Pengaruh Pengapian CDI Terhadap Emisi Gas Buang dan Konsumsi Bahan Bakar pada Mesin 1800 CC

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGAPIAN CDI TERHADAP EMISI GAS BUANG DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN 1800 CC

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

PENGARUH VARIASI CELAH BUSI DAN JENIS BUSI TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA KENDARAAN RODA DUA 110CC

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. Joko Sriyanto, MT. (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif F.T. UNY)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PEMASANGAN DUA CDI DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP OUTPUT DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

Imam Mahir. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta Jalan Rawamangun Muka, Jakarta

PEGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB II TEORI DASAR Komponen sistem pengapian dan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

Jurnal Teknik Mesin UMY

PENAMBAHAN REAKTOR PLASMA DBD (DIELECTRIC-BARRIER DISCHARGE)

Surya Didelhi, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 23-28

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET Suriansyah Sabaruddin 1)

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

ANALISA PENGARUH CAMPURAN PREMIUM DENGAN KAPUR BARUS (NAPTHALEN) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN SUPRA X 125 CC

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

PENGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN

PENGARUH PERUBAHAN NA DAN VOOR ONSTEKING TERHADAP KERJA MESIN

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

Analisis emisi gas buang dan daya sepeda motor pada volume silinder diperkecil

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

PENGARUH LETAK MAGNET TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION PADA SEPEDA MOTOR ABSTRAK

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .

PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA BAHAN BAKAR TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR

ANALISIS CELAH BUSI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KINERJA PADA MESIN SUZUKI TORNADO GX

PENGARUH VARIASI TINGKAT PANAS BUSI TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR 4 TAK

Andersen Karel Ropa, Naif Fuhaid, Nova Risdiyanto Ismail, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 1-4

Faizur Al Muhajir, Toni Dwi Putra, Naif Fuhaid, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 24-29

Pemanfaatan Elektrolisis Sebagai Alternatif Suplemen Bahan Bakar Motor Diesel Untuk Mengurangi Polusi Udara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH VARIASI CDI TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR HONDA VARIO 110cc

Upaya Peningkatan Unjuk Kerja Mesin dengan Menggunakan Sistem Pengapian Elektronis pada Kendaraan Bermotor

USAHA PENGHEMATAN BAHAN BAKAR DENGAN SISTEM PENGAPIAN CDI. Ireng Sigit A ) Abstrak

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK SPESIFIK UNTUK REDUKSI EMISI GAS BUANG O 2 MOTOR BAKAR (SEPEDA MOTOR) 4 TAK

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

PENGARUH PEMAKAIAN MEDAN ELEKTROMAGNET TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN JENIS DAIHATSU HIJET

PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PENYALAAN (IGNITION TIME) TERHADAP EMSISI GAS BUANG PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 (EMPAT) LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN TOP ONE OCTANE BOOSTER DENGAN PREMIUM TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK

Penambahan Pemanas Campuran Udara dan Bahan Bakar

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB I PENDAHULUAN.

Analisa Pengaruh Penggunaan Sensor Oksigen Terhadap Kandungan Emisi Gas Buang CO Dan HC

PENGARUH MEDAN ELEKTROMAGNET TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK 1 SILINDER

KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL

ANALISA PERBANDINGAN DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR ANTARA PENGAPIAN STANDAR DENGAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER PADA MESIN TOYOTA KIJANG SERI 7K

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

OPTIMASI DAYA MESIN DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN TOYOTA SERI 5K MELALUI PENGGUNAAN PENGAPIAN BOOSTER

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu campuran komplek antara hidrokarbon-hidrokarbon sederhana

PENGARUH SISTEM PENGAPIAN TERHADAP EMISI GAS BUANG. Rosehan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KOMPOSISI GAS BUANG AKIBAT PERUBAHAN MAIN JET NOZZLE PADA SISTEM KARBURATOR MESIN

KAJI EKSPERIMEN: PENAMBAHAN ELEKTROLISER PADA SEPEDA MOTOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR SPESIFIK DAN PERUBAHAN KADAR EMISI GAS BUANG

