BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu colere yang memiliki arti bercocok-tanam (culvation) atau disebut juga mengerjakan tanah, mengelolah, memelihara ladang (Poerwanto, 2005:51). Budaya berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, bentuk jamak dari buddhi (budi dan akal), yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia (Koentjaraningrat, 1982:9). Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 2005:25). Cina merupakan salah satu negara yang memiliki kebudayaan yang beranekaragam. Cina dikenal sebagai bangsa dengan peradaban yang begitu tinggi. Masyarakat dunia mengenal nilai-nilai budaya Cina sebagai sesuatu yang terusmenerus berkembang. Salah satu contoh yaitu tradisi minum arak. Tradisi minum arak memiliki sejarah selama ribuan tahun dan dikenal di Cina bahkan seluruh dunia. Arak adalah minuman keras yang difermentasikan. Kata arak, dalam Bahasa Mandarin adalah jiǔ (hanzinya: 酒 ). Kata ini digunakan untuk semua jenis minuman yang mengandung alkohol. Arak memiliki hubungan yang sangat dekat dengan budaya Cina baik di zaman kuno maupun di zaman modern. Lin Chao dalam bukunya
The Spring and Autumn in the Cup (2000), menjelaskan bahwa minum arak tidak hanya sekedar berhubungan dengan makan dan minum saja, tetapi dari tradisi ini kita dapat belajar banyak hal dalam aspek kehidupan, misalnya: dalam bidang religi, etika, moral, ekonomi, politik dan kekuasaan. Arak selalu dikaitkan dengan persahabatan baru, baik hubungan pribadi, politik dan dagang. Arak menjadi bagian dari kehidupan politik karena fakta membuktikan bahwa banyak kaisar dan menteri Cina kuno menyukai arak dan itu sering mempengaruhi kehidupan, kekuasaan dan kehancurannya. Contohnya, pada tahun 961 Kaisar Taizu dari Dinasti Song kehilangan seorang komandan militer karena kasus kesalahan komando (perintah) saat melayani persembahan arak. Begitu juga ketika terjadi hubungan persahabatan baru ataupun kesepakatan dagang, selalu ditandai dengan tradisi minum arak. Dahulu, arak merupakan salah satu jenis minuman yang disukai oleh masyarakat Tionghoa. Jika arak tidak ada pada saat upacara pernikahan, upacara kematian, perayaan hari besar, berkumpul bersama dengan teman dan acara-acara tertentu maka acara tersebut tidak akan dimulai. Pada masa sekarang, jika arak tidak ada dalam acara penting tersebut, maka acara dianggap sangat tidak sempurna. Salah satu jenis arak yang akan diteliti pada penelitian ini adalah arak putih. Arak putih merupakan minuman keras yang unik, sebagai minuman tradisional yang terkenal dan diproduksi secara luas di seluruh negeri Cina. Arak putih adalah minuman keras yang dihasilkan dengan destilasi atau penyulingan dan memiliki banyak jenis.
Arak putih memiliki berbagai fungsi yaitu sebagai salah satu sajian dalam memperingati kematian leluhur, sajian di dalam upacara perkawinan, sebagai obat tradisional, untuk etika dalam bisnis Cina, pelunak makanan yang dibakar (seperti ikan bakar, daging panggang atau barbeque). Arak putih juga bisa berbahaya bagi kesehatan apabila dikonsumsi secara sembarangan dan berlebihan. Selain dari fungsi, arak putih juga memiliki makna yaitu makna spiritual dimana masyarakat Tionghoa meyakini pengaruh arak putih terhadap dewa dan leluhur sebagai suatu penghormatan. Masyarakat Tionghoa masih meneruskan tradisi arak putih tersebut termasuk juga masyarakat Tionghoa yang berada di Kota Medan. Fenomena yang dapat ditemui salah satu contohnya adalah pada saat mereka melakukan sembahyang. Di meja altar tersebut ada beberapa makanan dan minuman yang telah disediakan untuk persembahan kepada dewa dan leluhur. Salah satu minuman yang terdapat di meja altar tersebut adalah arak putih. Hal ini menarik buat penulis karena walaupun mereka udah menetap di Indonesia tetapi mereka tetap melakukan tradisi leluhur. Begitu juga jika masyarakat Tionghoa sakit, mereka cenderung masih lebih menggunakan arak putih sebagai obat daripada obat-obatan medis atau kedokteran. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin meneliti makna dan fungsi arak putih pada masyarakat Tionghoa di Kota Medan karena tradisi arak putih ini tetap dilakukan sampai saat ini.
1.2 Batasan masalah Karena luasnya ruang lingkup tentang arak putih, maka penulis membatasi masalah pada fungsi arak putih sebagai obat tradisional dan makna arak putih sebagai makna spiritual terhadap masyarakat Tionghoa di Kota Medan. 1.3 Rumusan masalah Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Apa fungsi arak putih bagi masyarakat Tionghoa di Kota Medan? 2. Apa makna arak putih bagi masyarakat Tionghoa di Kota Medan? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui fungsi arak putih bagi masyarakat Tionghoa di Kota Medan. 2. Untuk mengetahui makna arak putih bagi masyarakat Tionghoa di Kota Medan. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis, manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap fungsi dan makna arak putih bagi masyarakat Tionghoa adalah : 1. Mengetahui dan menambah wawasan tentang fungsi arak putih bagi masyarakat Tionghoa. 2. Mengetahui dan menambah wawasan tentang makna arak putih bagi masyarakat Tionghoa.
3. Sebagai sumber pengetahuan bagi penulis di bidang kebudayaan dan dapat dijadikan sebagai sumber penelitian selanjutnya oleh masyarakat secara luas. 1.5.2 Manfaat Praktis Manfaat praktisnya adalah sebagai informasi kepada masyarakat atau kalangan umum yang berminat atau tertarik pada kebudayaan Cina, khususnya tentang tradisi minuman arak Cina.