BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Olahraga menurut Giriwijoyo (2012, hal. 18) menjelaskan bahwa olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (yang berarti mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (yang berarti meningkatkan kualitas hidup). Berbagai tujuan olahraga dapat dicapai, tergantung dari kebutuhan masing-masing. Berdasarkan penekanan tujuannya olahraga mengenal olahraga prestasi (olahraga kompetititf) yang menekankan pencapaian prestasi, kemenangan atau keunggulan dalam perlombaan atau pertandingan. Olahraga pendidikan menekankan pencapaian tujuan pendidikan. Olahraga profesional menekankan pencapaian tujuan yang bersifat material. Olahraga kesehatan untuk mencapai derajat sehat yang lebih baik. Dan yang kini tengah menjadi sorotan di masyarakat luas adalah olahraga prestasi (olahraga kompetitif). Untuk mencapai prestasi yang maksimal, tidaklah mudah. Harsono (1988, hal. 100) menjelaskan bahwa untuk meningkatkan keterampilan dan prestasi semaksimal mungkin ada empat aspek yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama yaitu latihan fisik, teknik, taktik, dan mental. Dari ke-empat aspek tersebut, salah satu aspek yang sangat penting adalah latihan fisik. Latihan fisik adalah latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi fisik, yaitu faktor yang amat penting bagi setiap atlet. Tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan-latihan, apalagi bertanding dengan sempurna. Kondisi fisik yang baik merupakan salah satu cara pencapaian prestasi. Mila dalam (Sajoto, 1
2 1990, hal. 16) menjelaskan bahwa kondisi fisik adalah salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi. Latihan kondisi fisik yang tepat memegang peranan penting dalam sukseskan penampilan atlet untuk semua cabang olahraga. Peningkatan kondisi fisik atlet bertujuan agar kemampuan fisik menjadi prima dan berguna untuk menunjang aktifitas olahraga dalam rangka mencapai prestasi prima. Harsono (1988, hal. 153) menjelaskan bahwa: Sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stress fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan penting dalam meningkatkan prestasi atlet. Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponenkomponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Dalam pelatihan fisik banyak metode dan bentuk latihan atau pola pelatihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan tergantung pada tujuan latihannya, seperti untuk meningkatkan kemampuan fleksibilitas maka digunakan pelatihan-pelatihan dengan menerapkan metode peregangan baik secara dinamis, statis, maupun kontraksi relaksasi. Untuk meningkatkan kemampuan kekuatan maka metode latihan beban (weight training) atau latihan tahanan (resistance training) dengan sistem set, piramid, burn out, multipoundage, circuit, dan yang lainnya. Meningkatkan kemampuan daya tahan dengan penerapan metode repetisi, latihan dengan irama (tempo activity training), fartlek, cross country, speed play, marathon run, continuous activity, endless relays, interval training. Meningkatkan kemampuan kecepatan gerak dalam bentuk speed, agility, maupun quickness dengan penerapan metode latihan repetisi juga termasuk pelatihan-pelatihan kekuatan dinamis (dynamic strength) karena latihan-latihan kekuatan hakikatnya juga dapat meningkatkan kemampuan kecepatan gerak. Kemampuan fisik merupakan kebutuhan dasar dalam olahraga futsal, dan kemampuan fisik juga harus dipertimbangkan sebagai bagian penting
3 untuk menampilkan teknik dan taktik yang sempurna seperti dalam olahraga futsal. Banyak komponen fisik yang menjadi kebutuhan prestasi atlet futsal menuntut pelatih untuk berusaha keras memahami dengan baik tentang pelatihan-pelatihan komponen fisik, seperti: kemampuan kelenturan, kecepatan gerak (dalam bentuk speed, agility, maupun quickness), kekuatan maksimal, kekuatan yang cepat (power), daya tahan kekuatan, daya tahan anaerob dan juga daya tahan aerob. Semua komponen fisik tersebut pada prinsipnya merupakan kemampuan dinamis anaerobik dan aerobik. Salah satu komponen kondisi fisik yang diperlukan atlet terutama atlet futsal adalah kecepatan (speed). Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan menjadi faktor penentu di dalam beberapa cabang olahraga permainan, seperti futsal. Kecepatan bukan berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, akan tetapi dapat pula terbatas pada menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan anggota tubuh seperti lengan atau tungkai adalah penting guna memberikan akselerasi kepada obyek-obyek eksternal seperti sepak bola, futsal, bola voli, dan lain sebagainya. Kecepatan tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu strength, waktu reaksi (reaction time), dan fleksibilitas. Latihan untuk mengembangkan kecepatan, atlet harus pula dilatih kekuatan, fleksibilitas, dan kecepatan rekasinya. Dalam bermain futsal, pemain dituntut untuk selalu bergerak cepat karena ruang gerak yang sempit membuat aliran bola bergerak cepat pula. Oleh karena itu, pergerakan bola dari kaki ke kaki pun harus terkoordinasi dengan baik. Seorang pemain futsal dituntut bermain dengan cepat dan efektif dalam waktu yang lama. Untuk memenuhi tuntutan permainan tersebut seorang pemain futsal harus memiliki kemampuan kecepatan yang bagus. Dalam upaya meningkatkan kondisi fisik para atlet terutama
4 kemampuan kecepatan seorang atlet, banyak metode dan bentuk latihan yang dapat digunakan, salah satunya Pelatihan Metode HIIT. HIIT adalah kependekan dari High Intensity Interval Training. Dalam pengertian bebas, HIIT merupakan sebuah pola latihan fisik yang berbasis perulangan (interval training) yang keseluruhan bagian latihannya memiliki intensitas yang tinggi namun dengan waktu yang relatif lebih singkat. High intensity interval merupakan tipe latihan yang pelaksanaannya di atas batas asam laktat, mendekati volume oksigen maksimal dan dilakukan mendekati titik lelah kita. HIIT kemudian diikuti oleh aktifitas dengan intensitas rendah untuk memulihkan tubuh kita dengan menguraikan asam laktat dari darah. Oleh karena itu, peneliti merasa terpanggil untuk mengkaji lebih dalam tentang metode latihan HIIT yang dirancang secara bervariasi dan dalam hal ini peneliti akan lebih spesifikasi kepada pengaruh penerapan metode HIIT terhadap peningkatan kemampuan kecepatan atlet futsal. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah penerapan latihan HIIT (High Intensity Interval Training) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan kecepatan (speed)? 2. Bagaimana gambaran deskriptif kemampuan kecepatan (speed) sebelum dan sesudah melakukan pelatihan HIIT (High Intensity Interval Training)? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah penerapan pelatihan HIIT (High Intensity Interval Training) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan kecepatan (speed).
5 2. Untuk mengetahui gambaran deskriptif kemampuan kecepatan (speed) sebelum dan sesudah melakukan pelatihan HIIT (High Intensity Interval Training). D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat tidak hanya bagi peneliti tetapi memberikan manfaat untuk masyarakat luas. Harapan penulis penelitian mempunyai manfaat diantaranya sebagai berikut: 1. Secara teoritis dapat memberikan pengetahuan, wawasan dan informasi mengenai pengaruh metode latihan HIIT (High Intensity Interval Training) terhadap peningkatan kemampuan kecepatan seorang atlet futsal maupun bagi atlet dengan cabang olahraga lainnya. 2. Secara praktis dapat dijadikan pedoman bagi para pelatih, guru, akademisi dan pelaku olahraga untuk menerapkan pola pelatihan HIIT (High Intensity Interval Training) kepada atlet futsal maupun atlet cabang olahraga lainnya. 3. Bagi ilmu pendidikan dapat dijadikan bahan referensi untuk memperkaya dan menambah wawasan tentang metode latihan HIIT (High Intensity Interval Training). 4. Bagi Unit Kegiatan Mahasiswa maupun club futsal yang ada, dapat mengetahui bagaimana dampak penerapan pola pelatihan HIIT (High Intensity Interval Training) terhadap atlet sehingga dapat membantu meningkatkan prestasi atlet kedepannya. 5. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan bahan pustaka atau acuan serta perbandingan untuk penelitian selanjutnya baik di tingkat program studi maupun fakultas bahkan mungkin di tingkat yang lebih tinggi. 6. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dan referensi dengan harapan dapat dikembangkan dengan variabel serta permasalahan yang lebih luas dan lengkap dengan penulisan yang lebih baik lagi kedepannya.