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

BAB II TINJAUAN LITERATUR


Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin Makassar 2

: exhaust gas emissions of CO and HC, electric turbo, modified of air filter

III. METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB IV DATA DAN ANALISA

PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER

PENGARUH VARIASI KAPASITANSI ELECTROSTATIC CAPACITOR PADA CAPACITOR DISCHARGE IGNITION

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN THROTTLE SWITCH SYSTEM PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TERHADAP DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR DENGAN PERALATAN ELEKTROMAGNET TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BAKAR BENSIN 3 SILINDER

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN Hasil Pengujian Pada Honda Supra X 125 Injeksi

PERBEDAAN ANTARA PENGAPIAN KONVENSIONAL DENGAN PENGAPIAN ELEKTRONIK CDI TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN TOYOTA KIJANG SERI 5 K

Pengaruh Penambahan Senyawa Acetone Pada Bahan Bakar Bensin Terhadap Emisi Gas Buang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN BUSI PIJAR SEBAGAI PEMANAS BAHAN BAKAR

KONTRIBUSI BENGKEL SEBAGAI LEMBAGA UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

Alat Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bemotor Terintegrasi Komputer

ANALISA EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR 4 TAK BERBAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM DENGAN VARIASI PENAMBAHAN ZAT ADITIF

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, PENGARUH PEMANFAATAN GAS BUANG SEBAGAI PEMANAS INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA MESIN SUPRA X TAHUN 2002

Transkripsi:

Pengaruh Pengapian Terhadap Emisi Gas Buang dan Konsumsi Bahan Bakar pada Mesin 1800 CC Tinus Ginting* STT Immanuel Medan, Sumatera Utara* ABSTRAK Sistem pengapian kondensator (kapasitor) atau (Capacitor Discharge Ignition) merupakan salah satu jenis sistem pengapian pada kendaraan bermotor yang memanfaatkan arus pengosongan muatan (discharge current) dari kondensator, guna mencatudaya kumparan pengapian. Penggunaan sistem pengapian pada mesin 1800 cc ini digunakan sebagai pengganti sistem pengapian platina. Parameter dalam penelitian ini adalah pengapian konvensional dan pengapian dengan tujuan meneliti pengaruh pengapian terhadap emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar dengn variasi putaran 800 rpm, 1000 rpm, 2000 rpm, 3000 rpm beserta variasi saat pengapian 0 0, 5 0, 10 0 dan 15 0, dengan metode eksperimen variasi faktor level dan hasil dari penelitian diolah dengan program SPSS. Ternyata hasil yang dicapai setelah dianalisis Emisi HC minimum dengan pengapian 87 ppm dengan saat pengapian 10 0 BTDC, sedangkan pengapian platina 90 ppm. Berarti ada penurunan HC 3 ppm dan CO2 minimum terdapat di putaran 800 rpm saat pengapian 15 0 dan Pengaruh putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar putaran mesin 0,009 %, Kata kunci : Capasitor Discharge Ignition, Saat Pengapian, Putaran Mesin, Emisi ABSTRACT Capacitor discharge ignition (capacitor) or (Capacitor Discharge Ignition) is one type of ignition system in a motor vehicle which utilizes the charge discharge current (discharge current) of the capacitor, in order power supplay ignition coil. ignition systems use the 1800 cc engine was used as a substitute for platinum ignition system. The parameters in this study is a conventional ignition and ignition with the aim of examining the effect of ignition on exhaust emissions and fuel consumption with less variation putran 800 rpm, 1000 rpm, 2000 rpm, 3000 rpm and its variation when the ignition 0 0, 5 0, 10 0 and 15 0, the experimental method variation factor levels and the results of research is processed with SPSS. It turns out that the results achieved after a minimum HC Emissions analyzer with ignition ignition current 87 ppm with 100 BTDC, whereas 90 ppm platinum ignition. Means there is a decrease in HC 3 ppm and minimum CO2 contained in the current round of 800 rpm ignition engine rev 150 and Effect on fuel consumption engine rev 0.009%, Key words: Capacitor Discharge Ignition, Ignition Currently, Round Engine, Emissions I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor bensin sebagai penggerak mula, banyak dipakai pada kendaraan pribadi dan perkantoran, ini disebabkan oleh motor bensin menghasilkan getaran dan suara mesin yang kecil dibandingkan dengan engine solar. Sehingga Sekarang ini perkembangan engine kendaraan berbahan bakar bensin sangat pesat sekali. Yang mengakibatkan kemacetan di jalan raya dan polusi udara yang disebabkan tak lain yaitu lebih dari 4 jutaan knalpot kendaran bermotor untuk daerah propinsi Sumatera Utara [11] yang setiap harinya memacetkan jalan,dan lebih dari separuh kendaraan yang beroperasi tersebut temasuk penebar maut terutama bagi para pekerja informal yang setiap harinya mencari nafkah di jalanan, seperti tukang asongan,pengamen,tukang becak, bus kota, yang setiap saat dapat mengancam jiwanya terhadap emisi gas pembuangan dari kendaraan bermotor tersebut. Dari knalpotnya setiap tahunnya terhitung lebih dari 600 ton penyumbang poluton timbale. Menurut survey yang pernah dilakukan oleh badan kesehatan dunia (WHO) memantau polusi udara, badan tersebut memasukkan kota - kota besar di Indonesia dalam hasil pemantauan polusi udara dari 1.082 kota di 91 negara. Kota besar tersebut adalah Surabaya, Bandung, Jakarta dan Pekanbaru. Angka polusi tersebut disusun berdasarkan laporan tahunan kadar partikel udara dalam udara yang disebut PM10. Sedangkan batas maksimal PM10 yang direkomendasikan WHO adalah kurang dari 20 mikrogram PM10 per meter kubik. 169

Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 5 No.3 Apabila angka tersebut lebih besar nilai polutan di udara maka akan menyebabkan penyakit pernafasan yang serius bagi manusia. Menurut Badan Keshatan Dunia, penyebab tingginya tingkat polusi udara bervariasi. Tetapi panyumbang terbesar adalah asap kenderaan bermotor. Setiap teknologi emisi Euro mempunyai batasan yang lebih ketat, misalnya : - Euro 1 ke Euro 2 mengharuskan penurunan tingkat emisi partikel. Untuk batas ambang CO ( Carbon Monoksida ) dari 2,75 gr/km menjadi 2,20 gr//km. kemudian HC ( Hidro Carbon ) + NOx ( Nitro Oksida) dari 0,97 gr/ km menjadi 0,50 gr/km dan kandungan sulfur solar pada mesin diesel dari 1500 ppm menurun ke 500 ppm. - Euro 3 mengharuskan penurunan tingkat emisi partikel yang dibuang sebesar 20 %. - Euro 4 menargetkan angka di bawah 10 %. [12] Toyota Kijang 7K adalah kendaraan konvensional yang menggunakan karburator untuk mencampur bahan bakar dan udara. Proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara menghasilkan gas buang. Gas buang mesin bensin mengandung Carbon Dioksida ( CO 2 ), Carbon Monoksida ( CO ), Hydro Carbon ( HC ), Nitrogen Oksid ( NO X ), Oksigen ( O 2 ) dan Uap Air ( H 2 O ), Gas CO dan HC merupakan gas beracun yang mengganggu kesehatan. Dalam meningkatkan kinerja mesin bensin maupun dalam hal perawatan yaitu merubah sistem pengapian konvensional menjadi sistem pengapian yang memiliki efisiensi jauh lebih besar dari sistem pengapian konvensional terutama dalam hal perawatan, di mana pada sistem pengapian ini tidak perlu melakukan penyetelan dalam jangka waktu tertentu, sebagaimana pada pengapian konvensional. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka dalam penelitian ini dapat di identifikasi berbagai permasalahan yang timbul berkaitan dengan faktor faktor yang mempengaruhi kadar emisi gas buang dan pemakaian bahan bakar, adapun faktor faktor tersebut adalah sebagai bahan bakar : a. Sistem pengapian platina b. Sistem pengapian c. Saat pengapian d. Putaran mesin e. Proses pembakaran 1.3. Perumusan Masalah Permasalahan yang di kaji dalam penelitian ini adalah : a. Seberapa besarkah pengaruh pengapian dengan putaran 800, 1000, 2000, 3000 rpm terhadap kadar emisi gas buang CO %,HC (ppm), CO 2 % yang terkandung dalam gas buang? b. Seberapa besarkah pengaruh pengapian dengan saat pengapian 0 0, 5 0,10 0,15 0 BTDC terhadap kadar emisi gas buang CO %,HC (ppm), CO 2 %? c. Seberapa besarkah pengaruh yang terjadi dengan menggunakan pengapian pada beberapa variasi putaran 800, 1000, 2000, 3000 rpm terhadap efisiensi bahan bakar yang bisa dihasilkan? d. Seberapa besarkah pengaruh yang terjadi dengan menggunakan pengapian pada beberapa variasi Saat pengapian 0 0, 5 0,10 0,15 0 BTDC terhadap efisiensi bahan bakar yang bisa dihasilkan? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian harus senantiasa dibuat konsisten dengan rumusan masalah. Berdasarkan rumusan masalah yang ingin dicapai penulis dari penelitian tesis ini adalah : a. Meneliti seberapa besar pengaruh penggunaan pengapian dengan variasi putaran 800, 1000, 2000, 3000 rpm yang mampu mereduksi kadar emisi gas buang CO %, CO 2 %, HC ppm, suatu mesin. b. Meneliti seberapa besar pengaruh penggunaan pengapian dengan variasi saat pengapian 0 0, 5 0,10 0,15 0 BTDC yang mampu mereduksi kadar emisi gas buang CO %, CO 2 %, HC ppm. c. Meneliti efisiensi bahan bakar menggunakan sistem pengapian dengan variasi putaran 800, 1000, 2000, 3000 rpm d. Meneliti efisiensi bahan bakar menggunakan sistem pengapian dengan dengan variasi saat pengapian 0 0, 5 0,10 0,15 0 BTDC. 1.5. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian tesis ini diharapkan akan mempunyai manfaat teoritis yaitu : 170

