MEKANISME SURVIVAL BURUH OUTSOURCING. (Studi Deskriptif tentang Strategi Bertahan Hidup Buruh Outsourcing di. Sidoarjo)



dokumen-dokumen yang mirip
STATUS HUBUNGAN KERJA PEKERJA RUMAHAN MENURUT UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN

FEMINISASI KEMISKINAN (Studi Kualitatif pada Perempuan Miskin di Desa Kembang Belor Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto) Puji Laksono 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem

Motif Kerja Wanita Sebagai Karyawan Lepas Pabrik Tembakau PT GMIT Klompangan Kecamatan Ajung Kabupaten Jember

PEMANFAATAN DANA PENSIUN DINI UNTUK BERTAHAN HIDUP DI KALANGAN BURUH PT. GUDANG GARAM KEDIRI JURNAL

I. FENOMENA IMPLEMENTASI OUTSOURCING TERHADAP KETENAGAKERJAAN INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN OUTSOURCING JIKA PERUSAHAAN TIDAK MEMBERIKAN TUNJUNGAN HARI RAYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian pada umumnya memuat beberapa unsur, yaitu: 1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. (Studi Deskriptif Pada Keluarga Yang Suaminya Tidak Bekerja) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Jatiwangi merupakan wilayah yang memproduksi genteng, baik genteng

KONTRAK DAN OUTSOURCING HARUS MAKIN DIWASPADAI

BAB I PENDAHULUAN. Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan, Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2012, hal. 67.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi pekerja melalui serikat pekerja/serikat buruh. Peran serikat

A. MAKNA DAN HAKIKAT PENYEDIAAN TENAGA KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING

BAB I PENDAHULUAN. maupun antar negara, sudah sedemikian terasa ketatnya. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diversifikasi pekerjaan. Diversifikasi pekerjaan ini lebih diarahkan tidak untuk

Kontribusi Buruh Wanita Di Industri Perakitan Lampu Untuk Ekonomi Keluarga

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KEABSAHAN PERJANJIAN KERJA ANTARA PERUSAHAAN PENYEDIA JASA PEKERJA DENGAN PEKERJA OUTSOURCING

PENYESUAIAN DIRI MENJADI SINGLE PARENT. Studi Kasus: Terhadap Janda di Nagari Abai Siat Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya ARTIKEL E JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. terletak di kota Medan. Kecamatan Medan Marelan merupakan satu-satunya

ARTIKEL E JURNAL. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (SI) Oleh: RISKA UTARI

BAB III AKIBAT HUKUM APABILA PERJANJIAN KERJA TIDAK DILAPORKAN KE INSTANSI YANG MEMBIDANGI MASALAH KETENAGAKERJAAN

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PEKERJA DAN PENGUSAHA

STRATEGI BURUH PENYADAP KARET DESA TLOMPAKAN MENGATASI MASALAH EKONOMI. Oleh: TRI UTAMI NIM : KERTAS KERJA

ANALISIS BIAYA STANDAR GAJI DAN UPAH SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV. HALIM TECHNIC RUBBER DI SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING DI INDONESIA

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 2 Hadi Setia Tunggul, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta, Harvarindo, 2009, hal. 503

I.PENDAHULUAN. dengan kebutuhan perusahaan. Melalui peranan SDM pada perusahaan turut

BAB I PENDAHULUAN. untukmemenuhi berbagai kebutuhan manusia tersebut dalam kehidupan seharihari

Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak: Kasus Hak Buruh

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang menentukan jalannya operasi perusahaan adalah manusia.

BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor

KUESIONER ANGGOTA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN

PERLINDUNGAN TERHADAP PEKERJA WANITA YANG SEDANG HAMIL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara normatif sebelum diatur dalam Undang-Undang Nomor 13

Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum, Universitas Udayana

BAB 1 PENDAHULUAN. buku berjudul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Kartini

BAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda

LAMPIRAN. Draf wawancara (interview guide) untuk buruh tani perempuan:

Perlindungan Hukum Pekerja Outsourcing Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi No 27/PUU-IX/2011

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Pada dasarnya yang menjadi tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan guna

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

BAB III UPAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa.

BAB III METODE PENELITIAN

PRODUKTIVITAS LANSIA DI KARANGWREDHA PUNTODEWO KELURAHAN TANGGUNG KECAMATAN KEPANJEN KIDUL KOTA BLITAR

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

BAB IV PENUTUP. atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a) Perlindungan hukum yang diberikan oleh PT. Wahyu Septyan dan PT

BENTUK-BENTUK PRAKTIK OUTSOURCING DALAM UNDANG- UNDANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial sehingga mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )

ANALISIS CURAHAN WAKTU KERJA WANITA PENGUSAHA AGROINDUSTRI MAKANAN SKALA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

BAB III METODE PENELITIAN. Magelang. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena di Dusun

KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarahat baik laki-laki maupun perempuan. berkreasi, sekaligus untuk memenuhi kebutuhan.

