BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 14

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 07

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 09 PERATURAN WALIKOTA JAMBI

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 10

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 13

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-O TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENGELOLAAN PASAR WALIKOTA SURAKARTA,

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 18 TAHUN

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-N TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-D TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PENANAMAN MODAL WALIKOTA SURAKARTA,

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR TAHUN 2009

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PEMAKAMAN

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-E TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALIKOTA SURAKARTA,

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 86 TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR KETAHANAN PANGAN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 28 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 14 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 14 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

GUBERNUR SULAWESI BARAT

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN LANDAK

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 57 TAHUN 2005 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 08 TAHUN 2008 SERI D NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2008

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

SALINAN. 4. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 7 Tahun 2016

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 20-R TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

Transkripsi:

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 14 SALINAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG FUNGSI DINAS, SEKRETARIAT, BIDANG DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN, SEKSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas-dinas Daerah Kota Jambi, maka dipandang perlu mengatur mengenai Fungsi Dinas, Sekretariat, Bidang dan Rincian Tugas Sub Bagian, Seksi serta Tata Kerja pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Walikota Jambi tentang Fungsi Dinas, Sekretariat, Bidang dan Rincian Tugas Sub Bagian, Seksi serta Tata Kerja pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Besar Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1956 Nomor 20); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

3. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389). 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undangundang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tanbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844). 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737).

6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741). 7. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 7 Tahun 2008 tentang Penetapan Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Jambi (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2008 Nomor 07). 8. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas-dinas Daerah Kota Jambi (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2008 Nomor 10). MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG FUNGSI DINAS, SEKRETARIAT, BIDANG DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN, SEKSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA JAMBI.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kota Jambi. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. 3. Walikota adalah Walikota Jambi. 4. Dinas adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi. 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi. 6. Sekretaris adalah Kepala Sekretariat pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi. 7. Kepala Bidang adalah Kepala Bidang pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi. 8. Kepala Sub Bagian adalah Kepala Sub Bagian pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi. 9. Kepala Seksi adalah Kepala Seksi pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi.

10. Jabatan Struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin satuan organisasi. 11. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian dan/atau keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi. BAB II FUNGSI DINAS Pasal 2 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi mempunyai fungsi sebagai berikut : a. perumusan kebijakan teknis di bidang perindustrian dan perdagangan; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perindustrian dan perdagangan; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup bidang perindustrian dan perdagangan;

d. penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian dibidang perindustrian dan perdagangan; e. pengkoordinasian hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah maupun swasta; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. BAB III KEDUDUKAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Pertama Sekretariat Pasal 3 (1) Sekretariat berkedudukan sebagai unsur pembantu Kepala Dinas dalam menyelenggaraan tugas dan fungsinya. (2) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (3) Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyelengggarakan urusan program, keuangan, umum dan kepegawaian serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 4 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3), Sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana, pengembangan dan evaluasi program kerja dinas sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. penyelenggaraan, pembinaan ketatausahaan dan kepegawaian; c. penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi keuangan; d. penghimpunan bahan pelaksanaan program kerja dari bidang-bidang guna penyusunan laporan tahunan; e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Pasal 5 (1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, terdiri dari : a. sub bagian program; b. sub bagian keuangan; c. sub bagian umum dan kepegawaian.

(2) Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Pasal 6 Sub Bagian Program mempunyai tugas membantu sekretaris dalam melaksanakan penyusunan program dibidang perindustrian dan perdagangan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja sub bagian program; b. mengolah data untuk pengembangan dibidang perindustrian dan perdagangan; c. menyiapkan bahan koordinasi dalam penyusunan rencana kerja dan dokumen pelaksanaan anggaran serta penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilingkungan dinas perindustrian dan perdagangan; d. menghimpun dan mengolah bahan pembuatan daftar usulan kegiatan dan daftar isian kegiatan untuk bahan penyusunan anggaran dinas; e. mengevaluasi pelaksanaan program dibidang perindustrian dan perdagangan;

