JRSDD, Edisi Maret 2018, Vol. 6, No. 1, Hal:15-24 (ISSN: )

dokumen-dokumen yang mirip
KORELASI DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN KUAT GESER MENGGUNAKAN ALAT VANE SHEAR DAN DIRECT SHEAR. (Skripsi) Oleh RIRI ARINDA ADAMA

KORELASI PARAMETER KEKUATAN GESER TANAH DENGAN MENGGUNAKAN UJI TRIAKSIAL DAN UJI GESER LANGSUNG PADA TANAH LEMPUNG SUBSTITUSI PASIR

ABSTRAK

Hubungan Batas Cair dan Plastisitas Indeks Tanah Lempung yang Disubstitusi Pasir Terhadap Nilai Kohesi Tanah pada Uji Direct Shear

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

Pengaruh Subtitusi Pasir Pada Tanah Organik Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Geser. Rizky Dwi Putra 1) Iswan 2) Lusmeilia Afriani 2)

Korelasi antara Kuat Tekan Bebas dengan Kuat Tekan Geser langsung pada Tanah Lanau Disubstitusi dengan Pasir

BAB III LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Kuat Tekan dan Kuat Geser pada Sampel Dry Side of Optimum (Optimum Kering) dan Wet Side of Optimum (Optimum Basah) Tanah Organik

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

Korelasi Kuat Tekan Bebas dengan Kuat Geser Langsung pad Tanah Lempung yang dicampur dengan Zeolit. M. Iqbal Hermawan 1) Lusmeilia Afriani 2) Iswan 2)

Korelasi Kuat Tekan dengan Kuat Geser pada Tanah Lempung yang Didistribusi dengan Variasi Campuran Pasir. Albertus Willy P 1) Iswan 2) M.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

PENGARUH KUAT TEKAN DAN KUAT GESER SAMPEL DRYSIDE OF OPTIMUM (KERING OPTIMUM) DAN WETSIDE OF OPTIMUM (BASAH OPTIMUM) PADA TANAH LEMPUNG

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM TERHADAP NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

STUDY DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN ECOMIX. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Erik Permana 2)

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

I. PENDAHULUAN. beban lainnya yang turut diperhitungkan, kemudian dapat meneruskannya ke

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

Hubungan Nilai Konsolidasi dan Nilai Kuat Tekan Bebas pada Tanah Lempung yang Disubtitusi Material Pasir. Dedy Kurniawan 1) Iswan 2) Setyanto 3)

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

DATA HASIL PENGUJIAN Laboratorium. Lampiran A

I. PENDAHULUAN. berbagai bahan penyusun tanah seperti bahan organik dan bahan mineral lain.

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KUAT GESER 5/26/2015 NORMA PUSPITA, ST. MT. 2

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

I. PENDAHULUAN. bahan organik dan endapan endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP DAYA DUKUNG STABILISASI TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN TX-300. M. Jafri 1) Setyanto 1) A.

Study Analisis Penurunan Tanah Lempung Lunak dan Lempung Organik Menggunakan Pemodelan Matras Beton Bambu dengan Tiang

Pengaruh Penambahan Pasir Terhadap Tingkat Kepadatan dan Daya Dukung Tanah Lempung Lunak. Christian Prasenda 1) Setyanto 2) Iswan 3)

KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF (Studi Kasus di Desa Tanah Awu, Lombok Tengah)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia konstruksi, tanah menduduki peran yang sangat vital dalam

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

STUDI KUAT TEKAN TANAH PASIR BERLEMPUNG YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN ABU GUNUNG MERAPI. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Aditya Nugraha 2)

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

air tanah (drainase tanah), mengganti tanah yang buruk.

MODUL 4,5. Klasifikasi Tanah

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI KAPASITAS DUKUNG PONDASI LANGSUNG DENGAN ALAS PASIR PADA TANAH KELEMPUNGAN YANG DIPERKUAT LAPISAN GEOTEKSTIL

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

Karakterisasi Sifat Fisis dan Mekanis Tanah Lunak di Gedebage

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

KAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO)

Studi Perbandingan Uji Pemadatan Standar dan Uji Pemadatan Modified Terhadap Nilai Koefisien Permeabilitas Tanah Lempung Berpasir

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

PENGARUH TANAH GADONG TERHADAP NILAI KONSOLIDASI DAN KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG TANON YANG DI STABILISASI DENGAN SEMEN

