PENERAPAN PERMAINAN TEBAK KATA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR Sigit Nurhadi 1) Hadi Mulyono 2) Rukayah 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret,Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta Email : 1) Sigitnurhadi15@gmail.com 2) hadimulyono@yahoo.co.id 3) rukayah@staff.uns.ac.id Abstract : The purpose of this research is to improve the early reading skills of the students in Grade I of State Primary School. The form of this research was Classroom Action Research ( CAR ) that consist of two cycles. Each cycle there were two meeting that consist of planning,action,observation,and reflection. The subjects were grade I students of elementary school totaling 31 students. Data collection technique used testing,observation and interviews. The validity of data used triangualition techniques and triangulation of data sources. Data analysis applied the analysis of qualitative data and quantitave data. The results of this classroom action research shows that the application oh the guess word games in the teaching and learning process can improve the early reading skill of the students in Grade I of student of elementary school. Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas 1 sekolah dasar. Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan dengan masing-masing terdiri atas perencanaan,pelaksaan tindakan,observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I yang berjumlah 31 siswa. Teknik pengumpulan data dengan tes,observasi dan wawancara. Validitas data menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Analisis data dilakukan melalui analisis data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan penerapan permainan tebak kata dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SD. Kata kunci : Keterampilan, Membaca permulaan, Permainan tebak kata Pembelajaran bahasa Indonesia sangat berperan penting bukan hanya dalam perkembangan keterampilan komunikasi tetapi juga dalam penguasaan ilmu pengetahuan. Melalui bahasa,manusia dapat menyampaikan atau mengetahui hasil pemikiran, sikap serta perasaan. Oleh karena itu bahasa bisa disebut sebagai alat penerus dan pengembang kebudayaan manusia. Melalui bahasa, nilai-nilai kebudayaan manusia dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, dengan bahasa pula, manusia dapat mengembangkan ilmu dan teknologi. Melihat pentingnya pembelajaran bahasa Indonesia, maka pembelajaran ini diberikan pada seluruh jenjang pendidikan dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pembelajaran bahasa ada beberapa keterampilan yang harus dikuasai. Menurut Soclhan (2009). Terdapat empat keterampilan dalam berbahasa yakni keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menyimak dan keterampilan menulis. Pembelajaran bahasa Indonesia diperlukan adanya keterampi lan membaca. Membaca 1) Mahasiswa Prodi PGSD UNS 2, 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS merupakan aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah. Membaca adalah salah satu jalan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Keterampilan membaca permulaan merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa yang sangat penting dalam menunjang perkembangan keterampilan membaca lanjut. Berdasarkan hasil pratindakan di SD N Surakarta menunjukan bahwa guru lebih banyak menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran dan kurang mendapatkan kesempatan membaca. Guru kurang menerapkan model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran siswa cenderung pasif, siswa kurang antusias. Hal tersebut berdampak siswa mengalami kesulitan dalam memahami hubungan simbol-simbol huruf yang membentuk suatu kata / kalimat secara utuh, lafal dan intonasi serta membaca kalimat sederhana sehingga keterampilan membaca permulaan siswa masih tergolong rendah. Dari hasil pratindakan menunjukan bahwa hanya 45,17% atau sebanyak 14 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 72
dan 54,83 % atau 17 siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan membaca permulaan pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas I SDN Surakarta masih rendah sehingga perlu dilakukan tindakan untuk mengatasinya. Alternatif tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah menerapkan suasana pembelajan yang membuat siswa tertarik, antusias, aktif dan memberikan kesempatan yang lebih bagi siswa untuk berlatih membaca. Salah satu permainan yang dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah Permainan tebak kata. Permainan tebak kata adalah Permainan yang menggunakan media dua kartu tekateki yang berbeda berisi pertanyaan dan jawaban yang dilakukan berpasangan. Satu anak akan membaca pertanyaan dan pasagannya akan menjawabnya. Ketika bermain tebak kata, anak-anak akan terlibat dalam kegiatan bermain bersama ditandai dengan saling kerja sama untuk menemukan jawaban dari teka-teki tersebut. Saat bermain dengan teman sepermainan yang sebaya usianya anak akan belajar berbagi hak milik, berkompetesi yang sehat, terbiasa untuk mengikuti setiap aturan permainan dan menggunakan mainan secara bergiliran, melakukan kegiatan bersama, mempertahankan hubungan yang sudah terbina akan baik dengan adanya permainan yang menyenangkan pada masa-masa ketika bermain untuk anak-anak. Aqib,Z (2013:16). Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu (1) Apakah penggunaan Permainan tebak kata dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas 1 sekolah dasar? (2) Bagaimanakah saya menerapkan Permainan tebak kata yang dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas 1 sekolah dasar? Berdasarkan rumusan tersebut maka tujuan penelitian ini yaitu (1) Untuk meningkatkan keterampilan membaca permulaan dengan menggunakan Permainan tebak kata pada siswa kelas 1 sekolah dasar. (2) Untuk mendeskripsikan Penerapan Permainan tebak kata yang dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas 1 sekolah dasar. METODE Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD N Surakarta yang beralamat di Jalan Sere No 08, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Subjek penenitian ini adalah siswa kelas I SD N Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017 sejumlah 31 Siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2016/ 2017. Data yang dikaji dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif meliputi data hasil skor keterampilan membaca permulaan mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi data hasil wawancara dengan guru kelas dan siswa kelas I SD N Surakarta sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Sumber data pada penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Dalam penelitian ini sumber data primer terdiri atas guru kelas I SD N Surakarta dan siswa kelas I SD Surakarta. Sedangkan sumber data sekunder terdiri atas arsip atau dokumen yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan silabus, serta dokumentasi yang berupa foto/video selama pelaksanaan pembelajaran. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu observasi, dokumentasi, wawacara, dan tes. Teknik validitas data penelitian ini menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Sedangkan data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan model analisis interaktif Milles dan Huberman yang mencakup empat tahap, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan prosedur penelitian yang dilakukan melalui siklus-siklus tindakan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai mencakup perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. HASIL Berdasarkan hasil data pratindakan da-
pat disimpulkan bahwa keterampilan membaca permulaan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas I SD N Surakarta masih rendah. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel I sebagai berikut. Tabel 1 Data Frekuensi Nilai Pratindakan Keterampilan Membaca Permulaan Interval Frekuensi Persentase Nilai (fi) (%) 41 49 3 9,67 % 50 58 3 9,67 % 59 67 6 19,35 % 68 76 9 29,03 % 77 85 5 16,12% 86 94 5 22,55% Jumlah 31 1 100 % Nilai rata-rata kelas = 70,74 Ketuntasan Klasikal = 45,16 % Nilai Tertinggi = 94 Nilai Terendah = 41 Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa nilai keterampilan membaca permulaan kelas satu Sekolah Dasar Surakarta sebelum diterapkannya permainan tebak kata memiliki nilai rata-rata 70,74. Berdasarkan nilai tersebut ada 17 siswa ( 54,83 ) yang belum tuntas dan 14 siswa ( 45,16 ) yang sudah tuntas dengan KKM 72. Nilai tersebut dapat menjadi petunjuk bahwa keterampilan membaca permulaan siswa kelas satu sekolah Keterampilan membaca permulaan mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I SD N Surakarta dengan menerapkan permainan tebak kata pada siklus I menunjukann adanya peningkatan. Hasil pada siklus I mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan hasil dari pratindakan. Hal ini dikarenakan pada siklus I guru melakukan perubahan dalam media pembelajaran yang menyebabkan anak menjadi lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dilihat dari aktivitas siswa. Pada siklus I kinerja guru mengalami peningkatan di masing-masing dari setiap pertemuannya. Hasil pelaksaan siklus I dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut. Tabel 2. Distribusi Nilai Keterampilan Membaca Permulaan Siklus I Interval Nilai Frekuensi ( Fi) Persentase ( %) 64 68 10 32,25 % 69-73 5 16,12 % 74-78 5 16,12 % 79-83 6 19,35 % 84 88 4 12,90 % 89 93 1 3,25 % Jumlah 31 100 % Nilai Rerata = 2317 : 31= 74,74 Ketuntasan Klasikal = ( 19 : 31) X 100 % = 61,29 % Pada pelaksanaan siklus I terdapat 19 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal atau 61,29% dan terdapat 12 siswa atau 38,70%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa target indikator kinerja pada siklus I belum tercapai,sehingga dilanjutkan siklus II Pada siklus II diperoleh hasil keterampilan membaca permulaan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas I SD N Surakarta menunjukan peningkatan. Hasil keterampilan membaca permulaan mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Distribusi