WALIKOTA PARIAMAN PROPINSI SUMATERA BARAT DRAF PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PENERTIBAN TERNAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENERTIBAN HEWAN TERNAK DALAM WILAYAH KABUPATEN KONAWE SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 13 TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA,

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENERTIBAN PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENERTIBAN HEWAN TERNAK

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENERTIBAN TERNAK

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENERTIBAN HEWAN TERNAK BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

KKN AT033 UNIVERSITAS SYIAH KUALA QANUN PENERTIBAN HEWAN TERNAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENERTIBAN TERNAK

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 14 TAHUN 2001 SERI C NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BUPATI GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 06 TAHUN 2014 PENERTIBAN PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK

BUPATI KAUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

Menimbang : a. bahwa salah satu upaya untuk menjaga ketertiban umum

KETENTUAN PEMELIHARAAN TERNAK BUPATI MAROS

PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO NOMOR : 07 TAHUN 2006 TENTANG PETERNAKAN DAN PENERTIBANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALOPO,

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PAGAR ALAM NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK BERKAKI EMPAT DALAM KOTA PAGAR ALAM

WALIKOTA TASIKMALAYA,

7. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2000 tentang Kewenangan Kabupaten Lahat sebagai Daerah Otonom; diatur kembali;

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENERTIBAN PEMELIHARAAN TERNAK DALAM KABUPATEN PIDIE

WALIKOTA BUKITTINGGI

QANUN KABUPATEN ACEH JAYA

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENERTIBAN TERNAK DALAM WILAYAH KABUPATEN SABU RAIJUA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG PENGATURAN, PENERTIBAN DAN IJIN PEMELIHARAAN TERNAK DI KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG PEMELIHARAAN TERNAK

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG PEMELIHARAAN TERNAK

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENGATURAN, PENERTIBAN DAN PENGAWASAN PEDAGANG KAKI LIMA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

USAHA PETERNAKAN DAN PEMELIHARAAN TERNAK

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMBEBANAN BIAYA PAKSAAN PENEGAKAN HUKUM

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 17

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN PELAKSANAAN TUGAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN RABIES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 20 TAHUN 2012 T E N T A N G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 06 TAHUN 2007 TENTANG USAHA PETERNAKAN DAN PENERTIBAN TERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORAGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM DI KABUPATEN LAMONGAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA

LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG SEKRETARIAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, HAK DAN KEWAJIBAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PARIAMAN dan WALIKOTA PARIAMAN MEMUTUSKAN:

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 91 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 T E N T A N G

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI WILAYAH KOTA MALANG

Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara RI Tahun 1956 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1091) ; 3.

BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 58 TAHUN 2012 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG,

WALIKOTA MALANG. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209) ;

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN WALIKOTA MADIUN,

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU MEMUTUSKAN:

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 5 SERI E

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES LEMBARAN DAERAH NO. 9 TAHUN 2011

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETERTIBAN JALAN, FASILITAS UMUM DAN JALUR HIJAU

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 66 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENGGUNAAN JALAN BAGI KENDARAAN YANG MELEBIHI MUATAN SUMBU TERBERAT

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 3

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 80 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 15 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TAHUN : 2005 NOMOR : 04

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENCEGAHAN PERMAINAN JUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

WALIKOTA PARIAMAN PROPINSI SUMATERA BARAT DRAF PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PENERTIBAN TERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PARIAMAN, Menimbang : a. bahwa pemeliharaan hewan ternak yang masih dilakukan secara tradisional dan dibiarkan berkeliaran bebas di wilayah permukiman penduduk, sarana pemerintahan, dan sarana umum lainnya dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, kesehatan, ketertiban umum, dan keselamatan lalu lintas jalan raya sehingga perlu ditertibkan; b. bahwa untuk meningkatkan perlindungan dan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban, kelestarian lingkungan dan menghindari gangguan lalu lintas jalan umum perlu diadakan penertiban ternak; c. bahwa berdasarkan pertimbagan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Penertiban Hewan Ternak; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Pariaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4187, Penjelasan Atas Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2002); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Repulik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4286);

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) 6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5015); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelilaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambhan Lembaran Negara Indonesia Nomor 5059); 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Nomor 244 Tahun 2014) sebagaimana telah dirubah dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara RI tahun 2015 Nomor 58, Tambahan lembaran Negara RI nomor 5679); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik Tahun 2004 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4427); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

3 11. Peraturan Daerah Kota Pariaman Nomor 6 Tahun 2006 tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan dalam kota pariaman; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PENERTIBAN TERNAK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Pariaman. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. 3. Walikota adalah Walikota Pariaman. 4. Satuan Polisi Pamong Praja adalah Polisi Pamong Praja Kota Pariaman. 5. Peternak atau pemilik ternak adalah orang tau sekumpulan orang yang mata pencahariannya atau seluruhnya bersumber dari hasil peternakan. 6. Ternak adalah semua jenis hewan yang dipelihara dan/atau diternakan oleh seseorang atau sekumpulan orang. 7. Lapangan pengembalan adalah suatu tempat yang telah ditentukan khusus sebagai tempat pengembalaan ternak. 8. Penertiban ternak adalah usaha penertiban oleh Tim terhadap ternak yang berkeliaran di kawasan objek-objek wisata, sarana dan prasarana umum serta tempat lainnya yang dapat menggangu kenyaman, ketentraman dan ket6ertiban masyarakat. 9. Tim penertiban ternak adalah Tim yang ditugaskan untuk melakukan penertiban ternak di Kota Pariaman. 10. Jalan adalah Prasarana perhubungan darat, dalam bentuk apapun yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan yang diperuntukan bagi lalu lintas umum. 11. Penyidik adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kota Pariaman. 12. Ternak Liar adalah ternak yang dibiarkan berkeliaran dijalan, tempattempat objek wisata, sarana dan prasarana umum serta tempat lainnya yang dapat mengganggu kenyamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat.

4 BAB II KEWAJIBAN DAN LARANGAN BAGI PEMILIK TERNAK Pasal 2 (1) Pemilik ternak diwajibkan memelihara ternak dengan baik serta mengamankannya dalam kandang yang memenuhi syarat atau diikat sehingga tidak lepas/ berkeliaran. (2) Penempatan kandang ternak yang dekat dengan pemukiman wajib mendapat persetujuan dari tetangga dan diketahui Lurah atau Kepala Desa. Pasal 3 Dalam wilayah Kota Pariaman, pemilik ternak dilarang : a. melepas/ menggembalakan ternak pada lokasi penghijauan, reboisasi dan pembibitan. b. melepas/ menggembalakan ternak pada pekarangan rumah, pertamanan, lokasi pariwisata, lapangan olah raga, ruang terbuka hijau maupun non hijau dan tempat-tempat lain yang dapat menimbulkan kerusakan. c. melepas ternak sehingga berkeliaran di dalam kota, jalan-jalan dan/atau tempat-tempat lainnya yang dapat mengganggu keselamatan/kelancaran pemakaian jalan. BAB III TUJUAN, OBJEK DAN RUANG LINGKUP OPERASI PENERTIBAN TERNAK Pasal 4 Penertiban Ternak bertujuan untuk menjaga kenyamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat. Pasal 5 Ternak yang menjadi objek penertiban oleh Tim Penertiban Ternak adalah Ternak Liar. Pasal 6 Ruang lingkup operasi penertiban ternak adalah jalan raya, lokasi pariwisata, pertamanan, ruang terbuka hijau dan non hijau, sarana dan prasarana umum,

5 serta tempat lainnya yang dapat mengganggu kenyamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat. BAGIAN IV SYARAT-SYARAT PENANGKAPAN Pasal 7 Petugas wajib melakukan penangkapan ternak dalam hal : a. ternak yang dimaksud dalam Pasal 5 berada pada tempat-tempat tertentu yang dilarang sebagaimana dimaksud Pasal 6. b. mengganggu keselamatan dan ketertiban umum di dalam kota atau jalan raya. c. karena adanya pengaduan dari masyarakat. BAB V TIM PENERTIBAN TERNAK Bagian Pertama Kedudukan, Anggota Tim dan Tugas Pokok Pasal 8 (1) Dalam rangka penertiban ternak liar maka dibentuk Tim Penertiban Ternak melalui Keputusan Walikota. (2) Tim Penertiban Ternak berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. (3) Tim Penertiban Ternak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurangkurangnya terdiri dari dari Unsur Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Pariwisata, Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan Camat Se-Kota Pariaman. (4) Tim Penertiban Ternak mempunyai tugas menertibkan ternak liar yang berkeliaran di lokasi pariwisata, pertamanan, ruang terbuka hijau maupun non hijau, sarana dan prasarana umum, serta tempat lainnya yang dapat mengganggu kenyamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat.

6 Pasal 9 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) Tim Penertiban Ternak menyelenggarakan fungsi : a. Sekretariat. b. Operasional. c. pemeliharaan & Perawatan. d. penegakkan Hukum. Bagian Kedua Sekretariat Pasal 10 (1) Sekretariat Tim Penertiban Ternak berada dan berkedudukan di Kantor SatPol PP Kota Pariaman. (2) Tugas Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. merencanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan operasional penertiban ternak; b. menyusun rencana operasional; c. menyusun rencana anggaran biaya operasional; d. menyiapkan target operasi bersama PPNS; e. menyiapkan administrasi operasional; f. membuat laporan pelaksanaan operasional; g. menyusun semua berkas hasil operasional; h. merekap hasil operasional sebagai bahan pelaporan; i. Menyiapkan laporan ke Walikota; dan j. Memberitahukan kepada pemilik ternak yang tertangkap ternaknya. Bagian Ketiga Operasional Pasal 11 (1) Pelaksanaan fungsi operasional oleh Bagian Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b adalah melaksanakan operasi penertiban ternak sesuai target operasi. (2) Untuk melakukan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bagian Operasional berkewajiban : a. menyiapkan surat tugas oleh; b. menyiapkan kelengkapan operasi dan obat-obatan;

