BAB I PENDAHULUAN. tradisional berubah menjadi masyarakat yang lebih maju dapat menimbulkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. utuh sebagai manusia. Melalui pendekatan proses keperawatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

mengalami gangguan jiwa ditemukan di negara-negara berpenghasilan rumah tangga menderita gangguan kesehatan jiwa (Yosep, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan mental (jiwa) yang sekarang banyak dialami masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sehat adalah suatu keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial serta

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Masalah gangguan kesehatan jiwa menurut data World Health

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa Menurut World Health Organization adalah berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 18 pasal 1 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. somato-psiko-sosio-kultural-spiritual. Dalam mencari penyebab gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang. menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan dalam kehidupan dapat memicu seseorang

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

BAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang. mencerminkan kedewasaan kepribadiannya (WHO, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut World Health Organization (WHO) adalah. keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut undang undang Kesehatan Jiwa Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan meningkatnya penderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang. yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sudut panang medis. Rentang adaptasi-maladaptasi berasal dari sudut sudut

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani,

BAB I PENDAHULUAN. dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan individu

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan seseorang hidup secara produktif dan harmonis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang seperti Indonesia bertambahnya atau semakin tinggi. Menurut Dr. Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO ( World Health

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2005). Kesehatan terdiri dari kesehatan jasmani (fisik) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang No. 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, mampu memberikan kontribusi pada komunitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau. mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. juga menimbulkan dampak negatif terutama dalam lingkungan sosial. Gangguan jiwa menjadi masalah serius di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, hal ini dapat dilihat dari

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku dimana. individu tidak mampu mencapai tujuan, putus asa, gelisah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan jiwa merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dari berbagai kasus klien dengan gangguan jiwa yang ada, salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. juga dengan masyarakat (Maslim, 2002 ; Maramis, 2010). masalah yang mesti dihadapi, baik menggunakan fisik ataupun psikologig

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mempunyai masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa gangguan jiwa yang terjadi dari tahun ke tahun dan dari. waktu ke waktu akan berdampak negatif pada setiap individu yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. oleh penderita gangguan jiwa antara lain gangguan kognitif, gangguan proses pikir,

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. perannya dalam masyarakat dan berperilaku sesuai dengan norma dan aturan

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN DUKUNGAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANGGOTA KELUARGA SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergeseran pola kehidupan masyakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang lebih maju dapat menimbulkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya masalah kesehatan baik jasmani maupun kejiwaan. Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2010, menunjukan 450 juta orang mengalami gangguan jiwa didapati di negara-negara berpenghasilan rendah dan menegah kebawah. Pada wilayah Asia Tenggara, hampir 1/3 dari penduduk di wilayah ini pernah mengalami gangguan neuropsikiatri, sedangkan di Indonesia sebanyak 264 dari 1.000 anggota rumah tangga menderita gangguan kesehatan jiwa (Yosep. 2011). Hasil survei kesehatan jiwa pada penduduk rumah tangga (SKMRT) di Indonesia yaitu 185 kasus per 1.000 penduduk. Hasil SKMRT (2008) juga menyebutkan, gangguan mental emosional pada usia 15 tahun keatas mencapai 140 kasus per 1.000 penduduk. Kejadian-kejadian tersebut dilatar belakangi oleh aspek-aspek kejiwaan seperti agresifitas, emosi yang tidak terkendali, ketidakmatangan kepribadian, depresi karena tekanan hidup, tingkat kecurigaan yang meningkat juga persaingan yang tidak sehat. Selain itu, tantangan lainnya adalah kurangnya akses layanan dan sumber daya kesehatan.