Nilai Keterampilan Membaca Permulaan Siklus II Interval Frekuensi Persentase 64 68 4 12,90 % 69 73 2 6,45 % 74 78 10 32,25 % 79 83 8 25,80 % 84 88 5 16,12 % 89 93 2 6,45% Jumlah 31 100 % Nilai Rerata = 2426 : 31 = 78,25 Ketuntasan Klasikal = ( 27 : 31 ) X 100 % = 87,09% Berdasarkan data dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan keterampilan membaca permulaan dengan penerapan permainan tebak kata dari siklus I dan siklus II. Dapat terlihat dari persentase ketuntasan klasikal yang diperoleh meningkat dari siklus I sebesar 61,29% meningkat pada siklus II menjadi 74,74%. Keterampilan membaca permulaan siswa kelas sekolah dasar Surakarta dengan menerapkan permainan tebak kata sebesar 87,09 %. Oleh karena itu peningkatan keterampilan membaca permulaan siswa kelas I sekolah dasar Surakarta dengan menerapkan permainan tebak kata telah berhasil
dan sudah mencapai presentase target yang ditetapkan, oleh karena itu peneliti tidak perlu lagi melanjutkan penelitian pada siklus berikutnya. PEMBAHASAN Data yang diperoleh pada kondisi awal, siklus I, siklus II dikaji sesuai dengan rumusan masalah dan selanjutnya dikuatkan dengan teori yang sudah dikemukakan. Berdasarkan hasil tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi yang kemudian melakukan analisis data dalam penelitian ditemukan adanya peningkatan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I Sekolah dasar Surakarta pada setiap siklusnya. Selain itu kinerja guru dalam menerapkan permainan tebak kata juga meningkat. Berdasarkan deskripsi awal dan analisis data yang diperoleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa penerapan permainan tebak kata dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa kelas I sekolah dasar Surakarta tahun ajaran 2016 / 2017. Pada pratindakan diketahui nilai ratarata kelas 1 keterampilan membaca permulaan sebesar 70,74. Sedangkan besarnya presentase siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal adalah 45,16% atau 14 siswa, sedangkan 54,83% masih belum mencapai nilai. Nilai terendah pada pratindakan adalah 41,sedangkan nilai tertinggi adalah 94. Setelah dilaksanakan siklus I, pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan permainan tebak kata. Terjadi peningkatan yang signifikan yaitu siswa yang mampu mencapai KKM sebesar 72 pada siklus 1 ada 19 siswa sehingga presentase ketuntasan klasikal siklus I mencapai 61,29 %. Nilai rata-rata yang diperoleh juga meningkat yaitu 74,74 Pembelajaran siklus I dengan menerapkan permainan tebak kata menunjukkan adanya peningkatan keterampilan membaca permulaan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Namun demikian,presentase ketuntasan klasikal belum mencapai target indikator kinerja yang telah ditetapkan. Peneliti bersama guru kelas I melanjutkan tindakan ke siklus II, sehingga peningkatan dapat diperoleh kembali pada siklus II Hasil tindakan dari pelaksanaan siklus II,jumlah siswa yang mampu mencapai KKM sebesar 72 sebanyak 27 siswa dengan presentase ketuntasan 87,09% dan ada 4 siswa yang belum tuntas tersebut memang sulit untuk diajak untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Sering tidak masuk kelas dan sulit berkonsetrasi ketika mengikuti pembelajaran. Selanjutnya guru juga memberikan les baca setiap akhir jam sekolah. Tindakan selanjutnya, bagi 4 siswa yang belum mencapai KKM adalah guru kelas bersedia memberikan bimbingan dan pendekatan khusus pada siswa tersebut dalam pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu, presentase ketuntasan klasikal mencapai 87,09% dengan nilai rata-rata mencapai 78,25. Hal ini menunjukan bahwa pencapaian yang diperoleh dalam siklus II sudah memenuhi target indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 80%. Demikian penelitian tindakan kelas pada keterampilan membaca permulaan dengan permainan tebak kata dicukupkan pada siklus II. Peningkatan tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebesar 80%. Selain itu juga masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran. Kekurangan pada pembelajaran siklus I, yaitu 1) strategi guru dalam pembagian kelompok masih belum tepat 2) guru belum maksimal dalam membimbing permainan sehingga kurang kondusif 3) guru belum bertanya jawab secara menyeluruh 4) guru belum bisa membangkitkan susasana belajar yang aktif dan keefektifan waktu 5) guru belum menggunakan media pembelajaran secara maksimal untuk menarik antusias siswa. Berdasarkan pada hasil analisis serta refleksi pada pelaksanaan siklus I, maka pelaksanaan tindakan kelas ini dilanjutkan pada siklus II. Setelah dilakukan analisa mengenai kekurangan pada pelaksanaan siklus I, maka disusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan pada siklus II. Hasil analisis yang dilakukan peneliti pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan keterampilan membaca permulaan mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan 27 siswa atau 87,09% mencapai nilai keterampilan membaca permulaan mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan nilai rata-rata kelas 78,25 Berikut ini data perbandingan nilai keterampilan membaca permulaan mata pelajaran Bahasa Indonesia