7 c. menyiapkan personil operasi, dan d. menyampaikan laporan operasional Sekretariat Tim. (3) Surat tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dikeluarkan oleh Walikota atau Pejabat yang ditunjuk. Bagian Keempat Pemeliharaan dan Perawatan Pasal 12 (1) Pelaksanaan fungsi pemeliharaan dan perawatan oleh Bagian Pemeliharaan dan Perawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c adalah memelihara dan merawat ternak hasil tangkapan; (2) Untuk melakukan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian Pemeliharan dan Perawatan berkewajiban : a. menyediakan kandang tempat penitipan ternak hasil tangkapan; b. memberi makan dan minum ternak; c. merawat ternak yang sakit selama masa penitipan; d. kewajiban lainnya yang berhubungan dengan pemeliharaan dan perawatan ternak. (3) Tim pemeliharaan dan perawatan terdiri dari unsur Petugas Pertanian dan Pangan sebagai penanggung jawab kesehatan ternak, Petugas Satpol PP sebagai penanggung jawab keamanan ternak, Petugas dari Dinas Lingkungan Hidup sebagai penanggung jawab penyediaan, pemberian pakan dan kebersihan lingkungan kandang. Bagian Kelima Penegakan Hukum Pasal 13 (1) Fungsi penegakan hukum oleh bagian Penindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf d adalah melakukan tugas preventif dan represif pada pemilik ternak yang terkena operasi penertiban ternak. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bagian penindakan berkewajiban : a. melakukan pembinaan; b. memanggil pemilik ternak untuk dimintai keterangan; c. melakukan penindakan terhadap ternak liar bersama-sama dengan Bagian Operasi dan anggota tim lainnya;

8 d. menyiapkan laporan penindakan. BAB VI PENINDAKAN Pasal 14 (1) Ternak liar yang tertangkap akan dipelihara dan diamankan oleh Tim Penertiban Ternak dan diberitahukan kepada pemilik ternak. (2) Biaya pemeliharaan, perawatan dan biaya penangkapan dibebankan kepada pemilik ternak. (3) Ternak liar yang telah diamankan oleh Tim Penertiban Ternak lebih dari 3 (tiga) hari semenjak diberitahukan kepada pemilik ternak jika tidak dijemput maka ternak tersebut dapat dijual oleh Tim Penertiban Ternak. (4) Hasil penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejak tanggal penjualan, pemilik tidak datang untuk mengambil uang selisih hasil penjualan, maka uang tersebut akan disetorkan ke kas daerah melalui bendahara penerima Dinas Lingkungan Hidup. (5) Jika dalam jangka waktu 3 (tiga) hari atau kurang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pemilik ternak menjemput ternaknya maka ternak tersebut dikembalikan kepada pemiliknya setelah membayar biaya pemeliharaan, perawatan dan penangkapan serta menandatangani surat pernyataan. (6) Pemilik yang akan mengambil ternak harus dapat menunjukan surat keterangan kepemilikan ternak yang dikeluarkan oleh Kepala Desa/Kelurahan. Pasal 15 (1) Biaya pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 adalah untuk jenis hewan sebagai berikut : a. Kambing Rp. 50.000,-/hari; b. Sapi Rp. 100.000,-/hari; c. Kuda Rp. 100.000,-/hari; dan d. Kerbau Rp. 100.000,-/hari. (2) Biaya perawatan ternak yang sakit disesuaikan dengan harga obat-obatan yang digunakan. (3) Biaya penangkapan disesuaikan dengan biaya obat-obatan atau alat yang digunakan.

9 Pasal 16 (1) Apabila dalam penangkapan, pemeliharaan dan perawatan oleh Tim penertiban Ternak terjadi kematian ternak, maka hal ini bukan menjadi tanggung jawab dari tim penertiban ternak. (2) Kematian ternak sebagaimana dimaksud ayat (1) disertai dengan berita kematian dari petugas berwenang. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Pariaman. Ditetapkan di Pariaman pada tanggal 6 Maret 2018 WALIKOTA PARIAMAN, Diundangkan di Pariaman pada tanggal 6 Maret 2018 MUKHLIS. R SEKRETARIS DAERAH KOTA PARIAMAN, INDRA SAKTI BERITA DAERAH KOTA PARIAMAN TAHUN 2018 NOMOR 7