PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 011 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang : a. bahwa untuk menyelenggarakan manajemen Unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang efektif dan efisien, perlu didukung organisasi yang mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan baik, berkinerja tinggi dan mampu memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat maupun pemangku kepentingan/stakeholder; b. bahwa untuk mewujudkan upaya sebagaimana dimaksud pada konsiderans huruf a, perlu dilakukan penyempurnaan organisasi Unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dengan melakukan Perubahan terhadap Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 011 Tahun 2011; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 011 Tahun 2011 tentang Pembentukan Unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Kalimantan Selatan ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1106); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843) ; 8. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846) ; 9. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038) ; 10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3956); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
3 13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855) ; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) ; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5209); 16. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundangundangan; 17. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik Dalam Kerangka Indonesia National Single Window ; 18. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5334); 19. Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 2006 tentang Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional ; 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ;
4 Menetapkan 21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah; 22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 342) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 185); 23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694); 24. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2007 Nomor 13) ; 25. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 2) ; 26. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 5) ; 27. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 6) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 1); 28. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 011 Tahun 2011 tentang Pembentukan Unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011 Nomor 11); 29. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 025 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembentukan Produk Hukum Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 29); MEMUTUSKAN : : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 011 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN.
5 Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 011 Tahun 2011 tentang Pembentukan Unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011 Nomor 11), diubah sebagai 1. Ketentuan Pasal 1 ditambah angka 15, 16, 17, 18, 19, 20, dan 21 (baru), sehingga Pasal 1 angka 15, 16, 17, 18, 19, 20, dan 21 berbunyi sebagai 15. Aplikasi SPSE adalah aplikasi perangkat lunak sistem pengadaan secara elektronik (SPSE) berbasis web yang terpasang di server LPSE yang dapat diakses melalui website LPSE Provinsi Kalimantan Selatan. 16. E-Lelang Umum adalah pengadaan barang/jasa pemerintah yang proses pelaksanaannya dilakukan dengan pelelangan umum secara terbuka, dalam rangka mendapatkan barang/jasa, dengan penawaran harganya dilakukan satu kali pada hari, tanggal, dan waktu yang telah ditentukan dalam dokumen pengadaan untuk mencari harga terendah tanpa mengabaikan kualitas dan sasaran yang telah ditetapkan, dengan mempergunakan media elektronik yang berbasis web/internet melalui sistem pengadaan secara elektronik (SPSE) yang dikelola oleh LPSE dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi. 17. Tahapan proses E-Lelang Umum dimulai dari pengumuman lelang, pendaftaran lelang, pemberian penjelasan, pemasukan penawaran, pembukaan penawaran, evaluasi penawaran, evaluasi kualifikasi, pembuktian kualifikasi, penetapan pemenang, pengumuman pemenang, masa sanggah dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) dengan waktu proses E-Lelang Umum paling cepat 18 (delapan belas) hari kerja. 18. Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa, yang selanjutnya disebut RUP, adalah kegiatan yang terdiri dari identifikasi kebutuhan barang/jasa yang diperlukan K/L/D/I, penyusunan dan penetapan rencana penganggaran sampai dengan penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK), dimana RUP wajib diumumkan oleh PA/KPA SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan secara terbuka kepada masyarakat luas pada portal pengadaan nasional melalui website LPSE Provinsi Kalimantan Selatan. 19. E-Catalogue adalah sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari berbagai penyedia barang/jasa pemerintah. 20. E-Purchasing adalah tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik, dimana aplikasi E-Purchasing adalah salah satu aplikasi perangkat lunak sistem pengadaan secara elektronik (SPSE) berbasis web yang terpasang di server LPSE yang dapat di akses melalui website LPSE Provinsi Kalimantan Selatan. 21. Kegiatan Unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Kalimantan Selatan adalah melaksanakan layanan pengadaan secara elektronik antara lain meliputi layanan E-Lelang Umum, layanan Rencana Umum Pengadaan (RUP) dan E-Purchasing melalui E-Catalogue.
