FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN KURIPAN, KECAMATAN PURWODADI, KABUPATEN GROBOGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS ILMU GIZI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU DESA JOTOSANUR KECAMATAN TIKUNG TAHUN 2008

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 0-6 BULAN DI BPS ATIK PUJIATI SUTARTO SLEMAN TAHUN 2009

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola*

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

Perbedaan Tingkat Kecukupan Karbohidrat dan Status Gizi (BB/TB) dengan Kejadian Bronkopneumonia

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang baik. Menciptakan sumber daya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya paling besar mengalami masalah gizi. Secara umum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. rangka mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, terlebih pada

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0 12 BULAN DI DESA GAMPONG JAWA KECAMATAN IDI RAYEUK ACEH TIMURTAHUN 2015.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Gizi Universitas Gadjah Mada

Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Balita ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN IBU DAN PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI TK DHARMA WANITA KERJO KIDUL, NGADIROJO, WONOGIRI

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

HUBUNGAN ANTARA SIKAP BIDAN DAN DUKUNGAN KADER TERHADAP PERILAKU BIDAN DALAM PEMBERIAN VITAMIN A IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN KLATEN

DAFTAR PUSTAKA. Agus.M K Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang

ABSTRAK. Kata kunci : Berat Badan Bayi, ASI Eksklusif, MP-ASI

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN ORANGTUA SERTA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KOTA DAN KABUPATEN TANGERANG, BANTEN

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J

BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa, balita sehat akan menjadikan balita yang cerdas. Balita salah

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

DAFTAR PUSTAKA. Almatsier, S Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA BATURETNO KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan lain seperti antropometri, laboratorium dan survey. lebih tepat dan lebih baik (Supariasa dkk., 2002).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI POSYANDU MEKARSARI KROYO KARANGMALANG SRAGEN

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-3 TAHUN DI PADUKUHAN PUCANGANOM DESA WEDOMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Julita Nainggolan, dr. Remi Zuraida, M.Si Fakultas Kedokteran Universitas Lampung No. Telpon:

KONTRIBUSI ZAT GIZI MAKRO MAKAN SIANG TERHADAP STATUS GIZI DI SDIT Ar. RAIHAN, TRIRENGGO, BANTUL, YOGYAKARTA. NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI

HUBUNGAN UPAYA IBU DALAM PEMENUHAN ASUPAN GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sangat pendek hingga melampaui defisit -2 SD dibawah median panjang atau

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

1 Universitas Indonesia

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

DAFTAR PUSTAKA. Achadi, endang, et al. (2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

ABSTRAK. Kata Kunci : pelayanan tenaga kesehatan, kepatuhan kunjungan ulang balita

HUBUNGAN TINGKAT PENGHASILAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN UPAYA KEPATUHAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kurang, gizi baik, dan gizi lebih (William, 2010).

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA BALITA DESA CIKONENG

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI (BPM) NOOR DWI LESTARI

KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL ABSTRAK

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

STATUS GIZI TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 12 PURWODADI. Abstrak

HUBUNGAN FREKUENSI PIJAT DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI RUMAH BERSALIN RACHMI NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

Woro Rahmanishati* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

Transkripsi:

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN KURIPAN, KECAMATAN PURWODADI, KABUPATEN GROBOGAN 1) 2) Oleh; Fitriani 1), Christina Nur Widayati 2), Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi, email: fitrianizainal0207@gmail.com Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi, email: christina.widayati@yahoo.com ABSTRAK Latar belakang; Background - Masalah gizi merupakan masalah serius di sebagian besar kabupaten / kota di Indonesia. Gizi memainkan peran yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia dan kualitas hidup. Konsumsi zat - zat berkhasiat penting untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang akan mempengaruhi keadaan gizi seseorang (Depkes RI 2006). Nutrisi yang baik sangat penting untuk anak-anak terutama pada usia 4 hingga 5 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita di Kelurahan Kuripan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. Metode; Penelitian ini berjenis descriptive analytic study dengan pendekatan cross sectional untuk 40 respondents yang memiliki anak balita di Kelurahan Kuripan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Hasil; Ada hubungan antara faktor konsumsi zat gizi dalam makanan dengan status gizi, (Asymp. Sig (2 sided) X 2 (0,01) < α (0,05) dengan df 1); Tidak ada hubungan antara faktor pemberian makanan tambahan dengan status gizi, (Asymp. Sig (2 sided) X 2 (0,06) > α (0,05) dengan df 1); Ada hubungan antara faktor kebiasaan makan dengan status gizi, (Asymp. Sig (2 sided) X 2 (0,005) < α (0,05) dengan df 1); ada hubungan antara faktor pemeliharaan kesehatan dengan status gizi (Asymp. Sig (2 sided) X 2 (0,003) < α (0,05) dengan df 1); ada hubungan antara faktor lingkungan fisik dan sosial dengan status gizi (Asymp. Sig (2 sided) X 2 (0,04) < α (0,05) dengan df 1) dan tingkat status gizi balita tidak semua sama, dengan kesimpulan status gizi balita yang ada di Kelurahan Kuripan mayoritas mempunyai status gizi baik. Kesimpulan; Faktor yang mempengaruhi status gizi balita adalah faktor konsumsi gizi seperti kebiasaan makan, faktor pemeliharaan kesehatan fisik dan lingkungan sosial. Kata Kunci; Status Gizi, Balita 49