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala. di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Mardana. 2013).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, para wanita ikut berpartisipasi meningkatkan

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Karyawan)

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA WANITA YANG BEKERJA PADA MALAM HARI DI HARD ROCK CAFE KABUPATEN BADUNG

KAJIAN TENTANG HUBUNGAN PATRON KLIEN PEMETIK TEH DI PTPN VIII MALABAR DESA BANJARSARI KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. setiap kebutuhan menuntut untuk dipenuhi, baik itu kebutuhan fisik yang berupa

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. 2 Perjanjian kerja wajib

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha sedapat mungkin dituntut untuk dapat mengembangkan dan

Pedoman Wawancara (Interview Guide) digunakan pedoman wawancara sesuai focus penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. maka manusia harus bekerja. Manusia sebagai mahluk sosial (zoon politicon)

PASAR TRADISIONAL DI TENGAH KOTA BESAR STUDI KASUS PADA PEDAGANG DI PASAR BLAURAN SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

Universitas Kristen Maranatha

KEDUDUKAN HUKUM SUAMI ISTRI DALAM HAL JUAL BELI DENGAN ADANYA PERJANJIAN KAWIN (KAJIAN UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN)

BAB VI PERMASALAHAN YANG DI HADAPI

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA PARUH WAKTU APABILA TERJADI KECELAKAAN KERJA

POLA PENGATURAN PENDAPATAN PARA PENSIUNAN PG DJATIROTO DI DESA KALIBOTO LOR KECAMATAN JATIROTO KABUPATEN LUMAJANG. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan-perusahaan sekarang ini bergerak lebih

Dr. Rini Nurahaju, M.Si., Psikolog. Seminar Persatuan Karyawati Semen Indonesia-Tuban Jumat, 15 Desember 2017

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena buruh merupakan permasalahan yang menarik dari dahulu.

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

STRATEGI MEMILIKI TEMPAT TINGGAL PADA BURUH PRODUKSI GAMPING DI DESA GRENDEN KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

Definisi Buruh. Biasa di sebut buruh kerah putih, menggunakan tenaga otak dalam bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA. Buku

BAB II STATUS HUKUM TENAGA KERJA OUTSOURCING. A. Latar Belakang dan Pelaksanaan Outsourcing dalam Perspektif Hukum Ketenagakerjaan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA OUTSOURCING (Alih Daya) PADAA PT. SUCOFINDO CABANG PADANG SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan ekonomi global dan perkembangan teknologi yang demikian cepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat

Pertemuan 7. Nova Yanti Maleha,S.E.MM 10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1

HEGEMONI DAN KONTRA HEGEMONI: PRAKTEK KEKUASAAN SISTEM KETENAGAKERJAAN DALAM INDUSTRI FRANCHISE MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) DI KOTA SURABAYA

Transkripsi:

MEKANISME SURVIVAL BURUH OUTSOURCING (Studi Deskriptif tentang Strategi Bertahan Hidup Buruh Outsourcing di Sidoarjo) ABSTRAK Sistem kerja outsourcing merupakan sistem kerja yang sudah diterapkan cukup lama namun hingga saat ini menjadi fenomena tersendiri dalam masyarakat. Hal tersebut menjadi perhatian dikarenakan, buruh outsourcing mengalami berbagai diskriminasi, dimana dengan beban serta jam kerja yang sama tidak membuat buruh outsourcing memperoleh gaji yang sama. Dalam penelitian ini memfokuskan pada mekanisme yang digunakan oleh buruh outsourcing agar tetap survive (bertahan). Purposive adalah teknik yang digunakan untuk menentukan informan yang terdiri dari 5 Informan, Berdasarkan hasil penelitian, dipaparkan mengenai mekanisme survival buruh outsourcing, dimana terdapat perbedaan mekanisme atau cara bertahan hidup antara buruh outsourcing laki-laki dan perempuan. Ditemukan jawaban, buruh outsourcing perempuan yang sudah berkeluarga berusaha untuk membantu perekonomian keluarga dengan cara membantu suami bekerja, sedangkan buruh outsourcing laki-laki yang sudah berkeluarga memiliki pekerjaan sampingan yang dikerjakan di luar pekerjaan utamanya yaitu sebagai buruh outsourcing. Bagi buruh outsourcing yang belum berkeluarga, mekanisme survival yang digunakan adalah kembali ke tempat tinggalnya (desa) ketika diliburkan oleh perusahaan penyedia jasa, dan kembali setelah memperoleh panggilan kerja. Cara lain dari mekanisme survival buruh outsourcing adalah meminjam uang kepada teman, saudara, namun jika terpaksa mereka juga menggadaikan barang-barang yang dimilikinya. Kata Kunci : Sistem Kerja Outsourcing, Buruh Outsourcing, Mekanisme survival 1

