PENYULUHAN TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DI KELURAHAN SINRIJALA RT 01/ RW 02 MAKASSAR Esse Puji Pawenrusi 1 1 Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Email: essepuji@gmail.com Abstrak Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan penyakit infeksi. Mencuci tangan merupakan proses pembuangan kotoran dan debu dari kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuan cuci tangan adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme. Kegiatan intervensi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya mencuci tangan pakai sabub serta membiasakan anak- anak mencuci tangan dengan sabun di air mengalir sesudah melakukan aktisvitas fisik seperti sebelum dan sesudah makan, sesudah BAB dan setelah beraktivitas dan mengurangi resiko menderita diare Hasil intervensi menunjukkan terjadi kenaikan pengetahuan responden dimana sebelum diberi penyuluhan pengetahuan dengan kategori cukup sebanyak 20 orang (62.5%) setelah diberikan penyuluahan, pengetahuan dengan kategori cukup menjadi 27 orang(84.8%). Peningkatan pengetahuan sebesar 58.3% Hasil program penyuluhan cuci tangan pakai sabun di kelurahan Sinrijala RT 01/ RW 02 makassar menunjukkan adanya peningkatan jumlah masyarakat yang mencuci tangan pakai sabun dan masyarakat juga sudah mengetahui waktu yang tepat untuk mencuci tangan. Kata Kunci : Cuci tangan pakai sabun A. PENDAHULUAN Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perwujudan riil paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat. (Depkes RI, 2008). Salah satu indicator dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). (Kemenkes RI, 2010) 1
Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan penyakit infeksi. Mencuci tangan merupakan proses pembuangan kotoran dan debu dari kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuan cuci tangan adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme. Mencuci tangan merupakan upaya pencegahan melalui tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun. Tangan manusia seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang atau dari alam ke orang lain melalui kontak langsung atau tidak langsung (Depkes, RI, 2009). Hampir semua orang mengerti pentingnya mencuci tangan pakai sabun, namun masih banyak yang tidak membiasakan diri untuk melakukan dengan benar. Sebagian masyarakat mengetahui akan pentingya mencuci tangan, namun dalam kenyataanya masih sangat sedikit yang tahu bagaimana cara melakukanya dengan benar. Hal ini sangat penting untuk di ajarkan pada masyarakat agar bias mencegah terjadinya penyakit. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun jelas merupakan cara yang paling efektif dan murah untuk pencegahan, namun banyak orang tidak mempraktekkannya. Berdasarkan data WHO, mencuci tangan terbukti bisa menurunkan risiko terkena penyakit diare hingga 45% (www.depkes.go.id diakses 01 Februari 2018). Tak sampai di situ, masih ada penyakit lain yang bisa dicegah hanya dengan mencuci tangan yaitu kecacingan, infeksi saluran pernapasan, infeksi mata, dan hepatitis. Walau begitu, agar mendapatkan manfaat yang optimal, cuci tangan harus dilakukan dengan benar. Hingga saat ini, masih banyak sekali anak-anak Indonesia yang meninggal karena diare, juga juga anak-anak yang kurang gizi karena cacingan. Selain itu, masih ada pula anak dan orang dewasa yang tertular dan meninggal karena terinveksi virus flu burung. Padahal, dengan melakukan perilaku sederhana, cuci tangan pakai sabun (CTPS) sebenarnya sudah dapat mengurangi 2
risiko tertular penyakit-penyakit tersebut. Data WHO menunjukkan, perilaku CTPS mampu mengurangi angka kejadian Diare sebanyak 45 persen. Telah dibuktikan juga bahwa CTPS dapat mencegah penyebaran penyakit kecacingan, serta mampu menurunkan kasus infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan Flu Burung hingga 50 persen (www.depkes.go.id diakses 01 Februari 2018). Mencuci tanga dengan air saja lebih umum dilakukan tetapi tidak efektif menjaga kesehatan dibandingkan mencuci tangan dengan sabun. Agar efektif WHO (2009) telah menetapkan langkah-langkah mencuci tangan pakai sabun sebagai berikut : membasahi kedua tangan dengan air mengalir, beri sabun secukupnya, menggosokkan kedua telapak tangan dan punggung tangan, menggook sela-sela jari kedua tangan, menggosok kedua