PENDAHULUAN Permasalahan gizi merupakan masalah serius pada sebagian besar Kabupaten / Kota di Indonesia, gizi berperan sangat penting dalam meningkatkan meningkatkan sumber daya manusia dan kualitas kehidupan. Konsumsi seorang akan zat - zat yang bergizi penting untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang akan berpengaruh pada keadaan gizi seseorang (Depkes. RI. 2006). Gizi yang baik sangat penting untuk anak terutama pada usia 4 sampai 5 tahun. Pada masa ini pertumbuhan berlangsung sangat cepat, sehingga memerlukan konsumsi protein dan zat pengatur (vitamin dan mineral). Perkembangan mental memerlukan lebih banyak protein terutama untuk pertumbuhan sel otaknya karena dapat mempengaruhi terjadinya ketidaksempurnaan dalam maturitas sel otak dan ketidaksempurnaan ini tidak bisa diperbaiki pada masa berikutnya atau pada umur selanjutnya (Soemartono, 2000). Keadaan gizi seseorang mempengaruhi penampilan, kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan serta daya tahan tubuh (Courtney, 1997). Jika keadaan gizi seseorang tidak terpenuhi maka akan terjadi suatu keadaan kurang gizi. Sebaliknya jika konsumsi zat gizi seseorang memenuhi kebutuhan tubuhnya, maka pertumbuhan fisik dan perkembangan mentalnya akan berlangsung baik dan sempurna, keadaan tersebut menggambarkan status gizi (Manuaba, 2004). Faktor faktor yang mempengaruhi status gizi menurut Call & Levinson dalam Supariasa (2002); (1) zat gizi yang kurang dalam konsumsi makanan antara lain, zat gizi mikro (vitamin dan mineral) dan makro (karbohidrat, protein, lemak), (2) adanya pemberian makanan tambahan (PMT) yang didapatkan diluar keluarga, (3) daya beli keluarga, merupakan masalah yang sangat berkaitan dengan kemampuan ekonomi dan mempengaruhi kemampuan pemenuhan kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh keluarga, (4) kebiasaan makan atau pola makan berlebihan maupun kekurangan dalam konsumsi sehari-hari dapat mempengaruhi terhadap status gizi seseorang, (5) pemeliharaan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang baik sangat menunjang pemeliharaan pada tuhuh yang sehat dan adanya keseimbangan status gizi yang dibutuhkan, (6) lingkungan fisik dan sosial merupakan faktor penjamu yang mempengaruhi kondisi seseorang hingga menimbulkan penyakit karena kurangnya kebersihan lingkungan rumah, cara penyimpanan makanan yang kurang mendapat perhatian. Sedangkan hasil survey pendahuluan di Kelurahan Kuripan kesadaran ibu 50

tentang kesehatan masih kurang, kunjungan posyandu yang tidak optimal, dan kurangnya pemantauan pada status gizi balita. Selain itu masih ada sikap dan praktik ibu yang tidak sesuai dengan kesehatan dan ketidaktahuan ibu dalam memberikan makanan yang sesuai dengan cakupan umur balita. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul faktor faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita di Kelurahan Kuripan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran suatu keadaan secara obyektif, dengan melihat hubungan antara suatu gejala dengan peristiwa yang mungkin akan timbul dengan munculnya gejala tersebut (Notoatmodjo, 2002). Pendekatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan crossectional ( mencari hubungan ) dimana di dalam design ini sangat ditekankan pada waktu pengukuran dan observasi dalam satu waktu HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Faktor konsumsi zat gizi berdasarkan status gizi balita Setelah dilakukan penelitian terhadap 40 orang responden di Kelurahan Kuripan didapatkan bahwa balita berdasarkan pemberian zat gizi yang selalu diberikan adalah sebanyak 30 balita (75%), dan tidak selalu diberikan sebanyak 10 balita (25%), uji korelasi didapatkan hasil Asymp. Sig (2 sided) X 2 (0,01) < α (0,05) dengan df 1 maka Ho ditolak. Hasil penelitian ini tentang faktor konsumsi zat gizi pada balita terhadap status gizi mempunyai kaitan yang signifikan sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan. 2. Faktor pemberian makanan tambahan (PMT) berdasarkan status gizi balita Hasil penelitian didapatkan balita berdasarkan PMT yang selalu diberikan adalah sebanyak 35 balita (87,5%), dan tidak selalu diberikan sebanyak 5 balita (12,5%), hasil korelasi Asymp. Sig (2 sided) X 2 (0,06) > α (0,05) dengan df 1 maka Ho diterima, jadi hubungan lemah atau tidak ada hubungan antara faktor pemberian makanan tambahan dengan status gizi. Dari hasil yang didapatkan PMT tidak mempunyai pengaruh terhadap status gizi pada responden di Kelurahan Kuripan karena berbagai hal yang mempengaruhi sehingga hasil yang didapatkan kurang signifikan 51