1. Menambah ilmu pengetahuan atau wawasan tentang efisiensi bahan bakar dan emisi gas buang yang dipengaruhi oleh sistem pengapian jenis 2. Sebagai pertimbangan dan perbandingan bagi pengembangan penelitian sejenis di masa yang akan datang 3. Sebagai bahan masukan dan informasi untuk pengembangan materi praktek dan teori pelajaran otomotif. 1.6. Parameter Penelitian dan Variabel Bebas Adapun penentuan parameter yang mau diteliti berdasarkan aktifitas sehari - hari kenderan di perkotaan dan spesifikasi kenderaan tersebut, adapun parameter yang di ukur pada penelitian tersebut adalah : 1. Carbon Monoksida ( CO % ) 2. Hydro Carbon ( HC ppm ) 3. Carbon dioksida ( CO2 % ) 4. Efisiensi Bahan bakar ( ml/det ) Variabel Bebas 1. Pengapian, dengan putaran mesin 800 rpm, 1000 rpm, 2000 rpm, 3000 rpm dan saat Pengapian, 0 0, 5 0, 10 0, 15 0 BTDC 2..Pengapian Konvensional ( platina ) dengan putaran mesin 800 rpm, 1000 rpm, 2000 rpm, 3000 rpm dan saat Pengapian, 0 0, 5 0, 10 0, 15 0 BTDC 1.7. Batasan dan Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini dibatasi dengan empat level untuk setiap variabel bebas Tabel 1 Batasan dan Lingkup Penelitian Putaran Saat 800,1000, Pengapian 2000, 0 0. 5 0, 10 0, 3000 rpm 15 0 Sistem Pengapian Sistem Pengapian konvensional (platina) Putaran 800,1000, 2000, 3000 rpm Saat Pengapian 0 0, 5 0,10 0,15 0 1.8. Sistematika Penelitian Penulisan ini memiliki sistematika yang berguna untuk mengrahkan pembahasan sehingga tidak akan melebar diluar sistematika yang penulis buat, diawali dengan observasi pendahuluan, kegiatannya meliputi studi lapangan, studi literatur dan pengukuran data emisi pengapian konvensional, tahap berikutnya adalah pengukuran data emisi pada pengapian dan melakukan eksperimen dengan kombinasi variabel dan level. Data hasil pengujian dianalisis untuk mengetahui data emisi yang ramah lingkungan yaitu CO %, HC ppm, CO 2 % dan efisiensi bahan bakar II STUDI LITERATUR 2.1. Proses Pembakaran Pembakaran didalam ruang bakar ( combustion chamber ) suatu motor bakar merupakan gabungan suatu proses kimia yang kompleks, meliputi persiapan pembakaran, perkembangan pembakaran, dan proses setelah pembakaran. Proses tersebut tergantung dari jenis dan kecepatan reaksi kimia, keadaan panas dan pertukaran massa selama proses, serta perambatan panas ke sekelilingnya [ Faisal Dasuki, 1977 ]. Untuk menghasilkan suatu proses pembakaran minimal harus ada tiga komponen utama, yaitu bahan bakar, udara (oksigen), dan temperatur atau panas untuk menyulut campuran bahan bakar udara. Panas di dapat dari lentikan bunga api listrik ( spark ignition ) atau tekanan kompressi yang tinggi ( compression ignition ). 2.2. Teori Pembakaran Bensin Pembakaran di defenisikan sebagai reaksi kimia bahan bakar dengan oksigen dengan diikuti oleh sinar dan panas. Dikenal tiga teori mengenai terbakarnya Hydro Carbon tersebut [ Toyota, 1995 ] i. Hidro Carbon terbakar bersama sama dengan oksigen sebelum carbon bergabung dengan oksigen. ii. Carbon terbakar lebih dahulu daripada hidrogen. iii. Senyawa hidro carbon terlebih dahulu bergabung dengan oksigen dan membentuk senyawa hidroxilasi yang kemudian dipecah secara terbakar ( thermos ) 2.3 Pembakaran Sempurna Mekanisme pembakaran normal pada mesin bensin dimulai pada saat terjadi loncatan api dibusi. Selanjutnya api membakar gas yang berada di sekelilingnya dan terus menjalar keseluruh bagian sampai semua partikel gas terbakar habis. Didalam pembakaran normal, pembagian nyala api pada waktu ignition delay terjadi secara merata pada seluruh bagian. Pada keadaan sebenarnya mekanisme kenderaan didalam mesin ini bersifat komplek dan berlangsung melalui beberapa fase. Mulai proses perambatan api 171

Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 5 No.3 dan adanya pembakaran (combustion). Pada saat gas baru dikompresikan, tekanan dan temperaturnya naik, sehingga terjadi reaksi kimia dimana molekul molekul hidro carbon terurai dan bergabung dengan oksigen dan udara. Sebelum langkah kompresi berakhir terjadilah percikan api listrik pada busi yang kemudian membakar gas tersebut. Reaksi suatu zat dengan oksigen disebut reaksi pembakaran. Zat yang mudah terbakar adalah unsur Carbon, Hidrogen, Belerang, dan berbagai senyawa dari unsur tersebut. Pembakaran dikatakan sempurna apabila Carbon ( C ) terbakar menjadi CO2, Hidrogen terbakar menjadi H2O, belerang ( S ) terbakar menjadi SO2. Perubahan entalpi pada pembakaran sempurna 1 mol suatu zat yang diukur pada 298 K, 1 atm disebut entalpi pembakarn standar ( standard enthalpy of combustion ), yang dinyatakan dengan. Entalpi pembakaran juga dinyatakan dalam kj mol -1 [Bambang Sugianto pada 14 06 200 ]. Gambar 2.1. dibawah memperlihatkan suatu grafik yang menunjukkan hubungan antara tekanan dan sudut engkol mulai dari saat penyalaan sampai akhir pembakaran. besarnya pengaruh throtel switch terhadap emisi dan konsumsi bahan bakar. 3.2. Diagram Alur Pemecahan Masalah Untuk memperoleh gambaran yang jelas, tentang langkah langkah pemecahan masalah, maka dibuatkan diagram alur pemecahan masalah Mulai Persiapan Alat dan Bahan Pengaturan Mesin Eksprimen Variasi Faktor Dan Level System pengapian konvensional dan, saat pengapian 0 0,5 0,10 0,15 0 dengan putaran mesin 800, 1000,2000,3000 rpm Ya Selesai Pengujian Ya Tidak Pengolahan Data Analisa Data Pembahasan Gambar 1. Diagram pembakaran Campuran Udara Bensin dan Perubahan Tekanan di Dalam Selinder III METODE PENELITIAN 3.1. Sistematika Penelitian Penelitian ini diawali dengan observasi pendahuluan, kegiatannya meliputi studi lapangan, studi literature, dan pengambilan data awal. Tahap berikutnya adalah melakukan eksperimen dengan kombinasi variabel dan level-levelnya. Data hasil pengujian dianalisis untuk mengetahui Kesimpulan Selesai Gambar 2 Diagram Alur Pemecahan Masalah a. Persiapan alat dan Bahan Merupakan studi lapangan dengan melakukan interasi dengan beberapa orang pada saat pengujian pengaruh pengapian 172

terhadap gas buang dan konsumsi bahan bakar selain itu dillakukan studi literatur. b. Pengaturan Mesin Berdasarkan latar belakang penelitian tentang pengaruh pengapian terhadap gas buang dengan putaran 800 rpm, 1000 rpm, 2000 rpm, 3000 rpm dan penyetelan saat pengapian 0 0, 5 0, 10 0, 15 0. c. Eksperimen Variasi Faktor dan Level Mengacu pada metode penelitian, pengaruh pengapian terhadap emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar adalah dengan setiap variabel putaran pengujian terdiri dari 4 level percobaan ini dianalisis dengan anava dan melihat kontribusi setiap variabel. d. Pengolahan Data Setelah data terkumpul dari hasil pengujian maka variabel dan level dijadikan objek penelitian e. Analisa Data Analisa data mengacu metode penelitian untuk mendapatkan emisi dan konsumsi bahan bakar. Analisis varians membandingkan rata-rata untuk melihat perbedaan 3.3. Media dan Bahan Penelitian Media dan peralatan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, Tabel 2 Media dan Alat Penelitian N o Jenis Alat Merk Spesifik asi 1 Unit Mobil Toyota 1800 cc Kijang 2 Engine Gas Analizer HESHBON HG 520, 4 gas 3 Tachomete Sanpet 0 r 5000 rpm 4 Timing sanpet 3 kabel Light 5 Unit Distributor 6 Avo Meter Sanwa 7 Alat Alat Tangan 8 Gelas Ukur Jerman 0-500 ml Bahan yang digunakan untuk melaksanakan penelitian tersebut adalah 1 unit mobil Toyota kijang seri 7k, sistem bahan bakar karburator, sistem pengapian konvensional, dan diubah ke pengapian. Peralatan / Alat Penelitian Adapun alat yang digunakan dalam melaksanakan penelitian tersebut adalah kunci kunci dan alat ukur yaitu seperti berikut : 1. Kunci kunci yang digunakan untuk mengatur penyetelan sistem pengapian, memutar posisi pengapian mesin bila perlu,dan lainnya bila dianggap perlu. 2. Feeler gauge, berfungsi untuk mengukur celah diantara dua bagian yang terbuat dari lembaran baja dan memiliki ukurannya masing masing yang telah ditentukan secara berurutan. 3. Multimeter digital adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur, volt, ampere, dan ohm meter. fungsinya untuk mengetahui/ menguji kondisi rangkaian, nilai dan keterpakaian suatu komponen. Pada sistem pengapian ini multimeter digital berfungsi untuk memeriksa hambatan coil dn kabelkabel tegangan tinggi coil maupun kabel teganan tinggi busi. IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Analisis Data Analisa data pada penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pengumpulan data dan tahap pengolahan data. Pengumpulan data meliputi kegiatan penyetelan dan pengujian serta pengambilan data. Untuk tahap kedua adalah pengolahan data meliputi pengelompokan data analisis, faktor dan level. 4.2. Data Pengujian Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data hasil pengujian secara langsung. Pada penelitian ini dilakukan penyetelan pengapian konvensional dengan baik, serta penggantian pengapian dan melakukan pengukuran emisi gas buang CO%, CO2%, HC ppm dan pemakaian bahan bakar yang minimal. 4.3. Respon Rerata Pengujian Emisi Gas Buang Dari data-data penelitian maka dapat disajikan grafik rerata respon penelitian emisi gas buang CO, HC, CO2 dan konsumsi bahan bakar. 173

