengan Mulltiple Box to Box Jump (Sumber : Chu, 1992)

13 Latihan selanjutnya ditingkatkan pada box drills, box drills dilakukan dengan Lompat ke depan yang digunakan adalah multiple box-to-box jumps, yaitu dimulai dengan berdiri pada dua kaki selebar bahu, kemudian melakukan lompatan kedepan dengan mendarat di atas box, kemudian lompat ke bawah lagi dan lompat ke box dan seterusnya, dapat juga dilakukan dengan variasi lainnya akan tetapi mendarat pada dua kaki, badan harus tetap pada garis lurus. 2. Manfaat Plyometric Barrier Hops Menurut Radcliffe (1985) Latihan plyometric bermanfaat untuk meningkatkan reaksi syaraf otot, keeksplosifan, kecepatan dan kemampuan untuk membangkitkan gaya (tenaga) ke arah tertentu. Latihan plyometric akan mendapatkan hasil yang baik jika dilakukan dengan sempurna dan intensitas tinggi. Intensitas dicirikan dengan kualitas penampilan. Hal ini menunjukkan derajat kerja per unit waktu. Perubahan fisiologis (yang berkenaan dengan fungsi organ tubuh) dan psikologis hanyalah mungkin terjadi apabila latihan dilakukan secara intensif. 3. Indikasi plyometric Barrier Hops Menurut Radcliffe (1985) indikasi dilakukan plyometric Barrier Hops adalah : a. Seseorang/atlet yang ingin meningkatkan performanya. b. Seseorang yang ingin meningkatkan fungsi sistem syaraf.

14 c. Untuk menguatkan dan membentuk masa otot, meningkatkan agility untuk meningkatkan kecepatan dan percepatan gerak. 4. Kontra Indikasi plyometric Barrier Hops Menurut Radcliffe (1985) indikasi dilakukan plyometric Barrier Hops adalah : a. Risiko yang tinggi untuk cedera, seperti adanya spinal stenosis, tendonitis, knee and ankle damage. 5. Dosis Latihan Plyometric Barrier Hops Menurut Moeloek & Tjokronegoro (1984) Pemberian dosis latihan harus direncanakan, disusun dan diprogramkan dengan baik sehingga tujuan yang direncanakan dapat dicapai. Dalam pembuatan program latihan menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan program latihan untuk latihan plyometric antara lain intensitas latihan, repetisi dan set serta untuk meningkatkan power otot tungkai adalah dengan intensitas 30 50, repetisinya 6-12, antara 4-6 seri, interval istirahat 2-5 menit dengan irama latihan cepat dan eksplosif. 6. Frekuensi dan Lama Latihan Menurut Mulyono B. A (1990: 56) Frekuensi adalah jumlah berapa kali latihan dilakukan tiap minggunya. Lamanya latihan yaitu lama waktu yang diperlukan untuk melatih hingga terjadi perubahan yang nyata. lamanya kegiatan latihan hendaknya berada dalam kurun

15 waktu antara 40-60 menit. Frekuensi latihan biasanya dilakukan 4-5 kali dalam seminggu. 7. Efek Fisiologi Plyometric Barrier Hops Gaya maksimum yang dapat ditingkatkan oleh sekelompok otot diperoleh selama kontraksi eksentrik yang cepat. Namun pada kenyataannya otot jarang menunjukkan satu kontraksi yang terpisah selama gerakan olahraga. Ketika kontraksi konsentrik muncul (otot memendek) secepatnya akan diikuti dengan kontraksi eksentrik (otot memanjang) kemudian gaya dapat meningkat secara dramatis. Jika sebuah otot teregang kebanyakan energi yang dibutuhkan untuk meregang hilang berupa panas, tetapi sebagian dari energi ini dapat disimpan sebagai komponen elastis dalam otot. Energi yang tersimpan ini tersedia untuk otot hanya selama kontraksi. Suatu kenyataan yang penting bahwa energi ini akan hilang jika kontraksi eksentrik tidak diikuti dengan kontraksi konsentrik. Untuk menghasilkan gaya yang besar otot harus berkontraksi secara cepat. Pliometrik menggunakan reflek regang (stretch-reflex) untuk memudahkan merekrut tambahan sejumlah motor unit dan juga membebani komponen elastik kontraktil dari otot (Willmore and Costil,1994:95). Dasar fisiologis proses sistem kerja pada latihan pliometrik tidak lepas dari sistem neuromuskular, yakni gerakan terletak pada jalur reflek yaitu reflek regang pada serabut otot yang sarna disebut

