BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan. Harapan Hidup (UHH). Data badan pusat statistik menunjukkan bahwa



dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Maret quasi eksperimental (eksperimen semu), dimana sampel penelitian tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan.

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

BAB V PEMBAHASAN. Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta pada tanggal 4 Maret sampai

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. nasional pada hakekatnya adalah penyelenggara upaya kesehatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

BAB I PENDAHULUAN. fungsionalnya. Kompleksnya suatu gerakan dalam aktifitas seperti. tulang-tulang yang membentuk sendi ini masing-masing tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya. tuntut untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, karena banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dizaman globalisasi seperti sekarang ini, dimana perkembangan dan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial masyarakat dan bangsa bertujuan untuk. memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang banyak penduduk baik yang berusia produktif maupun

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan produktif dibutuhkan status kesehatan yang tinggi dan. peningkatan sistem pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, dimana harus mempunyai kemampuan fungsi yang optimal

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. hingga kehidupan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar. Sehat

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis.

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat

BAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Sindroma miofasial adalah kumpulan gejala dan tanda dari satu atau

BAB I P E N D A H U L U A N. vertebralis servikal dan lumbal merupakan sendi yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di suatu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan.

Lembar Keusioner KOOS (Knee injury and Osteoarthritis Outcome Score) Nama : Tanggal : / / Umur :

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan disegala bidang kehidupan. menyebabkan perubahan dalam tingkah laku dan pola hidup masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. degeneratif atau osteoarthritis (OA). Sendi merupakan faktor penunjang yang

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas. Aktivitas-aktivitas tersebut berlangsung di tempat kerja, sekolah, kampus

BAB I PENDAHULUAN. tentunya keadaan ini juga akan berdampak pada penurunan kondisi fisik. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 40%

BAB 1 PENDAHULUAN. semua organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

BAB I PENDAHULUAN. seperti HNP, spondyloarthrosis, disc migration maupun patologi fungsional

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya penggunaan komputer atau laptop di kalangan anak sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Knee joint atau sendi lutut adalah salah satu sendi yang mempunyai fungsi

BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas sehari-hari. Gangguan pada kaki bisa menghambat aktivitasnya.

Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari kecacatan sehingga untuk dapat melakukan aktivitas dalam

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. lingkup perkantoran biasanya sudah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas serta

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang, salah satunya pembangunan di bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Perubahan yang terjadi antara lain adanya transisi demografi dan transisi epidemiologi. Transisi demografi merupakan perubahan pola / struktur penduduk yang ditandai dengan semakin banyaknya warga lanjut usia (lansia) karena meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Data badan pusat statistik menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia di indonesia pada tahun 2000 sebanyak 14.439.967 jiwa (7,18 %) menjadi 18,4 juta jiwa (8,4%) pada tahun 2005 selanjutnya pada 2010 meningkat menjadi 23.992.553 jiwa (9,77%). Dan pada 2020 diperkirakan jumlah lanjut usia mencapai 28.822.879 jiwa (11,34%). Transisi epidemiologi terjadi karena pemerintah berhasil menekan angka penyakit infeksi, namun di sisi lain penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring dengan semakin banyaknya proporsi warga lansia di Indonesia (Eka, 2007). Osteoartritis merupakan salah satu penyakit sendi yang mengiringi proses penuaan paling banyak ditemukan di dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini menyebabkan nyeri dan disabilitas pada penderita sehingga 1