terhadap status gizi, salah satunya karena pemberian makanan tambahan tidak teratur, jenis makanan kurang bervariatif dan adanya asumsi bahwa PMT adalah makanan bantuan yang diberikan oleh posyandu / pemerintah 3. Faktor kebiasaan makan berdasarkan status gizi balita Hasil penelitian didapatkan bahwa balita berdasarkan kebiasaan makan teratur adalah sebanyak 31 balita (77,5%), kebiasaan makan tidak teratur sebanyak 9 balita (22,5%), uji statistic chi square di dapatkan hasil Asymp. Sig (2 sided) X 2 (0,005) < α (0,05) dengan df 1 maka Ho ditolak, jadi ada hubungan antara faktor kebiasaan makan dengan status gizi. Kebiasaan makan erat kaitannya dengan nilai sosial budaya yang dianut oleh masyarakat / keluarga tertentu, baik tentang makanan yang diperbolehkan maupun yang dilarang pada keluarga tersebut. Atmarita (2006) menjelaskan, kebiasaan makan dinilai berdasarkan perilaku anggota rumah tangga mengkonsumsi makanan sehari-hari. Perilaku gizi (makanan dan minuman menurut Notoatmodjo (2007) makanan dan minuman dapat memelihara serta meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi juga sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang. 4. Faktor pemeliharaan kesehatan berdasarkan status gizi balita. Hasil penelitian didapatkan bahwa balita berdasarkan rajin memelihara kesehatan adalah sebanyak 34 balita (85%), tidak rajin memelihara kesehatan sebanyak 6 balita (15%), hasil uji statistic chi square di dapatkan hasil Asymp. Sig (2 sided) X 2 (0,003) < α (0,05) dengan df 1 maka Ho ditolak, jadi ada hubungan antara faktor pemeliharaan kesehatan dengan status gizi. Menurut Supariasa (2002) berbagai fasilitas dan pelayanan kesehatan dibutuhkan dalam penilaian status gizi, pada umumnya fasilitas dan peralatan juga dibutuhkan dalam penilaian status gizi. Memberikan pelayanan kesehatan tidak cukup untuk memperbaiki kesehatan mereka, tapi yang paling penting adalah memperbaiki kondisi keluarganya. Program perbaikan yang bisa dilakukan harus menyeluruh. 5. Faktor lingkungan berdasarkan status gizi balita Didapatkan hasil bahwa balita berdasarkan lingkungan yang 52

