Publikasi Online MahasiswaTeknikMesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 2 (2018)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Analisa Pengaruh Aging 450 ºC pada Al Paduan dengan Waktu Tahan 30 dan 90 Menit Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

TUGAS SARJANA. ANALISA PENGARUH BAHAN CETAKAN PADA PENGECORAN PADUAN Al- Cu TERHADAP WAKTU PENDINGINAN DAN SIFAT MEKANIS CORAN

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi. kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat

BAB III METODE PENELITIAN

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL MODEL CHASSIS BERBASIS Al-Si-Mg HASIL PENGECORAN HIGH PRESSURE DIE CASTING

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

TUGAS AKHIR. BIDANG TEKNIK PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN MATERIAL PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MnCl2.H2O TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA 7075

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu. sehingga tercipta alat-alat canggih dan efisien sebagai alat bantu dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membuat suatu produk, bahan teknik merupakan komponen. yang penting disamping komponen lainnya. Para perancang, para

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kalangan

ISSN hal

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan

MATERIAL TEKNIK LOGAM

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK DRY CELL SEBAGAI PENGIKAT TERAK PADA PENGECORAN LOGAM TERHADAP KUALITAS HASIL CORAN

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

Diagram TEKNIK MESIN ITS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

I. PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam yang banyak digunakan dalam komponen

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS SARJANA KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PRODUK CORAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI KOMPOSISI TEMBAGA

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

PROSES MANUFACTURING

TUGAS AKHIR MANUFAKTUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN MATERIAL BAJA COR TAHAN PANAS SCH 22 DENGAN MODIFIKASI MOLYBDENUM

ANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu. Abstrak

L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM A 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dengan semakin banyaknya permintaan aluminium dikalangan konsumen.

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Dosen Pembimbing : Sutarsis, S.T, M.Sc.Eng

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Mesin

ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR

KAJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT DENGAN MATRIK AlSiMg DIPERKUAT DENGAN SERBUK SiC

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm-

KAJIAN JUMLAH SALURAN MASUK (INGATE) TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO HASIL PENGECORAN Al-11Si DENGAN CETAKAN PASIR

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN

PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME DENGAN PENDINGIN YAMACOOLANT TERHADAP BAJA ASSAB 760

I. PENDAHULUAN. 26, Unsur ini mempunyai isotop alam: Al-27. Sebuah isomer dari Al-26

Transkripsi:

Publikasi Online MahasiswaTeknikMesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 2 (18) ANALISA PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN BUBUK BESI DAN TEMPERATUR AGING PADA ALUMINIUM 61 TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN SETELAH PERLAKUAN PANAS T6 Alfananda Hanif Akbar, Edi Santoso, ST.,MT Program StudiTeknikMesin, FakultasTeknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya JalanSemolowaru No. 45 Surabaya 118, Tel. 31-5931, Indonesia email: Alfanandahanif35@gmail.com ABSTRAK Semakinpesatmajunyaduniateknologidanduniaindustri, penggunaanalmuniumseringsekalidibutuhkankhususnyadalambidang manufakturdanjugadalamduniaotomotif.selainitu aluminiumjikadipadukandenganunsurunsurtertentuakanmempunyaisifatfasisdanmekanis unggul, sehinggaperludilakukansuatuusahauntukmemperbaikisifat-sifat material tersebut, yaitudenganmerubahsifatmekanisnya, adapunsifatmekanisdari material antara lain : kekerasan, keuletan, kelelahandan lain-lain. Penelitian akan di lakukan tentang perlakuan panas pada pengecoran aluminium bubuk besi dengan variasi massa 4%, 6%, 8% dan temperatur aging. bertujuan untuk mengetahui perubahan mekanikdanstruktur mikro.hasil pengujian didapatkan bahwa variasi Fe semakin kecil maka nilai kekerasan semakin meningkat, dan nilai kekerasan tertinggi pada temperatur aging 1ºdengan waktu penahanan 3 jam yaitu : Fe 4% = 68,4 HRB, Fe6% = 63,9 HRB, Fe 8% = 52,4 HRB. Kata Kunci : Aluminium, bubuk besi, perlakuan panas, pengujian kekerasan, pengujian mikro,temperatur aging, holding time. PENDAHULUAN Semakinpesatmajunyaduniateknologidan duniaperindustrian, penggunaanalmuniumseringsekalidibutuhkan khususnyadalam manufacture danjugadalamduniaotomotif.selainitualmuni umjikadipadukandenganunsurunsurtertentuakanmempunyaisifatfasisdanme kanis unggul, seiringwaktuberkembangnyakemajuanzaman, sehinggaperludilakukansuatuusahauntukme mperbaikisifat-sifat material tersebut, yaitudenganmerubahsifatmekanisnya, adapunsifatmekanisdari material antara lain : kekerasan, keuletan, kelelahandan lain-lain.. Almuniumadalah material logambukanbesi (non ferro), almuniuminimempunyaikeunggulanyaituber atjenisnya ringandankekakuannyadapatditingkatkanden gancarapaduan (alloying) danmemberiperlakuanpanas (heat threatment). Almuniumataulogam mempunyaisifatringandantahankorosi digunakansebagaimatrikdanbubukbesisebaga ipenguatgunauntukmenghasilkanalmuniumk ompositdengansifatmekanik bagusdenganbiayamurahdandapatbersaingde nganjeniskomposit lain. Dimanakompositadalahsuatu material tersusunatasduaunsurcampuranataulebih