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

Pengaruh Fraksi Lempung Terhadap Nilai Kohesi dan Indeks Plastisitas. Renold Pangidoan Rambe 1) Lusmeilia Afriani 2) Iswan 3)

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KORELASI ANTARA TEGANGAN GESER DAN NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN BAHAN CAMPURAN SEMEN

Karakteristik Kuat Geser Puncak, Kuat Geser Sisa dan Konsolidasi dari Tanah Lempung Sekitar Bandung Utara

INFO TEKNIK Volume 9 No. 2, Desember 2008 ( )

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

I. PENDAHULUAN. tanah serta sifat sifatnya, baik itu sifat fisik, mekanis, maupun kimiawi. Tanah

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

KORELASI ANTARA TEGANGAN GESER DAN NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG DENGAN BAHAN CAMPURAN SEMEN

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

BAB III LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. bangunan, jalan (subgrade), tanggul maupun bendungan. dihindarinya pembangunan di atas tanah lempung. Pembangunan konstruksi di

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. ANALISA UJI LABORATORIUM

SIFAT-SIFAT FISIS DAN MEKANIS TANAH TIMBUNAN BADAN JALAN KUALA KAPUAS

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

PENGARUH BAHAN CAMPURAN ARANG TEMPURUNG TERHADAP KONSOLIDASI SEKUNDER PADA LEMPUNG EKSPANSIF

Studi Analisis Daya Dukung Tanah Lempung Berplastisitas Tinggi yang Dicampur Zeolit. Rian Alfian 1) Lusmeilia Afriani 2) Iswan 2)

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN KUAT TEKAN BEBAS DAN PERMEABILITAS TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR DAN FLY ASH. Tugas Akhir

JRSDD, Edisi Juni 2015, Vol. 3, No. 2, Hal: (ISSN: )

EFEK CAMPURAN SOIL BINDER DAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTK KUAT GESER TANAH LEMPUNG

Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi

SIFAT FISIS DAN MEKANIS TANAH DESA NAMBUHAN KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

JRSDD, Edisi Maret 2018, Vol. 6, No. 1, Hal:15-24 (ISSN:2303-0011) Pengaruh Kejenuhan Air Tanah Lempung Organik dengan Kuat Geser Tanah Menggunakan Alat Vane Shear dan Direct Shear Chintia Makki 1) Setyanto 2) Lusmeilia Afriani 3) Abstract The limited area for civil construction is affecting people to make building construction upper the clay- organic. The speciment of investigation soil was obtained in Jabung, East Lampung. The speciment of soil obtain direct shear and vane shear modeling test using glass box with contain ±130.730gram/ 130.7kg of soil. Direct shear test for 30 cm depth below surface undrained soil obtain some result. The result are for shearing strain is 0.1286 kg/cm 2, shearing strain of vane shear test is 0,61 kg/cm 2, and the value of bearing capacity is 1,4103 kg/cm 2. for 50 cm depth below surface undrained soilinto obtain result for shearing strain is 0.1196 kg/cm 2, shearing strain of vane shear test is 0,61 kg/cm 2, and the value of bearing capacity is 1,7018 kg/cm 2. Direct shear test for 30 cm depth below surface drained soil obtain result for shearing strain is 0,1286 kg/cm 2, shearing strain of vane shear test is 0,61 kg/cm 2, and the value of bearing capacity is 1.0347 kg/cm 2, for 50 cm depth below surface drained soil obtain result for shearing strain is 0,0861 kg/cm 2, shearing strain of vane shear test is 0,46 kg/cm 2, and the value of bearing capacity is 1.3997 kg/cm 2 From the direct shear and vane shear test, it was obtained that shearing strain in direct shear test is lower than vane shear test. Keywords: Direct Shear Test, Vane Shear Test, Shearing Strain, The Clay-Organic, Bearing Capacity Abstrak Tanah yang banyak mengandung lempung mengalami perubahan volume ketika kadar air berubah. Kembang susut tanah yang besar, berakibat pada struktur bangunan di atasnya, karena tanah lempung organik umumnya memiliki kuat geser yang rendah. Sampel tanah diambil dari Daerah Jabung, untuk dilakukan pengujian permodelan laboratorium pada kotak kaca dengan alat vane shear dan direct shear dengan berat tanah ±117.000 gr. Pada pengujian geser langsung kondisi tanah tak jenuh di kedalaman 30 cm didapatkan nilai kuat geser sebesar 0,1286 kg/cm 2, pada pengujian geser baling didapatkan 0,61 kg/cm 2 dengan daya dukung tanah sebesar 1,4103 kg/cm 2, kedalaman 50 cm didapatkan nilai kuat geser sebesar 0,1196 kg/cm 2, pada pengujian geser baling didapatkan 0,61 dengan daya dukung tanah sebesar 1.7018 kg/cm 2. Pada kondisi tanah jenuh kedalaman 30 cm didapatkan nilai kuat geser pada pengujian geser langsung sebesar 0,1286 kg/cm 2, pada pengujian geser baling sebesar 0,61 kg/cm 2 dengan daya dukung tanah sebesar 1,0347 kg/cm 2, kedalaman 50 cm didapatkan nilai kuat geser sebesar 0,0861 kg/cm 2, pada pengujian geser baling didapatkan 0,46 kg/cm 2 dengan daya dukung tanah sebesar 1,3997 kg/cm 2. Dari hasil pengujian uji geser langsung dan uji geser baling diketahui bahwa nilai kuat geser pada uji geser langsung lebih kecil dibandingkan dengan uji geser baling. Kata kunci: Direct Shear Test, Vane Shear Test, Kuat geser tanah, Daya dukung tanah 1) Mahasiswa pada JurusanTeknik SipilFakultasTeknik Universitas Lampung.Surel:chintiamakki@ymail.com 2) Staf pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jalan. Prof. Sumantri Brojonegoro 1. Gedong Meneng Bandar lampung. 35145. Surel : setyanto@eng.unila.ac.id 3) Staf pengajar pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jalan Prof. Sumantri Brojonegoro 1. Gedong Meneng Bandar Lampung. 35145. Surel : Lusmeilia.afriani@yahoo.com