2 mengganggu aktivitas sehari-hari yang menempati urutan kedua sebagai penyebab ketidakmampuan fisik di dunia. Secara keseluruhan, sekitar 10 15% orang dewasa lebih dari 60 tahun menderita OA. Dampak ekonomi, psikologi dan sosial dari OA sangat besar, tidak hanya untuk penderita, tetapi juga keluarga dan lingkungan (Wibowo, 2003). Osteoartritis disini merupakan suatu patologi yang mengenai kartilago hialin dari sendi lutut, dimana terjadi ketidak seimbangan antara regenerasi dengan degenerasi maka akan terjadi pelunakan, perpecahan dan pengelupasan lapisan rawan sendi yang disebut sebagai corpus libera yang dapat menimbulkan nyeri dan penguncian ketika sendi bergerak. Imobilisasi yangterjadi karena menyeri mengakibatkan kaku sehingga mikrosirkulasi menurun, kadar sinovial menurun dan elastisitas jaringan lunak juga menurun. Terbentuknya osteofit akan mengiritasi membran sinovial dimana terdapat banyak saraf-saraf reseptor nyeri dan kemudian akan menimbulkan penumpukan cairan sendi atau hidrops. Pembebanan yang terus menerus mengakibatkan inflamasi dan penebalan subchndral, serta adanya penyempitan celah sendi membuat permukaan sendi tidak beraturan sehingga dapat menyebabkan instabilitas. Pada kapsul ligamen sendi akan terjadi iritasi dan pemendekan, hal ini disebabkan karena imobilisasi dan kelenturan jaringan kolagen yang berkurang, kemudian terjadi kontraktur jaringan ikat maupun kapsul sendi sehingga pergerakan semangkin lama semangkin sempit. Menurunnya fleksibilitas kapsul ligamen tersebut akan menyebabkan hipomobilitas dari sistem ligamen. Karena fungsi dari ligament berkurang menyebabkan kerja otot menjadi berlebihan, sehingga

3 kontraksi terus menerus ini akan menyebabkan penekanan pada pembuluh darah sehingga terjadi vasokontriksi dan ischemik yang akan menimbulkan spasme otot pes anserinus, tightness otot tonik dan kelemahan otot pasic yaitu otot quadricep (Hakim, 2009) Berdasarkan Homenklatur ARA (American Rheumatism Association), osteoartritis diklasifikasikan sebagai berikut : Primary osteoartritis atau osteoartritis primer yang penyebabnya tidak diketahui atau herediter biasanya terjadi karena proses penuaan dan Secondary osteoarthrosis atau osteoartritis sekunder yang diketahui penyebabnya seperti : kongenital, penyakit metabolik, trauma akut atau kronik, peradangan dan endokrin. Osteartritis akan menyebabkan keterbatasan aktivitas berdasarkan International Classification of Functioning, Disability and Health (ICF) seperti : jongkok, berlutut, dari posisi duduk ke berdiri, mempertahankan posisi berjongkok beberapa saat, mempertahankan posisi berlutut beberapa saat, mengambil benda di bawah sambil menekuk lutut, memakai sepatu atau alas kaki sambil berdiri satu kaki, melepas sepatu atau alas kaki sambil berdiri satu kaki dan membersihkan rumah serta aktifitas olahraga seperti : berlari dan melompat, dan aktifitas bepergian seperti : berjalan dipermukaan berbeda, menggunakan transportasi pribadi dan menggunakan transportasi umum. Dan salah satu pelayanan kesehatan yang ikut berperan dalam rehabilitasi penyakit ini adalah fisioterapi dimana fisioterapi adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu maupun kelompok untuk memulihkan, memelihara dan mengembangkan fungsi

4 gerak tubuh sepanjang daur kehidupan dengan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektro terapiotis dan mekanisme), pelatihan fungsi dan komuikasi (KepMenkes RI No.1363 Tahun 2001Pasal 1 Ayat1). Dari pengertian Fisioterapi tersebut dapat diartikan bahwa fisioterapi dapat mengatasi problematika pada Osteoarthritis dengan menggunakan intervensi dan peneliti memilih sonophorosis diclofenac, ultrasound dan hold relax untuk mengatasi problem osteoartritis guna meningkatkan kemampuan fungsional. Sonophorosis adalah suatu metode pengaplikasian ultrasound yang digunakan untuk meningkatkan penyerapan penghantaran molekul obat topikal (transdermal delivery) melalui jaringan kulit. Diclofenac adalah obat golongan Non-Steroidal Anti Inflamatory Drug (NSAID) yang akan digunakan. Obat golongan ini dapat mengobati jaringan lunak secara efektif karena kemampuannya menghambat aktifitas sintesa prostaglandin dan dalam jumlah yang cukup sehingga dapat menimbulkan efek sedatif serta membantu proses perbaikan jaringan yang terjadi pada osteoartritis (Omudhome Oqbru, 2008). Ultrasound adalah suatu terapi dengan menggunakan getaran mekanik gelombang suara dengan frekwensi 1-3 mghz. Gelombang Ultrasound yang masuk kedalam tubuh akan menimbulkan efek panas yang akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah sehingga terjadi perbaikan sirkulasi darah, rileksasi otot, mengurangi tekanan dalam jaringan, stimulasi pada serabut-serabut aferen sehingga dari efek tersebut

