TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA

dokumen-dokumen yang mirip
2017, No tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republi

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

2017, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA

2018, No Korupsi (KPK) dalam hal kepatuhan pelaporan laporan harta kekayaan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2017

- 4 - BAB I KETENTUAN UMUM

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Kemaritiman tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman; Mengingat :

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 017 TAHUN 2017 TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON PERATURAN BUPATI CIREBON

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 28 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON PERATURAN BUPATI CIREBON

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN DI LINGKUNGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002

-x&r- BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR: \D TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Pe

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 26 TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 052 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2017

8. Peraturan.../2 ATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/APRIL

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 39 TAHUN 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotism

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2017

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PEGAWAI BADAN SAR NASIONAL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI B E R A U, PROVINSI KALIMANTAN

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 46 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG

2016, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Pen

BUPATI SIDOARJO TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Kor

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/165/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2015 Seri E Nomor 3 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

2 Instansi Pemerintah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional t

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB LAPOR HARTA KEKAYAAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 27 Tahun 2016 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2016 Seri D Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINS! SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 2 '2- TAHUN,2016 TENTANG

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 260 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 51 Tahun 2017 Seri E Nomor 42 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA Diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor Nomor 42 Tahun 2017 Seri E Tanggal 11 September 2017 SEKRETARIS DAERAH KOTA BOGOR, Ttd. ADE SARIP HIDAYAT Pembina Utama Muda NIP. 19600910 198003 1 003

Wali Kota Bogor Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 51 TAHUN 2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka perkembangan dan tuntutan kebutuhan pengelolaan pendaftaran, pengumuman dan pemeriksaan harta kekayaan Penyelenggara Negara di Kota Bogor serta sebagai pelaksanaan Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 7 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pendaftaran, Pengumuman dan Pemeriksaan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara, maka Peraturan Walikota Bogor Nomor 9 Tahun 2015 tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kota Bogor perlu diubah dan disesuaikan; 2

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu menetapkan Peraturan Wali Kota; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Neg ara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 7 Tahun 2016 tanggal 31 Mei 2016 tentang Cara Pendaftaran, Pengumuman dan Pemeriksaan laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara; 4

10. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 5 Tahun 2013 tentang Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2013 Nomor 1 Seri D); 11. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2014 Nomor 1 Seri D); 12. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bogor (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2016 Nomor 1 Seri D); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR 1. Daerah adalah Kota Bogor. BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pengertian Pasal 1 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Walikota adalah Walikota Bogor. 4. Perangkat Daerah adalah Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Bogor. 5

5. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Aparatur yang selanjutnya disebut BKPSDA adalah Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Aparatur Kota Bogor. 6. Inspektorat adalah Inspektorat Kota Bogor. 7. Komisi Pemberantasan Korupsi yang selanjutnya disingkat KPK adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun. 8. Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 9. Harta Kekayaan adalah harta benda berupa benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud, termasuk hak dan kewajiban lainnya yang dapat dinilai dengan uang yang dimiliki oleh Penyelenggara Negara beserta istri/suami dan anak yang masih dalam tanggungan Penyelenggara Negara atau orang lain, yang diperoleh sebelum dan selama Penyelenggara Negara memangku jabatannya. 10. Pendaftaran adalah penyampaian LHKPN oleh Penyelenggara Negara kepada KPK. 11. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara yang selanjutnya disingkat LHKPN adalah daftar seluruh harta kekayaan penyelenggara negara yang dituangkan dalam formulir LHKPN yang ditetapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. 12. Wajib lapor LHKPN adalah Pejabat yang ditetapkan oleh pimpinan instansi/lembaga yang bersangkutan untuk menyampaikan dan mengumumkan harta kekayaannya. 6