Analisis Pengaruh Desain Kejenuhan Pondasi Air Rakit Tanah untuk Dhyna Lempung Bangunan Annisa Organik Maghfira Bertingkat Riri Arinda Chintia Menggunakan... Bahagianda, dengan Adama, Makki, Metode Setyanto, Konvensional Idharmahadi Lusmeilia Afriani Adha 1. PENDAHULUAN Terbatasnya lahan untuk pembangunan fasilitas yang diperlukan manusia mengakibatkan tidak dapat dihindarinya pembangunan di atas tanah lempung lunak. Tanah lempung lunak memiliki indeks plastisitas tinggi yang membuat tanah ini mempunyai perilaku ekspansif yaitu mengembang bila terkena air. Tentunya hal ini akan sangat membahayakan konstruksi yang akan dibangun di atasnya, karena tanah lempung lunak umumnya memiliki kuat geser yang rendah dan kompresibilitas yang besar. Oleh karena itu, perlu ditinjau kembali sifat-sifat fisik dan mekanis tanah yang dalam hal ini tanah lempung lunak agar dapat diketahui perilaku tanah lempung tersebut dan besar beban yang dapat di terima oleh tanah lempung tersebut. Selain itu dengan diketahuinya kuat geser tanah lempung di daerah Jabung, Lampung Timur maka dapat dijadikan acuan dalam mendirikan suatu konstruksi di daerah tersebut. Perlu diketahui bahwa karakteristik tanah lempung disatu daerah berbeda dengan daerah yang lainnya. Batasan masalah pada penelitian ini dibatasi pada pelaksanakan pengujian-pengujian yang dilakukan di laboratorium. Pengujian yang dilakukan meliputi uji karakteristik tanah, pengujian kuat geser tanah dilakukan dengan uji direct shear dan uji vane shear yang dilakukan dengan permodelan laboratorium. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kuat geser tanah lempung lunak dengan alat vane shear dan direct shear, mengetahui perbedaan rata-rata nilai tahanan geser tanah pada kedalaman tertentu dengan alat vane shear dan alat direct shear. 2. TINJAUAN 2.1. Tanah Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran), mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut (Das, 1995). 2.2. Tanah Lempung Tanah lempung merupakan tanah dengan ukuran mikrokonis sampai dengan sub mikrokonis yang berasal dari pelapukan unsur-unsur kimiawi penyusun batuan. Tanah lempung sangat keras dalam keadaan kering, bersifat plastis pada kadar air sedang, sedangkan pada keadaan air yang lebih tinggi tanah lempung akan bersifat lengket (kohesif) dan sangat lunak. (Terzaghi, 1987). Sifat-sifat yang dimiliki tanah lempung adalah sebagai berikut (Hardiyatmo, 1992) : a. Ukuran butir halus, yaitu kurang dari 0,002 mm. b. Permeabilitas rendah. c. Kenaikan air kapiler tinggi d. Bersifat sangat kohesif. e. Kadar kembang susut yang tinggi. f. Proses konsolidasi lambat 2.3. Tanah Organik Tanah Organik adalah merupakan tanah yang mengandung banyak komponen organik, ketebalannya dari beberapa meter hingga puluhan meter di bawah tanah. Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut. Tanah jenis ini umumnya mudah mengalami penurunan yang besar. perilaku 216

Chintia Makki, Setyanto, Lusmeilia Buktin Afriani tanah organik sangat tergatung pada kadar organik (organic content), kadar abu (ash content), kadar serat (fibrous content). Makin tinggi kandungan organiknya makin rendah daya dukungnya (bearing capacity) dan kekuatan gesernya (shear strength), serta makin besar pemampatannya (compressibility). 2.3. Kuat Geser Tanah Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah terhadap desakan atau tarikan. Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisa-analisa daya dukung tanah ( bearing capacity), tegangan tanah terhadap dinding penahan ( earth preassure) dan kestabilan lereng (slope stability).oleh karena itu kekuatan geser tanah dapat diukur dengan rumus : τ = c + (σ - u) tan Ø 2.4 Vane Shear Test Dalam penelitian ini yang digunakan untuk menentukan kuat geser tanah adalah pengujian baling-baling atau pengujian geser kipas (Vane shear test) pada permodelan laboratorium dan Pengujian geser langsung ( Direct shear test) sebagai uji kuat geser pembanding di laboratorium, Alat uji Vane Shear terdiri dari sebuah batang yang pada bagian ujung bawahnya terdapat 4 (empat) buah pelat baja tipis dengan dimensi yang sama, dan bagian ujung lainnya terdapat alat pencatat berupa spring/pegas yang telah dikalibrasi untuk memberikan harga kekuatan geser tanah pada kondisi tidak terjadi pengaliran (undrained shear strength). 2.5 Direct Shear Test Pengujian direct shear ini untuk menentukan kuat geser tanah setelah mengalami konsolidasi akibat suatu beban dengan drainase 2 arah. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan single shear atau double shear. Pengujian dapat dilakukan pada semua jenis tanah yaitu tanah asli (undistrub) atau tanah terganggu (disturb). Dalam perhitungan mekanika tanah, kuat geser ini biasa dinyatakan dengan kohesi ( C ) dan sudut gesek dalam (φ). 2.6 Studi Literatur Penelitian tentang Studi Karakteristik Kuat Geser Tanah Lempung Lunak Menggunakan Alat Vane Shear dengan Penambahan Tinggi pada Mata Vane, dilakukan oleh Hakim (2014). Dengan menggunakan sampel tanah dari daerah Rawa sragi. Berdasarkan sistem klasifikasi AASTHO termasuk dalam golongan A-7-5 yang berarti termasuk dalam golongan tanah berlempung. Sedangkan untuk sistem klasifikasi USCS maka tanah berbutir halus yang digunakan termasuk kedalam kelompok CH yaitu tanah lempung anorganik dengan plastisitas tinggi, lempung gemuk (fat clays). Gambar 1. Grafik Analisis Saringan (Hakim, 2014) 17

Analisis Pengaruh Desain Kejenuhan Pondasi Air Rakit Tanah untuk Dhyna Lempung Bangunan Annisa Organik Maghfira Bertingkat Riri Arinda Chintia Menggunakan... Bahagianda, dengan Adama, Makki, Metode Setyanto, Konvensional Idharmahadi Lusmeilia Afriani Adha Gambar 2. Grafik Plastic Limit (Batas Plastis) (Hakim, 2014) Diperoleh nilai kuat geser rata-rata alat vane shear standar sebesar 0,54 Kg/cm 2 dan alat vane shear yang sudah dimodifikasi tingginya sebesar 0,48 Kg/cm 2. Dengan demikian diperoleh persentase penurunan sebesar 9,84% pada kedalaman 30 cm. Sedangkan pada kedalaman 60 cm diperoleh nilai kuat geser rata-rata alat vane shear standar sebesar 1,12 Kg/cm 2 dan alat vane shear yang sudah dimodifikasi tingginya sebesar 1,14 Kg/cm 2. Dengan demikian diperoleh persentase kenaikan sebesar 1,10%. Gambar 3. Grafik Perbandingan Antara Penggunaan Vane Standar dan Vane Modifikasi kedalam 30 (Hakim, 2014) 418