Dari sejumlah rumah sakit umum yang ada, baru sekitar 2% yang memiliki layanan psikiatri dan baru 10% dari seluruh puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Jumlah psikiater di seluruh Indonesia baru berjumlah 600 orang dan belum terdistribusi secara merata. Definisi sehat menurut UUD No 23 Tahun 1992, kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pasal 24 ayat 1, 2, 3 menjelaskan tentang kesehatan jiwa, diantaranya mengenai upaya peningkatan kesehatan jiwa, dilakukan untuk mewujudkan jiwa yang sehat secara optimal, baik intelektual maupun emosional melalui pendekatan peningkatan kesehatan, seseorang tetap atau kembali hidup secara harmonis, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan kerja, dan atau dalam lingkungan masyarakat. Kesehatan jiwa menurut UU No 3 tahun 1966, adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu selaras dengan keadaan orang lain. Menurut WHO, sehat diartikan sebagai suatu keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial serta bukan saja keadaan terhindar dari sakit maupun kecacatan. Keperawatan jiwa adalah pelayanan kesehatan profesional yang didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respon psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, yang menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa individu, keluarga dan

masyarakat. Prinsip keperawatan jiwa berdasarkan pada paradigma kesehatan yang dibagi menjadi 4 komponen yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan (Riyadi & Purwito. 2009). Skizofrenia merupakan penyakit neurobiologi yang mempengaruhi persepsi klien, cara berpikir, bahasa, emosi, dan perilaku sosialnya (Hermann. dalam Yosep. 2011). Pada umumnya timbul pertama kali antara umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering didahului oleh stress emosional serta terjadi gelisah dan gaduh. Akibat dari skizofrenia yang seperti ini, tentu akan sangat mungkin menimbulkan dampak yang serius pada pola pikir dan akan mempengaruhi tingkah laku seseorang. Dan mungkin perubahan yang terjadi pada penderita skizofrenia adalah perilaku kekerasan. Selain karena faktor-faktor tersebut, penyakit ini juga bisa muncul akibat tekanan tinggi dari lingkungan. Skizofrenia residual adalah keadaan kronis dari skizofrenia dengan riwayat sediktnya satu kali episode psikotik yang jelas dan gejala-gejala berkembang kearah gejala negatif yang lebih menonjol. Gejala negatif terdiri dari keterlambatan psikomotor, penurunan aktivitas, penumpulan afek, pasif dan tidak ada inisiatif, kemiskinan pembicaraan, ekspresi non verbal yang menurun, serta buruknya perawatan dan fungsi sosial (Maramis, W., F. & Maramis, A., A. 2009). Gejala umum skizofrenia residual (Copel. 2007) : Minimal mengalami satu episode skizofenik dengan gejala psikotik yang menonjol, diikuti oleh episode lain tanpa gejala psikotik, emosi tumpul, menarik diri dari realita, keyakinan aneh, pengalaman persepsi tidak biasa, perilaku eksentrik, pemikiran tidak logis, kehilangan asosiasi

Berdasarkan data nasional, jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat antara 10-20 %. Gangguan yang dimaksud itu adalah gangguan jiwa ringan dan sedang. Sedangkan jumlah penderita gangguan skizofrenia dengan perilaku kekerasan yakni sekitar 0,8 % atau dari 10.000 orang terdapat 8 penderita gangguan jiwa berat atau kegilaan. Hal ini pula yang membuat angka kriminalitas di Indonesia tinggi (Syamsulhadi, 2006). Berdasarkan data yang diperoleh dari ruang Sadewa Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas pada periode 01 Januari 2011-31 Desember 2011 mencapai 1037 klien. Dengan kriteria yang menjadi masalah utama yaitu cemas sebanyak 406 orang (37,8%), gangguan persepsi sensori auditori 258 orang (24.02%), koping tidak efektif 166 orang (15,47%), gangguan intraksi sosial 80 orang (7,45%), isolasi diri 56 orang (5,21%), harga diri rendah 49 orang (4,56%), keputusasaan 24 orang (2,23%), takut 22 orang (2,05 %), nyeri akut 9 orang (0,8%) serta kerusakan komunikasi verbal 3 orang (0,27%). Dari data tersebut, presentasi tertinggi periode 2011-2012, perilaku kekerasan menempati urutan pertama yaitu 55.15 %. Sedangkan untuk penyakit gangguan jiwa di ruang Sadewa Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas, sebanyak 442 orang menderita schizofrenia unspesified, 320 orang menderita undifferntial schizofrenia, 237 orang menderita residual schizofrenia, 204 orang menderita paranoid schizofrenia, 69 orang menderita unspecified non organic psychosis, 55 orang menderita schizoaffective disorder manic type, 52 orang menderita acute and transient psychotic disorders, 24 orang menderita schizoaffective disorder