ABSTRACT The outsourcing system is a working system that has been applied for a long time but it is becoming a separately phenomenon in society until now. This is becoming a concern because the outsourcing workers had experienced various discriminations, where with the same loads and working hours it does not make the outsourcing workers obtain the same salaries. This research has focused on the mechanisms that used by the outsourcing workers in order to still survived. Purposive is a technique that used to determine informants that consisting of 5 informants. Based on the results of the study, it was presented about the survival mechanism of outsourcing workers, where there are any differences in the mechanisms or ways of survival between men and women outsourcing labor. It was found the answer, the women outsourcing workers who had married are trying to help the family economy by helping her husband to work, while the men outsourcing workers who had married are have a second job that is done outside the main job as the outsourcing workers. For the outsourcing workers who had not married, a survival mechanism that has used are returned to their residence (village) when they are not employed by the service provider company, and they returned after obtaining a job calling. Another way of outsourcing workers survival mechanism are to borrow money from friends, relatives, however, if it is forced they will pawn the goods they have. Keywords: outsourcing working systems, outsourcing workers, survival mechanism 2

1.1.Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah industri cukup banyak yang terdiri dari berbagai bidang, mulai dari batu bara, makanan, minuman, tembakau, tekstil dan masih banyak bidang lain yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di era globalisasi seperti saat ini persaingan dan pasar global menjadi hal yang utama sehingga untuk tetap dapat bertahan menuntut para pengusaha untuk melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Salah satu cara yang dilakukan oleh para pengusaha di bidang industri yaitu menerapkan sistem kerja outsourcing. Outsourcing merupakan suatu pengalihan pekerjaan, tanggung jawab dan keputusan kepada orang lain. Dalam dunia bisnis, outsourcing adalah alih daya yang diartikan sebagai penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya non-core atau penunjang oleh suatu perusahaan kepada perusahaan lain atau penyedia jasa tenaga kerja. Pengalihan pekerjaan yang bersifat non core dilakukan karena perusahaan lain dapat mengerjakannya dengan lebih murah, lebih cepat, lebih baik dan yang lebih utama lagi adalah karena perusahaan memiliki pekerjaan lain yang sifatnya core dan lebih penting. Core bisnis merupakan inti dari produksi yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkan non core merupakan penunjang dari core bisnis yaitu kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi adalah kegiatan yang berhubungan di luar usaha pokok suatu perusahaan. Kegiatan tersebut antara lain: Usaha pelayanan kebersihan, usaha penyediaan makanan bagi pekerja/buruh catering, usaha tenaga pengaman (security/satuan pengamanan), usaha jasa 3

penunjang di pertambangan dan perminyakan, serta usaha penyediaan angkutan pekerja/buruh(rina Herawati,2010:06) Dengan melakukan outsourcing, perusahaan mampu mempekerjakan lebih sedikit pekerja dan hanya dipilih yang intinya saja. Hal ini menjadi salah satu upaya perusahaan untuk mengurangi resiko terhadap ketidakpastian bisnis di masa mendatang. Jika situasi bisnis sedang bagus dan dibutuhkan lebih banyak karyawan, maka kebutuhan ini tetap dapat dipenuhi melalui outsourcing. Sedangkan jika situasi bisnis sedang memburuk dan harus mengurangi jumlah karyawan, perusahaan tinggal mengurangi jumlah buruh outsourcing saja, sehingga beban bulanan dan biaya pemutusan karyawan dapat dikurangi. Resiko perselisihan dengan karyawan bila terjadi PHK pun dapat dihindari karena secara hukum hal ini menjadi tanggung jawab dari penyedia jasa tenaga kerja tersebut. Penelitian ini melihat kendala yang dihadapi oleh para pekerja tidak tetap termasuk di dalamnya adalah buruh outsourching yang tidak dapat membentuk atau tergabung dalam serikat pekerja. Hal ini sangat merugikan bagi buruh outsourching, karena mereka tidak memiliki akses untuk menuntut dan mempertahankan kesejahteraannya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa buruh outsourcing tidak memiliki akses serta keberanian untuk menuntut kesejahteraannya. Dari keterbatasan itulah buruh outsourcing menerima dan patuh kepada perusahaan. Sehingga sangat menarik untuk diletili bagaimana buruh outsourcing mampu bertahan hidup dengan statusnya yang masih sebagai buruh outsourcing. 4