Chintia Makki, Setyanto, Lusmeilia Buktin Afriani 3. METODE PENELITIAN Lokasi pengambilan sampel terdapat di daerah Jabung, Kabupaten Lampung Timur dikarenakan daerah tersebut memiliki tanah yang mayoritas adalah persawahan yang sulit di lakukan pembangunan diatasnya. Metode uji geser baling atau Vane Shear adalah salah satu metode yang digunakan untuk memperkirakan kekuatan geser suatu tanah berkohesi. Metode ini tidak berlaku untuk pasir, kerikil, atau tanah permeable. Dalam pengujian ini tanah dimasukkan kedalam kotak kaca yang telah di siapkan dan hitung seberapa tanah yang digunakan untuk pengujian pada kedalaman 30 cm dan 50 cm di 3 titik yang berbeda. Lalu dimasukkan air pada kotak kaca yang telah berisi tanah dan hitung berapa liter yang diperlukan saat tanah dalam keadaan jenuh dan dilakukan pengujian vane shear dengan kedalaman 30 cm yang dilakukan di 3 titik yang berbeda, selanjutnya pengujian dilakukan pada kedalaman 50 cm dan dilakukan di 3 titik yang berbeda juga. Gambar 4. Kotak Kaca Untuk Permodelan Laboratorium Pengujian geser langsung atau direct shear test ini dimaksudkan untuk menentukan sudut geser dalam (ϕ) dan nilai kohesi (c) dari suatu jenis tanah. Pada pengujian ini tanah yang digunakan adalah tanah dalam keadaan tidak jenuh yang diambil pada kedalaman 30 cm pada 3 titik berbeda dan pada kedalaman 50 cm sebanyak 3 titik berbeda dilakukan dalam kotak kaca untuk permodelan laboratorium yang sudah di siapkan, Lalu dilakukan penjenuhan tanah dengan cara memasukan air dan hitung air yang diperlukan untuk penjenuhan tanah dan dilakukan uji direct shear pada kedalaman 30 cm di 3 titik berbeda, dan pada kedalaman 50 cm di 3 titik berbeda. 19

Analisis Pengaruh Desain Kejenuhan Pondasi Air Rakit Tanah untuk Dhyna Lempung Bangunan Annisa Organik Maghfira Bertingkat Riri Arinda Chintia Menggunakan... Bahagianda, dengan Adama, Makki, Metode Setyanto, Konvensional Idharmahadi Lusmeilia Afriani Adha 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Tanah Asli Hasil pengujian laboratorium mengenai sifat fisik dan sifat mekanik dari tanah selengkapnya ditabelkan pada tabel berikut : Tabel 1. Hasil Pengujian Tanah Asli No Pengujian Hasil 1 Kadar air (w) 50,51% 2 Berat Jenis (Gs) 1,376 3 Berat volume (ᵞ ) 1,317 g/cm 2 4 Batas Atterberg a. Batas Cair (LL) b. Batas Plastis (PL) c. Indeks Plastisitas (PI) 5 Analisa Saringan a. Lolos Saringan No.4 b. Lolos Saringan N0.200 76,96% 24,59% 52,37% 99,70% 84,94% Menurut sistem klasifikasi AASTHO, penelitian ini menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki angka indeks plastisitas yang lebih dari 11% dengan batas cair di atas 40%. Maka dapat disimpulkan bahwa tanah dari daerah jabung, Lampung Timur, digolongkan sebagai kelompok tanah A-7 (tanah berlempung). Menurut sistem klasifikasi USCS, berdasarkan nilai persentase lolos saringan No. 40 sebesar lebih besar dari 50%, maka berdasarkan tabel klasifikasi USCS tanah dari daerah Jabung, Lampung Timur untuk nilai batas cair sebesar 76,96% dan indeks plastisitas sebesar 52,37%. Maka bila nilai tersebut termasuk dalam kelompok OH yaitu tanah lempung organik. Setelah dilakukan pengujian sifat fisik tanah asli dan diklasifikasikan berdasarkan golongannya, pada penelitian ini dilakukan uji geser langsung (direct shear test) untuk mengetahui kuat geser tanah. Uji geser langsung ( direct shear test) dilakukan pada permodelan laboratorium pada kotak yang terbuat dari kaca yang memiliki ukuran panjang 40 cm, lebar 50 cm dan tinggi 75 cm. uji geser langsung (direct shear test) yang dilakukan di bagi menjadi 3 titik berbeda pada kedalaman 30 cm dan 50 cm dalam keadaan tanah jenuh remoulded.tanah dimasukan kedalam kotak kaca sebanyak ±98.710 gram/ 98,71 kg. Hasil pengujian geser langsung kedalaman 30 cm pada titik I didapatkan sudut geser 18,74º dan kohesi sebesar 0,0534 kg/cm 2, pada titik II didapatkan sudu geser dalam sebesa 14,86º dan kohesi sebesar 0,0525 kg/cm 2, pada titim III didapatkan sudu geser dalam sebesar 26,69º dan kohesi sebesar 0,052 kg/cm 2, didapatkan hasil pengujian geser baling kedalaman 30 cm pada titik I sebesar 0,38 kg/cm 2, titik II sebesar 0,77 kg/cm 2, titik III sebesar 0,61 kg/cm 2. 620

