BAB I PENDAHULUAN. dengan pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan salah satu inovasi yang baru dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. kredit. Hal tersebut tentu saja berpengaruh pada perkembangan sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, salah satunya adalah bank. Dalam al-qur an, istilah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam sumber hukum Islam yaitu Al-Qur an dan As-Sunah. Sumber. hukum Islam ini adalah dasar sebagai pedoman untuk melakukan

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution), yakni

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I. Pendahuluan. 10 Tahun 1998 tentang perbankan syariah yang telah memberikan andil besar dalam

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

BAB V PEMBAHASAN. Untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perbankan syariah, memicu tumbuhnya bank-bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I. PENDAHULUAN. perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah yang berjalan secara

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas (ROA) Bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. aktivitasnya, baik dalam menghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. akhibat krisis moneter yang melanda pada pertengahan Penyebab dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ketertarikan masyarakat dengan sistem ekonomi syariah dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PEDAHULUAN. sistem perekonomian. Bank umum syariah maupun bank konvensional memiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB IV PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM GIRO WADI AH DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

Question & Answer a T bu b nga g nku

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa peran perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi. pelayanan jasa yang ditawarkan oleh bank.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang ada di Indonesia yang menurut UU No.13 tahun 1968

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DAN PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN ( Studi Kasus pada PT. BPR Syariah Al-Wadi ah )

MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DANA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN. dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal, keadilan sosial ekonomi,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga keuangan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang pertumbuhan perekonomian nasional. Hal ini sesuai dengan pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 pasal 1 ayat 3 Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 1 Perbankan syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) Islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam Islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram. Yang dalam hal tersebut tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional. Eksistensi perbankan syariah saat ini menempati posisi yang strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi di sektor riil dengan pemilik dana atau penyedia jasa tempat menyimpan kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah berfungsi sebagai intermediary agent. Dengan adanya perbankan syariah diharapkan masyarakat dapat berinvestasi dan 1992) 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Revisi UU Nomor 7 tahun 1

2 bermua malah sesuai dengan syariah, dalam hal ini banyak sekali bentuk investasi yang ternyata tidak sesuai dengan syariah Islam. Di tengah kebutuhan masyarakat yang kian berkembang, perbankan syariah dituntut untuk menyediakan sarana pendukung yang terpercaya, menguntungkan dan memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi. Untuk itu perbankan syariah menyediakan produk simpanan wadiah. Transaksi jasa penyimpanan dana di perbankan syariah dilakukan atas dasar akad (kontrak perikatan). Dalam produk tabungan di perbankan syariah biasanya ada dua bentuk pilihan tabungan, tabungan dengan akad mudharabah dan tabungan dengan akad wadiah. Dalam Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syari ah pasar 19 ayat 1 yang mengatur tentang kegiatan usaha Bank Umum Syariah, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dan Unit Usaha Syariah disebutkan bahwa kegiatan Usaha Bank Umum Syariah adalah menghimpun dana dalam bentuk simpanan dalam bentuk giro, tabungan, atau bentuk lainya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan prinsip syariah. 2 Akad wadiah dapat diartikan sebagai titipan dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penyimpan menghendakinya. Tujuan dari akad wadiah ini adalah untuk menjaga keselamatan barang yang dititipkan dari kehilangan, kerusakan, pencurian, dan lain sebagainya. Barang titipan disini adalah suatu benda berharga seperti uang, barang atau dokumen penting, maupun surat berharga dalam pandangan Islam. 3 2 Undang-undang Perbankan Syariah, (Jakarta: Sianar Grafika, 2009), hlm. 23. 3 Wiroso, Produk Perbankan Syariah (Jakarta: LPPE Usakti, 2009), hlm. 113.

3 Paradigma saat ini produk tabungan lebih sesuai dengan akad wadiah yad dhamanah. Akad wadiah yad dhamanah adalah jasa penitipan dana dalam hal ini penitip atau nasabah dapat mengambil dana tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem wadiah bank dibolehkan memberikan bonus kepada nasabah sebagai bentuk kompensasi kepada nasabah atas kepercayaan nasabah menabung di bank tersebut. Perbedaan yang mendasar antara tabungan wadiah dengan mudharabah adalah pada risiko safety. Jika di tabungan mudharabah muncul kerugian, maka kerugian tersebut ditanggung oleh shahibul-mal atau pemilik dana sehingga kemungkinan dana tabungan bisa berkurang. Dalam tabungan wadiah tidak demikian, dana yang dititipkan sepenuhnya dapat kembali 100% kepada si penitip atau nasabah. Bila ada kerugian investasi dari dana wadiah, maka kerugian tersebut ditanggung oleh pihak bank. Bila ada keuntungan yang timbul akibat kegiatan investasi yang berasal dari dana wadiah, maka sepenuhnya keuntungan tersebut milik bank. Akan tetapi bank boleh memberikan return atau insentif berupa bonus kepada nasabah tabungan wadiah, sebagai bentuk balas jasa telah menitipkan dananya di bank tersebut. Karena pembagian bonus tidak di perjanjikan di awal, maka sepenuhnya hal ini menjadi kebijakan pihak bank. Hal yang menarik dari tabungan wadiah ini adalah dana yang dititipkan bisa diambil kapan saja dan dapat diambil sepenuhnya 100%, bahkan kemungkinan pihak bank syariah memberikan bonus kepada penitip atau nasabah sebagai suatu bentuk insentif untuk menarik dana dari masyarakat. 4 4 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta: Ekonisia, 2007), hlm. 65.