pada pratindakan, siklus I dan siklus II. Tabel 4. Perbandingan Nilai Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II Rata-rata nilai 70,74 74,74 78,25 Ketuntasan Klasikal 45,16 61,29 87,09 Melalui observasi ini menujukan bahwa penerapan permainan tebak kata dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa kelas I sekolah dasar Surakarta tahun ajaran 2016/2017. Seperti yang diketahui, bahwa dalam pembelajaran sehari hari di sekolah siswa tidak lepas dari kegiatan membaca. Membaca adalah salah satu keterampilan membaca, seseorang dapat memperoleh informasi, pengetahuan dan pengalaman baru. Menurut Hodgson dalam Tarigan (2008:21) membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata bahasa tulis. Pada kelas rendah inilah diajarkan dasar-dasar dari keterampilan membaca yakni : lafal, kelancaran,intonasi dan kejelasan. Penerapan permainan tebak kata untuk kelas rendah karena dinilai tepat karena pada kelas rendah siswa sudah menggunakan bahasa lisan,oleh karena itu dengan permainan tebak kata yang telah dikembangkan oleh peneliti guru dapat mengenalkan Bahasa tulis ke siswa dengan cara menggunakan bahasa lisan yang akan dijadikan bahasa tulis atau teks bacaan. Siswa kelas 1 sekolah dasar Surakarta kebanyakan tidak bisa membaca karena kurangnya latihan atau kesempatan membaca dan kurangnya perhatian dari orang tua,mereka hanya mendapat belajar membaca hanya di sekolah saja itu pun kurang maksimal. Penerapan pemainan tebak kata menurut peneliti sangat relevan untuk digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan. Peningkatan nilai keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I sekolah dasar Surakarta tahun pelajaran 2016/2017 tergolong signfikan dikarenakan keterampilan membaca menurut Rahim (2009:4) meruipakan suatu rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikologistik dan metakognitif. Oleh karena itu keterampilan membaca harus banyak dilatih Selain itu semua kendala yang terjadi dalam penelitian ini telah berhasil diatasi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya keterampilan membaca permulaan. Demikian, secara keseluruhan penerapan permainan tebak kata mampu meningkatkan keterampilan membaca permulaan. Adanya peningkatan dari prasiklus ke siklus I dan siklus II. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Twentika (2016) yang menunjukan bahwa permainan tebak kata meningkatan kemampuan pengenalan membaca permulaan pada siswa. Penelitian tersebut membuktikan bahwa permainan tebak kata mampu membantu siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan membuat siswa antusias. Hal ini juga sesuai dengan Husni,M (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan partisipasi dan Hasil Belajar IPA.Siswa Melalui Pembelajaran Tebak Kata Kelas V SD Kartika 1-11 Padang menyimpulkan bahwa Permainan tebak kata dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belaja. Dari kajian tersebut dapat diketahui bahwa permainan tebak kata dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I Sekolah dasar Surakarta tahun ajaran 2016/2017 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa penerapan permainan tebak kata dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas I SD N Surakarta tahun ajaran 2016/2017,sedangkan dengan menerapkan permainan tebak kata yang dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah dilakukan sesuai dengan prosedur dan langkah-langkah permainan tebak kata yang telah dikembangkan oleh peneliti dengan perbaikan yaitu 1). Guru membentuk kelompok berpasangan secara heterogen diantaranya berdasarkan kemampuan masing-masing siswa 2). Guru
memberikan durasi waktu yang lebih lama kepada siswa yang belum lancar untuk tes unjuk kerja pada permainan tebak kata 3). Guru memberikan motivasi terhadap siswa agar berani maju kedepan kelas untuk melakukan tes unjuk kerja membaca 4) Guru lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan media pembelajaran yang menarik selama proses pembelajaran sehingga siswa dapat lebih antusias. Berdasarakan simpulan hasil penelitian di atas,maka penulis memberikan saran kepada guru,yaitu hendaknya guru menerapkan permainan tebak kata khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia DAFTAR PUSTAKA Aqib, Z. (2013). Model-model,Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).Bandung: Yama Widya Husni, M. dkk. ( 2013). Peningkatan partisipasi dan Hasil Belajar IPA.Siswa Melalui Pembelajaran Tebak Kata Kelas V SD Kartika 1-11 Padang Rahim, F. (2009). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Soclhan, T. W. (2009). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: UT. Tarigan, H.G (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung. Twentika. ( 2016). Peningkatan Kemampuan Pengenalan Membaca Permulaan Melalui Permainan Tebak Kata pada Anak Kelompok B TK Cemara Dua Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.