Konsumsi BBM (ml/det) HC (ppm) CO2 (%) CO (%) Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 5 No.3 4.3.1. Grafik Respon Rerata Pengujian Emisi Gas Buang CO Grafik Respon Rerata Pengaruh Terhadap CO Pengapian 5 BTDC 1.54 1.50 Saat b. Pengapian - Putaran Mesin 800 rpm : 108 ppm - Putaran Mesin 1000 rpm : 100 ppm - Putaran Mesin 2000 rpm : 98 ppm - Putaran Mesin 3000 rpm : 89 ppm 1.46 1.42 1.38 1.34 1.30 1.26 1.22 1.18 1.14 1.10 1.06 1.02 0.98 0.94 0.90 0.86 0.82 0.78 0.74 0.70 4.3.3. Grafik Respon Rerata Pengujian Emisi Gas Buang CO2 dengan saat pengapian 5 0 BTDC 8.0 7.5 Grafik Respon Rerata Pengaruh Terhadap CO2 Saat Pengapian 5 BTDC 0.66 Gambar 3 Grafik Respon Rerata Pengaruh Pengapian emisi CO dengan Saat pengapian 5 0 Pengapian emisi CO dengan Saat pengapian 5 0 diatas dapat dilihat pada tabel dibawah : a. Pengapian - Putaran Mesin 800 rpm : 1,25 % - Putaran Mesin 1000 rpm : 1,46 % - Putaran Mesin 2000 rpm : 1,11 % - Putaran Mesin 3000 rpm : 1 % b. Pengapian - Putaran Mesin 800 rpm : 0,96 %- - Putaran Mesin 1000 rpm : 1,1 % - Putaran Mesin 2000 rpm : 1,03 % - Putaran Mesin 3000 rpm : 0,79 % 4.3.2. Grafik Respon Rerata Pengujian Emisi Gas Buang HC dengan saat pengapian 5 0 BTDC Grafik Respon Rerata Pengaruh Terhadap HC Saat Pengapian 5 BTDC 122 120 118 7.0 6.5 6.0 5.5 5.0 4.5 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 Gambar 5 Grafik respon Rerata CO2 pada Saat Pengapian 5 0 Pengapian CO2 dengan Saat pengapian 5 0 diatas dapat dilihat dibawah : a. Pengapian - Putaran Mesin 800 rpm : 1,8 % - Putaran Mesin 1000 rpm : 1,9 % - Putaran Mesin 2000 rpm : 7,1 % - Putaran Mesin 3000 rpm : 7 % b. Pengapian - Putaran Mesin 800 rpm : 2,1 % - Putaran Mesin 1000 rpm : 2,6 % - Putaran Mesin 2000 rpm : 7,5 % - Putaran Mesin 3000 rpm : 7,5 % 116 114 112 110 108 106 104 102 100 98 96 94 92 90 88 86 84 82 80 78 4.3.4. Grafik Respon Rerata Konsumsi Bahan Bakar (ml/det) 0.860 0.840 Grafik Respon Rerata Pengaruh Terhadap Konsumsi BBM Saat Pengapian 5 BTDC Gambar 4 Grafik respon Rerata HC pada Saat Pengapian 5 0 Pengapian HC dengan Saat pengapian 5 0 diatas dapat dilihat pada tabel dibawah : a. Pengapian - Putaran Mesin 800 rpm : 118 ppm - Putaran Mesin 1000 rpm : 105 ppm - Putaran Mesin 2000 rpm : 101 ppm - Putaran Mesin 3000 rpm : 92 ppm 0.820 0.800 0.780 0.760 0.740 0.720 0.700 0.680 0.660 0.640 0.620 0.600 Gambar 6 Grafik Respon Rerata Konsumsi Bahan bakar Saat Pengapian 5 0 174