16 stretch reflex. Otot memiliki reseptor sensorik yang peka bila serabut otot teregang berupa kumparan otot atau "muscle spindle" dan reseptor yang peka bila otot mengalami proses pemendekan atau bila tendon yang teregang yaitu berupa "golgi tendon organ", melalui proprioseptor tersebut pengaturan siklus regang dan pemendekan otot dapat dikontrol. Akan tetapi pada pada latihan pliometrik kumparan otot merupakan hal yang lebih penting dari gerakan reflek tersebut (Radcliffe & Farentinos, 1985:7). Pada pemaparan struktur dan fungsi otot, kumparan otot merupakan reseptor yang terdapat di seluruh otot rangka guna mengetahui derajat kontraksi otot. Kumparan otot terdiri dari serabut intra dan ektra fusal, dan memiliki dua reseptor yang terletak pada ujung primer dan ujung sekunder. Pada kontraksi otot yang disengaja, kumparan otot berperan sebagai pengendali daya regang otot. Tujuan kontraksi dari serat kumparan otot secara bersamaan adalah agar serat otot skelet yang besar menjadi dua kali lipat, ini dimaksudkan untuk mempertahankan agar kumparan otot dapat melawan kontraksi otot, dan juga dapat meredam respon beban yang dikeluarkan oleh kumparan otot agar tetap sesuai dengan panjang otot (Guyton dan Hall, 1996: 9). B. Tendangan Sepakbola 1. Definisi tendangan sepakbola

17 Anonim (2013) Mengatakan bahwa seorang pemain sepakbola agar dapat bermain dengan baik dan benar dia harus bisa menendang dengan baik dan benar pula. menjelaskan bahwa tendangan merupakan usaha untuk memindahkan bola. Menendang bola adalah salah satu karakteristek permainan sepakbola yang paling dominan. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak kegawang (shooting at the goal), dan menggagalkan serangan lawan (Sweeping). Menendang bola mempunyai dua arah putaran, menurut menjelaskan arah putaran jalannya bola ada dua macam, yaitu: a. Tendangan lurus (Langsung). Bola setelah ditendang tidak berputar sehingga bola melambung lurus dan jalannya kencang. Pada tendangan lurus ini, tenaga tendangan melalui titik pusat bola, keluar menuju lintasan bola (lurus). b. Tendangan melengkung (Slice). Bola setelah ditendang berputar ke arah yang berlawanan dengan arah tendangan dan arah bola, bila bola melambung setelah sampai puncak akan turun vertikal. Pada tendangan melengkung ini tenaga tendangan tidak melalui pada titik pusat bola, tenaga tendangan menyinggung bola dan memutar bola sehingga lintasan bola melengkung atau berupa garis lengkung sesuai dengan arah putaran bola.

18 2. Komponen Tendangan Sepakbola Menurut Luxbacher (1995) agar dapat menendang bola dengan hasil yang jauh di samping membutuhkan power otot tungkai juga memerlukan penguasaan teknik menendang bola yang baik. Perlu diperhatikan pula bahwa teknik-teknik tertentu dapat memberikan hasil yang diharapkan sedangkan untuk menghasilkan suatu tendangan yang melambung dan jarak yang jauh lebih tepat jika menggunakan kura-kura kaki bagian dalam (inside of the instep). Komponen dalam tendangan sepakbola adalah sebagai berikut: a. Menendang Bola (Kicking) Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepakbola yang paling dominan. Tujuan utama dari menendang bola adalah untuk mengumpan dan menendang bola kearah gawang untuk mencetak gol. Menendang bola dalam permainan sepakbola dibedakan menjadi beberapa macam yaitu menendang dengan kaki bagian dalam, menendang dengan kaki bagian luar dan menendang dengan punggung kaki.

19 Gambar 2.5 Teknik Menendang bola (Sumber : Luxbacher,1995) b. Menghentikan Bola ( Stopping ) Menghentkan bola merupakan salah satu teknik dasar daam permainan sepakbola. Tujuannya adalah untuk mengontrol bola seperti mengatur tempo permainan, mengalihkan laju bola, dan memudahkan untuk passing. c. Menggiring Bola ( Dribbling ) Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang bola dengan teknik terputus-putus atau pelan.dalam menggiring bola bagian kaki yang digunakan sama dengan kaki yang digunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan untuk mendekati jarak kesasaran, melewati lawan, dan menghambat waktu dalam permainan. d. Mengumpan Bola

20 Mengumpan dan menerima bola adalah salah satu teknik yang terpenting Dalam permainan sepakbola. Siapa yang tidak bias passing maka ia tidak bisa bermain sepakbola dengan baik. Karena mengumpan lebih efisien daripada menggiring. Kemampuan mengumpan yang baik lebih efisien Dallam mencetak gol. C. Tendangan Jarak Jauh Seorang pemain sepakbola agar dapat bermain dengan baik dan benar dia harus bisa menendang dengan baik dan benar. tendangan merupakan usaha untuk memindahkan bola. Menendang bola adalah salah satu karakteristik permainan sepakbola yang paling dominan. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan ( passing ), menembak ke gawang (shooting at the goal ), dan menggagalkan serangan lawan ( sweeping ). Tendangan dalam hal ini adalah menyepak bola dengan teknik yang benar sehingga bola berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cara melambungkan bola sejauh-jauhnya (Sucipto, 2000). Teknik tendangan jarak jauh dimulai dari mencondongkan badan dan mengayunkan kaki yang akan digunakan untuk menendang bola dengan ayunan tinggi kebelakang, kaki tumpu diletakkan sedikit condong kebelakang selama melakukan tendangan untuk memberikan angkatan kepada hasil tendangan diusahakan perkenaan bola tepat pada posisi separuh dari bawah dan dan gunakan lengan sebagai keseimbangan. Perpanjang tendangan dengan gerak lanjut yang kuat untuk menambah jarak hasil tendangan. Teknik-Teknik Tendangan Kurakura Kaki Bagian Dalam Untuk melakukan tendangan jarak

