Strategi Kemitraan Pemerintah, Masyarakat, dan Korporasi dalam aspek HAM Agus Purnomo Managing Director for Sustainability and Strategic Stakeholders Engagement, PT. SMART Tbk 05 Desember 2018
KEBIJAKAN PERUSAHAAN TERHADAP HAM Menghormati HAM Mengurangi dampak negatif HAM Mencegah pelanggaran HAM KEBIJAKAN PERUSAHAAN
ISU ISU TERKAIT HAM PADA INDUSTRI KELAPA SAWIT Upah yang layak Hak Perempuan dan Anak Kelestarian Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Tenaga Kerja Migran (Malaysia) Masyarakat Adat Penguasaan Lahan Jaminan Sosial Air Bersih dan Sanitasi
KEBIJAKAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN PT. SMART TBK KHUSUSNYA TERKAIT DENGAN HAM Menghormati hak PADIATAPA (Persetujuan Atas Dasar Informasi di Awal Tanpa Paksaan) / KBDD (Keputusan Bebas Didahulukan Dan Diinformasikan) masyarakat adat dan komunitas lokal Pembangunan ekonomi, sosial, dan komunitas yang positif Menghormati Hak Asasi Manusia Praktik ketenagakerjaan secara bertanggung jawab Kebebasan berserikat dan keberagaman di tempat kerja Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) Rantai pasok yang dapat ditelusuri Dukungan terhadap pemasok Uji tuntas dan prosedur penanganan keluhan Kepatuhan terhadap semua peraturan dan perundangan Implementasi
ASPEK HAM DALAM SERTIFIKASI KEBERLANJUTAN PADA INDUSTRI SAWIT Kebijakan sosial dan lingkungan perusahaan sudah selaras dengan standar sertifikasi keberlanjutan pada industri kelapa sawit. Sertifikasi adalah bagian dari komitmen berkelanjutan perusahaan untuk mengadopsi praktik dan standar terbaik dalam produksi kelapa sawit yang bertanggung jawab. Prinsip 5 KETENAGAKERJAAN Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Meningkatkan kesejahteraan dan kemampuan pekerja Larangan mempekerjakan anak di bawah umur Memfasilitasi terbentuknya Serikat Pekerja Prinsip 6 SOSIAL MASYARAKAT memiliki komitmen sosial, kemasyarakatan dan pengembangan potensi kearifan lokal. berperan dalam mensejahterakan masyarakat hukum adat/ penduduk asli Prinsip 4 SOSIAL MASYARAKAT Melibatkan komunitas dalam penyusunan program pengembangan Menghormati hak adat atau hak legal Proses negosiasi yang dilakukan dengan melibatkan komunitas Prinsip 6 KETENAGAKERJAAN Seluruh bentuk diskriminasi dilarang Menghormati hak bebas berserikat Tidak mempekerjakan anak-anak Larangan pelecehan dan kekerasan Perlindungan terhadap hak-hak reproduktif Tidak ada kerja paksa dan perdagangan pekerja
UPAYA PERUSAHAAN DI BIDANG PENDIDIKAN DAN KESEHATAN
UPAYA PERUSAHAAN DI BIDANG KETENAGAKERJAAN Komitmen Perusahaan: Lapangan perkerjaan di Indonesia Mengakui, menghormati, dan memperkuat hak-hak seluruh pekerja termasuk pekerja kontrak, sementara, tenaga kerja lepas, dan buruh migran Termasuk Petani Plasma Berkomitmen untuk memastikan bahwa hak-hak semua pekerja sesuai dengan peraturan daerah, hukum nasional, dan konvensi internasional
KOMPENSASI, MANFAAT, DAN FASILITAS DALAM KETENAGAKERJAAN DIDAPATKAN OLEH SEMUA PEKERJA Upah Ijin Tidak Bekerja Cuti Tahunan Cuti Melahirkan BPJS Tenaga Kerja BPJS Kesehatan THR Lembur Alat Kerja Alat Pelindung Diri Sekolah & Bus Sekolah Penitipan Anak Fasilitas Umum/Sosial Klinik UMP Serikat Pekerja Komite Gender Sarana Pengaduan LKS Bipartit Koperasi Karyawan Kedai Ransum DIPEROLEH DENGAN KONDISI TERTENTU Rumah Tunjangan Beras Insentif Kehadiran Premi Produktivitas Ada Untuk Jabatan/Posisi Tertentu Ada untuk daerah tertentu Ada untuk posisi tertentu Ada untuk posisi tertentu
ALAT KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI
PERUSAHAAN MELAKUKAN PERALIHAN BHL MENJADI PEKERJA TETAP Peralihan BHL menjadi Pekerja Tetap, dilakukan sesuai dengan: Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 100 Tahun 2014 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan Pada tanggal 6 Juni 2017, Perusahaan mengeluarkan Surat Keputusan Peralihan BHL menjadi Pekerja Tetap: Peralihan status hubungan kerja yang semula adalah BHL/BHB berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) beralih menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) dengan status Pekerja Harian Tetap (PHT) Status BHL/BHB sudah tidak diberlakukan kembali di kemudian hari Implementasi peralihan status tenaga kerja tersebut disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan dan dilakukan secara bertahap melalui proses seleksi dan peninjauan terhadap kinerja BHL/BHB yang ada saat ini
KEMAJUAN TRANSFORMASI KETENAGAKERJAAN DI PT SMART Tbk 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0 Nov 17 Nov 18 Permanen 8.120 16.723 BHL/BHB 22.523 7.476 Tahun Tahun L BHL Nov-17 6,982 15,541 22,523 Nov-18 2,990 4,486 7,476 Permanen L P Total Nov-17 6,171 1,949 8,120 Nov-18 10,034 6,689 16,723 P Total Perusahaan memenuhi tuntutan pasar seperti Standar Sertifikasi, LSM, dan Pembeli untuk melakukan transformasi status kerja Hingga November 2018 sudah ada 8,603 BHL yang diterima menjadi Pekerja Tetap. Proses tansformasi ini menimbulkan berbagai dampak, antara lain: Peluang kerja bagi perempuan Peluang kerja bagi mereka yang berumur di atas 55 tahun Berbagai keluhan dari perorangan maupun organisasi
UPAYA PERUSAHAAN TERKAIT HAM BERSAMA RANTAI PASOK Kemamputelusuran hingga perkebunan untuk seluruh pabrik perusahaan / PT. SMART Tbk, tahun 2017 Kemamputelusuran hingga perkebunan untuk seluruh pabrik independen, tahun 2020 Kemamputelusuran penuh Hingga pabrik Pabrik penyuplai independen Contoh inisiatif: Komitmen Perusahaan: KSLG yang mengandung nilai HAM disosialisasikan secara berkelanjutan ke seluruh anggota perusahaan dan juga ke seluruh rantai pasok 1. Melakukan program kemamputelusuran ke seluruh pabrik kelapa sawit yang dimiliki oleh perusahaan 2. Melakukan program kemamputelusuran hingga kebun kelapa sawit
CONTOH SINERGI ANTARA PERUSAHAAN, MASYARAKAT, DAN PEMERINTAH 1 Pemetaan Partisipatif adalah kunci dalam menjaring dukungan masyarakat terhadap konservasi hutan Progres saat ini Perusahaan telah melakukan: Pemetaan Partisipatif di 100 desa dengan hasil 100 peta indikatif batas desa dan profil desa (memenuhi UU Desa) Rencana Konservasi Partisipatif di 11 desa
CONTOH SINERGI ANTARA PERUSAHAAN, MASYARAKAT, DAN PEMERINTAH 2
PERUSAHAAN MENGEDEPANKAN UPAYA MEDIASI DAN NEGOSIASI Peraturan Mahkamah Agung No.1/2016 MEDIASI & NEGOSIASI LITIGASI (Hanya dilakukan bila tidak terjadi kesepakatan) Untuk mendukung upaya mediasi dan negosiasi, Perusahaan memiliki sekitar 100 staff dengan sertifikat nasional sebagai mediator Mengatur perlindungan hak asasi manusia untuk komunitas (penduduk asli, karyawan, konsumen). Mediasi dan negosiasi dilakukan dengan mengedepankan prinsip PADIATAPA/KBDD/FPIC
SOP PERUSAHAAN TENTANG ALUR MEDIASI DAN NEGOSIASI CEK DATA DAN DOKUMEN INTERNAL Peta Ijin Lokasi/HGU Peta dan Berita Acara Ganti Rugi VERIFIKASI AWAL Pertemuan dengan pengklaim Kesepakatan untuk verifikasi lapangan VERIFIKASI LAPANGAN Tim bersama dan saksi Penggunaan alat verifikasi (GPS) OVERLAY Hasil dari verifikasi lapangan dioverlay dengan peta ganti rugi KROSCEK Tumpang tindih dengan lahan yang sudah diganti rugi NEGOSIASI Kedua pihak memiliki surat kuasa untuk bernegosiasi Memiliki kewenangan Kesepakatan MEDIASI Menunjuk mediator Kedua pihak memiliki surat kuasa untuk bermediasi Memiliki kewenangan Kesepakatan LITIGASI Sidang pengadilan
CONTOH MEDIASI & NEGOSIASI: STUDI KASUS ORANG RIMBA DI JAMBI
KOMITMEN PERUSAHAAN KE DEPAN 1. Mengeluarkan kebijakan khusus terkait HAM 2. Menyelesaikan panduan operasional pemenuhan HAM 3. Melakukan internal audit HAM sebagai bentuk pemantauan dan evaluasi 4. Meningkatkan kapasitas staf opesional tentang bisnis dan HAM
Terima Kasih