4 Pada setiap produk, khususnya produk simpanan di bank pasti memiliki return yang akan diberikan oleh bank kepada penabung atau nasabah yang sifatnya berupa insentif. Dalam produk simpanan di bank konvensional return yang diberikan berupa bunga yang didasarkan pada jumlah saldo penabung. Saat ini produk tabungan wadiah mulai mendapat perhatian dari masyarakat. Tabungan wadiah menarik karena merupakan salah satu bentuk produk tabungan perbankan syariah yang memberikan rasa aman. Dalam hal ini dana simpanan nasabah yang dititipkan bertambah dari saldo awal pada jangka waktu tertentu. Penambahan saldo tersebut berasal dari bonus yang diberikan pihak bank. Bonus yang diberikan tersebut tidak boleh di perjanjikan diawal, dan murni kebijakan bank. 5 Dengan adanya bonus tersebut maka diharapkan masyarakat tertarik menyimpan dananya di bank syariah. Asumsinya dengan tinggi rendahnya bonus dapat menggambarkan kinerja keuangan di perbankan semakin baik. Semakin tinggi dan rendah tingkat pendapatan dan bonus maka akan berpengaruh pada laba tahun berjalan bank tersebut. Laba tahun berjalan adalah Laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Jika bank/usaha mengalami kerugian pada tahun berjalan, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti. Adapun faktor yang mempengaruhi laba tahun berjalan sebagai berikut : laba (rugi) non operasional bersih beban non operasional, pendapatan non operasional, pendapatan (beban) operasional bersih. 5 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta: Ekonisia, 2007) hal 64-65.

5 Pergerakan Bagi Hasil Mudharabah yang diikuti dengan pergerakan Bonus Wadiah yang telah dijelaskan dapat dilihat dalam Laporan Bank CIMB Niaga Syariah tahun 2014-2016. Tabel 1.1 Jumlah Bagi Hasil Mudharabah dan Bonus Wadiah terhadap Laba Tahun Berjalan PT. Bank CIMB Niaga Syariah 2014-2016 (dalam jutaan rupiah) Tahun Bulan Bagi Hasil Ket Bonus Ket Laba Tahun Ket Mudharabah Wadiah Berjalan 2014 I 13.328 7.489 47.182 II 24.614 15.901 98.656 III 34.137 26.700 125.585 IV 44.526 33.707 104.914 2015 I 11.786 9.938 65.434 II 9.087 9.934 65.434 III 28.118 33.562 77.841 IV 38.401 45.731 115.304 2016 I 14.485 114 61.048 II 29.408 178 131.310 III 55.567 350 209.889 IV 93.484 33.950 305.427 Sumber : Laporan Keuangan Bank CIMB Niaga Syariah Sebagai contoh dalam laporan Bank Umum Syariah yang terdaftar di BI, pada laporan keungan Bank CIMB Niaga Syariah Triwulan I tahun 2014 bulan Maret tercatat jumlah pendapatan bagi hasil mudharabah adalah sebesar 13.328, bonus wadiah sebesar 7.489 dan laba tahun berjalan nya adalah sebesar 47.182. Selanjutnya pada bulan juni pendapatan bagi hasil mudharabah adalah sebesar 24.614, bonus wadiah sebesar 15.901 dan laba tahun berjalan nya 98.656. Pada bulan September pendapatan bagi hasil mudharabah sebesar 34.137, bonus wadiah sebesar 26.700 dan laba tahun berjalan 125.586. Dan pada bulan Desember pendapatan bagi hasil mudharabah nya sebesar 44.526, bonus wadiah

