UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah berkembang pesat, juga di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat ke-4 dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980

BAB I PENDAHULUAN. Pertama meningkatnya jumlah kendaraan di kota Medan sebagai dampak dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

Kecerdasan Emosi Pada Pemain Biola Remaja Putra. Disusun Oleh : NPM : Jurusan : Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Stroke juga didefinisikan sebagai kelainan fungsi otak yang timbul mendadak,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Eksodonsi merupakan salah satu prosedur yang ada pada ilmu spesialis

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan populasi penduduk lanjut usia (lansia) di dunia terus bertambah

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu penyakit berbahaya yang menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH). Namun, dalam bidang kesehatan karena meningkatnya jumlah penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 10,67 juta orang (8,61 % dari seluruh penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. mengambil 7 subjek mahasiswa yang mengalami kecemasan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO pada tahun 1995, penderita non psikotis di Indonesia seperti stres

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan ekstraksi adalah prosedur yang menerapkan prinsip bedah, fisika, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Mahasiswa dalam Menyusun Skripsi Pengertian Kecemasan Mahasiswa dalam Menyusun Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. unipolar, penggunaan alkohol, gangguan obsesis kompulsif (Stuart & Laraia,

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

BAB I PENDAHULUAN. Stress, rasa takut dan ansietas adalah kondisi yang. sangat sering terjadi dan mudah ditemukan pada

2 Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid, hormon ini dapat menyeba

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat terlihat dari peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) dan Angka

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

2015 PENGARUH LATIHAN ANGKLUNG TERHADAP PENGETAHUAN TANGGA NADA DIATONIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI KOTA BANDUNG

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari proses menua. Proses

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial (Sintowati, 2007). Autis merupakan gangguan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA MURID YANG AKTIF DAN TIDAK AKTIF BEROLAHRAGA DI KELAS II SMA AL-ISLAM I SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah bahasa jiwa, melodinya laksana hembusan angin sepoi-sepoi

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Di era globalisasi sekarang ini penyakit yang berhubungan dengan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, istilah politik pada konteks ini berarti kekuasaan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI SULASTRI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah berkembang pesat, juga di bidang kesehatan. Didukung oleh keadaan sosial ekonomi yang baik, hal ini menyebabkan peningkatan angka harapan hidup penduduk di dunia; di tahun 2005 usia harapan hidup laki-laki dan perempuan adalah 74,9 tahun dan 79,9 tahun, sedangkan di tahun 2006 adalah 75,1 tahun dan 80,2 tahun. Di Amerika Serikat pada tahun 2005 usia harapan hidup mencapai 77,4 tahun dan di tahun 2006 mencapai 77,7 tahun (Heron, 2009). Menurut Departement of Economic and Social Affairs Population Division, peningkatan angka harapan hidup menyebabkan jumlah penduduk golongan lanjut usia (lansia) makin meningkat. Di tahun 2005, populasi lansia (orang berusia lebih dari 60 tahun) di negara maju sebesar 20% dibandingkan dengan populasi anak- anak berusia kurang dari 15 tahun (17%). Diperkirakan pada tahun 2050 populasi lansia menjadi dua kali dibanding anak-anak, yaitu 33% dan 15%. Pada tahun 2005, populasi lansia berusia lebih dari 80 tahun sekitar 1,3% di dunia dan diperkirakan meningkat menjadi 4,4% pada tahun 2050. Saat ini Indonesia telah memasuki era penduduk struktur lansia karena tahun 2009 jumlah penduduk berusia di atas 60 tahun sekitar 7,18%. Provinsi yang 1

2 mempunyai jumlah penduduk lansia sekitar 7% adalah di Jawa dan Bali. Jumlah penduduk lansia pada tahun 2006 sebesar kurang lebih 19 juta dengan usia harapan hidup 66,2 tahun, sedangkan pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun, pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan hidup 71,1 tahun (Menkokesra, 2009). Penuaan merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat, tidak ada yang dapat menghalangi proses penuaan yang terjadi pada manusia. Semakin bertambahnya usia manusia, semakin meningkat kemungkinan untuk mengalami permasalahan baik secara fisik maupun psikologi (Permenkes, 2016). Lansia akan mengalami masalah masalah yang timbul dalam penuaan, antara lain : penurunan kondisi fisik, penurunan fungsi dan potensi seksual, perubahan aspek psikososial, perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan, dan perubahan peran sosial dalam masyarakat ; yang mengakibatkan lansia sangat mudah mengalami masalah psikologis (Kartinah, 2008). Masalah psikologis utama pada lansia adalah merasa terasingkan atau kesepian karena dianggap sudah tidak produktif atau memiliki keterbatasan fisik, sehingga merasa tersisihkan dan bahkan mengurung diri atau menarik diri dari lingkungan yang malah akan menyebabkan lansia mengalami depresi (Kuntjoro,2007). Individu depresi sering mengalami suasana perasaan(mood) depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi, mudah lelah, dan berkurangnya aktivitas (Licinio, 2005). Prevalensi depresi pada populasi lansia diperkirakan 1-2%, prevalensi perempuan 1,4% dan laki-laki 0,4%. Suatu penelitian