Chintia Makki, Setyanto, Lusmeilia Buktin Afriani Gambar 5. Perbandingan Uji Geser Langsung Dan Uji Geser Baling Kedalaman Hasil pengujian geser langsung kedalaman 50 cm pada titik I didapatkan sudut geser 5,46º dan kohesi sebesar 0,0589 kg/cm2, pada titik II didapatkan sudu geser dalam sebesa 4,66º dan kohesi sebesar 0,0607 kg/cm2, pada titim III didapatkan sudu geser dalam sebesar 5,43º dan kohesi sebesar 0,0607 kg/cm2, didapatkan hasil pengujian geser baling kedalaman 50 cm pada titik I sebesar 0,77 kg/cm2, titik II sebesar 0,54 kg/cm2, titik III sebesar 0,61 kg/cm2 Gambar 6. Perbandingan Uji Geser Langsung Dan Uji Geser Baling Kedalaman 50 cm 4.2 Pengujian tanah Jenuh Setelah dilakukan pengujian sampel tanah asli, lalu dilakukan penjenuhan tanah didalam kotak kaca, dengan cara memasukkan air kedalam kotak kaca sebanyak 9 liter yang telah dimasukkan tanah sebanyak 130.730 gram/ 130,7 kg sampai tanah tersebut terendam air, lalu dilakukan pengujian di laboratorium mengenai karakteristik tanah jenuh meliputi uji fisik tanah, yaitu uji kadar air, uji berat volume, uji batas-batas Atterber. 21

Analisis Pengaruh Desain Kejenuhan Pondasi Air Rakit Tanah untuk Dhyna Lempung Bangunan Annisa Organik Maghfira Bertingkat Riri Arinda Chintia Menggunakan... Bahagianda, dengan Adama, Makki, Metode Setyanto, Konvensional Idharmahadi Lusmeilia Afriani Adha Tabel 2. Hasil Perhitungan Pengujian Sifat Fisik tanah Jenuh No Pengujian Hasil 1 Kadar Air (w) 226,87% 2 Berat jenis (Gs) 1,977 3 Berat Volume (ᵞ) 1,17 g/cm 2 4 Batas Atterberg a. Batas cair (LL) b. Batas Plastis (PL) c. Indeks Plastisitas (PI) 5 Analisa Saringan a. Lolos No. 4 b. Lolos No.200 125,92% 35,36% 90,56% 99,70% 84,94% Hasil pengujian geser langsung kedalaman 30 cm pada titik I didapatkan sudut geser 18,52º dan kohesi sebesar 0,0707 kg/cm 2, pada titik II didapatkan sudu geser dalam sebesa 20,56º dan kohesi sebesar 0,0453 kg/cm 2, pada titim III didapatkan sudut geser dalam sebesar 17,22º dan kohesi sebesar 0,0815 kg/cm 2, didapatkan hasil pengujian geser baling kedalaman 30 cm pada titik I sebesar 0,46 kg/cm 2, titik II sebesar 0,61 kg/cm 2, titik III sebesar 0,61 kg/cm 2. Gambar 7. Perbandingan Uji Geser Langsung Dan Uji Geser Baling Kedalaman 30 cm Hasil pengujian geser langsung kedalaman 50 cm pada titik I didapatkan sudut geser 28,34º dan kohesi sebesar 0,0582 kg/cm 2, pada titik II didapatkan sudu geser dalam sebesa 18,09º dan kohesi sebesar 0,052 kg/cm 2, pada titim III didapatkan sudu geser dalam sebesar 9,46º dan kohesi sebesar 0,0507 kg/cm 2, didapatkan hasil pengujian geser baling kedalaman 50 cm pada titik I sebesar 0,31 kg/cm 2, titik II sebesar 0,46 kg/cm 2, titik III sebesar 0,46 kg/cm 2 822