berlainan merupakanbahangabungansecaramakro.mak a dari itu, secara sederhana komposit dapat di definisikan sebagai suatu sistem material tersusun dari dua atau lebih unsur campuran secara makro berbeda dalam perpaduan komposisi dan tidak dapat dipisahkan. Penelitian akan di lakukan merupakan pembahasan tentang perlakuan panas pada pengecoran aluminium bubuk besi dengan variasi massa dan variasi dari pengaruhtemperatur aging. bertujuan untuk mengetahui perubahan mekanik danstruktur mikro. DASAR TEORI Aluminium (AL) Aluminium memiliki warna putih keperakan dan cukup ringan sebagai sebuah logam. Tekstur aluminium cukup lunak dan mudah dibentuk serta diproses. Aluminium merupakan konduktor panas baik, serta tahan terhadap korosi dan perubahan suhu. Karena sifat dasar aluminium tidak terlalu kuat, biasanya dilakukan pencampuran dengan bahan lain untuk memperoleh sifat diharapkan. Hasil dari pencampuran ini disebut dengan aluminium alloy.aluminium juga memiliki daya hantar lebih besar dari tembaga, karena itu aluminium digunakan sebagai kabel tiang listrik. Percampuran aluminium dengan logam lainnya bisa menghasilkan jenis logam baru lebih kuat. Aluminium paduanmerupakan paduan aluminium dengan unsur-unsur lain bertujuan untuk mendapatkan sifat lain diinginkan.logam aluminium mempunyai karakteristik menguntungkan, diantaranya kekuatan mekaniknya dapat ditingkatkan dengan pengerjaan dingin atau panas, sebagai penghantar panas baik, dan memiliki kegunaan sangat luas. Paduan aluminium dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu aluminium lembaran (wronglt alloy) dan aluminium batang cor (costing alloy ). Aluminium memiliki berat jenis sebesar 2,7 g/cm3, densitas 2,685 kg/m3, dan titik leburnya pada suhu 6C. Unsur- unsur paduan dalam aluminium antara lain:cu, Zn, Mn, Mg, Si, Fe, Ti, dan Ni. Besi (Fe) Besi adalah logam berasal dari bijih besi (tambang). Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis tinggi. Besi adalah logam paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya: a. melimpahnya besi di kulit bumi cukup besar. b. Pengolahan relatif mudah dan murah. c. Besi mempunyai sifat mudah dan mengguntungkan untuk dimodifikasi. Alur Penelitian 2