5 akan terjadi penurunan nyeri. Dan penggunaan modalitas ultrasound pada osteoartritis lutut disini karena efek yang dihasilkan gelombang ultrasound yang masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan akan membantu mengurangi zat iritan dan panas ringan yang dihasilkan akan menimbulkan efek sedatif. Selain itu dapat mengurangi nyeri dengan meningkatkan vasodilatasi metabolisme pada jaringan lunak sehingga mempercepat terjadinya penyembuhan jaringan atau regenerasi jaringan yang mengalami kerusakan pada osteoartritis (Ekowati, 2000). Dan hold relax adalah suatu tehnik yang menggunakan kontraksi isometric yang optimal dari kelompok otot antagonis yang memendek atau lemah, yang dilanjutkan dengan rileksasi otot tersebut. Tehnik ini secara deskriptif maupun secara inferensial signifikan dapat meningkatkan lingkup gerak sendi karena kontraksi isometrik pada otot dan jaringan ikat yang memendek sehingga terjadi penguluran otot secara pasif dan dapat menurunkan nyeri melalui efek vasodilatasi dimana terjadi peningkatan oksigen dan absorbsi substansi p dalam jaringan, juga dapat meningkatkan stabilitas dan ADL Koordinasi pada gangguan fungsi sendi, karena pelaksanaan Hold Relax mengikuti pola gerak keseharian pada regio (De Beckers, 2000) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan fungsional dari intervensi ultrasound, sonophorosis diclofenac dan hold relax tersebut sebelum dan setelah terapi diukur dengan menggunakan KOOS (Knee injury and Osteoarthrits Outcome Scale). KOOS dikembangkan sebagai instrumen untuk menilai pendapat pasien tentang lutut mereka dan masalah yang

6 terkait. KOOS terdiri dari 5 sub-skala: nyeri, gejala, aktifitas sehari-hari (ADL), aktifitas olahraga dan rekreasi, dan kualitas lutut yang berhubungan dengan kualitas hidup (QOL) (Roos, 2003). Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti beda antara US dan Latihan Hold relax dengan Sonophorosis Diclofenac dan Latihan Hold relax untuk meningkatkan kemampuan fungsional paa kasus Osteoarthritis Tibiofemoral joint. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa banyaknya masalah yang timbul pada kasus osteoarthritis antara lain nyeri pada sendi yang timbul karena berbagai faktor antara lain micro fraktur di tulang persendian, iritasi saraf, tekanan pada ligamen, kongesti pembuluh darah balik dan tegangan otot. Selain nyeri masalah lain yang juga sering ditemui adalah keterbatasan gerak, instabilitas dan kelemahan otot sehingga menurunkan kemampuan fungsional dalam keseharian sering sering ditemukan keluhan-keluhan seperti : saat jongkok, berjalan lama, berdiri lama, perubahan posisi duduk keberdiri atau sebaliknya, tidak bisa menumpu satu kaki, berlutut, susah mengambil atau meletakkan benda di bawah seperti ketika menurunkan wadah air ke tanah sambil menekuk lutut, memakai atau melepaskan sepatu sambil berdiri satu kaki dan membersihkan rumah. Pada osteoartritis tibiofemoral keluhan timbul saat sendi lutut bergerak dan posisi menumpu berat badan, terdapat proses degradasi, reparasi dan inflamasi yang terjadi dalam jaringan ikat. lapisan rawan,