13. E-LHKPN adalah Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara menggunakan aplikasi yang berbasis web ( web based) dengan alamat www.elhkpn.kpk.go.id, sehingga data yang di input oleh PN secara otomatis tersimpan dalam server yang ada di KPK. 14. Koordinator Pengelola LHKPN adalah pejabat struktural yang membawahi bidang kepegawaian yang melakukan koordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi dan bertangggungjawab atas kegiatan pengelolaan LHKPN di lingkungan Pemerintah Kota Bogor. 15. Administrator LHKPN adalah pejabat struktural yang bertugas melaksanakan pendataan kepegawaian, pemutahiran data kepegawaian wajib LHKPN yang mengalami perubahan jabatan dan bertanggung jawab kepada koordinator pengelola LHKPN Pemerintah Kota Bogor. Bagian Kedua Tujuan Pasal 2 Pengisian formulir LHKPN bagi Pejabat Penyelenggara Negara bertujuan untuk mewujudkan Pejabat Penyelenggara Negara yang menaati asas-asas umum penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme serta perbuatan tercela lainnya. BAB II PEJABAT PENYELENGGARA NEGARA Pasal 3 Pejabat Penyelenggara Negara di lingkungan Pemerintah Kota Bogor yang wajib menyampaikan LHKPN adalah sebagai berikut : a. Walikota Bogor; b. Wakil Walikota Bogor; c. Pejabat Eselon II; 7

d. Auditor; e. Unit Layanan Pengadaan; f. Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan g. Pejabat tertentu atas permintaan KPK. BAB III TATA CARA PENYAMPAIAN FORMULIR LHKPN Pasal 4 (1) Penyelenggara Negara wajib menyampaikan LHKPN kepada KPK, yaitu : a. pengangkatan sebagai Penyelenggara Negara pada saat pertama kali menjabat; b. pengangkatan kembali sebagai Penyelenggara Negara setelah berakhirnya masa jabatan atau pensiun; atau c. berakhirnya masa jabatan atau pensiun sebagai penyelenggara negara; (2) Penyampaian LHKPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak saat pengangkatan pertama/pengangkatan kembali/berakhirnya jabatan sebagai Penyelenggara Negara. Pasal 5 (1) Penyampaian LHKPN dilaksanakan melalui aplikasi e-lhkpn pada alamat www.elhkpn.kpk.go.id atau mengisi formulir LHKPN format ecxel yang setelah diisi kemudian dikirimkan ke alamat email : elhkpn@kpk.go.id. (2) Penyampaian LHKPN selama Penyelenggara menjabat dilakukan secara periodik setiap 1 (satu) tahun se kali atas harta Kekayaan yang diperoleh sejak tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. (3) Penyampaian LHKPN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan dalam jangka waktu paling lambat tanggal 31 bulan berikutnya. 8

Pasal 6 (1) Penyampaian LHKPN sebagaimana dimaksud Pasal 4 dan Pasal 5 dapat diserahkan secara langsung atau melalui media lain yang ditentukan oleh KPK. (2) Format LHKPN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh KPK yang sekurang-kurangnya memuat: a. nama; b. jabatan; c. instansi; d. tempat dan tanggal lahir; e. alamat f. identitas istri/suami; g. identitas anak; h. jenis, nilai dan asal usul perolehan harta kekayaan yang dimiliki; i. besarnya penghasilan dan pengeluaran j. surat kuasa mendapatkan data keuangan k. surat kuasa mengumumkan harta kekayaan; dan l. surat pernyataan. (3) LHKPN merupakan dokumen milik negara. BAB IV UNIT PENGELOLAAN LHKPN Pasal 7 (1) Untuk mengelola dan mengkoordinir di bentuk Unit Pengelola LHKPN. (2) Unit Pengelola LHKPN sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari : a. Penanggung Jawab adalah Sekretaris Daerah Kota Bogor; b. Koordinator LHKPN adalah Kepala BKPSDA Kota Bogor; c. Wakil Koordinator LHKPN adalah Inspektur Kota Bogor 9