Persiapan Alat dan Bahan Mempersiapkanbahan akandigunakanyaitu : Tabel 1. Persiapan Bahan 1. Aluminium 61 4. Autosoll 2. Bubuk besi 5. Kain bludru 3. Kertas gosok 6. Solar Mempersiapkanperalatan akandigunakanyaitu : Tabel 2. Persiapan Alat 1. Pengayak 6. Cawan tuang msh 2. Timbangan 7. Sarung tangan 3. Tungku 8. Pengaduk 4. Kowi 9. Cetakan pasir 5. Kompor 1. Thermocopel ANALISA DATA UjiKekerasan Ujikekerasandisinidilakukangunauntukmelih atsebuahnilai/hargakekerasanpadabendauji,se hinggadapatmenngetahuinilai kekerasan.padapengujiankekerasan di lakukan 5 titikujidanpenahananbeban 5 detik, bendaujimenggunakanalatujirockwell Scale B. Nilai Rata-Rata SpesimenSebelumperlakuanpanas T6 54 53 52 51 52 52,7 Gambar 1. Nilai Rata-Rata SpesimenSebelumperlakuanpanas T6 Nilai Rata-rata Penahanan 3 jam dan aging 1 54 Gambar 2.Nilai Rata-rata Penahanan 3 jam aging 1 Nilai Rata-rata Spesimensesudahperlakuanpanas T6 Penahanan 3 jam dan aging 1 63,6 51,9 44,7 Gambar 3. Nilai Rata-rata Spesimensesudahperlakuanpanas T6 Penahanan 3 jam dan aging 1 Nilai Rata-rata penahanan 3 jam dan aging 1 64,5 59,2 68,4 63,9 51,1 52,4 Gambar 4. Nilai Rata-rata penahanan 3 jam dan aging 1 Hasil Nilai Rata-Rata Uji Kekerasan Setelah Perlakuan Panas T6 3

Tabel 3. Hasil nilai rata-rata uji kekerasan setelah perlakuan panas T6 Al-Fe No Temperatur Aging 1. 1 63,6 51,9 44,7 2. 1 64,5 59,2 51,1 3. 1 68,4 63,9 52,4 Dilihat dari tabel 3. Didapat hasil Pada variasi Fe semakin kecil maka nilai kekerasan semakin meningkat dan untuk variasi Fe semakin besar maka nilai kekerasannya menurun, pada setiap bertambahnya temperatur aging nilai kekerasannya meningkat. Pengujian Mikro Pengujian mikro dilakukan guna untuk melihat perubahan terjadi pada material secara mikroskopi. Gambar 6. Struktur Mikro sesudah perlakuan panas T6 temperatur aging 1ºC Dari gambar 6. menunjukan struktur mikro aging 1º. Dari hasil foto mikro menunjukan adanya pencampuran Fe relatif kurang merata pada bagian spesimen disetiap penambahan. hal ini disebabkan pada proses pencampuran kurang sempurna dengan pengadukan manual dan proses penuangan lama dkarenakan dimensi lubang kecil membuat pemenuhan ruang cetakan menjadi lambat dan pembekuan menjadi kurang cepat. porositas pada foto mikrojuga tidak terlihat jelas dikarenakan nilainya sangat kecil. Struktur mikro pada Fe berwarna gelap, Al berwarna terang. Foto Struktur Mikro sesudah perlakuan panas T6 temperatur aging 1ºC Foto struktur mikro AL-Fe Sebelum perlakuan panas T6 Gambar 5. struktur mikro AL-Fe Sebelum perlakuan panas T6 Dari gambar 5. menunjukan struktur mikro dari Al-Fe 4%, 6%, 8%. Dari hasil foto mikro menunjukan adanya pencampuran Fe cenderung sedikit dan tidak meratadikarenakan belum adanya proses perlakuan panas T6. Porositas juga tidak terlihat karena nilainya sangat kecil. Struktur mikro pada Fe berwarna gelap, Al berwarna terang. Foto Struktur Mikro sesudah perlakuan panas T6 temperatur aging 1ºC Gambar 7. Struktur Milro sesudah perlakuan panas T6 temperatur aging 1ºC Dari gambar 7. menunjukan struktur mikro aging 1º. Dari hasil foto mikro hampir sama dengan struktur mikro temperatur aging 1º menunjukan adanya pencampuran Fe relatif kurang merata pada bagian spesimen disetiap penambahan. hal ini disebabkan pada proses pencampuran kurang sempurna dengan pengadukan manual dan proses penuangan lama dkarenakan dimensi lubang kecil membuat pemenuhan ruang cetakan menjadi lambat dan pembekuan menjadi kurang cepat. porositas pada foto mikro juga tidak terlihat jelas dikarenakan nilainya sangat kecil. Struktur mikro pada Fe berwarna gelap, Al berwarna terang. Foto Struktur mikro sesudah perlakuan panas T6 temperatur aging 1ºC 4