21 jauh, perkenaan kaki pada bola saat di tendang hendaknya menggunakan kura-kura kaki bagian dalam agar mendapatkan hasil yang optimal (Mielke Danny, 2007). Sukatamsi (2011) Adapun teknik menendang dengan kura-kura kaki bagian dalam akan di uraikan sebagai berikut: Teknik-teknik tendangan kurakura kaki bagian dalam yaitu Letak kaki tumpu, Kaki yang menendang, Sikap badan, Bagian bola yang ditendang. D. Definisi Sepakbola Menurut Sucipto dkk (2000:17) dalam sukadiyanto (2012) Sepakbola adalah cabang olahraga yang menggunakan bola yang terbuat dari bahan kulit dan dimainkan onleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang pemain inti dan sebagian pemain cadangan. Memasuki abad ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200 negara, yang menjadikannya olahraga paling popular di dunia. Sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bola ke gawang lawan. Permainan sepak bola boleh dilakukan dengan seluruh bagian badan kecuali dengan kedua lengan (tangan). Hampir seluruh permainan sepakbola dilakukan dengan keterampilan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, baik dengan kaki maupun tangan. Jenis permainan ini bertujuan untuk menguasai bola dan memasukkan bola ke dalam gawang lawannya sebanyak mungkin dan

22 berusaha mematahkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola (Scheuman, 2005). Menurut Abdul Rokhim (2013) Sepakbola dalam permainanya dilakukan selama 2 x 45 menit. Gerakan pemain sepakbola yang lancar dan terkontrol mengekspresikan individualitasnya dalam permainan beregu. Kecepatan, kekuatan, stamina, keterampilan dan pengetahuan mengenai taktik, semuanya merupakan aspek yang sangat penting. Seorang pemain sepakbola juga harus mampu berlari beberapa mil dalam satu pertandingan dan menanggapi berbagai perubahan situasi permainan dengan cepat. Selain itu, pemain sepakbola juga harus memahami taktik atau strategi permainan individu, kelompok, dan beregu. Gambar 2.6 Lapangan Sepakbola Standar FIFA Sumber. (Scheuman, 2012).

23 Sisi kanan dan kiri lapangan yang membatasi antara wilayah permainan dan wilayah luar disebut "garis lapangan" (panjang lapangan), sementara sisi lain (lebar lapangan) di area pertahanan disebut garis gawang. Panjang lapangan harus berukuran antara 90 hingga 120 meter (100 hingga 110 meter untuk pertandingan resmi tingkat internasional), dan lebar lapangan antara 45 hingga 90 meter (64 dan 75 meter untuk pertandingan resmi tingkat internasional) dan harus berbentuk persegi panjang. Semua garis harus memiliki luas yang sama dan tidak melebihi 12 cm (5 inchi). Keempat sudut lapangan harus dibatasi oleh bendera sudut. Lingkaran pusat adalah istilah lain untuk garis melingkar dengan diameter 9.5 m (10 yard) di tengah area lapangan (Scheuman, 2012). E. SSB Putra Majapahit Mojokerto SSB Putra Majapahit Mojokerto berdiri pada tahun 2013 dan beranggotakan lebih dari 60 orang baik di tim senior maupun junior. Klub sepakbola ini merupakan klub sepakbola prestasi tidak hanya klub sepakbola rekreasi saja. SSB ini terdiri dari tingkat Sekolah Dasar, Menengah Pertama sampai dengan tingkat menengah keatas. SSB Putra Majapahit melakukan program latihan berlokasi di Lapangan Sepakbola Kecamatan Ngoro Mojokerto setiap hari selasa, kamis, dan Minggu. SSB ini memiliki 3 pelatih yaitu Sutanto, Muhammad Aulia, Abdul Jaeni. Pola latihan untuk SSB Putra Majapahit sangat sederhana dan hampir sama dengan pola latihan pada beberapa klub yang ada di Mojokerto khususnya Kecamatan Ngoro. Latihan

24 peningkatan fisiknya hanya berupa latihan body weight training dan lari mengelilingi lapangan saja. Sedangkan untuk teknik dan strategi permainan klub ini masih melatih dengan metode selayaknya klub sepakbola pada umumnya. Pola latihan yang monoton dan kurang efektif tentu kurang dapat memaksimalkan kemampuan yang dimiliki dan tentu saja atlet akan merasa bosan. Dari sinilah peneliti ingin memberikan model pola latihan fisik yang berbeda untuk meningkatkan kemampuan fisik dengan metode latihan plyometric, terutama pada peningkatan power otot tungkai yang berfungsi terhadap jauhnya tendangan bola para siswa di SSB Putra Majapahit Mojokerto.