7 sinovium dan tulang subchondral sebagai berikut: degradasi tulang rawan sendi, yang timbul sebagai akibat dan ketidakseimbangan antara regenerasi dan degenerasi rawan sendi melalui beberapa tahap yaitu fibrasi, pelunakan, perpecahan, dan pengelupasan lapisan rawan sendi. Proses ini dapat berlangsung cepat dan lambat. Akhirnya permukaan sendi menjadi botak tanpa lapisan rawan sendi. Osteofit, bersama timbulnya degenerasi tulang rawan sendi. Selanjutnya diikuti reparasi tulang rawan sendi. Reparasi berupa pembentukan osteofit ditulang subchondral. Sklerosis subchondral, pada tulang subchondral terjadi reparasi berupa sklerosis. Sinovitis adalah inflamasi dan sinovium yang terjadi akibat proses sekunder degenerasi dan fragmentasi dimana dapat meningkatkan cairan sendi. Cairan lutut yang mengandung bermacam-macam enzim akan tertekan kedalam celah-celah rawan, ini akan mempercepat proses pengrusakan tulang rawan (Parjoto, 2000). Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut, sifat-sifat biomekanis tulang rawan sendi akan berubah, sehingga akan menyebabkan tulang rawan sendi rentan terhadap beban yang biasa sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan fungsional. Maka tujuan dari penatalaksanaan osteoarthritis sendi lutut adalah untuk mencegah atau menahan kerusakan yang lebih lanjut pada sendi lutut, untuk mengatasi nyeri dan kaku sendi guna mempertahankan mobilitas dan meningkatkan kemampuan fungsional sehari-hari. Modalitas yang digunakan penulis pada kasus ini adalah Ultrasound, Diclofenac dan latihan Hold relax dengan alat ukur kemampuan fungsional yaitu KOOS.

8 Pada kasus osteoarthritis tibiofemoral joint peneliti melakukan pemeriksaan dari awal sampai akhir dengan pemeriksaan sesuai dengan algoritma antara lain: assesment, pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus sampai evaluasi. Dengan demikian sampel yang didapat benar-benar yang mengalami kasus osteoarthritis tibiofemoral joint dengan kondisi gangguan kemampuan fungsional. Dalam penelitian ini akan dibagi menjadi dua kelompok, yang mana satu kelompok akan diberi intevensi sonophorosis diclofenac dan hold relax sedangkan kelompok kedua diberi intervensi ultrasound dan latihan hold relax. C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang ada maka penulis meneruskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Apakah intervensi Sonophorosis Diklofenak dan Hold relax dapat meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus Osteoarthritis tibiofemoral joint? 2. Apakah intervensi Ultrasound dan Hold relax dapat meningkatkan kemampuan fungsional pada kasus Osteoarthritis Tibiofemoral joint? 3. Apakah intervensi Sonophoross Diclofenac dan Hold Relax lebih baik dari pada intervensi Ultrasound dan Hold Relax dalam meningkatan kemampuan fungsional pada kasus osteoarthritis tibiofemoral joint?

9 D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui intervensi Sonophorosis Diclofenac dan Hold Relax lebih baik dari pada intervensi Ultrasound dan Hold Relax dalam meningkatan kemampuan fungsional pada kasus Osteartritis Tibiofemoral Joint. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui intervensi Sonophorosis Diclofenac dan Hold Relax dalam meningkatan kemampuan fungsional pada kasus Osteoarthritis Tibiofemoral joint. b. Untuk mengetahui intervensi Ultrasound dan Hold Relax dalam meningkatan kemampuan fungsional pada kasus Osteoarthritis Tibiofemoral joint. c. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Sebagai referensi tambahan untuk mengetahui intervensi fisioterapi dengan menggunakan penambahan diklofenat pada pemberian ultrasound dan hold relax terhadap peningkatan kemampuan fungsional kasus osteoarthritis tibiofemoral. 2. Bagi Prodi Fisioterapi Dalam pengalaman diklinik sehari-hari seorang fisioterapis memiliki banyak alternatif metode dan tehnik yang dapat diaplikasikan terhadap pasien osteoarthritis yang mengalami ganguan kemampuan fungsional. Namun tidak semua metode dan teknik tersebut efektif

10 dilakukan tehadap pasien. Dengan penelitian ini diharapkan para fisioterapi dapat menerapkan pemberian ultrasound dan latihan hold relax yang dikombinasikan dengan diclofenac terhadap peningkatan kemampuan fungsional pada kasus osteoarthritis sehingga hasil yang diharapkan lebih optimal. 3. Bagi Peneliti Bagi peneliti dengan adanya skripsi ini akan memberi manfaat bertambahnya ilmu dan wawasan serta keterampilan dalam asuhan fisioterapi pada pasien yang mengalami nyeri lutut akibat Osteoarthritis Tibiofemoral joint dengan pemanbahan diklofenak pada pemberian Ultrasound dan hold relax.