BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan. untuk belajar, khususnya pada mata pelajaran IPS.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejalan dengan salah satu tujuan kemerdekaan Indonesia, yang

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan dan kreativitasnya. Tugas pendidikan tidak hanya menuangkan

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Profesional seorang guru adalah salah satu faktor yang dapat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

seperti adanya fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah seperti bangunan sekolah yang baik, juga tersedia alat atau media pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN Palabatu 1 Melalui Metode Diskusi

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan bukan hanya belajar dari tidak tahu untuk menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Guru

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha yang dilakukan agar peran pendidikan dapat tercapai, maka kita. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar.

BAB I PENDAHULUAN. ini akan membentuk keterampilan sikap dan perilaku sehari-hari sehingga

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan

Oleh Ngaenah Guru SD Negeri 4 Karangpaningal

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY TERPIMPIN PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan. diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan materi melalui ceramah dan pemberian hafalan. Guru

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran menurut bahasa adalah proses, cara menjadikan orang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menuntut guru lebih inovatif dalam merancang pembelajaran, artinya

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) sebagian besar masih menggunakan

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Inti dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rendah dimana nilai siswa 50 sementara nilai yang diharapkan adalah 60 ke atas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar adalah kreativitas dalam menata serta. menghubungkan pengalaman dan pengetahuan sehingga membentuk satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada intinya, fokus IPS

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. memungkinkan bagi kita untuk mengetahui tentang budaya yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. arti penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari ilmu

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan, sebab siswa melakukan kegiatan belajar karena guru

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. fenomena-fenomena dunia. Permasalahan pendidikan dewasa ini, terutama di

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Disekolah terjadi. sebagai pendidik dalam suatu proses pendidikan.

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

BAB I PENDAHULUAN. belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menanamkan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai moral guna. sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetensi.

BAB I PENDAHULUAN. baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam UU Sistem. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha sadar untuk membekali

Kanti Sukowati 9. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar. Guru Kelas VI A SDN Darungan 01 Kec. Tanggul

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. dan melalui pendekatan mata pelajaran untuk kelas tinggi (kelas IV s.d VI).

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik pemerintah, masya rakat, dan lembaga pendidikan. Pemerintah bertanggung-jawab atas terselenggaranya pendidikan bagi warga negaranya sebagai amanat UUD 1945 dan GBHN tentang pendidikan nasional. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 dikemukakan : Pendidikan Nasional adalah usaha sadar untuk menyiapkan anak didik melalui bimbingan pengajaran dan atau latihannya bagi perannya di masa yang depan. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik pengertian betapa pentingnya pendidikan bagi manusia sebab pada dasarnya pendidikan ini akan berkenaan dengan persoalan bagaimana mewarnai dan meningkatkan kualiatas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang siap menghadapi era globalisasi harus memiliki pendidikan yang bermutu. Sekolah merupakan salah satu tempat untuk menghasilkan SDM yang bemutu. Dalam hal ini tentumya sekolah harus dapat menghasilkan lulusan siswa yang bermutu dan berkualitas. Berdasarkan pada situasi dan kondisi proses pembelajaran di kelas V A SD Negeri Langensari Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat sebagai hasil observasi dan identifikasi masalah selama peneliti mengajar dapat digambarkan antara lain :

2 1. Kondisi siswa dalam pembelajaran kurang kondusif 2. Siswa jarang diberikan tugas dalam proses pembelajaran terutama pekerjaan rumah 3. Masih ada sebagian siswa yang lalai dalam mengerjakan tugas dari guru 4. Materi pada mata pembelajaran IPS sangat banyak sedangkan waktu sangat terbatas sehingga belum tentu materi dapat tuntas diberikan kepada siswa sebagian materi diberikan berupa tugas pekerjaan rumah (PR) 5. Pembelajaran monoton dan membosankan bagi siswa (hanya metode ceramah) 6. Penggunaan metode pemberian tugas jarang dilakukan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran pada umumnya kebanyakan orang memiliki persepsi bahwa mengajar itu identik dengan ceramah. Persepsi ini terbentuk pada masa dunia pendidikan di Indonesia masih klasik dengan metoda pengembangan pengajaran dan tingkat kreativitas guru. Pengertian metoda yang sangat sederhana mengandung makna cara. Dan secara terminologi adalah alat untuk mencapai tujuan pengajaran pendidikan. Dalam lingkungan dunia pendidikan, metoda itu banyak macamnya seperti metoda ceramah, metoda diskusi, metoda demonstrasi dan sebagainya. Namun fungsinya tetaplah sama sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran. Sebagai contoh metoda ceramah dalam karateristiknya yang paling utama menempatkan siswa sebagai objek dan guru sebagai subjek yang memberikan kesan otoriter. Melahirkan hubungan timbal balik yang tidak seimbang antara guru dan siswa yang di dominasi oleh guru, sedangkan siswa

3 cenderung pasif. Sehingga memberikan efek negatif pada diri siswa dalam mengembangkan dirinya mengalami kemandekan bahkan mungkin dimatikan. Persepsi bahwa siswa hanya sebagai objek didik belaka, kini mengalami perubahan, dimana proses belajar mengajar harus berpusat pada siswa bukan pada guru. Metoda pengajaran merupakan faktor penunjang dalam menyampaikan pembelajaran, seperti yang telah dikemukakan oleh Nana Sudjana dalam bukunya Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (2000:76) bahwa : Metoda mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Sedangkan hakikat makna belajar yang dikemukakan oleh A. Kosasih Djahiri : Hakikat makna belajar adalah rekayasa terjadinya proses keterlibatan seluruh potensi diri siswa, potensi keterampilan / kemauan / kemampuan belajar meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik dengan memperoleh belajar yang utuh menyeluruh meliputi data- data, fakta, konsep, teori, dalil, hukum berikut isi pesan (nilai-moral) yang tersirat didalamnya serta kemahiran mengimplementasikan / melaksanakannya. Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses belajar mengajar bertujuan mengubah tingkah laku apalagi pada pelajaran tertentu yang menyangkut nilai, sikap dan perilaku. Kegiatan belajar siswa tidak hanya didalam kelas saja atau dilingkungan sekolah, akan tetapi berkelanjutan setelah siswa pulang ketempat tinggal masingmasing. Keterbatasan waktu memberikan bahan pelajaran di sekolah mempengaruhi siswa dalam memahami bahan pelajaran itu sendiri. Waktu belajar di kelas sangat terbatas sedangkan bahan pelajaran yang harus diserap sangat

4 banyak dan harus memenuhi target kurikulum. Salah satu strategi atau metoda untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan metode pemberian tugas. Berikut ini pengertian metode pemberian tugas antara lain : (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1989) Pengertian pemberian tugas adalah cara yang teratur untuk mencapai maksud, Proses, Perbuatan atau cara menugasi. Lain lagi pengertian menurut Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993 ; 128) Memberikan definisi metode pemberian tugas sebagai berikut : Metode pemberian tugas adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara guru memberikan tugas tertentu kepada siswa dalam waktu tertentu dan siswa mempertanggung-jawabkan tugas yang dibebankan kepadanya. Pemberian tugas dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dengan adanya siswa lebih mengingat materi pelajaran, siswa terdorong untuk mempelajari materi tersebut, siswa lebih menguasai materi pelajaran, siswa lebih percaya diri, siswa dapat melakukan hubungan sosial, siswa lebih disiplin dalam belajar, kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas, siswa lebih bertanggung jawab, dan nilai yang cukup memuaskan. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada jenjang pendidikan dasar memfokuskan kajiannya kepada hubungan antar manusia dan proses membantu pengembangan kemampuan dalam hubungan tersebut. Pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dikembangkan melalui kajian ini ditunjukan untuk mencapai keserasian dan keselarasan dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan IPS sudah lama dikembangkan dan dilaksanakan dalam kurikulum-kurikulum di Indonesia,

5 khususnya pada jenjang pendidikan dasar. Pendidikan ini tidak dapat disangkal telah membawa beberapa hasil, walaupun belum optimal untuk itu penerapan metode pemberian tugas pada pembelajaran IPS diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Penggunaan Metode Pemberian Tugas pada Pembelajaran IPS dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. B. Rumusan dan Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah yaitu Bagaimana penggunaan metode pemberian tugas pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar Siswa. Masalah diatas penulis batasi sebagai berikut : a) Apakah pelaksanaan metode pemberian tugas pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa? b) Bagaimana penerapan metode pemberian tugas pada pembelajaran IPS dalam meningkatkan hasil belajar siswa C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini penulis kemukakan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan metode pemberian tugas pada pembelajaran IPS dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

6 2. Untuk mengetahui penerapan metode pemberian tugas pada pembelajaran IPS dalam meningkatkan hasil belajar siswa. D. Kegunaan Penelitian Berkaitan dengan masalah kegunaan penelitian ini penulis membagi ke dalam dua kegunaan penelitian yaitu : 1. Kegunaan teoritis Memberi sumbangan berupa informasi ilmiah data, penjelasan konsep dan teori bagi ilmu pendidikan khususnya bagi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. 2. Kegunaan praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman yang memberikan gambaran untuk peningkatan proses pendidikan selanjutnya, juga a. Bagi penulis hasil kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penggunaan metode pemberian tugas. b. Bagi para guru diharapkan dapat menambah dan memperdalam lagi pengetahuan dalam melaksanakan metode pemberian tugas. E. Hipotesis Tindakan Sesuai dengan permasalahan di atas maka penulis merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : Penggunaan metode pemberian tugas pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

7 F. Penjelasan Istilah 1. Metode Pemberian Tugas Dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah pemberian tugas merupakan salah satu metode yang digunakan guru untuk menyajikan pelajaran kepada siswa. Kegiatan siswa tidak hanya dilakukan di dalam kelas atau di lingkungan sekolah, tetapi dapat dilakukan di mana saja misalnya perpustakaan atau di rumah. Keterbatasan waktu dalam memberikan pelajaran di sekolah menjadi kendala untuk siswa dalam memahami bahan pelajaran yang diberikan guru. Agar tidak mempengaruhi siswa, guru memberikan tugas tertentu untuk merangsang siswa aktif dalam belajar dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Syaiful Bahri Damarah dan Aswan Zain (1997 ; 96) mengemukakan bahwa : Metode penugasan adalah metode penyajian bahan dimana guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. 2. Pembelajaran IPS Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang bertanggung jawab dan dapat menghadapi permasalahan-permasalahan sosial di kehidupan nanti.

8 Menurut A Kosasih Djahiri (1979 : 2) merumuskan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan. 3. Hasil belajar Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti satu kegiatan belajar mengajar yang ditampilkan dalam beberapa bentuk hasil belajar yaitu adanya perubahan perilaku dalam bentuk pengetahuan (kognitif), sikap (apektif) dan keterampilan (psikomotor). Moh Surya (1996) bahwa hasil belajar dimanifestasikan dalam bentuk perubahanperubahan seperti : kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berfikir asosiatif dan daya ingatan, berfikir rasional, sikap, persepsi, dan tingkah laku. G. Metode Penelitian 1. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisifatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah, W dan Dwitagama, D.2009:9).

9 2. Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas dilakukan di SD Negeri Langensari Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V A berjumlah 26 orang yang terdiri dari 16 orang lakilaki dan 10 orang perempuan.