3 menunjukkan variasi prevalensi depresi pada lansia antara 0,4-35%, rata-rata prevalensi depresi mayor 1,8%, depresi minor 9,8%, dan gejala klinis depresi nyata 13,5%. Sekitar 15% lansia tidak menunjukkan gejala depresi yang jelas dan depresi terjadi lebih banyak pada lansia yang memiliki penyakit medis (Licinio, 2005). Permasalahan yang dialami oleh lansia tentu juga menjadi beban bagi keluarga, maka dari itu diperlukan solusi solusi yang dapat meringankan masalah psikologis pada lansia, sehingga lansia dapat lebih menikmati kehidupan sehari-hari (Keltner, 1995). Musik merupakan suatu nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (KBBI, 2008). Elemen vibrasi atas frekuensi, bentuk, amplitudo, dan durasi belum menjadi musik bagi manusia sampai semua itu ditransformasikan secara neurologis dan diinterpretasikan melalui otak menjadi : pitch, warna suara, keras-lembut, dan waktu (dalam kerangka tonal) (Parker, 1990). Musik dapat digunakan untuk mempengaruhi suasana hati, musik yang gembira atau kategori positif dapat meningkatkan suasana hati yang positif, demikian pula musik yang sedih akan menghasilkan peningkatan suasana hati yang negatif (Lewis, 1995). Musik dapat menimbulkan banyak variasi emosional pada pendengarnya, contohnya : perasaan gembira, sedih, takut, dan damai. Selain itu musik dapat pula memicu perasaan euphoria, menggetarkan hati, bahkan membuat pendengarnya merinding (Mona, 2013). Musik dikenal melalui penelitian sebagai fasilitas relaksasi yang aman, murah, dan efektif (Prasetyo, 2005). Terapi musik adalah penggunaan musik sebagai

4 peralatan terapis untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi. Mendengarkan musik dapat menstimuli respon relaksasi, motivasi atau menstimuli pikiran, imajinasi, dan memori (Djohan, 2005). Jenis musik yang sesuai untuk menenangkan adalah musik dengan tempo lambat sekitar 60 beat/menit seperti musik klasik (Chlan, 1998). Musik dengan tempo lambat bisa memperlambat gelombang otak menuju gelombang otak α yang menandakan ketenangan, menstabilkan pernafasan, denyut jantung, dan tekanan darah (Campbell, 2002). Suara bass drum maupun suara bass gitar dalam musik klasik sangat minim, jika bass drum dipukul berulang dan keras akan mengakibatkan jantung berdebar lebih keras dan cepat, sebaliknya pada musik klasik bunyi alat gesek lebih dominan dengan frekuensi tengah (220 Hz s/d 2000Hz) (Sukendro, 2008). Mendengarkan musik yang memiliki suasana tenang dan damai seperti musik Klasik akan menimbulkan dampak psikis yang lebih tenang dan relaks (Hodges, 1999). Penelitian menunjukkan bahwa musik klasik bermanfaat untuk membuat seseorang menjadi rileks, menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepaskan rasa gembira dan sedih, menurunkan tingkat kecemasan pasien pra operasi dan melepaskan rasa sakit dan menurunkan tingkat stress. Hal tersebut terjadi karena adanya penurunan adrenal corticotropin hormon (ACTH) yang merupakan hormon stres (Bernatzky et al, 2011). Musik Klasik telah terbukti dapat mempengaruhi perasaan atau afek manusia. Sedangkan afek dan derajat depresi manusia memiliki hubungan yang erat. Maka dari itu musik Klasik diduga dapat mempengaruhi derajat depresi pada lansia,

5 sehingga dapat digunakan sebagai terapi. Namun hubungan antara terapi musik Klasik dengan derajat depresi pada lansia masih belum banyak dilakukan penelitian, sehingga penelitian pengaruh terapi musik Klasik terhadap derajat depresi pada lansia perlu dilakukan. Pada penelitian ini jenis musik yang digunakan adalah musik Klasik yang memiliki suasana tenang dan damai, sehingga dapat mempengaruhi perasaan atau afek pada lansia. 1.2 Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang ada adalah : Bagaimana pengaruh terapi musik klasik terhadap derajat depresi pada lansia? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Mengetahui hubungan antara terapi musik dengan derajat depresi pada lansia. 1.3.2 Tujuan khusus Mengetahui hubungan antara terapi musik klasik dengan derajat depresi pada lansia.

6 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis lansia. Untuk mengetahui hubungan terapi musik klasik terhadap derajat depresi pada 1.4.2 Manfaat Praktis Untuk menambah wawasan tentang terapi musik Klasik terhadap derajat depresi pada lansia, sehingga dapat digunakan untuk terapi pada lansia di keluarga atau di panti jompo. 1.5 Keaslian Penelitian Tabel 1.1 keaslian penelitian Peneliti M. Bambang Marzuki, 2014 Judul Penelitian Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Tingkat Depresi Pada Lansia di Unit Metode Subyek Hasil Kuasi eksperimental, pre dan post test dengan kelompok kontrol 18 orang Ada pengaruh pemberian terapi musik klasik terhadap penurunan tingkat depresi lansia

7 Ike Rossyam Wardani S, 2015 Segundo Armas Torres, 2014 Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang Pengaruh Terapi Musik Klasik dan Murrotal Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Lansia Music Therapy In The Prevention and Treatment of Depression In Older Adults In lima-peru Kuasi eksperimental, pre dan post test dengan kelompok kontrol Kuasi eksperimental dengan pendekatan pre and post test tanpa kelompok kontrol 10 orang 50 orang Ada pengaruh terapi musik klasik dan murrotal terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia. Musik dapat preventif dan kuratif pada depresi lansia

8 Perbedaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada instrumen yang akan digunakan, subyek dan sampel penelitian, dan lokasi penelitian.