PENGARUH NILAI INDEKS PLASTISITAS TANAH LEMPUNG TERHADAP PERUBAHAN KUAT KOKOH TANAH LEMPUNG AKIBAT VARIASI KADAR AIR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH DRYING TERHADAP KUAT KOKOH TANAH LEMPUNG HALUS JENUH

STUDI MENGENAI FRIKSI ANTARA TIANG DAN BEBERAPA JENIS TANAH LEMPUNG YANG BERBEDA YANG DIPENGARUHI OLEH KADAR AIR, WAKTU, DAN JENIS MATERIAL

Perilaku variasi kadar air pada tanah ekspansif serta perannya terhadap nilai faktor adhesi dari daya dukung terhadap friksi pada pondasi tiang

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

BAB III METODE PENELITIAN

C I N I A. Karakteristik Fisik Dan Mekanik Tanah Residual Balikpapan Utara Akibat Pengaruh Variasi Kadar Air

STUDI MENGENAI KAPASITAS FRIKSI TIANG PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF YANG DITINJAU DARI KADAR AIR TANAH, WAKTU, DAN MATERIAL

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu)

BAB III DATA PERENCANAAN

STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK TANAH TERHADAP SIKLUS PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN PADA TANAH PERMUKAAN LERENG NGANTANG MALANG

Bab 1. Pendahuluan Pengaruh variasi kepadatan awal terhadap perilaku kembang susut tanah lempung ekspansif di Godong -Purwodadi

STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK TERHADAP SIKLUS PEMBASAHAN PADA TANAH LERENG DENGAN KEDALAMAN 5-20M DI NGANTANG MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PROSES PEMBASAHAN TERHADAP PARAMETER KUAT GESER c, ϕ DAN ϕ b TANAH LANAU BERPASIR TAK JENUH ABSTRAK

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

Oleh : FATZY HERDYANTO TUTUP HARIYADI PONCO.W

DAFTAR ISI. Agus Saputra,2014 PENGARUH ABU SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LUNAK

2.8.5 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Air Kerusakan Permukaan Tanah Sumber dan Macam Bahan Pencemar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh beratnya beban yang harus ditanggung oleh tanah berbutir halus.

DISUSUN OLEH : CHRYSTI ADI WICAKSONO ARENDRA HARYO P

Keaktifan lereng adalah proses perpindahan masa tanah atau batuan 1 1. PENDAHULUAN. Ha %

THE INFLUENCE OF WETTING AND DRYING CYCLE TO EXPANSIVE CLAY WITH HIGH SWELLING SHRINKAGE POTENTIAL OF UNCONFINED COMPRESSION STRENGHT VALUE (qu)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PARAMETER UJI KONSOLIDASI MENGGUNAKAN SEL ROWE DAN UJI KONSOLIDASI KONVENSIONAL TANAH DAERAH BANDUNG (012G)

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

! " #! $ %" & ' (!! " # % & & & ) )! " ) # $ % & ' & ( ) ( *+,,-!. / (!" #$ 0 * " ) ) % ,,6!

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

PENGARUH ELEKTROKINETIK TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI TIANG DI LEMPUNG MARINA

ANALISA KESTABILAN LERENG GALIAN AKIBAT GETARAN DINAMIS PADA DAERAH PERTAMBANGAN KAPUR TERBUKA DENGAN BERBAGAI VARIASI PEMBASAHAN PENGERINGAN

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH ELEKTROKINETIK TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI TIANG DI LEMPUNG MARINA

PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA METODE ELEKTROKINETIK TERHADAP PENGEMBANGAN TANAH LEMPUNG EKSPANSIF Rizla Sheila 1, Agus Setyo Muntohar 2

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAH PASIR (Studi kasus: Pasir Sungai Palu)

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KAPASITAS TARIK MODEL PONDASI TIANG BAJA UJUNG TERTUTUP PADA TANAH KOHESIF

PENGARUH SEMEN DAN CUACA TERHADAP KEMAMPUAN KEDAP AIR TANAH EKSPANSIF TERCAMPUR NANOMATERIAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

PERUBAHAN KEKUATAN GESER TANAH LEMPUNG JENUH AKIBAT PEMANCANGAN

PERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

KONDISI TANAH TAK JENUH DENGAN PENGUJIAN SOIL WATER CHARACTERISTIC CURVE

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

PENGARUH VARIASI JUMLAH LAPIS DAN JARAK ANTARLAPIS VERTIKAL GEOTEKSTIL TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN LERENG PASIR KEPADATAN 74%

MODUL 4,5. Klasifikasi Tanah

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

INFO TEKNIK Volume 9 No. 2, Desember 2008 ( )

ABSTRACT. Kekurangan uji sondir :

PREDIKSI PENGEMBANGAN VOLUME TANAH DI KAWASAN PIER

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

STABILISASI TANAH DASAR DENGAN PENAMBAHAN SEMEN DAN RENOLITH

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

PENINGKATAN KEKUATAN GESER TANAH DENGAN MENGGUNAKAN CERUCUK ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STABILISASI TANAH LIAT SANGAT LUNAK DENGAN GARAM DAN PC (PORTLAND CEMENT)

Kata kunci: Kemampuan Kembang Susut Sedang, Siklus Pembasahan dan Pengeringan, Kuat Tekan Bebas

Dosen pembimbing : Disusun Oleh : Dr. Ir. Ria Asih Aryani Soemitro,M.Eng. Aburizal Fathoni Trihanyndio Rendy Satrya, ST.

Korelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Timbun di Aceh

BAB V METODE PELAKSANAAN. pelaksanaan di lapangan penulis melakukan pengumpulan data berupa : pekerja) dan disertai dengan dokumentasi di lapangan,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pengujian tanah tanpa bahan tambah. limbah cair pabrik susu 35%

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN ABU-SEKAM DAN KAPUR

Oleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )

PENENTUAN KOEFISIEN PERMEABILITAS TANAH TAK JENUH AIR SECARA TIDAK LANGSUNG MENGGUNAKAN SOIL-WATER CHARACTERISTIC CURVE

PENGARUH WAKTU PENGERASAN PADA KEKUATAN PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN CLAY, SEMEN, DAN PASIR. Andius Dasa Putra 1) Setyanto 1) Noor Syarifah Hasan 2)

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

PEMBASAHAN. Proses pembasahan (wetting) adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan kadar air di dalam poripori

A.S.P Jurnal Volume 1 Nomor 1, Mei 2012

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

ABSTRAK

PENURUNAN KONSOLIDASI PONDASI TELAPAK PADA TANAH LEMPUNG MENGANDUNG AIR LIMBAH INDUSTRI. Roski R.I. Legrans ABSTRAK

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PENGARUH SIKLUS PENGERINGAN DAN PEMBASAHAN TERHADAP SIFAT FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK PADA TANAH TANGGUL SUNGAI BENGAWAN SOLO CROSS SECTION

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN PASIR BERMACAM GRADASI DAN CAMPURAN KAPUR

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

Identifikasi Kekuatan Batu Kumbung (Batu Putih) Sebagai Salah Satu Alternatif Bahan Bangunan ABSTRAK