depresif type, 20 orang menderita post-schizofrenia depresion, dan 16 orang menderita schizoaffective disorder unspecified. Berdasarkan data dari dokumen ruang Sadewa RSUD Banyumas penderita gangguan jiwa skizofrenia pada tahun 2007 tercatat 892 orang baik laki-laki maupun perempuan, tahun 2008 tercatat 610 orang baik laki-laki maupun perempuan, tahun 2009 tercatat 1.733 orang baik laki-laki maupun perempuan, tahun 2010 tercatat 1439 orang baik laki-laki maupun perempuan, dan tahun 2011 tercatat 1.391 orang baik laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan banyaknya data-data diatas yang menyebutkan tentang peningkatan klien dengan skizofrenia yang juga beimbas pada perilaku kekerasan yang semakin meningkat, maka resiko yang mungkin terjadi dari skizofrenia yaitu akan muncul perilaku kekerasan. Sedangkan gangguan jiwa skizofrenia dengan perilaku kekerasan ini jika tidak segera diatasi maka akan merugikan bagi diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Dalam hal ini maka penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Keperawatan pada klien skizofrenia dengan resiko perilaku kekerasan.

B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan laporan ini yaitu : 1. Tujuan umum Menggambarkan kasus resiko perilaku kekerasan Tn. D selama 4 hari di ruang Sadewa Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. 2. Tujuan khusus Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memaparkan asuhan keperawatan pada Tn. D dengan perilaku kekerasan, meliputi : a. Pengkajian pada klien Tn. D b. Merumuskan masalah klien Tn. D c. Perencanaan asuhan keperawatan klien Tn. D d. Implementasi dan evaluasi tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada klien Tn. D e. Membahas kesenjangan antara teori dan kondisi nyata kasus yang dilaporkan

C. Pengumpulan Data Pengumpulan data Tugas Akhir ini menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Wawancara atau interview Tehnik pegumpulan data yang dilakukan langsung pada klien dan perawat ruang dengan cara tanya jawab untuk mendapatkan data tentang perilaku kekerasan, dan data yang diperoleh melalui wawancara yaitu identitas klien, alasan masuk, alasan masuk, faktor predisposisi, psikososial, memori, tingkat konsentrasi berhitung, daya tilik diri. 2. Pengamatan atau observasi Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan observasi/pengamatan secara langsung pada saat melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan klien, untuk memperoleh data perilaku, penampilan klien, pembicaraan, aktifitas motorik, alam perasaan, afek interaksi selama wawancara, proses fikir, tingkat kesadaran. 3. Studi Pustaka Pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku bacaan dan internet sebagai bahan referensi yang relevan yang ada hubungannya dengan penulisan Tugas Akhir. 4. Studi Dokumentasi Dengan mempelajari data-data klien dari status kesehatan klien, dan data-data dari rekam medik.

D. Tempat dan Waktu Asuhan keperawatan jiwa ini dilakukan di ruang Sadewa Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas pada tanggal 09-11 juli 2012 dan 13 Juli 2012. E. Manfaat Penulisan Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan kasus Resiko Perilaku Kekerasan. Juga diharapkan dapat bermanfaat bagi tenaga kesehatan lain terutama dalam pegelolaan kasus Resiko Perilaku Kekerasan. F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan karya tulis ilmiah terdiri dari : BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan, pengumpulan data, tempat dan waktu dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan teori yang terdiri dari laporan pustaka dari berbagai sumber BAB III : Laporan kasus yang terdiri dari pengkajian, analisa data, rencana tindakan, implementasi, evaluasi. BAB IV : Pembahasan yaitu menguraikan tentang pembahasan kasus. Pembahasan yang menelaah kesenjangan antara teori dengan masalah laporan kasus dalam hal pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi, serta alternatif pemecahannya.

BAB V : Kesimpulan dan saran, yang berisi tentang kesimpulan dari pembahasan kasus secara teori dan langsung yang terjadi di lapangan serta saran yang penulis berikan kepada berbagai pihak. Karya tulis ilmiah ini diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran.