2017 PENGARUH INITIAL IMPOUNDING TERHADAP STABILITAS BENDUNGAN JATIGEDE BERBASIS INSTRUMENTASI GEOTEKNIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

ANALISIS STABILITAS BENDUNGAN SELOREJO AKIBAT RAPID DRAWDOWN BERDASARKAN HASIL SURVEY ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY (ERT)

2015 ANALISA PENGISIAN AWAL WADUK (IMPOUNDING) PADA BENDUNGAN JATIGEDE

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB III METODOLOGI

BAB III METODOLOGI. Setiap perencanaan akan membutuhkan data-data pendukung baik data primer maupun data sekunder (Soedibyo, 1993).

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR.. i. DAFTAR ISI.ii. DAFTAR TABEL v. DAFTAR GAMBAR ix. DAFTAR LAMPIRAN xv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Bendungan adalah wujud dari perkembangan teknik sipil yang kini sudah

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan tanah yang terkompresi yang berupa fase awal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KAJIAN KESTABILAN TUBUH WADUK RUKOH KECAMATAN TITIEU KEUMALA KABUPATEN PIDIE (109G)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA INSTRUMENTASI GEOTEKNIK UNTUK EVALUASI KEAMANAN BENDUNGAN URUGAN TANAH DI LODAN KABUPATEN REMBANG

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V STABILITAS BENDUNG

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

BAB V PERENCANAAN DAM PENGENDALI SEDIMEN

EVALUASI KEAMANAN BENDUNGAN CIRATA DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMENTASI GEOTEKNIK

1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH

Instrumentasi tubuh bendungan tipe urugan dan tanggul

PENGARUH FLUKTUASI MUKA AIR WADUK TERHADAP DEBIT REMBESAN MENGGUNAKAN MODEL SEEP/W (Studi Kasus di Bendungan Benel, Kabupaten Jembrana, Bali)

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

4.6 Perhitungan Debit Perhitungan hidrograf debit banjir periode ulang 100 tahun dengan metode Nakayasu, ditabelkan dalam tabel 4.

PERENCANAAN BENDUNG TETAP DI DESA NGETOS KECAMATAN NGETOS KABUPATEN NGANJUK

BAB III METODE PENELITIAN

9/14/2016. Jaringan Aliran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I)

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

I. PENDAHULUAN. Pada perencanaan pembangunan sebuah pondasi harus diperhatikan beberapa

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG


STUDI PERENCANAAN HIDROLIS PELIMPAH SAMPING DAM SAMPEAN LAMA SITUBONDO LAPORAN PROYEK AKHIR

ABSTRAK Faris Afif.O,

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan pada konstruksi teknik sipil akibat proses konsolidasi tanah

ANALISA KESTABILAN LERENG GALIAN AKIBAT GETARAN DINAMIS PADA DAERAH PERTAMBANGAN KAPUR TERBUKA DENGAN BERBAGAI VARIASI PEMBASAHAN PENGERINGAN

Stenly Mesak Rumetna NRP : Pembimbing : Ir.Endang Ariani,Dipl. H.E. NIK : ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

PERENCANAAN TUBUH EMBUNG ROBATAL, KECAMATAN ROBATAL, KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH

BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN

4 BAB VIII STABILITAS LERENG

BAB III METODE PENELITIAN

TINDAKAN PENCEGAHAN KEGAGALAN AKIBAT PIPING PADA TANGGUL PENGARAH ALIRAN SUNGAI (016G)

BAB V PEMBAHASAN. lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih model lereng stabil dengan FK

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan vital setiap makhluk hidup. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI

BAB V PEMBAHASAN. menentukan tingkat kemantapan suatu lereng dengan membuat model pada

EVALUASI KEAMANAN DAM JATILUHUR BERBASIS INDEKS RESIKO

PERENCANAAN NORMALISASI KALI TUNTANG DI KABUPATEN DEMAK DAN KABUPATEN GROBOGAN

Bendungan Urugan II. Dr. Eng Indradi W. Sunday, May 19, 13

Laporan Tugas Akhir Ratna Sari Cipto Haryono BAB I PENDAHULUAN Maulana BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PT. Mettana (2015), Bendungan Jatigede mulai dibangun pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...