1.2 Fokus penelitian Berdasarkan latar belakang serta masalah yang dihadapi oleh buruh outsourcing diatas, maka terdapat dua fokus utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana pengetahuan buruh outsoucing tentang sistem outsourcing? 2. Bagaimana mekanisme survival yang dikembangkan oleh buruh outsourcing? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian mengenai buruh mekanisme survival buruh outsourcing ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu: A. Tujuan Umum Untuk memahami dan mengetahui mekanisme survival atau cara bertahan hidup buruh outsourcing B. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui mekanisme yang dikembangkan oleh buruh outsourcing untuk bisa melangsungkan hidupnya. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan buruh outsourcing tentang penerapan sistem outsourcing 5

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis : Diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama mata kuliah sosiologi industri, masalah ketenagakerjaan dan pengangguran, khususnya yang berkaitan dengan sistem kerja yang diberlakukan di Indonesia termasuk di dalamnya adalah sistem outsourcing. 1.4.2 Manfaat Praktis : Memberi gambaran pada masyarakat tentang mekanisme survival atau cara bertahan hidup yang dilakukan oleh buruh outsourcing. Memberikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan untuk meningkatkan sistem kerja yang saling menguntungkan. 1.5 Kerangka Teoritik 1.5.I Teori Mekanisme Jmes Scott Teori mekanisme survival yang dipopulerkan oleh James C.Scott. Teori tersebut memandang bahwa dua tiga cara yang dilakukan masyarakat miskin untuk bertahan hidup, yaitu: 1. Mengurangi pengeluaran untuk pangan dengan jalan makan hanya sekali sehari dan beralih ke makanan yang mutunya lebih rendah 2. Menggunakan alternatif subsistem yaitu swadaya yang mencakup kegiatan seperti berjualan kecil-kecilan, bekerja sebagai tukang, sebagai buruh lepas, atau melakukan migrasi untuk mencari pekerjaan. Cara ini dapat 6

melibatkan seluruh sumber daya yang ada di dalam rumah tangga miskin, terutama istri sebagai pencari nafkah tambahan bagi suami 3. Meminta bantuan dari jaringan sosial seperti sanak saudara, kawan-kawan sedesa, atau memanfaatkan hubungan dengan pelindungnya (patron), dimana ikatan patron dan kliennya (buruh) merupakan bentuk asuransi dikalangan petani. Patron menurut definisinya adalah orang yang berada dalam posisi untuk membantu klien-kliennya. Patron dalam kehidupan petani adalah pemilik modal yang dapat membantu kesulitan keuangan yang dihadapi petani. (Scott, 1989:40) 1.5.3 Teori Tindakan Rasional Max Weber Dalam menjelaskan teorinya, Weber memulai dari pernyataan bahwa setiap tindakan sosial yang dilakukan oleh individu selalu ada alasan atau motifnya. Weber memisahkan empat tindakan sosial di dalam sisiologi, yaitu : 1. Zweck rational, yaitu tindakan sosial yang melandaskan diri kepada pertimbangan-pertimbangan manusia yang rasional ketika menanggapi lingkungan eksternalnya (juga ketika menanggapi orang-orang lain di luar dirinya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup). Dengan perkataan lain, zwert rational adalah suatu tindakan sosial yang ditujukan untuk mencapai tujuan semaksimal mungkin dengan menggunakan dana serta daya seminimal mungkin. 2. Wert rational, yaitu tindakan yang rasional, namun yang menyandarkan diri kepada suatu nilai-nilai absolute tertentu. Nilai-nilai yang dijadikan sandaran ini bisa nilai etis, estetis, keagamaan atau pula nilai-nilai lain. Jadi di dalam tindakan wert rational ini manusia menyandarkan pada suatu keyakinan terhadap suatu nilai tertentu. 3. Affectual, yaitu suatu tindakan sosial yang timbul karena dorongan atau motivasi yang sifatnya emosional. Ledakan kemarahan seseorang misalnya, atau ungkapan rasa cinta, kasihan, adalah contoh dari tindakanaffectual ini. 4. Traditional, yaitu tindakan sosial yang didorong dan berorientasi kepada tradisi masa lampau. Tradisi di dalam pengertian ini adalah suatu kebiasaan bertindak yang berkembang di masa lampau. Mekanisme tindakan semacam ini selalu berlandaskan hukum-hukum normatif yang telah ditetapkan secara tegas oleh masyarakat. (Siahaan, 1986:200-201) 7