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

Konferensi Nasional Teknik Sipil 12 Batam, 18-19 September 2018 PENGARUH NILAI INDEKS PLASTISITAS TANAH LEMPUNG TERHADAP PERUBAHAN KUAT KOKOH TANAH LEMPUNG AKIBAT VARIASI KADAR AIR Paravita Sri Wulandari 1, Daniel Tjandra 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra, Jl.Siwalankerto 121-131 Surabaya Email: paravita@petra.ac.id 2 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra, Jl.Siwalankerto 121-131 Surabaya Email: danieltj@petra.ac.id ABSTRAK Pada tanah lempung, perubahan musim dan naik turunnya muka air tanah dapat mengakibatkan tanah mengalami perubahan kekuatan. Bila tidak diperhitungkan dengan baik, perubahan kekuatan tanah tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada struktur bangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh indeks plastisitas (PI) terhadap perubahan kuat kokoh tanah lempung ketika terjadi perubahan kadar air tanah. Pada penelitian ini digunakan contoh tanah lempung dengan nilai indeks plastisitas yang berbeda dari lima lokasi di Surabaya bagian Timur dan Selatan. Variasi kadar air dilakukan dengan pengurangan air pada contoh tanah secara alami di ruang terbuka sebesar 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50% dari kadar air kondisi awal. Sedangkan untuk mengetahui kuat kokoh tanah pada setiap kondisi kadar air tersebut digunakan Unconfined Compression Test. Dari hasil pengujian di laboratorium, didapatkan bahwa sejalan dengan kenaikan kadar air, kuat kokoh tanah lempung mengalami penurunan yang signifikan demikian juga sebaliknya. Selain itu, semakin tinggi nilai PI tanah, maka perubahan kuat kokoh tanah akibat variasi kadar air semakin kecil dan sebaliknya. Pada rentang perubahan kadar air yang sama yaitu sekitar 36%, tanah lempung dengan nilai PI mendekati 90, mengalami perubahan kuat kokoh tanah 8 kali lipat. Sedangkan tanah lempung dengan nilai PI berkisar 50, mengalami perubahan kuat kokoh tanah mencapai 50 kali lipat. Kata kunci: Tanah lempung, variasi kadar air, indeks plastisitas, kuat kokoh. 1. PENDAHULUAN Perubahan musim di negara tropis seperti Indonesia dapat menyebabkan variasi kadar air tanah. Pada tanah lempung, kondisi tersebut mempengaruhi kadar air tanah di zona aktif, dimana terjadi fluktuasi muka air tanah. Pada musim hujan, terjadi peningkatan elevasi muka air tanah, sebaliknya pada musim kemarau terjadi penurunan elevasi muka air tanah.variasi kadar air pada zona tersebut akan menyebabkan perubahan karakteristik tanah dan perubahan ini berdampak pada kuat kokoh tanah lempung (Indarto, 2008, Shayea N.A., 2001, Yalcin A., 2011). Perilaku tanah lempung akibat variasi kadar air perlu dipahami agar perencanaan pondasi dapat dilakukan dengan baik dan tidak mengakibatkan kerusakan pada struktur bangunan. Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah penetrasi air ke dalam tanah yang dapat meningkatkan nilai kadar air dalam tanah dan pada akhirnya dapat menurunkan kuat geser tanah secara signifikan (Tjandra dkk., 2013, Tjandra dkk., 2014, Tjandra dkk., 2015). Dalam penelitian ini, serangkaian percobaan laboratorium dilakukan untuk memahami dampak variasi kadar air terhadap kuat kokoh tanah lempung. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh nilai indeks plastisitas tanah lempung terhadap perubahan kuat kokoh tanah lempung akibat pengeringan dan pembasahan saat terjadi fluktuasi muka air tanah. 2. PERUBAHAN KADAR AIR PADA TANAH LEMPUNG Tanah lempung merupakan tanah dengan butiran sangat kecil yang berukuran lebih kecil dari 0.002 mm. Partikel tanah lempung sangat halus dan berbentuk pipih. Tanah lempung sangat keras dalam keadaan kering dan bersifat plastis pada saat kadar airnya meningkat. Pada saat kadar air tinggi, tanah lempung akan bersifat lengket dan lunak (Das B.M., 1999 dan Bowles J.E., 1984). Tanah lempung yang memiliki muka air tanah pada umumnya berada pada kondisi jenuh dimana seluruh pori-pori tanah terisi penuh oleh air. Akan tetapi pada lapisan tanah dimana terjadi fluktuasi muka air tanah, variasi kadar air dimungkinkan terjadi. Lapisan tanah yang berada pada zona aktif tersebut dimungkinkan berada pada kondisi tidak jenuh serta dapat mengalami perubahan karakteristik fisik dan mekanik. Fluktuasi muka air tanah terjadi pada suatu zona yang disebut zona aktif ditunjukkan pada Gambar 1. GT - 175

GT - 176 Gambar 1. Zona aktif pada tanah lempung Perubahan kadar air pada zona aktif sangat mempengaruhi kekuatan tanah lempung untuk mendukung pondasi di atasnya. Kandungan air secara signifikan berpengaruh pada perubahan kohesi tanah. Ketika kadar air meningkat, kohesi tanah menurun. Hal ini disebabkan karena peningkatan kadar air dapat mengubah jarak antar partikel tanah, yang selanjutnya diikuti penurunan kekuatan ikatan antar-partikel tanah. Penurunan kekuatan ikatan menghasilkan penurunan kohesi dan hilangnya kekuatan geser. Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yalcin (2011), ditunjukkan bahwa kohesi tanah di musim kemarau mencapai empat kali lebih tinggi daripada kohesi tanah di musim hujan. Sebagai contoh, kohesi sebesar 149 kn/m2 di musim kemarau, sedangkan di musim hujan, kohesi menurun hingga 37 kn/m 2. 3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini diawali dengan menentukan pengambilan contoh tanah di kota Surabaya. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada lima lokasi yang berbeda di Surabaya bagian Timur dan Selatan. Contoh tanah diambil secara tidak terganggu dengan menggunakan tabung dari pipa besi (shelbytube) berdiameter 7 cm pada kedalaman zona aktif, yaitu kurang lebih satu meter dari permukaan tanah asli. Tanah yang telah diambil dengan tabung tersebut kemudian segera ditutup dengan lilin atau plastik di bagian atas dan bawah untuk mencegah terjadinya perubahan kadar air. Setelah itu contoh tanah dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian. Tahap penelitian berikutnya adalah melakukan pengujian laboratorium terhadap contoh tanah yang diambil dari lapangan. Pengujian laboratorium yang dilakukan berupa pengujian karakteristik fisik dan mekanik tanah. Pengujian karakteristik fisik adalah pengujian yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu contoh tanah yang diambil dari lapangan. Pengujian karakteristik fisik tanah yang dilakukan meliputi kadar air, indeks konsistensi (batas cair, batas plastis dan batas susut) dan berat spesifik. Sedangkan pengujian karakteristik mekanik tanah berupa penentuan nilai parameter kuat geser tanah. Pada penelitian ini, parameter mekanik tanah diwakili oleh nilai kuat kokoh tanah. Nilai kuat kokoh tanah tersebut didapatkan dari hasil pengujian unconfined compression. Pengujian karakteristik fisik dan mekanik dilakukan pada dua kondisi kadar air tanah. Kondisi pertama adalah kondisi awal dari contoh tanah undisturbed yang diambil dari lapangan. Kondisi kedua adalah kondisi dimana contoh tanah mengalami proses pengeringan dengan kadar air sekitar 10 %, 20 %, 30 %, 40 % dan 50 % dari kadar air awal. Proses pengeringan ini tidak dilakukan dengan oven, tetapi dengan meletakkan contoh tanah di udara bebas untuk menghindari terjadinya kerusakan pada susunan partikel contoh tanah tersebut, hingga mencapai kadar air yang dikehendaki. Variasi kadar air yang dilakukan di laboratorium digunakan untuk melakukan simulasi keadaan tanah di lapangan pada kedalaman zona aktif. Penentuan variabel kadar air disesuaikan dengan variasi kadar air sebenarnya yang terjadi di lapangan pada sepanjang tahun. Interval variasi kadar air yang terjadi pada sepanjang tahun didapatkan dari data sekunder yang berupa hasil pengujian tanah di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Kristen Petra. 4. HASIL DAN ANALISIS Pengujian karakteristik fisik tanah dilakukan pada semua contoh tanah yang diambil dari lima lokasi yang berbeda di Surabaya. Hasil pengujian karakteristik fisik tanah dapat dilihat pada Tabel 1.