telapak tangan dengan jari-jari rapat, jari-jari tangan dirapatkan sambil digosok ke telapak tangan, tangan kiri ke kanan, dan sebaliknya,menggosok ibu jari secara berputar dalam genggaman tangan kanan, dan sebaliknya, menggosokkan kuku jari kanan memutar ke telapak tangan kiri, dan sebaliknya, basuh dengan air, dan mengeringkan tangan. Selain cara mencuci tangan, waktu mencuci tangan juga harus diperhatikan, menurut Depkes (2009), lima waktu yang tepat mencuci tangan pakai sabun adalah sebelum makan, sebelum menyusui bayi atau menyuapi bayi/anak, sesudah ke WC atau buang air besar, sesudah menceboki bayi/anak, dan sebelum memasak atau menyiapkan makanan. Berdasarkan hasil observasi, masih banyak anak- anak di kelurahan sinrijala RW 02/ RT 01 Makassar yang tidak menerapkan perilaku mencuci tangan yang benar. Anak- anak Kurang memahami penyakit yang timbul/ditularkan jika mereka tidak mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir. Mereka hanya mencuci tangan setelah beraktivitas tanpa menggunakan sabun. Perilaku anak- anak yang belum menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat akan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Karena itu perlu dilakukan upaya untuk mengajarkan kepada anak- anak di kelurahan Sinrijala cara mencuci tangan pakai sabun yang baik dna benar serta waktu yang tepat untuk mencuci tangan. 3
B. METODE PELAKSANAAN 1. Perencanaan Kegiatan a. Melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat yaitu Kelurahan Sinrijala RW 02/ RT 01 Makassar b. Menetapkan jadwal kegiatan intervensi c. Menyiapkan alat dan bahan penyuluhan 2. Pelaksanaan Kegiatan a. Intervensi fisik 1) Demontrasi dan senam cuci tangan pakai sabun 2) Intervensi non-fisik 1) Pemberian materi tentang mencuci tangan pakai sabun yang benar dan waktu yang tepat untuk mencuci tangan. 3. Evaluasi Kegiatan Evaluasi kegiatan dilaksanakan dengan memberikan kuesioner kepada anak- anak yang diberikan penyuluhan untuk menilai pemahaman materi penyuluhan. C. HASIL DAN URAIAN KEGIATAN Hasil Pre dan Post Test Penyuluhan cuci tangan pakai sabun di Demonstrasi dan senam cuci tangan pakai sabun sebagai berikut : Kegiatan intervensi dilaksanakan di rumah salah satu warga di Kelurahan Sinrijala RW 02/ RT 01 Makassar. Kegiatan intervensi yang dilakukan adalah pemberian materi tentang cuci tangan pakai sabun, melakukan demonstrasi dan senam cuci tangan pakai sabun. 4
Evaluasi Kegiatan Pelaksanaan evaluasi kegiatan bertujuan untuk mengetahui capaian target dari program yang dilaksanakan serta melihat seberapa besar dampak intervensi terhadap masalah yang ditemukan pada saat observasi. Hasil evaluasi kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut : 5
Tabel 1 Distribusi Pre dan Post Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Kelurahan Sinrijala RW 02/ RT 01 Makassar Tahun 2018 Sebelum Intervensi Setelah Intervensi Peningkatan Cukup Kurang Cukup Kurang f % f % f % f % f % 20 62.5 12 37.5 27 84.4 5 15.6 7 58.3 Sumber : Data Primer Tabel 1 menunjukkan bahwa terjadi kenaikan pengetahuan responden dimana sebelum diberi penyuluhan pengetahuan dengan kategori cukup sebanyak 20 orang (62.5%) setelah diberikan penyuluahan, pengetahuan dengan kategori cukup menjadi 27 orang(84.8%). Hal ini terlihat terjadi peningkatan sebesar 58.3% D. KESIMPULAN Hasil program penyuluhan cuci tangan pakai sabun di RW 02/ RT 01 Kelurahan Sinrijala menunjukkan adanya peningkatan jumlah masyarakat yang mencuci tangan pakai sabun dan masyarakat juga sudah mengetahui waktu yang tepat untuk mencuci tangan. E. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Bapak RW 02/ RT 01 Kelurahan Sinrijala dan seluruh orang tua dan anak- anak yang bersedia meluangkan waktu mengikuti kegiatan intervensi fisik dan nonfisik. F. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta: 6
Depkes RI; 2008 Depkes, RI. 2009., Panduan Penyelenggaraan Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, Jakarta. Kemenkes RI. Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2010 Notoatmodjo. 2007., Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: Rineka Cipta. WHO, 2013. Guidelines on Hand Hygiene in Healthcare. Geneva, WHO. www.depkes.go.id. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Perilaku Sederhana yang Berdampak Luar Biasa, diakses 02 Februari 2018 7