I.6 Metode dan Prosedur Penelitian I.6.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dikarenakan agar dapat meminimalkan jarak antara peneliti dan informan. Dan penelitian ini tidak hanya terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data tetapi meliputi analisis dan interpretasi data yang telah dikumpulkan dan segala sesuatu dalam penelitian ini ditentukan dari hasil pengumpulan data yang mencerminkan keadaan yang sesungguhnya di lapangan. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang mampu memberikan suatu gambaran dan penjelasan yang terperinci tentang suatu fenomena. 1.6.2 Penentuan Subyek Penelitian Pemilihan informan merupakan elemen yang sangat penting dalam suatu penelitian karena informan inilah yang akan memberi data data yang dapat merepresentasikan apa yang akan peneliti cari dalam permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di wilayah Sidoarjo. Dengan pertimbangan bahwa Sidoarjo tempat perusahaan-perusahaan atau PT-PT dengan jumlah yang besar dan mempunyai tenaga kerja yang jumlahnya banyak. Selain itu, industri di Sidoarjo mengalami juga pertumbuhan yang pesat, hal ini dapat dilihat dari jumlah unit usaha pada tahun 2010 sebanyak 15.938 unit usaha baik yang tergolong dalam usaha indutri makro atau pun mikro. Dengan jumlah tersebut memungkinkan perusahaan-perusahaan di Sidoarjo menggunakan sistem 8

outsourcing. Tidak semua pabrik menggunakan sistem kerja outsourcing, untuk itu peneliti memilih tiga pabrik di Sidoarjo yang masih menggunakan sistem kerja outsourcing, yaitu : 1. Pabrik Megasurya Mas berada di JL. Tambak Sawah 32, Waru, Sidoarjo 2. Pabrik Siantar Top, Tbk berada di Jl. Tambak Sawah 21-23. Waru- Sidoarjo 3. Pabrik Maspion Unit II Desa Banjar Kemantren, Buduran-Sidoarjo 1.6.3 Teknik Pengambilan Data 1) Wawancara mendalam (indepth interview) Di dalam metode pengumpulan data kualitatif, maka diperlukan teknik wawancara mendalam. Biasanya di dalam metode ini, digunakan instrumen penelitian berupa guide of interview. Di dalamnya berisi pedoman atau daftar pertanyaan yang sifatnya terbuka, sehingga dapat diperoleh jawaban yang lebih luas serta mendalam. Dalam proses wawancara peneliti tidak terpaku pada pedoman wawancara yang baku tetapi juga mengikuti alur pembicaraan subyek penelitian dan memungkinkan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan. Pada saat melakukan percakapan, peneliti berusaha untuk memberi kebebasan kepada informan apapun pendapatnya dan tidak untuk memotong atau menyela perkataan informan. Selain wawancara mendalam, peneliti juga menggunakan Studi pustaka yang berisi data-data sekunder yang dapat berupa penelitian sebelumnya atau buku-buku panduan, serta informasi yang didapatkan dari sumber internet tertentu yang berkaitan dengan topik permasalahan.studi pustaka atau literatur, 9

menggunakan buku-buku dalam kaitannya dengan kajian teoritik yang dapat menjelaskan tentang mekanisme survival buruh outsourcing. 1.6.4 Teknik Analisis Data Dalam melakukan analisis data menggunakan metode ini, pertama kali yang dilakukan adalah men-transkrip-kan data yang telah terkumpul. Pengumpulan data tersebut merupakan hasil dari, wawancara mendalam dan penyesuaian dokumentasi atau potret yang didapat dengan data yang ada. Setelah dikumpulkan data menjadi satu, data yang diperoleh kemudian dianalisis. Kemudian barulah semua data-data yang sudah terkumpul tadi direduksi, yaitu pemilihan data-data dan dokumentasi berdasarkan tema dan fokus penelitian. Data-data kualitatif yang telah direduksi, memudahkan peneliti untuk menganalisis dan akan memberikan hasil yang lebih dipertajam dibandingkan sebelum data tersebut direduksi. Data yang diperoleh akan bersifat akurat dan dapat lebih memudahkan untuk dibaca oleh peneliti maupun orang lain. Pembahasan V.I Tindakan Sosial Max Weber Berdasarkan temuan data yang telah dijelaskan oleh peneliti pada bab IV, peneliti memperoleh jawaban yang cukup beragam dari lima informan yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagian dari mereka mengaku tidak pernah mengenal atau mengetahui informasi terkait sistem kerja outsourcing yang sedang diperankannya.. 10

