II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Kubis Bunga Tanaman kubis bunga diduga berasal dari Eropa, pertama kali ditemukan di Cyprus, Italia Selatan dan Mediterania. Beberapa spesies kubis bunga telah tumbuh di Mediterania selatan lebih dari 2000 tahun. Mengenai masuknya kubis bunga di Indonesia tidak terdapat keterangan pasti, diduga terjadi pada abad XIX, yang varietasnya berasal dari India (Rukmana, 1994). Menurut Tjitrosoepomo (2010), klasifikasi dalam tata nama (sistem tumbuhan) tanaman kubis bunga termasuk ke dalam : Divisi Sub divisi Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledoneae : Rhoeadales : Cruciferae : Brassica Spesies : Brassica oleraceae var. botrytis L. Kubis bunga merupakan salah satu anggota dari keluarga tanaman kubiskubisan. Bagian yang dikonsumsi dari sayuran ini adalah bunganya atau disebut dangan Curd. Bunga kubis umumnya berwarna putih bersih atau putih kekuningkuningan (Anonim, 2009). 6
7 Sistem perakaran kubis bunga memiliki akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang tumbuh ke pusat bumi (kearah dalam), sedangkan akar serabut tumbuh ke arah samping (horizontal), menyebar, dan dangkal (20 cm-30 cm). Dengan perakaran yang dangkal tersebut, tanaman akan dapat tumbuh dengan baik apabila ditanam pada tanah yang gembur. Batang tanaman kubis bunga tumbuh tegak dan pendek sekitar 30 cm. Batang tersebut berwarna hijau, tebal, dan lunak namun cukup kuat dan batang tanaman ini tidak bercabang (Cahyono, 2001). Menurut Pracaya (2000), daun kubis bunga berbentuk bulat telur (oval) dengan bagian tepi daun bergerigi, agak panjang seperti daun tembakau dan membentuk celahcelah yang menyirip agak melengkung ke dalam. Bunga terdiri dari bakal bunga yang belum mekar, tersusun atas lebih dari 5000 kuntum bunga dengan tangkai pendek, sehingga tampak membulat padat dan tebal berwarna putih bersih atau putih kekuningkuningan. Diameter bunga kubis bunga dapat mencapai lebih dari 20 cm dan memiliki berat antara 0,5-1,3 kg, tergantung varietas dan kecocokan tempat tanam. Tanaman kubis bunga dapat menghasilkan buah yang mengandung banyak biji. Buah tersebut terbentuk dari hasil penyerbukan bunga yang terjadi karena penyerbukan sendiri ataupun penyerbukan silang dengan bantuan serangga. Buah berbentuk polong, berukuran kecil dan ramping, dengan panjang antara 3-5 cm. Didalam buah tersebut terdapat biji berbentuk bulat kecil, berwarna coklat kehitam-hitaman. Biji tersebut dapat dipergunakan sebagai benih perbanyakan tanaman (Cahyono, 2001).
8 B. Syarat Tumbuh Tanaman Kubis Bunga Kubis bunga dikenal sebagai tanaman sayuran daerah yang beriklim dingin (sub tropis), sehingga di Indonesia cocok ditanam di daerah dataran tinggi antara 1000-2000 mdpl yang suhu udaranya dingin dan lembab. Temperatur optimum untuk pertumbuhan dan produksi sayuran ini antara 15-18 C dan maksimum 24 C (Rukmana, 1994). Menurut Anonim (2009), tanaman kubis bunga cocok ditanam pada tanah lempung berpasir, tetapi toleran terhadap tanah ringan seperti andosol. Syarat yang paling penting adalah keadaan tanahnya subur, gembur, kaya akan bahan organik, tidak mudah becek (menggenang), ph antara 5,5-6,5 dan pengairannya cukup memadai. Kubis bunga termasuk tanaman yang sangat peka terhadap temperatur terlalu rendah ataupun terlalu tinggi, terutama pada periode pembentukan bunga. Temperatur terlalu rendah, mengakibatkan terjadinya pembentukan bunga sebelum waktunya. Temperatur yang terlalu tinggi dapat menyebabkan tumbuhnya daun-daun kecil pada bunga (Pracaya, 2000). C. Teknik