GT - 177 Tabel 1. Karakteristik contoh tanah pada kondisi awal No Lokasi Kadar Air (%) Specific 2,61 Gravity Batas Cair (%) Batas Plastis (%) Indeks Plastisitas 1 Makarya 72,46 2,61 103,44 22,56 80,88 2 Siwalankerto Selatan 61,09 2,63 104,15 43,10 61,06 3 Kertomenanggal 92,28 2,64 99,04 41,23 57,81 4 Krian 74,17 2,66 93,51 40,81 52,71 5 Keputih 111,85 2,58 117,32 28,37 88,95 Sebagai dasar untuk menentukan besar varisi kadar air yang terjadi, dilakukan pengumpulan data sekunder dari Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Kristen Petra. Data sekunder berupa data kadar air tanah di beberapa lokasi di Surabaya Timur dan Selatan pada sepanjang tahun. Data kadar air yang digunakan pada penelitian ini ditentukan pada kedalaman sekitar 1 sampai 2 meter dari permukaan tanah. Variasi kadar air yang didapatkan pada sepanjang tahun ditunjukkan pada Gambar 2, dimana nilai kadar air berkisar antara 36% sampai dengan 72 %. Gambar 2. Variasi kadar air pada beberapa lokasi di Surabaya Timur dan Selatan di sepanjang tahun Berdasarkan variasi kadar air yang terjadi di lapangan, dilakukan variasi kadar air pada contoh tanah yang diambil. Variasi kadar air yang dilakukan berupa pengurangan kadar air tanah sebesar 10 %, 20 %, 30 %, 40 % dan 50 % dari kadar air awal. Variasi kadar air terhadap kuat kokoh tanah pada lima lokasi dapat dilihat pada Gambar 3 sampai dengan Gambar 7. Hasil variasi kadar air yang dilakukan, menunjukkan adaya perubahan kuat kokoh tanah. Hasil yang terlihat menunjukkan bahwa semakin rendah kadar air dan saat kadar air tanah mendekati batas plastis, terjadi peningkatan kuat kokoh tanah yang signifikan secara eksponensial. Hal ini disebabkan karena tanah mengalami perubahan dari fase plastis menjadi fase semi padat. Dari variasi kadar air yang dilakukan pada contoh tanah dari lima lokasi yang berbeda di Surabaya, diperoleh persamaan-persamaan yang menujukkan hubungan antara perubahan kadar air dengan kuat kokoh tanah. Persamaan persamaan ini dinyatakan dalam grafik dengan nilai R 2 lebih besar dari 0.95 (Gambar 3 Gambar 7). Gambar 3. Perubahan kuat kokoh akibat variasi kadar air pada lokasi 1

GT - 178 Gambar 4. Perubahan kuat kokoh akibat variasi kadar air pada lokasi 2 Gambar 5. Perubahan kuat kokoh akibat variasi kadar air pada lokasi 3 Gambar 6. Perubahan kuat kokoh akibat variasi kadar air pada lokasi 4 Gambar 7. Perubahan kuat kokoh akibat variasi kadar air pada lokasi 5