BAB I PENDAHULUAN. lereng, hidrologi dan hidrogeologi perlu dilakukan untuk mendapatkan desain

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS STABILITAS LERENG BENDUNGAN WONOREJO BERDASARKAN PETA GEMPA 2004 DAN PETA GEMPA 2010

Identifikasi Debit Banjir, Desain Teknis dan Kontrol Stabilitas Bendung Pengelak Banjir ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

ANALISIS STABILITAS LERENG PADA JALAN REL SEPANCAR - GILAS STA 217 MENGGUNAKAN METODE IRISAN BISHOP DAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

ANALISIS DAN PERENCANAAN PENGAMAN DASAR SUNGAI DIHILIR BENDUNG CIPAMINGKIS JAWA BARAT

ACARA BIMBINGAN TUGAS

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan tuntutan pembangunan infrastruktur pada masa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB II DASAR TEORI

PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR KHAIRUL RAHMAN HARKO DISAMPAIKAN OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirancang dan dibangun sebelumnya. Sumberdaya Air oleh PT. Indra Karya Consulting Engineer pada tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH UTAMA BENDUNGAN LAWE-LAWE DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DCE - 09 Pengukuran dan Perhitungan Hasil Kerja

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jalan Palembang - Indralaya dibangun disepanjang tanah rawa yang secara

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERENCANAAN STRUKTUR TANGGUL KOLAM RETENSI KACANG PEDANG PANGKAL PINANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE OASYS GEO 18.1 DAN 18.2

PERENCANAAN STRUKTUR BENDUNGAN BANDUNGHARJO DESA BANDUNGHARJO - KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain :

I. PENDAHULUAN. beban akibat konstruksi di atasnya, maka diperlukan perencanaan yang

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setelah tahap konstruksi bendungan selesai maka luas wilayah yang sudah direncanakan menjadi daerah genangan atau juga disebut waduk atau kolam tando akan mulai dilakuakan pengisian. Volume air akan terus bertambah seiring dengan aliran yang masuk (inflow) dari sungai yang laju airnya akan ditahan oleh bendungan, air ini akan mengisi ronga-ronga udara pada material bendungan. Tekanan air pori ini erat kaitannya dengan stabilitas bendungan pada awal mula pengisian (initial impounding), dimana besar kecilnya tekanan air pori menunjukan beban yang diterima pada bendungan. Material pembentuk tubuh bendungan tidak terlepas dari nilai kohesif dan kuat geser tanahnya, kedua parameter tanah ini memainkan peranan penting dalam hal keamanan bendungan. Stabilitas bendungan merupakan harga mutlak yang harus dipenuhi sebagai syarat untuk dapat diizinkannya suatu bendungan dilakukan pembangunan. Dimensi, material pembentuk tubuh bendungan dan kemiringan lereng menjadi peran utama pada bendungan untuk mampu menahan gaya-gaya yang bekerja, sekaligus penentu stabilitas tubuh bendungan. Bangunan-bangunan pelengkap seperti bangunan pelimpah dan saluran pengering adalah upaya agar syarat-syarat stabilitas konstruksi dapat dipenuhi dan menghindari terjadinya bahaya limpasanlewat puncak bendungan (overtopping) serta mencegah terjadinya bahaya gejala pembuluh (piping). Jenis Bendungan Jatigede adalah tipe urugan batu dengan inti tegak, puncak bendungan elevasi +265.00 dengan panjang tubuh bendungan 1.715 m, lebar puncak bendungan 12.00 m dan tinggi bendungan maksimum 110.00 m. Data tersebut menunjukan bahwa Bendungan Jatigede dikategorikan sebagai bendungan besar (large dam), bendungan besar memiliki resiko daya hancur 1

untuk daerah hilir jika mengalami kegagalan (failure). Sehubungan dengan keadaan Bendungan 2

3 Jatigede pada momen pengisian air waduk, maka perlu analisis gaya-gaya yang bekerja pada bendungan kembali yaitu akibat berat sendiri tubuh bendungan, beban hidrostatis, dan tekanan air pori. Initial impounding dilakukan setelah konstruksi selesai, dan waduk akan mulai dilakukan pengisian, momentum ini dimana bendungan mulai menerima gaya-gaya yang bekerja, hal ini perlu ditinjau karena stabilitas bendungan justru rentan mengalami kegagalan bukan pada waktu waduk penuh tetapi hanya terisi sebagian. Dengan dipasangnya instrumetasi geoteknik maka dapat diketahui sedini mungkin jika ada kerusakan dan perubahan-perubahan pada tubuh bendungan atau struktur bendungan yang ada seiring dengan kenaikan muka air waduk, dalam penelitian ini membahas diantaranya instrumentasi tekanan air diukur dengan piezometer, instrumentasi pergeseran tanah diukur dengan inclinometer dan instrumentasi rembesan dengan V-Notch Weir. 1.2. Identifikasi Masalah a. Adanya permeabilitas yang menyebabkan rembesan pada tubuh bendungan b. Terjadinya fenomena rembesan tetap (steady seepage) pada waktu waduk terisi sebagian, dimana bendungan mulai menerima beban hidrostatis, berat sendiri dan tekanan air pori. c. Adanya zona lemah (weak zone) yang rentan mengalami kegagalan pada tubuh bendungan yaitu diantaranya bagian dari lereng dan pondasi. d. Dari pengamatan langsung di lapangan, diduga adanya pergerakkan yang terjadi pada bendungan akibat tekanan air pori (pore pressure) selama kenaikan muka air waduk pertama (initial impounding) berlangsung. 1.3. Batasan Masalah Analisis ini digunakan data-data material tubuh bendungan jatigede sesuai spesifikasi desain dan diterapkan pada tahap konstruksinya, hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi material ketika awal bendungan mulai menerima beban