6 2. Ketentuan Pasal 3 ditambah, sehingga Pasal 3 berbunyi sebagai Pasal 3 (1) LPSE merupakan lembaga non struktural yang melaksanakan tugas operasional pelayanan pengadaan secara elektronik. (2) LPSE dipimpin oleh seorang Ketua yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui pimpinan SKPD yang membidangi layanan pengadaan barang/jasa. (3) Ketua Unit mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, membina, mengatur, dan mengendalikan kegiatan pelayanan pengadaan barang/jasa secara elektronik, mendayagunakan teknologi informasi, dan komunikasi serta mengelola kesekretariatan. (4) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), LPSE mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis bidang layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik; b. Penyelenggaraan pelayanan informasi; c. Penyelenggaraan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi; d. Fasilitasi layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik; dan e. Pengelolaan kegiatan kesekretariatan. 3. Ketentuan Pasal 4 diubah, sehingga Pasal 4 berbunyi sebagai Pasal 4 LPSE mempunyai tugas sebagai a. Menyelenggarakan penyusunan program kerja LPSE; b. Menyelenggarakan penyusunan petunjuk teknis layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik; c. Menyelenggarakan fasilitasi implementasi layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik; d. menyelenggarakan koordinasi penerapan sistem informasi layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik dengan organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah; e. menyelenggarakan penyediaan data dan informasi layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik; f. menyelenggarakan pengelolaan dan pemeliharan perangkat keras dan perangkat lunak sistem informasi layanan pengadaan barang/jasa secara elektronik; g. melaksanakan ketatausahaan LPSE; h. menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
7 i. menyelenggarakan koordinasi dengan instansi terkait; j. menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan; dan k. menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 4. Ketentuan Pasal 5 dihapus, Pasal 6 diubah menjadi Pasal 5, sehingga Pasal 5 berbunyi sebagai (1) LPSE terdiri dari : a. Pembina; b. Pengarah; c. Penanggung jawab; dan d. Pelaksana. Pasal 5 (2) Pelaksana LPSE sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, terdiri atas : a. Ketua; b. Sekretariat/TU; c. Seksi Layanan Informasi; dan d. Seksi Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi. (3) Bagan Susunan Organisasi LPSE sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. 5. Ketentuan Pasal 7 diubah menjadi Pasal 6, sehingga Pasal 6 berbunyi sebagai Pasal 6 (1) Pembina sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a mempunyai tugas melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan pengelolaan LPSE. (2) Pengarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b mempunyai tugas : a. memberikan arah kebijakan pengadaan barang/jasa secara elektronik ; b. mengarahkan program kerja; c. mengarahkan pelaksanaan kegiatan ; dan d. memantau dan mengevaluasi kegiatan.
8 6. Ketentuan Pasal 8 diubah menjadi Pasal 7, sehingga Pasal 7 berbunyi sebagai Pasal 7 Penanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf c mempunyai tugas: a. bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara elektronik; b. menganalisis dan memberikan masukan kepada Pembina dan Pengarah atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara elektronik ; dan c. memberikan saran dan pendapat untuk kelancaran kegiatan unit. 7. Ketentuan Pasal 9 diubah menjadi Pasal 8, sehingga Pasal 8 berbunyi sebagai Pasal 8 (1) Ketua LPSE mempunyai tugas pokok memimpin, mengoordinasikan, membina, dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok LPSE. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Ketua Unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik mempunyai fungsi: a. Penyelenggaraan pengkajian bahan petunjuk teknis di bidang layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik; dan b. Penyelenggaraan pelaksanaan, fasilitasi, dan koordinasi layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik. (3) Rincian tugas Ketua Unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik yaitu : a. Menyelenggarakan perumusan program kerja Unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik; b. Menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk teknis layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik; c. Menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi LPSE; d. Menyelenggarakan pelaksanaan, fasilitasi dan koordinasi penerapan sistem informasi layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik; e. Menyelenggarakan layanan informasi; f. Menyelenggarakan pendayagunaan dan dukungan teknologi informasi dan komunikasi; g. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; h. Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi terkait; i. Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan; dan j. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
9 8. Ketentuan Pasal 10 diubah menjadi Pasal 9, sehingga Pasal 9 berbunyi sebagai Pasal 9 (1) Sekretaris LPSE mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan data dan informasi, penyusunan rencana/program, laporan pengelolaan keuangan, kepegawaian, dan umum. (2) Rincian tugas Sekretaris LPSE yaitu: a. Melaksanakan penyusunan program kerja LPSE; b. Melaksanakan pengelolaan data dan informasi; c. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian; d. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan; e. Melaksanakan pengelolaan tata usaha, meliputi naskah dinas dan kearsipan, dan urusan rumah tangga serta perlengkapan; f. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; g. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; h. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan program kerja LPSE; dan i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 9. Ketentuan Pasal 11 diubah menjadi Pasal 10, sehingga Pasal 10 berbunyi sebagai Pasal 10 (1) Seksi Layanan Informasi mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan data dan informasi serta sosialisasi pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik. (2) Rincian tugas Seksi Layanan Informasi yaitu: a. Melaksanakan penyusunan Rencana kegiatan Layanan Informasi; b. Menyiapkan bahan petunjuk teknis pelayanan data dan informasi pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik; c. melaksanakan sosialisasi layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik; d. melaksanakan pelayanan data dan informasi pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik; e. melaksanakan melakukan verifikasi data rekanan untuk divalidasi masuk ke database layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik/guna mendapatkan user ID dan password atau Certificate Authority;
10 f. melaksanakan input data black list rekanan berdasarkan surat penetapan PPK; g. melaksanakan pemeliharaan dan pendokumentasian data rekanan; h. Memberikan pelayanan kepada panitia pengadaan barang/jasa, PPK dan penyedia/rekanan/vendor baik langsung, melalui telepon maupun e-mail ; i. melaksanakan bimbingan teknis aplikasi layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik kepada panitia pengadaan barang/jasa, PPK, administrator agency dan penyedia/rekanan/vendor; j. melaksanakan pendampingan kepada panitia pengadaan barang/jasa, PPK, administrator agency dan penyedia/rekanan/vendor; k. melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; l. melaksanakan kerjasama dengan unit kerja terkait; m. melaksanakan evaluasi dan pelaporan; dan n. melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 10. Ketentuan Pasal 12 diubah menjadi Pasal 11, sehingga Pasal 11 berbunyi sebagai Pasal 11 (1) Seksi Pendayagunaan dan Dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan dan pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak sistem informasi layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik, serta perangkat lunak pendukung lainnya. (2) Rincian tugas Seksi Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu: a. Menyusun Rencana Kegiatan Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi; b. Melaksanakan pemeliharaan keamanan jaringan komputer; c. Melaksanakan pemeliharaan aplikasi server; d. Melaksanakan monitoring server; e. Melaksanakan pemeliharaan database; f. Melaksanakan pemeliharaan aplikasi layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik; g. Melaksanakan fungsi administrator pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik, sebagai administrator tertinggi sistem informasi layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik;
11 h. Melaksanakan pengadministrasian data paket pengadaan barang dan jasa pada aplikasi layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik; i. Melaksanakan koordinasi kepada agency di setiap satuan kerja pengguna layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik; j. Melaksanakan pemeliharaan jaringan dan akses internet di LPSE; k. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; l. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; m. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan; dan n. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 11. Ketentuan Pasal 13 dan Pasal 14 dihapus, Pasal 15 diubah menjadi Pasal 12, sehingga Pasal 12 berbunyi sebagai Pasal 12 (1) LPSE dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik secara vertikal maupun harizontal dalam lingkungan masing-masing maupun antar SKPD. (2) Ketua Unit LPSE wajib mengawasi bawahannya dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 12. Ketentuan Pasal 16 diubah menjadi Pasal 13, sehingga Pasal 13 berbunyi sebagai Pasal 13 Pejabat Unit LPSE diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur atas usul Pimpinan SKPD yang membidangi Layanan Pengadaan Barang/Jasa. 13. Ketentuan Pasal 17 diubah menjadi Pasal 14, sehingga Pasal 14 berbunyi sebagai Pasal 14 (1) Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat ditetapkannya Peraturan Gubernur ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (2) Kepada Tim Pengelola Unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Kalimantan Selatan dapat diberikan honorarium perkali kegiatan layanan pengadaan secara elektronik yang dilakukan yakni paling sedikit 3 (tiga) kali paket E-Lelang Umum atau 3 (tiga) RUP atau 3 (tiga) paket E-Purchasing melalui E-Catalogue.
12 14. Ketentuan Pasal 18 diubah menjadi Pasal 15, sehingga Pasal 15 berbunyi sebagai Pasal 15 Ketentuan lebih lanjut mengenai hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. 15. Ketentuan Pasal 19 diubah menjadi Pasal 16, sehingga Pasal 16 berbunyi sebagai Pasal 16 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Diundangkan di Banjarbaru pada tanggal 7 Januari 2013 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN, ttd MUHAMMAD ARSYADI BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 NOMOR 3 Ditetapkan di Banjarmasin pada tanggal 7 Januari 2013 GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, ttd H. RUDY ARIFFIN
LAMPIRAN PERTATURAN GUBERNUR NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 011 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN STRUKTUR ORGANISASI UNIT LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMBINA PENGARAH PENANGGUNG JAWAB KETUA SEKRETARIAT SEKSI LAYANAN INFORMASI SEKSI PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, ttd H. RUDY ARIFFIN