mendukung adalah sebanyak 36 balita (90%), lingkungan yang tidak mendudkung sebanyak 4 balita (10%), uji statistic chi square di dapatkan hasil Asymp. Sig (2 sided) X 2 (0,04) < α (0,05) dengan df 1 maka Ho ditolak, jadi ada hubungan antara faktor lingkungan fisik dan sosial dengan status gizi. Faktor lingkungan yang mempengaruhi status gizi terdiri dari unsur biologi, unsur kimia, dan unsur fisik (Riyadi, 2007). Menurut Supariasa (2002) faktor lingkungan pasca natal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan anak yaitu; lingkungan biologis, lingkungan fisik, faktor psikososial dan faktor keluarga. Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan terjadinya berbagai jenis penyakit antara lain diare, cacingan, dan infeksi pencernaan. KESIMPULAN 1. Ada hubungan antara faktor konsumsi zat gizi dalam makanan dengan status gizi, dengan menggunakan uji statistic chi square di dapatkan hasil Asymp. Sig (2 sided) X 2 (0,01) < α (0,05) dengan df 1. 2. Hubungan lemah atau tidak ada hubungan antara faktor pemberian makanan tambahan dengan status gizi, dengan menggunakan uji statistic chi square di dapatkan hasil Asymp. Sig (2 sided) X 2 (0,06) > α (0,05) dengan df 1. 3. Ada hubungan antara faktor kebiasaan makan dengan status gizi, dengan menggunakan uji statistic chi square di dapatkan hasil Asymp. Sig (2 sided) X 2 (0,005) < α (0,05) dengan df 1. 4. Ada hubungan antara faktor pemeliharaan kesehatan dengan status gizi Dengan menggunakan uji statistic chi square di dapatkan hasil Asymp. Sig (2 sided) X 2 (0,003) < α (0,05) dengan df 1. 5. Hubungan antara faktor lingkungan fisik dan sosial dengan status gizi Dengan menggunakan uji statistic chi square di dapatkan hasil Asymp. Sig (2 sided) X 2 (0,04) < α (0,05) dengan df 1. 6. Status gizi diketahui bahwa balita dari 40 balita dengan status gizi baik sebanyak 30 balita. Dengan menggunakan uji statistic chi square di dapatkan hasil Asymp. Sig (2 sided) X 2 (0,001) < α (0,05) dengan df 1 maka Ho ditolak, jadi tingkat status gizi balita tidak semua sama, dengan kesimpulan status gizi balita yang ada di Kelurahan Kuripan mayoritas mempunyai status gizi baik. 53

DAFTAR PUSTAKA Almatsier S. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Arikunto S. (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Cetakan Tiga Belas, Jakarta : Rineka Cipta. Behrman (2000). Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15. Jakarta : EGC. Budiyanto (1999). Dasar dasar Ilmu Gizi, Malang : Universitas Muhamadiyah Malang. Depkes. RI. (2000). Petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi Anak Balita, Jakarta : Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Depkes. RI (2004). Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Mewujudkan Keluarga Cerdas dan Mandiri, Jakarta : Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Depkes. RI. (2006) Gizi Buruk, Diakses dari : [URL//www.koalisi.org], Tanggal 15 Juni 2007, Jam 20.15. FK UI (2002). Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. Hadi (2005). Pidato Pengukuhan Guru Besar Beban Ganda Masalah Gizi & Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional, Yogyakarta : FK UGM. Irianto & Waluyo (2004). Gizi dan Pola Hidup Sehat, Jakarta : Yrama Widya. Laporan Puskesmas Purwodadi Tahun 2006. LIPI (2000), Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VII, Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Lisdiana (1997). Waspada Terhadap Kelebihan dan Kekurangan Gizi. Ungaran : Trubus Agriwidya. Moehji, S. (1997). Ilmu Pangan dan Diet. Jakarta : Yayasan Essentia Media. Notoatmodjo (2000). Metode Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip prinsip Dasar, Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam (2003). Metode Penelitian, Jakarta : Salemba Medika. Nursalam (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan), Jakarta : Salemba Medika. Nurachman (2001). Nutrisi dalam Keperawatan, Jakarta : Sagung Seto. Potter & Perry (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep Proses dan Praktik, Edisi 4, Volume 1, (Terjemah Asih Yasmin, dkk), Jakarta : EGC. Riyadi (2007), Buku Materi Pokok Gizi dan Kesehatan Keluarga, Banten : Puslata Universitas Terbuka. Sediaoetama (2000). Ilmu Gizi, Jakarta : Dian Rakyat. Sirajudin (2007), Artikel Model tungku (hearth) terbukti mampu mengeliminasi kasus kurang gizi secara berkelanjutan. 54

Soetjiningsih (2002). Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC. Sugiyono (2006). Statistik Untuk Penelitian, Cetakan Sembilan, Bandung : Alfabeth. Soekirman (2000), Ilmu Gizi dan Aplikasi Untuk Keluarga dan Masyarakat, Jakarta : Dirjen. Dikti. Depdiknas. Soekirman (2001). Artikel - Perlu paradigma baru untuk menanggulangi masalah gizi makro di Indonesia, Bogor : Pusat Studi Kebijakan Pangan & Gizi IPB. Supariasa (2003). Penelitian Status Gizi, Jakarta : EGC. Susenas (2005). Analisis Antropometri Balita. Diakses dari : [URL//Analyzed By Atmarita www.gizi.net], Tanggal 15 Desember 2007, Jam 20.30. Taslim (2005), Kontroversi Seputar Gizi Buruk : Apakah Ketidakberhasilan Departemen Kesehatan, Diakses dari : [URL//http://www.gizi.net/makalahartikel], Tanggal 23 Maret 2008, Jam 11.15. Trihendradi (2004), Memecahkan Kasus Statistik : Deskriptif, Parametrik, dan Non Parametrik dengan SPSS 12, Yogyakarta : Andi Offset 55