4 hydrostatic saat waduk mulai dilakukan pengisian. Maka tidak dilakukan pengujian tanah untuk penelitian ini. Penelitian ini dilakukan pada saat kondisi initial impounding dimana ketika elevasi air waduk mencapai elevasi +241 m dan elevasi +250, yang merupakan skenario yang paling sering dilakukan dalam momentum penjenuhan bendungan. Untuk lokasi instrumentasi geoteknik yang ditinjau yaitu pada main dam Sta. 1+100, karena lokasi ini dekat dengan CP 4(Control Point) sebagai titik acuan dengan CP 7 di lereng kanan, yang dimonitoring dengan total station sistem robotik untuk mengamati pergerakkan bendungan di bagian permukaan. 1.4. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: a. Berapa besar rembesan yang terjadi selama pengisian air waduk awal (initial impounding)? b. Berapa besar pergeseran selama pengisian air waduk awal (initial impounding)? c. Berapa besar deformasi yang terjadi selama pengisian air waduk awal (initial impounding)? d. Bagaimana stabilitas bendungan selama pengisian air waduk awal (initial impounding)? 1.5. Tujuan Penelitian Adapum tujuan penelitian ini yaitu: a. Untuk mengetahui berapa rembesan yang terjadi pada bendungan selama initial impounding. b. Untuk mengetahui berapa pergeseran yang terjadi pada bendungan selama initial impounding. c. Untuk mengetahui besarnya nilai deformasi yang terjadi pada tubuh bendungan selama terjadi initial impounding.

5 d. Untuk mengetahui pengaruh initial impounding terhadap stabilitas tubuh bendungan. 1.6. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi stabilitas lereng bendungan selama initial impounding, mengamati perilaku bendungan selama pengisian air waduk yang dimonitoring dengan instrumen geoteknik pada main dam STA. 1+100, mengetahui freatic line akibat tekanan air pori dan mengetahui besarnya rembesan yang terjadi seiring kenaikan muka air waduk. 1.7. Sistematika Penulisan a. Bab I : Pendahuluan Menguraikan hal-hal yang berkaitan dalam penulisan laporan skripsi ini seperti; latar belakang dilakukannya penelitian mengenai instrumentasi geoteknik untuk monitoring ketika terjadinya initial impounding, identifikasi masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan, manfaat, serta sistematika penulisan skripsi. b. Bab II : Kajian Pustaka Menguraikan hal-hal yang menjadi dasar teori dari penulisan skripsi ini. Pada bab ini membahas mengenai dasar teori berikut instrumentasi geoteknik seperti piezometer, inclinometer, settlement meter dan v-notch weir, mengenai angka keamanan, rembesan, dan stabilitas bendungan. Di bahas pula mengenai Bendungan Jatigede serta material yang digunakan untuk konstruksi bendungan Jatigede. c. Bab III : Metodologi Penelitian Penelitian mengenai initial impounding ini dilakukan secara komputasi dari data yang diperoleh pengukuran piezometer, inclinometer, settlement meter dan V-notch weir di Bendungan Jatigede. Sedangkan analisis pembanding dari perhitungan instrumentasi dilakukan pula pada program Plaxis 8.6. dan GeoStudio 2007.

6 d. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi hasil penelitian mengenai initial impounding Bendungan Jatigede. Pada bab ini juga membahas perbandingan hasil analisis program Plaxis 8.6, GeoStudio 2007 dan instrumentasi geoteknik. e. Bab V : Penutup Pada bab ini akan membahas kesimpulan dari hasil uji initial impounding yang sudah dilakukan. Serta saran yang diberikan penulis selama penelitian berlangsung.