Chintia Makki, Setyanto, Lusmeilia Buktin Afriani Gambar 8. Perbandingan Uji Geser Langsung Dan Uji Geser Baling Kedalaman 50 cm 4.3 Perbandingan Daya Dukung Tanah Tidak Jenuh dan Tanah Jenuh Dari pengujian yang telah dilakukan di dapatkan nilai kuat geser tanah yang dapat berpengaruh pada daya dukung tanah. Daya dukung tanah ialah kemampuan tanah memikul tekanan atau melawan penurunan akibat pembebanan, yaitu tahanan geser yang disebabkan oleh tanah sepanjang bidang gesernya. Pada pengujian ini perhitungan daya dukung tanah memakai rumus perbandingan Terzaghi, dilakukan pada kuat geser terkecil, disebabkan apabila daya dukung tanah memenuhi nilai untuk kuat gesr tanah terkecil maka tanah masih mampu menahan beban. Pada penelitian ini didapatkan perbandingan daya dukung tanah pada tanah tak jenuh dan tanah jenuh Tabel 3. Perbandingan Daya Dukung Tanah Remoulded dan Tanah Jenuh Kedalaman (cm) Tanah tidak jenuh Daya Dukung Tanah (kg/cm 2 ) Tanah Jenuh 30 2,7018 1,0347 50 1,6116 1,3997 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan, tanah yang bersumber dari Jabung, Lampung Timur memperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan sistem klasifikasi AASHTO digolongkan pada kelompok tanah A-7 (tanah berlempung), dan klasifikasi berdasarkan USCS tanah tersebut digolongkan kedalam kelompok tanah OH yaitu tanah lempung organik. 2. Dari hasil pengujian uji geser langsung (Direct Shear Test) dan uji geser baling (Vane Shear Test) diketahui bahwa nilai kuat geser pada uji geser langsung (Direct Shear Test) lebih kecil dibandingkan dengan uji geser baling (Vane Shear Test) di karenakan uji 23

Analisis Pengaruh Desain Kejenuhan Pondasi Air Rakit Tanah untuk Dhyna Lempung Bangunan Annisa Organik Maghfira Bertingkat Riri Arinda Chintia Menggunakan... Bahagianda, dengan Adama, Makki, Metode Setyanto, Konvensional Idharmahadi Lusmeilia Afriani Adha pada pengujian geser langsung dilakukan 3 kali pembebanan dan pada pengijian vane shear besarnya hasil pemutaran torsi tergantung pada operator yang memutar. 3. Dari hasil pengujian yang dilakukan didapatkan bahwa kuat geser rata-rata tanah tak jenuh lebih besar dibandingkan dengan tanah jenuh di dua pengujian yang telah dilakukan yaitu uji geser langsung ( Direct Shear Test) dan uji geser baling ( Vane Shear Test) dikarenakan pada tanah kondisi jenuh mempunyai kadar air yang lebih tinggi. DAFTAR PUSTAKA Hakim, Arief Rahman, 2014, Studi Modifikasi Alat Vane Shear Berdasarkan Variasi Tinggi Kipas, Universitas lampung, Bandar Lampung. Hardiyatmo, Hary Christady, 1992, Mekanika Tanah I, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hardiyatmo, Hary Christady, 2002, Mekanika Tanah II, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Das, Braja M., 1995, Mekanika Tanah Jilid I (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis), PT. Erlangga, Jakarta. Terzaghi, K., Peck, R. B., 1987, Mekanika Tanah Dalam Praktek Rekayasa, Penerbit Erlangga, Jakarta. 24 10