Pasal 8 Koordinator pengelola LHKPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) bertugas sebagai berikut : a. melakukan koordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam hal pengelolaan LHKPN; b. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kepatuhan Wajib LHKPN dalam melaporkan dan mengumumkan harta kekayaannya serta pemanfaatan Aplikasi e-lhkpn melalui www.elhkpn.kpk.go.id; c. menyampaikan hasil pemantauan kepatuhan penyampaian LHKPN kepada Penanggung Jawab; d. mengusulkan penjatuhan hukuman disiplin bagi Pejabat wajib LHKPN yang tidak menyampaikan Laporan Harta Kekayaan untuk ditetapkan oleh Wali Kota. Pasal 9 (1) Koordinator dapat membentuk Administrator LHKPN, yang terdiri dari : a. administrator instansi; dan b. administrator unit kerja (2) Administrator Instasnsi bertugas untuk : a. mengelola aplikasi e-lhkpn dilingkungan Pemerintah Kota Bogor b. menyampaikan data kepegawaian dan data perubahan jabatan c. wajib LHKPN kepada KPK paling lambat tanggal 15 Desember setiap tahun; d. melakukan pendaftaran data Penyelenggara Negara yang harus melaporkan LHKPN menggunakan aplikasi e- LHKPN e. melakukan pemutakhiran data sebagaimana dimaksud pada huruf b ke dalam aplikasi e-lhkpn; f. membuat akun admin unit kerja; 10

g. mengingatkan wajib LHKPN dilingkungan Pemerintah Kota Bogor untuk mematuhi kewajiban penyampaian dan pengumuman LHKPN. (3) Administrator Unit Kerja bertugas sebagai berikut : a. membuat akun Penyelenggara negara dan/atau Wajib LHKPN di unit kerjanya; b. melakukan pemutakhiran data wajib LHKPN di unit kerjanya. BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 10 (1) Wali Kota melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan LHKPN di lingkungan Pemerintah Kota Bogor. (2) Atasan langsung pejabat Wajib LHKPN memiliki kewajiban melakukan pengawasan secara berjenjang dan melakukan evaluasi pelaksaan Wajib LHKPN. (3) BKPSDA Kota Bogor merupakan unit pengawasan internal. Pasal 11 BKPSDA Kota Bogor menindaklanjuti rekomendasi KPK mengenai pendaftaran dan pemeriksaan LHKPN yang meliputi : a. data mengenai kepatuhan Pejabat Wajib LHKPN dalam menyampaikan dan mengumumkan LHKPN kepada Komisi Pemberantasan Korupsi b. menyampaikan laporan setiap tahun mengenai pelaksanaan tugas kepada Wali Kota Bogor dengan memberikan tembusan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. 11

BAB VI SANKSI Pasal 12 (1) Wajib LHKPN yang berstatus PNS jika tidak menyampaikan LHKPN, sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 diberikan sanksi berupa : a. pemotongan Tunjangan Tambahan Penghasilan (TTP) sebesar 25% (dua puluh lima persen); b. Hukuman disiplin disiplin tingkat sedang sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS. (2) Sanksi disiplin tingkat sedang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari : a. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan b. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun. BAB VI TATA CARA PENJATUHAN SANKSI Pasal 13 (1) Sebelum menjatuhkan sanksi disiplin sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat (1) terlebih dahulu melalui proses sebagai berikut : a. Diberikan peringatan secara tertulis sebanyak 3 (ti ga) kali, dengan masing-masing tenggang surat selama 2 (dua) minggu; b. Jika sampai peringatan ketiga belum menyampaikan LHKPN, maka kepada Penyelenggara Negara tersebut diberikan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a; 12

c. Pemotongan Tunjangan Tambahan Penghasilan (TTP) sebesar 25% (dua puluh lima prosen) s ampai dengan penjatuhan hukuman disiplin sebagaimana Pasal 12 ayat (2) ditetapkan; (2) Penjatuhan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat (2) dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh Tim Pemeriksa yang terdiri dari unsur BKPSDA, Inspektorat dan atasan langsung dengan prosedur sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 14 Biaya yang dikeluarkan dalam rangka pelaksanaan tugas Tim Pengelola LHKPN dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bogor. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, maka Peraturan Walikota Bogor Nomor 9 Tahun 2015 tentang Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kota Bogor dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 13

Pasal 16 Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Wali Kota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Bogor. Ditetapkan di Bogor pada tanggal 11 September 2017 WALI KOTA BOGOR, Ttd. BIMA ARYA Diundangkan di Bogor pada tanggal 11 September 2017 SEKRETARIS DAERAH KOTA BOGOR, Ttd. ADE SARIP HIDAYAT BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2017 NOMOR 42 SERI E Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, N. HASBHY MUNNAWAR, S.H, M.Si. NIP. 19720918199911001 14

15