f. menyusun dan menyiapkan bahan-bahan rapat tingkat kota, provinsi maupun nasional; g. menghimpun bahan pelaksanaan program kerja dari bidang-bidang guna penyusunan laporan tahunan; h. membuat dan melaksanakan sistem infomasi manajemen pelaporan kinerja dinas dan pembangunan; i. membuat laporan bulanan dan tahunan; j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 7 Sub bagian keuangan mempunyai tugas membantu sekretaris dalam melaksanakan urusan keuangan dilingkungan dinas dengan rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja sub bagian keuangan; b. melaksanakan ketatausahaan urusan keuangan; c. menghimpun dan mengolah bahan serta mempersiapkan penyusunan anggaran; d. melaksanakan tertib administrasi serta membuat laporan berkala dan tahunan;

e. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban keuangan; f. membuat laporan bulanan dan tahunan; g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 8 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan urusan umum dan kepegawaian, dengan rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja sub bagian umum dan kepegawaian; b. melaksanakan ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan, kerumah tanggaan dan hubungan masyarakat; c. mengagendakan, mengarsipkan dan mendistribusikan surat menyurat; d. melaksanakan administrasi dan surat menyurat kendaraan dinas; e. mengolah dan merangkum usulan program dari sekretariat dan bidang; f. melaksanakan pengadaan, pendistribusian dan pemeliharaan barang;

g. mempersiapkan penyelenggaraan rapat, penerimaan tamu dan kelancaran hubungan melalui alat-alat komunikasi; h. mengusulkan kenaikan pangkat, imfassing, permohonan izin dan tugas belajar, perpindahan dan sanksi berat, pemberian tanda penghargaan/tanda jasa, cuti besar, sakit, bersalin, alasan penting dan cuti diluar tanggung negara, pensiun, izin perkawinan dan perceraian, karis, karus, askes, taspen, bapertarum, kenaikan gaji berkala kepala satuan kerja perangkat daerah; i. memproses, mengolah data dan dokumentasi pegawai yang meliputi ; kenaikan gaji berkala, cuti tahunan dan izin tidak bertugas; j. merencanakan dan mengusulkan kebutuhan jenis pendidikan dan pelatihan, calon peserta pendidikan dan pelatihan serta calon peserta ujian dinas pegawai; k. menyusun daftar urut kepangkatan; l. menyiapkan dan memproses daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai dan laporan pajak pribadi; m. mengolah absensi atau daftar hadir pegawai;

n. melaksanakan monitoring dan evaluasi administrasi kepegawaian; o. membuat laporan bulanan dan tahunan; p. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Bagian Kedua Bidang Industri Kimia, Agro Dan Hasil Hutan Pasal 9 (1) Bidang industri kimia, agro dan hasil hutan berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala Dinas dalam menyelenggaraan tugas dan fungsinya. (2) Bidang industri kimia, agro dan hasil hutan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris. (3) Kepala Bidang industri kimia, agro dan hasil hutan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan urusan industri agro, industri kimia dan industri hasil hutan dan kertas serta melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 10 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (3), Bidang Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. pembinaan industri agro, kimia, hasil hutan dan kertas; b. pengembangan industri agro, kimia, hasil hutan dan kertas; c. pelayanan dan penyuluhan industri agro, kimia, hasil hutan dan kertas; d. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak swasta; e. pengawasan dan pengendalian mutu industri agro, kimia, hasil hutan dan kertas; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya; Pasal 11 (1) Bidang Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, terdiri dari : a. seksi industri agro; b. seksi industri kimia; c. seksi industri hasil hutan dan kertas.

(2) Seksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di pimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. Pasal 12 Seksi Industri Agro mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Industri Kimia, Agro, dan Hasil Hutan dalam urusan industri agro, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi industri agro; b. menghimpun bahan dan melaksanakan bimbingan teknis industri agro; c. menginventarisir tanda daftar industri, izin usaha industri dan industri agro; d. melakukan pembinaan terhadap industri agro; e. memberikan pertimbangan teknis dan rekomendasi izin tanda daftar industri, izin usaha industri dan industri agro; f. memfasilitasi dan memproses pemberian bantuan kepada industri agro; g. menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak swasta;

h. melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap industri agro; i. membuat laporan bulanan dan tahunan; j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 13 Seksi Industri Kimia mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Industri Kimia, Agro, dan Hasil Hutan dalam urusan industri kimia, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi industri kimia; b. menghimpun bahan dan melaksanakan bimbingan teknis pengembangan industri kimia; c. menginventarisir tanda daftar industri, izin usaha industri dan industri kimia; d. memberikan pertimbangan teknis izin tanda daftar industri, izin usaha industri dan industri kimia; e. melakukan pembinaan terhadap industri kimia; f. memfasilitasi dan memproses pemberian bantuan kepada industri kimia; g. menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak swasta;

h. melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap industri kimia; i. membuat laporan bulanan dan tahunan; j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 14 Seksi Industri Hasil Hutan dan Kertas mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Industri Kimia, Agro, dan Hasil Hutan dalam urusan industri hasil hutan dan kertas, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi industri hasil hutan dan kertas; b. menghimpun bahan dan melaksanakan bimbingan teknis pengembangan industri hasil hutan dan kertas; c. menginventarisir tanda daftar industri dan izin usaha industri hasil hutan dan kertas; d. memberikan pertimbangan teknis izin tanda daftar industri dan izin usaha industri hasil hutan dan kertas; e. melakukan pembinaan terhadap industri hasil hutan dan kertas;

f. memfasilitasi dan memproses pemberian bantuan kepada industri hasil hutan dan kertas; g. menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak swasta; h. melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap industri hasil hutan dan kertas; i. membuat laporan bulanan dan tahunan; j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Bagian Ketiga Bidang Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka Kerajinan Pasal 15 (1) Bidang Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka Kerajinan berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala Dinas dalam menyelenggaraan tugas dan fungsinya; (2) Bidang dipimpin oleh kepala bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

(3) Kepala Bidang Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka Kerajinan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan industri logam, mesin, dan kerekayasaan alat angkutan, tekstil, elektronika dan aneka kerajinan serta melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 16 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (3), Bidang Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka Kerajinan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. pembinaan industri logam, mesin, elektronika dan aneka kerajinan; b. pengembangan industri logam, mesin, elektronika dan aneka kerajinan; c. pelayanan dan penyuluhan industri logam, mesin, elektronika dan aneka kerajinan; d. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak swasta;

e. pengawasan dan pengendalian mutu industri logam, mesin, elektronika dan aneka kerajinan; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya; Pasal 17 (1) Bidang Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka Kerajinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, terdiri dari : a. seksi industri logam, mesin dan perekayasaan alat angkutan; b. seksi industri tekstil; c. seksi industri elektronika dan aneka kerajinan. (2) Seksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di pimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. Pasal 18 Seksi Industri Logam, Mesin Dan Perekayasaan Alat Angkutan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka Kerajinan dalam urusan industri logam, mesin dan perekayasaan alat angkutan, dengan rincian tugas sebagai berikut :

a. menyusun rencana kerja seksi industri logam, mesin dan perekayasaan alat angkutan; b. menghimpun bahan dan melaksanakan bimbingan teknis industri logam, mesin dan perekayasaan alat angkutan; c. menginventarisir tanda daftar industri, izin usaha industri dan industri logam, mesin dan perekayasaan alat angkutan; d. melakukan pembinaan terhadap industri logam, mesin dan perekayasaan alat angkutan; e. memberikan pertimbangan teknis dan rekomendasi izin tanda daftar industri, izin usaha industri dan industri logam, mesin dan perekayasaan alat angkutan; f. memfasilitasi dan memproses pemberian bantuan kepada industri logam, mesin dan perekayasaan alat angkutan; g. menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak swasta; h. melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap industri logam, mesin dan perekayasaan alat angkutan;