GT - 179 Persamaan persamaan tersebut dapat digunakan untuk melakukan prediksi kuat kokoh tanah pada nilai kadar air tertentu. Berdasarkan rentang variasi kadar air yang didapatkan pada sepanjang tahun seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2, dimana nilai kadar air berkisar antara 36% sampai dengan 72 %, kuat kokoh tanah di setiap lokasi pada saat kadar air 36 % dan 72 % dapat diprediksi seperti terlihat pada Tabel 2. Lokasi Tabel 2. Perubahan kuat kokoh berdasarkan range perubahan kadar air pada data sekunder Indeks Plastisitas Kadar Air Awal Kuat Kokoh Awal Kuat Kokoh saat Kadar Air 72 % Kuat Kokoh saat Kadar Air 36 % Perubahan Nilai Kuat Kokoh (%) (%) (kg/cm 2 ) (kg/cm 2 ) (kg/cm 2 ) ( x lipat ) MAKARYA 81 72.46 0.15 0.17 3.57 21.33 SIWALANKERTO 61 61.09 0.33 0.19 4.88 25.53 SELATAN KERTOMENANGGAL 58 92.28 0.04 0.08 2.97 36.60 KRIAN 53 74.17 0.10 0.13 6.66 52.46 KEPUTIH 89 111.85 0.05 0.63 5.43 8.67 Pada lima lokasi pengambilan contoh tanah, masing-masing lokasi memiliki nilai indeks plastisitas yang berbedabeda. Nilai indeks plastisitas ini dapat mempengaruhi besarnya perubahan kuat kokoh tanah yang terjadi. Pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa seiiring dengan penurunan nilai indeks plastisitas, maka kemungkinan terjadinya perubahan kuat kokoh tanah akan semakin besar. Hal ini dikarenakan semakin kecil nilai indeks plastisitas, maka ketika terjadi perubahan kadar air, kondisi tanah dimungkinkan untuk segera berubah dari kondisi plastis ke kondisi semi padat dan sebaliknya. Tanah dengan indeks plastisitas kecil menunjukkan rentang yang pendek antara batas cair dan batas plastis sehingga dapat terjadi perubahan kuat kokoh tanah yang besar saat terjadi perubahan kadar air di dalam tanah. 5. KESIMPULAN Gambar 8. Hubungan antara indeks plastisitas dan perubahan kuat kokoh tanah Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bagian di atas, penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pada saat kadar air tanah mendekati batas plastis, terjadi peningkatan kuat kokoh tanah yang signifikan. Dari penelitian ini didapatkan hubungan antara kuat kokoh dan kadar air yang dinyatakan berupa persamaan - persamaan dengan nilai R2 lebih besar dari 0.95. 2. Pada rentang perubahan kadar air yang sama yaitu sebesar 36%, tanah lempung dengan nilai indeks plastisitas mendekati 90 mengalami perubahan kuat kokoh tanah delapan kali lipat. Sedangkan tanah lempung dengan nilai indeks plastisitas berkisar sebesar 50, perubahan kuat kokoh tanah yang terjadi mencapai 50 kali lipat. Hubungan

GT - 180 antara indeks plastisitas (PI) dan perubahan kuat kokoh tanah (Δqu) pada penelitian ini dapat dinyatakan dalam persamaan Δqu = 0.0322PI2-5.528PI+249.71 dengan nilai R2 = 0.86. 6. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Michael Henry Goenawan dan Joedy Harto Pinasto yang telah membantu dan mendukung proses pengumpulan data pada penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Bowles J.E. (1984). Physical and Geotechnical Properties of Soil. McGraw-Hill, Inc. Das B.M. (1999). Principles of Geotechnical Engineering. California : PWS Publishing. Indarto. (2008). Drying and Wetting Cyclus against Foundation Failure., Proceedings of HATTI Seminar, Bandung. Shayea N.A. (2001). The Combined Effect of Clay and Moisture Content on the Behavior of Remolded unsaturated Soils. Engineering Geology, 62, 319-342. Tjandra, D., Indarto, Soemitro, R. A. A. (2015). Effect of Drying-Wetting Process on Friction Capacity and Adhesion Factor of Pile Foundation in Clayey Soil. Jurnal Teknologi, 77(11), 145-150. Tjandra, D., Indarto, Soemitro, R. A. A. (2015). Behavior of Expansive Soil under Water Content Variation and Its Impact to Adhesion Factor on Friction Capacity of Pile Foundation. International Journal of Applied Engineering Research, 10(18), 38913-38917. Tjandra, D., Indarto, Soemitro, R. A. A. (2013). The Effect of Water Content Variation on Adhesion Factor of Pile Foundation in Expansive Soil. Civil Engineering Dimension Journal, 13(2), 114-119. Tjandra, D., Indarto, Soemitro, R. A. A. (2014). The Influence of Water Content Variations on Friction Capacity of Piles in Expansive Soil. International Journal of ICT-aided Architecture and Civil Engineering, 1(1), 31-40. Yalcin A. (2011). A Geotechnical Study on the Landslides in the Trabzon Province, NE, Turkey. Applied Clay Science, 52, 11-19.