Bedasarkan penjelasan teori dari Weber, buruh outsourcing memiliki motif tertentu dalam tindakannya mempertahankan pekerjaannya sebagai buruh outsourcing. Meski masa kerjanya tidak menentu, tidak sedikit orang yang mau bekerja sebagai buruh outsourcing. Rendahnya tingkat pendidikan serta tidak memiliki keahlian khusus merupakan alasan atau motif dari tindakan sosial yang dilakukan oleh buruh outsourcing. Bagi buruh migran yang berasal dari desa pekerjaan sebagai buruh outsourcing akan lebih baik jika dibandingkan dengan pekerjaan di desanya yang dominan adalah sebagai petani, sehingga banyak buruh outsourcing yang berasal dari desa. Tindakan untuk tetap mempertahankan pekerjaan sebagai buruh outsourcing merupakan suatu tindakan yang rasional, dimana buruh outsourcing memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam tindakannya yaitu meningkatkan perekonomian keluarga mereka. Menjadi buruh outsourcing menjadi lebih baik bagi para buruh yang sudah berkeluarga dibandingkan mereka harus menganggur. V.2 Mekanisme Survival (James Scott) Berdasarkan dari teori Scott, hal yang sama juga dilakukan oleh buruh outsourcing agar tetap survive. Ketika petani melalukan strategi survive dengan cara mengurangi pengeluaran untuk pangan dengan jalan makan hanya sekali sehari dan beralih ke makanan yang mutunya lebih rendah. Buruh outsourcing memilih survive dengan cara menjalankan pola hidup hemat. buruh outsourcing tidak mengurangi jatah makan, namun buruh outsourcing berupaya mengatur pola makan mereka sehingga jatah pengeluaran untuk makan tidak membengkak. Hal ini dibenarkan oleh kelima informan, dimana dengan penghasilan yang tidak lebih 11

besar dari UMR daerah dan sebenarnya masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, kelima informan memiliki jawaban yang sama yaitu berupaya melakukan hidup hemat dengan cara mengurangi beban pengeluarannya. Keempat informan yang masih tinggal di kos-kosan dan kontrakan berupaya memaksimalkan penghasilannya dengan cara membagi pengeluaran setiap bulannya, sehingga untuk makan keempat informan tersebut menjawab tidak neko-neko atau makan seadanya meskipun mungkin sesekali mereka menginginkan makanan yang lebih enak. Mekanisme yang sama yang dilakukan oleh petani sebagaimana yang dijelaskan oleh Scott juga dilakukan oleh buruh outsourcing dalam menggunakan alternatif subsistem yaitu swadaya yang mencakup kegiatan seperti berjualan kecil-kecilan, bekerja sebagai tukang, sebagai buruh lepas, atau melakukan migrasi untuk mencari pekerjaan. Cara ini dapat melibatkan seluruh sumber daya yang ada di dalam rumah tangga miskin, terutama istri sebagai pencari nafkah tambahan bagi suami. Kedua dari lima informan mengaku memiliki pekerjaan sampingan yang dilakukan di luar aktifitas kerjanya sehari-hari yaitu sebagai buruh outsourcing dan sebagian dari istri buruh outsourcing ikut bekerja membantu suaminya dalam mencukupi perekonomian keluarganya. Upaya lain yang dilakukan oleh buruh outsourcing agar tetap servive adalah berhutang atau meminjam uang. Ketika upaya buruh outsourcing memaksimalkan penghasilannya untuk kebutuhan sehari-hari masih kurang, maka dengan terpaksa buruh tersebut berhutang baik kepada teman kerja ataupun saudaranya. Tiga dari lima informan mengaku terpaksa berhutang jika memang 12

penghasilan yang diterima melebihi pengeluarannya. Bahkan salah satu informan mengaku jika tidak mendapat hutangan dari teman atau saudaranya, informan merelakan barang-barang yang dimilkinya untuk digadaikan dalam kurun waktu tertentu dan diambil kembali ketika informan memiliki uang tebusan. Hubungan patron-klien dalam industri tidak dapat dilaksanakan, karena sebagai buruh outsourcing tidak dikenal istilah cash-bon atau berhutang seperti yang dilakukan oleh buruh tani kepada pemilik modal. 13

BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan data yang ada, dapat diketahui pengetahuan buruh outsourcing mengenai sistem kerja outsourcing seperti berikut ini: 1. Pengetahuan buruh outsourcing terhadap sistem kerja outsourcing tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan minimnya pengetahuan mengenai Undang-Undang serta pasal yang berkaitan dengan sistem kerja outsourcing. Buruh outsourcing yang masih baru relative belum banyak mengetahui tentang sistem kerja outsourcing, dimana buruh outsourcing yang baru enggan untuk bertanya mengenai sistem kerja outsourcing. Bagi buruh outsourcing yang tergolong sudah lama, dan memiliki pengalaman kerja yang sudah cukup secara berkala mengetahahui aturan tentang sistem kerja outsourcing meskipun tidak sepenuhnya. Buruh outsourcing yang sudah lama mengetahui berbagai perbedaan (upah,tunjangan, dll) antara buruh outsourcing dan buruh tetap, selain itu buruh outsourcing yang sudah lama juga mengetahui bahwa statusnya merupakan pekerja dari perusahaan penyedia jasa tenaga kerja, dan bukan pekerja dari perusahaan pengguna (pabrik). 2. Perusahaan penyedia jasa tenaga kerja tidak terbuka dan menginformasikan secara penuh bagaimana seharusnya sistem outsourcing tersebut dijalankan. Hal ini dibuktikan dengan adanya 14

pemotongan upah yang mana buruh outsourcing tidak mengetahui kegunaan dari setiap potongan yang dikenakan kepadanya. 3. Pendidikan serta kemampuan yang terbatas membuat buruh outsourcing bersikap apatis dan menerima semua bentuk aturan kerja yang dijalankan oleh perusahaan penyedia jasa tenaga kerja. Bagi buruh outsourcing yang masih baru, lebih banyak menunjukkan sikap apatisnya karena memang tidak mengetahui informasi apapun terkait dengan sitem kerja outsourcing yang sedang dijalankan. Bagi buruh outsourcing yang sudah lama bekerja dan memiliki pengalaman kerja yang cukup membuat buruh outsourcing sedikit lebih tanggap, namun karena mereka tidak memiliki akses untuk menuntut kesejahteraannya dan juga untuk mempertahankan pekerjaannya, buruh outsourcing tersebut memilih untuk melaksanakan aturan yang diterapkan oleh perusaaan penyedia jasa tenaga kerja.. Sedangkan mekanisme survival yang dikembangkan oleh buruh outsourcing di Sidoarjo cukup beragam. Latar belakang serta kondisi keluarga yang berbeda membuat buruh outsourcing di Sidoarjo melakukan mekanisme atau cara-cara tertentu untuk dapat terus melangsungkan hidupnya. Secara singkat keberagaman dalam mengembangkan mekanisme survival yang dilakukan oleh buruh outsourcing di Sidoarjo adalah : 1. Buruh outsourcing laki-laki dan perempuan yang sudah berkeluarga memiliki beban ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan buruh outsourcing laki-laki dan perempuan yang belum berkeluarga. Buruh 15

outsourcing yang belum berkeluarga memanfaatkan waktu ketika tidak bekerja untuk pulang ke tempat asalnya (desa), kemudian kembali ke Sidoarjo setelah mendapat panggilan kerja. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan pengeluarannya di Sidoarjo. Di desanya buruh outsourcing tidak mengeluarkan biaya untuk makan, sehingga dapat meminimalisir pengeluarannya untuk kemudian dimanfaatkan kembali ketika buruh outsourcing tersebut kembali bekerja di Sidoarjo. Mekanisme lain yang dikembangkan adalah mencari pekerjaan lain ketika diliburkan dan mendatangi kantor perusahaan penyedia jasa tenaga kerja untuk meminta pekerjaan di bagian lain. 2. Buruh outsourcing laki-laki yang sudah berkeluarga sebagai kepala rumah tangga dituntut untuk dapat menafkahi keluarganya. Untuk memaksimalkan hal tersebut, buruh outsourcing melakukan berbagai macam tindakan seperti mencari pekerjaan sampingan ketika diliburkan untuk sementara, atau memiliki pekerjaan lain yang dilakukan di luar pekerjaan utamanya (berjualan setelah pulang kerja, bekerja di proyek bangunan pada hari libur, dll) selain itu juga memaksimalkan tenaga kerja yang ada dirumah untut turut membantu perekonomian keluarga (melibatkan istri dan anak untuk ikut bekerja). Hal ini terbukti dari salah satu istri buruh outsourcing yang juga bekerja di pabrik makanan, serta anak-anaknya yang diikutkan bekerja di pabrik yang sama 16