i. membuat laporan bulanan dan tahunan; j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 19 Seksi Tekstil mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka Kerajinan dalam urusan tekstil, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi tekstil; b. menghimpun bahan dan melaksanakan bimbingan teknis pengembangan tekstil; c. menginventarisir tanda daftar industri, izin usaha industri tekstil; d. memberikan pertimbangan teknis izin tanda daftar industri, izin usaha industri tekstil; e. melakukan pembinaan terhadap industri tekstil; f. memfasilitasi dan memproses pemberian bantuan kepada industri tekstil; g. menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak swasta; h. melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap industri tekstil;

i. membuat laporan bulanan dan tahunan; j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 20 Seksi Elektronika dan Aneka Kerajinan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka Kerajinan dalam urusan elektronika dan aneka kerajinan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi elektronika dan aneka kerajinan; b. menghimpun bahan dan melaksanakan bimbingan teknis pengembangan elektronika dan aneka kerajinan; c. menginventarisir tanda daftar industri dan izin usaha industri elektronika dan aneka kerajinan; d. memberikan pertimbangan teknis izin tanda daftar industri dan izin usaha industri elektronika dan aneka kerajinan; e. melakukan pembinaan terhadap industri elektronika dan aneka kerajinan;

f. memfasilitasi dan memproses pemberian bantuan kepada industri elektronika dan aneka kerajinan; g. melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap industri elektronika dan aneka kerajinan; h. membuat laporan bulanan dan tahunan; i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Bagian Keempat Bidang Perdagangan Pasal 21 (1) Bidang Perdagangan berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala Dinas dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya; (2) Bidang dipimpin oleh kepala bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris; (3) Kepala Bidang Perdagangan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan distribusi dan perlindungan konsumen, promosi dan pengembangan pasar dan kemetrologian serta melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 22 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (3), Bidang Perdagangan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. pembinaan pengusaha dibidang perdagangan; b. pengembangan kelembagaan perdagangan; c. pelayanan bidang perdagangan; d. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak swasta; e. pengawasan dan pengendalian perdagangan; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya; Pasal 23 (1) Bidang Perdagangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, terdiri dari : a. seksi distribusi dan perlindungan konsumen; b. seksi promosi dan pengembangan pasar; c. seksi kemetrologian. (2) Seksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di pimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.

Pasal 24 Seksi Distribusi dan Perlindungan Konsumen mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Perdagangan dalam urusan distribusi dan perlindungan konsumen, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi distribusi dan perlindungan konsumen; b. menghimpun bahan dan melaksanakan bimbingan teknis distribusi dan perlindungan konsumen; c. melakukan pembinaan terhadap pedagang dan pelaku usaha; d. memberikan pertimbangan teknis izin keagenan dan distributor; e. menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak swasta; f. melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap distribusi barang perdagangan; g. melaksanakan pengawasan barang beredar; h. membuat laporan bulanan dan tahunan; i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 25 Seksi Promosi dan Pengembangan Pasar mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Perdagangan dalam urusan promosi dan pengembangan pasar, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi promosi dan pengembangan pasar; b. menghimpun bahan dan melaksanakan bimbingan teknis promosi dan pengembangan pasar kepada dunia usaha; c. melakukan pembinaan dunia usaha dalam promosi dan pengembangan pasar; d. menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak swasta; e. melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap program promosi dan pengembangan pasar; f. membuat laporan bulanan dan tahunan; g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 26 Seksi Kemetrologian mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Perdagangan dalam urusan kemetrologian, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi kemetrologian; b. melakukan pembinaan kemetrologian kepada dunia usaha yang menggunakan ukuran, takaran, timbangan dan perlengkapannya; c. menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak swasta; d. melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap dunia usaha yang menggunakan ukuran, takaran, timbangan dan perlengkapannya; e. memberikan pertimbangan teknis izin kemetrologian; f. membuat laporan bulanan dan tahunan; g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Bagian Kelima Bidang Bina Usaha Perdagangan Pasal 27 (1) Bidang Bina Usaha Perdagangan berkedudukan sebagai unsur pembantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya;