terhadap konsumsi BBM dengan Saat pengapian 5 0 diatas dapat dilihat keterangan dibawah : a. Pengapian -Putaran Mesin 800 rpm : 0,67 ml/det - Putaran Mesin 1000 rpm:0,71 ml/det - Putaran Mesin 2000 rpm: 0,78 ml/det - Putaran Mesin 3000 rpm : 0,84 ml/det b. Pengapian -Putaran Mesin 800 rpm:0,66 ml/det -Putaran Mesin 1000 rpm :0,69 ml/det -Putaran Mesin 2000 rpm :0,78 ml/det -Putaran Mesin 3000 rpm : 0,83 ml/det V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang telah dilakuakn pada bab terdahulu maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Emisi HC minimum dengan pengapian 87 ppm dengan saat pengapian 10 0 BTDC, sedangkan pengapian platina 90 ppm. Berarti ada penurunan HC 3 ppm CO2 minimum terdapat di putaran 800 rpm saat pengapian 15 0 2. Putaran mesin berpengaruh terhadap CO 0,081 %, sedangkan waktu pengapian berpengaruh 0,2032 % dan jenis pengapian 35.035 %, putaran mesin terhadap waktu pengapian 24,018 %, putaran mesin,waktu pengapian dan jenis pengapian 2.655 %. 3. Pengaruh putaran mesin terhadap HC 0,067 %, pengaruh pengapian 0,161 %, pengaruh jenis pengapian 0.056 %, 4. Pengaruh putaran mesin terhadap CO2 0,265 %, waktu pengapian 0,007 %, jenis pengapian 0.089 % 5. Pengaruh putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar putaran mesin 0,009 %. secara otomatis, sambil menunggu temperatur kerja mesin tercapai. Daftar Pustaka 1. Arismunandar Wiranto, 1988. Penggerak Mula Motor Bakar Torak, Edisi III, penerbit ITB, Bandung, 1980 2. Desain Motor Bakar Bensin untuk mencapai persyaratan Standar Polusi dan Penghematan Bahan Bakar, http:www.puslit petra.ac.id 28 Des 2005 3. Wardan Suyanto 1989 Teori Motor Bensin, Jakarta Depdikbud 4. M.M. Abbott & H.C. Vannes,1994, Termodinamika, Penerbit Erlangga. 5. Bernard D Wood, 1987, Penerapan Termodinamika, Penerbit Erlangga. 6. William C Reynolds & Henry C Perkins, 1991, Termodinamika Teknik, Penerbit Erlangga. 7. Keenan,J.H & Kaye.J. Gas Tables, Jhon Wiley & son, New York, 1945 8. Licthy.L.C., Internal Combustion Engine, edisi ke 6, Mc. Graw-Hill Book Cmpany, 1951. 9. Petrovsky, N., Marine Internal Combustion Engines, MIR Publishers, Moscow. 1968. 10. PT. Toyota Astra Motor, Materi Pelajaran Enine Grup Step 1 dan Step 2 11. Witoelar. R.2006. Ambang batas emisi gas buang kenderaan bermotor lama, Peraturan Mentri Negara Lingkungan Hidup No 5. 12. Survey Badan Kesehatan Dunia (WHO), Senin 26 september 2011 5.2. Saran Setelah melakukan penelitian dalam pembuatan tesis ini maka peneliti dapat menyampaikan beberapa saran : 1. Didalam melakukan pengujianyang harus kita perhatikan adalah memperhatikan temperature mesin karena hal ini bias membuat hasil yang kurang baik. 2. Didalam melakukan pengujian emisi gas buang dengan alat hashbon HG 520 ketika mulai di hidupkan kita harus menunggu proses kalibrasi alat tersebut 175