3. Buruh outsourcing perempuan yang sudah berkeluarga meskipun bebannya tidak seberat buruh outsourcing laki-laki namun tetap ikut membantu perekonomian keluarga. Hal ini terbukti dengan buruh outsourcing yang memiliki pekerjaan sampingan di luar pekerjaan utamanya. Artinya selain sebagai ibu rumah tangga, buruh outsourcing dan masih memiliki pekerjaan lain di luar pekerjaan tersebut. sebagi contoh yang dilakukan adalah, buruh outsourcing merupakan pekerjaan utamanya, setelah pulang bekerja buruh outsourcing tersebut memasak makanan (pentol) yang biasa di jual setelah pulang bekerja, dan juga bekerja merawat anak tetangganya. 4. Baik buruh outsourcing yang sudah atau dan belum berkeluarga, memanfaatkan hubungan dengan saudara dan dan teman untuk meminjam uang pendapatan yang diterima melebihi pengeluarannya. Jika terpaksa tidak memperoleh pinjaman uang, buruh outsourcing akan menggadaikan barang-barang yang dimilikinya untuk kemudian hari diambil ketika sudah memiliki uang. Mekanisme lainnya adalah ikut arisan yang diselenggrakan di pabrik, sehingga secara tidak langsung memiliki tabungan yang bisa digunakan ketika dibutuhkan. VI.2 Saran Berdasarkan dari hasil penelitian yang berjudul Mekanisme Survival Buruh Outsourcing ini, tidak mungkin lepas dari kekurangan dan masih sangat jauh dari kesempurnaan karena terdapat banyak unsur-unsur yang belum terkandung dalam studi ini. Oleh karena itu, dapat diberikan beberapa saran 17

sebagai berikut : 1. Untuk penelitian selanjutnya yang serupa, yakni mengenai mekanisme survival buruh outsourcing di masyarakat diharapkan dapat menggunakan berbagai teori yang relevan, dan dari sudut pandang yang berbeda. Serta dapat menggali secara lebih dalam mengenai realitas tersebut sehingga dapat memunculkan pemahaman yang sesungguhnya. 2. Bagi perusahaan penyedia jasa tenaga kerja yang menggunakan sistem kerja outsourcing, semoga dapat menjalankan aturan serta prosedur yang sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan yang mengatur sistem kerja outsourcing. 3. Bagi buruh outsourcing, diharapkan tidak bersifat apatis terhadap sistem kerja outsourcing. Artinya buruh outsourcing dapat sedikit aktif bertanya tentang sistem kerja outsourcing yang sedang dijalankan. Selama tidak bekerja dapat mengikuti pelatihan-pelatihan yang dapat menambah keterampilannya 18

DAFTAR PUSTAKA Literatur Buku: Herawati, Rina.2010. Kontrak dan Outsourcing Harus Makin Diwaspadai. Bandung : AKATIGA Pusat Analisis Sosial Mather, Celia. 2008. Menjinakkan Sang Kuda Troya (Perjuangan Serikat Buruh Menghadang Sistem Kontrak atau outsourcing). Jakarta : TURC dan FSP KEP Scott, James C. 1983. Moral Ekonomi Petani Scott. Jakarta : LP3ES Siahaan, Hotman M. 1986. Pengantar Ke Arah Sejarah dan Teori Sosiologi. Jakarta : Erlangga Sutedi, Adrian. 2009. Hukum Perburuan. Jakarta : Sinar Grafika Yasar, Iftida. 2011. Menjadi Karyawan Outsourcing. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Yuwono, Dwi, Ismantoro. Pedoman Terbaru Outsourcing & Kontrak Kerja : Peraturan 2012 Tentang Outsourcing dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). Yogyakarta : Pustaka Yustisia Skripsi : Aziza, Annisa Nurya. 2012. Mekanisme Surival Lansia Terlantar (Studi Deskriptif Tentang Strategi Bertahan Hidup Lansia Terlantar di Surabaya). Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Primaristina, Meita Tri. 2008. Sales Promotion Girl (Studi Deskriptif Tentang Eksploitasi Terhadap Sales Promotion Girl di Surabaya). Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Hariyanto, Sugeng, 2007. Pemogokan Buruh sebagai Bentuk Ekspresi Perlawanan Terhadap Perusahaan. Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga 19

Web : http://blog.unsri.ac.id/revolusi_jalanan/isu.../outsourcing...hak.../6616/ pada hari Minggu. tgl 10 Maret 2013. Pkl 19.00 WIB Diakses masyarakathubunganindustrial.wordpress.com/.../outsourcing-teori-aturan-danpraktiknya-di-indonesia/ Diakses pada hari Kamis. tgl 29 Agustus 2013. Pkl 21.00 WIB www.sindonews.com/.../tolak-outsourcing-sbm-spsi-nyaris-bentrok Diakses pada hari Selasa. tgl 1 Oktober 2013. Pkl 11.50 WIB id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_sidoarjo Diakses pada hari Jumat. 7 Desember 2013. Pkl 13.31 WIB jurnalanekaindustri.blogspot.com/.../pembebasan-budakmenyebar-benih-benih.html Diakses pada hari jumat. Tgl 14 September 2013. Pkl 23.00 WIB 20