6 sebesar 33.707 dan kemudian laba tahun berjalan menurun menjadi 104.914 padahal pendapatan bagi hasil mudharabah masih lebih besar dari bonus wadiah. Selanjutnya pada triwulan II tahun 2015 pada bulan Maret tercatat jumlah pendapatan bagi hasil mudharabah adalah sebesar 11.786, bonus wadiah sebesar 9.938 dan laba tahun berjalan nya adalah sebesar 65.434. Pada bulan juni pendapatan bagi hasil mudharabah adalah sebesar 9.087, bonus wadiah sebesar 9.934 dan laba tahun berjalan nya 65.434. Pada bulan September pendapatan bagi hasil mudharabah sebesar 28.118, bonus wadiah lebih besar dari pendapatan bagi hasil mudharabah sebesar 33.562 dan laba tahun berjalannya sebesar 77.841. Dan pada bulan Desember sama seperti pada bulan September pendapatan bagi hasil mudharabah nya sebesar 38.401, bonus wadiahnya lebih besar dari pendapatan bagi hasil mudharabah yaitu sebesar 33.562. Kemudian laba tahun berjalannya 62.387, yang jadi masalah pada tahun 2015 Triwulan 3 dan 4 adalah bonus wadiah lebih besar dari pendapatan bagi hasil mudharabah yang seharusnya akan mempengaruhi mengalami penurunan pada laba tahun berjalan sedangkan pada faktanya laba malah meningkat cukup baik. Pada triwulan III tahun 2016 pada bulan Maret tercatat jumlah pendapatan bagi hasil mudharabah adalah sebesar 14.485, bonus wadiah sebesar 114 dan laba tahun berjalan nya adalah sebesar 61.048. Pada bulan juni pendapatan bagi hasil mudharabah adalah sebesar 29.408, bonus wadiah sebesar 178 dan laba tahun berjalan nya 131.310. Pada bulan September pendapatan bagi hasil mudharabah sebesar 55.567, bonus wadiah sebesar 350. dan laba tahun berjalannya sebesar 209.889. Dan pada bulan Desember pendapatan bagi hasil mudharabah nya

7 sebesar 93.484, bonus wadiah sebesar 33.950 kemudian laba tahun berjalan meningkat cukup baik menjadi 305.427, pada tahun 2016 tidak ada masalah. 6 Grafik 1.1 Jumlah Bagi Hasil Mudharabah dan Bonus Wadiah terhadap Laba Tahun Berjalan PT. Bank CIMB Niaga Syariah 2014-2016 400 300 200 100 x1 x2 y 0 2014 2015 2016 Grafik diatas menunjukan laba tahun berjalan pada tahun 2014 meningkat sedikit ke 2015, dan pada tahun 2015 mengalami penurunan dan meningkat kembali pada tahun 2016. Pada penelitian kali ini objek yang akan diteliti adalah mengenai laba tahun berjalan yang dipengaruhi oleh variabel pendapatan bagi hasil mudharabah dan bonus wadiah. Dengan demikian judul yang diambil dalam penelitian ini adalah Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah dan Bonus Wadiah Terhadap Laba Tahun Berjalan Pada PT. Bank CIMB Niaga Syariah Tahun 2014-2016. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang akan dikaji penulis sebagai berikut. 6 PT. Bank CIMB Niaga Syariah. Laporan Keuangan Publikasi, Tahun 2014-2016 Pertriwulan.

8 1. Seberapa besar pengaruh pendapatan bagi hasil mudharabah secara parsial terhadap laba tahun berjalan (Study Laporan Keuangan PT. Bank CIMB Niaga Syariah periode 2014-2016)? 2. Seberapa besar pengaruh bonus wadiah secara parsial terhadap laba tahun berjalan (Study Laporan Keuangan PT. Bank CIMB Niaga Syariah periode 2014-2016)? 3. Seberapa besar pengaruh pendapatan bagi hasil mudharabah dan bonus wadiah secara simultan terhadap laba tahun berjalan (Study Laporan Keuangan PT. Bank CIMB Niaga Syariah periode 2014-2016)? C. Tujuan Penelitian Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data, mengumpulkan data, mengelola data, dan menganalisis data guna mendapatkan sebuah gambaran yang terjadi pada PT. Bank CIMB Niaga Syariah tentang Pengaruh Bagi Hasil Mudharabah dan Bonus Wadiah terhadap Laba Tahun Berjalan Tahun 2014-2016. Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban atas masalah-masalah yang telah dirumuskan diatas, yaitu : 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan bagi hasil mudharabah secara parsial terhadap laba tahun berjalan pada PT. Bank CIMB Niaga Syariah periode 2014-2016; 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bonus wadiah secara parsial terhadap laba tahun berjalan pada PT. Bank CIMB Niaga Syariah periode 2014-2016;

9 3. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan bagi hasil mudharabah dan bonus wadiah secara simultan terhadap laba tahun berjalan pada PT. Bank CIMB Niaga Syariah periode 2014-2016. D. Kegunaan Hasil Penelitian Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung pada pihak yang berkepentingan yaitu sebagai berikut: 1. Secara teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memberikan sumbangan berupa pengembangan ilmu yang berkaitan dengan ekonomi, khususnya tentang bonus wadiah. b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Secara praktisi a. Untuk praktisi memberikan gambaran tentang Pengaruh Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah Dan Bonus Wadiah Terhadap Laba Tahun Berjalan, dan dapat menjadi pertimbangan manajemen bank syariah dalam mengambil kebijakan. b. Bagi masyarakat umum menjadi bahan pertimbangan untuk mengetahui kondisi likuiditas bank dan mengambil keputusan berinvestasi di bank.