Budidaya Menurut Edi (2010), budidaya kubis bunga meliputi persiapan media semai setebal ± 7 cm, media yang digunakan pupuk organik dan tanah halus dengan perbandingan 1:1. Benih direndam dalam larutan Frevikur N (0,1%) selama ± 2 jam kemudian dikeringkan sebelum disemaikan pada bedengan penyemaian yang telah disediakan. Benih yang sudah dikeringkan disebar di atas bedengan persemaian lalu ditutup dengan media semai setebal 1-2 cm. Pengolahan lahan dengan kedalaman 20-30 cm, lebar bedengan 100-120 cm, tinggi bedengan 30 cm, jarak antara bedengan 40
9 cm, jarak tanam 50 x 50 cm untuk jenis bertajuk lebar dan 45 x 65 cm untuk jenis bertajuk tegak. Bibit yang siap dipindah tanam adalah yang sudah memiliki 3-5 helai daun, atau pada saat bibit berusia satu bulan. Proses pemindahan bibit sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, tiap-tiap lubang tanam diisi satu tanaman. Kombinasi jarak tanam dan pemberian pupuk kandang ayam dua minggu sebelum tanam yang dilakukan pada tanaman kubis bunga dengan dosis 20 ton/ha dengan jarak tanaman 60 cm x 60 cm mendapatkan hasil yang terbaik. Kombinasi jarak tanam terhadap tanaman kubis bunga berpengaruh sangat nyata terhadap parameter pertambahan jumlah daun, pertambahan diameter tajuk tanaman, pertambahan tinggi tanaman, serta untuk parameter saat munculnya krop (Hamidah, 2012). Menurut Fitriani (2009), pemeliharaan meliputi kegiatan penyiangan dan penyiraman. Penyiangan dilakukan sesuai kondisi lahan yang terlihat banyak ditumbuhi rumput-rumput liar agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu sebaiknya kondisi lahan harus selalu diperiksa. Penyiraman pada tanaman kubis bunga harus rutin dilakukan. Pada musim kemarau tanaman kubis bunga harus disiram 2 kali sehari. Mengingat perakaran kubis bunga yang dangkal, intensitas penyiraman harus diperhatikan guna mecegah tanaman mengalami kekeringan. Di dataran rendah kerap muncul hama dan menimbulkan kerugian serta kerusakan pada tanaman kubis. Serangan hama yang ditemukan dikenal dengan ulat jangkal atau green semilooper. Pada tanaman yang terserang hama ini akan tampak tertinggal epidermis dan tulang daunnya. Ulat juga menyerang bunga kol sehingga membuat rusak dan tampak pada beberapa bagian bunga kol yang tidak utuh.
10 Pengendalian ulat dapat dilakukan dengan cara mekanis, kimiawi dengan menggunakan insektisida kimia sentetis, rotasi tanam, pengendalian hayati dengan menggunakan musuh alami (Hazairih, 2015). D. Pupuk Kandang Kambing Menurut Setyorini et al., (2004), pupuk kandang kambing memiliki tekstur yang berbeda dari kotoran hewan jenis lain, atau dengan kata lain kotoran kambing mempunyai ciri khas dikerenakan kotoran kambing memiliki tekstur butiran-butiran kecil yang agak susah terurai apabila tidak melalui serangkaian pengomposan. Pada umumnya C/N rasio pupuk kandang kambing masih di atas 30%. Pupuk kandang yang baik untuk digunakan harus memiliki C/N rasio dibawah 20%. Pupuk kandang kambing haruslah dikomposkan dengan batasan waktu 3-4 minggu. Pupuk kandang kambing mengandung kalium yang relatif lebih tinggi dari pupuk lainnya, sementara kadar N dan P pada pupuk kandang kambing hampir sama dengan pupuk kandang lainya. Pemberian pupuk kandang kambing 1 minggu sebelum tanam sampai dengan dosis 30 ton/ha pada tanaman kubis bunga dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman umur 2-4 MST, diameter batang umur 3-4 MST, jumlah daun umur 2-4 MST, panjang akar, bobot tanaman sampel, hasil tanaman per plot dan ph tanah (Chairani et al., 2017).