6 7. Bagi pengajar atau guru dapat dijadikan bahan masukan untuk memaksimalkan pembinaan kepada peserta didik baik itu pembinaan dalam hal akademik maupun non akademik. E. Struktur Organisasi Skripsi Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan yang akan diuraikan berdasarkan sistematika penulisan yaitu sebagai berikut: 1. BAB I Pendahuluan Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. Latar belakang penulisan ini adalah futsal merupakan permainan bola yang dimainkan oleh dua regu dengan satu regu sebanyak 5 orang. Tujuan permainan ini sama dengan permainan sepak bola, yaitu berusaha memasukkan bola ke gawang lawan sebanyakbanyaknya dengan memanipulasi bola dengan kaki. Salah satu faktor penting dalam bermain futsal adalah kecepatan lari. Dalam bermain futsal, pemain membutuhkan kecepatan lari yang bagus untuk meningkatkan kualitas permainan. Ini disebabkan karena dalam bermain futsal seorang pemain dituntut untuk selalu bergerak cepat karena ruang gerak yang sempit membuat aliran bola bergerak cepat pula. Untuk memenuhi tuntutan permainan tersebut banyak metode dan bentuk latihan yang dapat digunakan dalam meningkatkan kualitas kemampuan kecepatan (speed) atlet. Salah satunya metode pelatihan HIIT (High Intensity Interval Training). 2. BAB II Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi teori-teori yang menjelaskan tentang pengertian permainan futsal, pengertian kemampuan fisik, pengertian kemampuan kecepatan (speed), dan pengertian HIIT (High Intensity Interval Training). Serta berisi penelitian terdahulu yang berhubungan dengan
7 penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan hipotesis yang diajukan oleh peneliti. 3. BAB III Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan One Group Pretest-Posttest Design yaitu menggambarkan suatu kelompok yang diberi perlakuan, namun sebelum diberi perlakuan dilakukan prestest terlebih dahulu. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Partisipan dalam penelitian ini adalah atlet futsal anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Futsal Universitas Pendidikan Indonesia yang berjumlah 30 orang. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes kecepatan yaitu tes 20 meter (dash sprint). Data yang sudah didapat dari hasil pretest dan posttest kemudian dianalisis dengan bantuan software SPSS versi 22 yaitu menggunakan Paired Sample T Test untuk melihat apakah penerapan latihan HIIT (High Intensity Interval Training) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan kecepatan (speed) dan bagaimana gambaran deskriptif kemampuan kecepatan (speed) sebelum dan sesudah melakukan pelatihan. 4. BAB IV Temuan dan Pembahasan Pada bagian ini berisi temuan penelitian dan pembahasan mengenai hasil penelitian. Hasil penelitian ini diketahui bahwa penerapan metode latihan HIIT (High Intensity Interval Training) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan kecepatan (speed) atlet futsal anggota UKM Futsal Puteri UPI. 5. BAB V Kesimpulan dan Saran
8 Berdasarkan pada hasil dari pengolahan data, kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan kecepatan (speed) menggunakan metode latihan HIIT (High Intensity Interval Training). Gambaran kemampuan kecepatan (speed) berdasarkan hasil penelitian nilai rata-rata sebelum melakukan pelatihan 3.54 m/s dan setelah melakukan pelatihan 3.34 m/s.