(2) Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris; (3) Kepala Bidang Bina Usaha Perdagangan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan sarana perdagangan, usaha perdagangan, dan pendaftaran perusahaan serta melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 28 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3), Bidang Bina Usaha Perdagangan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. pengembangan sarana dan usaha perdagangan ; b. pelayanan pendaftaran perusahaan; c. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak swasta; d. pengawasan dan pengendalian sarana dan usaha perdagangan; e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 29 (1) Bidang Bina Usaha Perdagangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, terdiri dari : a. seksi sarana perdagangan; b. seksi usaha perdagangan; c. seksi pendaftaran perusahaan. (2) Seksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di pimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. Pasal 30 Seksi Sarana Perdagangan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Bina Usaha Perdagangan dalam urusan sarana perdagangan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi sarana perdagangan; b. menghimpun bahan dan melaksanakan bimbingan teknis kepada dunia usaha yang menggunakan sarana perdagangan; c. menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak swasta; d. melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap sarana perdagangan;

e. melaksanakan pengawasan sarana perdagangan yang tidak sesuai dengan ketentuan; f. membuat laporan bulanan dan tahunan; g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 31 Seksi Usaha Perdagangan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Bina Usaha Perdagangan dalam urusan usaha perdagangan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana kerja seksi usaha perdagangan; b. melakukan penyuluhan terhadap tertib usaha perdagangan; c. menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak swasta; d. melaksanakan pendataan perusahaan yang belum dan sudah memiliki izin perdagangan; e. memberikan pertimbangan teknis izin usaha perdagangan; f. melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap usaha perdagangan;

g. membuat laporan bulanan dan tahunan; h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 32 Seksi Pendaftaran Perusahaan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Bina Usaha Perdagangan dalam urusan pendaftaran perusahaan, dengan rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana kerja seksi pendaftaran perusahaan; b. melakukan penyuluhan pendaftaran perusahaan; c. melaksanakan pendataan perusahaan yang wajib daftar; d. menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait dan pihak swasta; e. memberikan pertimbangan teknis tanda daftar perusahaan; f. melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap perusahaan yang melakukan pendaftaran; g. membuat laporan bulanan dan tahunan; h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Bagian Keenam Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 33 (1) Kelompok jabatan fungsional berkedudukan sebagai unsur pembantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya; (2) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinir oleh seorang tenaga fungsional senior selaku ketua kelompok yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas; (3) Tenaga fungsional senior sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan kepangkatan; (4) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan, beban kerja dan kemampuan keuangan daerah; (5) Tenaga fungsional dalam melaksanakan tugasnya diatur dengan peraturan Walikota.

BAB IV TATA KERJA Pasal 34 (1) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah; (2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas; (3) Bidang dipimpin seorang Kepala Bidang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris; (4) Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris; (5) Seksi dipimpin oleh seorang Sepala Seksi dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang; (6) Hubungan antara Kepala Dinas dengan bawahannya atau sebaliknya secara administrasi dilaksanakan melalui sekretariat.

Pasal 35 (1) Kepala Dinas berkewajiban mengoordinasikan seluruh kegiatan dinas. (2) Kepala Dinas berkewajiban melaksanakan prinsipprinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi baik dalam lingkungan dinas, maupun dengan instansi lain yang terkait. (3) Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi berkewajiban melaksanakan prinsipprinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi sesuai dengan bidangnya. (4) Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi bertanggung jawab memberikan bimbingan atau pembinaan kepada bawahannya serta melapor hasil pelaksanaan tugas menurut jenjang jabatannya masing-masing.

BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 36 Pada saat Peraturan Walikota ini berlaku, maka ketentuan Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27 dan Pasal 28 Keputusan Walikota Jambi Nomor 56 Tahun 2001 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Bagian dan Sub-Sub Dinas serta Uraian Tugas Sub-Sub Bagian dan Seksi- Seksi pada Dinas Perindagkop Kota Jambi (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2001 Nomor 19) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 37 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Jambi. Ditetapkan di Jambi pada tanggal 4 Maret 2009 WALIKOTA JAMBI d.t.o BAMBANG PRIYANTO Diundangkan di Jambi pada tanggal 4 Maret 2009 Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA JAMBI d.t.o B. ASIH RAYITNO BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 14