11 Menurut Lingga (1991), kandungan hara dari pupuk kandang padat/segar dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Kandungan unsur hara pupuk kandang Sumber Pupuk Kadar Air Bahan Organik N P2OS K20 CaO Rasio C/N Sapi 80 16 0,3 0,2 0,15 0,2 20-25 Kerbau 81 12,7 0,25 0,18 0,17 0,4 25 28 Kambing 64 31 0,7 0,4 0,25 0,4 20 25 Ayam 57 29 1,5 1,3 0,8 4,0 9 11 Babi 78 17 0,5 0,4 0,4 0,07 19 20 Kuda 73 22 0,5 0,25 0,3 0,2 24 Nutrisi atau hara yang ada di dalam media dapat tersedia dengan cepat melalui degradasi oleh bakteri pengurai yang ada didalam EM4. Bakteri yang terkandung didalam EM4 berperan dalam menguraikan bahan organik sehingga nutrisi didalamnya dapat tersedia. Semakin besar konsentrasi EM4, maka semakin cepat penurunan C/N rasio atau waktu pengomposan semakin singkat. Semakin besar suhu sampai 40 0 C, pada hari ke-4 rasio C/N semakin rendah atau dengan kata lain penurunan C/N rasio semakin cepat, sedangkan pada suhu di atas 40 0 C, kenaikan suhu akan mempengaruhi kecepatan penurunan C/N rasio. Semakin kecil ukuran butiran pada hari ke-4 rasio C/N semakin rendah atau dengan kata lain kecepatan C/N rasio semakin cepat. Dengan menggunakan kondisi proses optimal (konsentrasi EM4 0,5%, suhu 40 0 C, ukuran bahan 0,0356 cm (-30/+40 mesh) dan konsentrasi gula 0,8%) di peroleh waktu pengomposan 3 hari ( Yuniwati et al., 2012).
12 Menurut Wardina (2016), perlakuan pemberian pupuk kandang kambing pada tanaman mentimun varietas hibrida mendapatkan hasil terbaik pada perlakuan 40 ton/ha sebesar 160,13 g. Peningkatan pertumbuhan ini diperoleh pada umur tanaman 28 HST, dimana menunjukkan adanya pengaruh nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, berat buah, panjang buah, dan diameter buah. Kualitas bokasi yang digunakan tergantung pada pupuk kandang yang digunakan. Bokasi yang berasal dari pupuk kandang kambing memiliki kandungan unsur hara K yang paling tinggi dibandingkan dengan bokasi yang berasal dari hewan lain seperti sapi, babi, ayam. Kandungan K yang tinggi dalam pupuk kandang kambing dapat membentuk dan mengangkut karbohidrat, menetralkan asam organik, memper kokoh batang tanaman (Kusuma, 2012). Pemberian pupuk kandang kambing 1 minggu sebelum tanam sampai dengan dosis 30 ton/ha pada tanaman kubis bunga dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman umur 3-4 minggu setelah tanam, jumlah daun umur 2-4 minggu setelah tanam, diameter batang umur 3-4 minggu setelah tanam (Cahyono, 2011). Menurut Sudarmi (2016), pembuatan pupuk bokasi sebanyak 60 kg kering seperti pupuk kandang kambing, dan pupuk kandang ayam serta penambahan dosis beberapa bahan seperti EM4 300 ml, 200 liter air bersih, 1 kg gula pasir dapat mempercepat teruraianya bahan dengan suhu 45 0 c pupuk ± membutukan waktu satu bulan hingga dapat digunakan dan C/N rasio 11,969%, ph 7, sehingga hasil pengomposan memenuhi kriteria SNI kompos C/N rasio 10-20.
13 Menurut Manupatty et al., (2012), pemberian effective microorganisme (EM4) pada proses pengomposan sampah organik memakan waktu 28 hari. Dosis yang digunakan dalam proses pengomposan adalah EM4 sebanyak 300 ml adalah yang paling baik terjadi dekomposisi pada 10 kg sampah organik dan memperoleh C/N rasio 11,56 serta diperoleh ph 8,03. Pupuk organik biasa dimanfaatkan didalam proses budi daya tanaman. Pupuk organik diperoleh dari kotoran ternak dan sampah dauh atau sisa-sisa pelapukan, namum pupuk organik atau bahan organik harus melalui tahapan pengolahan agar mendapatkan kualitas pupuk yang baik. Pada umumnya bahan organik mempunyai C/N rasio yang tinggi (diatas 30), sehingga bila pupuk organik digunakan langsung pada lahan pertanian akan mengganggu pertumbuhan tanaman kerena terjadi proses fermentasi di dalam tanah (Susety, 2017). E. Hipotesis 1. Pengaruh pemberian dosis pupuk kandang kambing dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kubis bunga. 2. Dosis pupuk kandang kambing 30 ton/ha (1.080 g/tanaman) menjadi yang terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot segar bunga, dan diameter bunga.