Gambar 8. Struktur Mikro sesudah perlakuan panas T6 temperatur aging 1ºC Dari gambar 8. menunjukan struktur mikro aging 1º. Dari hasil foto mikro menunjukan adanya pencampuran Fe relatifkurang merata dan lebih kasar. hal ini disebabkan pada proses pencampuran kurang sempurna dengan pengadukan manual dan proses penuangan lama dkarenakan dimensi lubang kecil membuat pemenuhan ruang cetakan menjadi lambat dan pembekuan menjadi kurang cepat. porositas pada foto mikro juga tidak terlihat jelas dikarenakan nilainya sangat kecil. Struktur mikro pada Fe berwarna gelap, Al berwarna terang. KESIMPULAN Dilihat dari data hasil pengujian kekerasan Al-Fe maka dapat disimpulkan : 1. Pada uji kekerasan sebelum perlakuan panas T6 didapat hasil bahwa terjadi kenaikan pada setiap penambahan Fe. 2. Pada uji kekerasan setelah perlakuan panas T6 didapat nilai kekerasan tertinggi terdapat pada penambahan Fe 4% dengan penahanan waktu 3 jam dan temperatur aging 1º. 3. Pada uji kekerasan setelah perlakuan panas T6 didapat nilai kekerasan terendah terdapat pada penambahan Fe 8% dengan penahanan waktu 3 jam dan temperatur aging 1º. 2. Pada spesimen telah mengalami perlakuan panas T6 didapat pencampuran Fe relatif kurang merata disetiap variasi Fe dan temperatur aging hal itu dapat mempengaruhi nilai kekerasan dan struktur mikro Al-Fe. REFERENSI Anam., Syaful., sulardjaka, Dr, ST, MT (13), Kekerasan Dan Kekuatan Bending Komposit Aluminium Yang Diperkuat Serbuk Besi Produk Stir Casting, Undergraduate Thesis, Mechanical Enginering Dept., Undip Rifki Ifan Diyanto., Sulardjaka., Kekerasan Dan Struktur Mikro Komposit Aluminium Yang Diperkuat Serbuk Besi Yang Mengalami Perlakuan Panas, Teknik Mesin, Undip Salahuddin Junus., Anne Zulfia., Melisa., Lilis Mariani., Pengaruh Waktu Aging Terhadap Kekerasan Dan Struktur Mikro Komposit Al-Si-Mg/Al 2 O 3 Dengan Metode Stir Casting, Teknik Mesin, Universitas Jember,Vol.7/No.2 (November 14) Surdia T., Shinroku S., (13), Pengetahuan Bahan Teknik, Jakarta: PT. Balai Pustaka Surdia T,. Kenji Chijilwa., (13), Teknik Pengetahuan Logam, Jakarta : PT. Balai Pustaka http://novotest.id/pengujian-kekerasan-logam -metode-rockwell/ http://www.mesincad.com/17/1/pengertia n-struktur-mikro.html Kesimpulan dari pengujian struktur mikro ini didapat kesimpulan yaitu : 1. Pada spesimen sebelum perlakuan panas T6 didapat struktur mikro pencampuran Fe cenderung sedikit dan tidak merata. 5