BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperkolesterolemia adalah kelebihan kolesterol di dalam darah. Kadar kolesterol yang meningkat dapat memfasilitasi proses penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke (Krummel, 2004). Hiperlipidemia merupakan masalah global yang banyak menjadi sorotan di masyarakat. Salah satu konsekuensi hiperlipidemia yang paling penting adalah peningkatan kolesterol serum yang merupakan faktor predisposisi terjadinya aterosklerosis yang selanjutnya dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab utama kematian baik di negara maju maupun negara berkembang. Tujuh belas juta orang di dunia meninggal karena penyakit kardiovaskuler pada tahun 2005. Delapan puluh persen dari angka kematian ini terjadi di negara berkembang. Apabila masalah ini tidak segera diambil tindakan yang benar, maka mulai tahun 2015 diperkirakan sekitar 20 juta orang setiap tahun akan meninggal karena penyakit kardiovaskuler (WHO, 2011). Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tercatat 4,4 juta kematian akibat hiperkolesterolemia atau sebesar 7,9% dari jumlah total kematian di usia relatif muda. Penelitian Framingham menunjukkan bahwa kadar kolesterol darah meningkat dari 150 mg/dl menjadi 260 mg/dl, maka resiko penyakit jantung meningkat tiga kali lipat. Suatu penelitian yang dilakukan oleh klinik Riset Lipid di Amerika Serikat juga menemukan korelasi yang sama antara kadar kolesterol 1
2 darah dan resiko penyakit kardiovaskuler seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan stroke (WHO,2008). Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) juga menunjukkan bahwa proporsi kematian akibat penyakit kardiovaskuler di Indonesia semakin meningkat yaitu 9,75 % (1985), 16,4 % (1992), 19,8% (1995), dan menjadi 26,3 % (2004). Berdasarkan data SKRT 2005, kematian akibat penyakit ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa, akan tetapi juga pada usia kurang dari 20 tahun. Kolesterol di dalam tubuh diproduksi dalam jumlah yang diperlukan. Hiperkolesterolemia terjadi jika kadar kolesterol melebihi batas normal (Vodjani, 2003). Hiperkolesterolemia sebagai salah satu faktor resiko PJK, terutama berkaitan dengan kadar kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) yang tinggi dan atau kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) yang rendah (Kalim MJ, 2007). Oleh karena itu, untuk menghindarinya dibutuhkan pengendalian kadar kolesterol dalam darah secara tepat diantaranya adalah perbaikan pola makan, gaya hidup dengan memperbanyak olah raga dan aktivitas fisik serta dengan terapi obat. Beberapa obat untuk hiperkolesterolemia yang beredar di Indonesia terdapat lima golongan yaitu asam fibrat, resin, penghambat HMG-KoA reduktase, asam nikotinat dan ezetimibe. Obat-obat ini memiliki efek samping seperti gangguan pencernaan, mual dan muntah. Serta adanya interaksi dengan bebrapa obat lain yang memiliki efek merugikan, sehingga saat ini orang beralih ke pengobatan herbal untuk menghindari efek-efek tersebut (Suyatna, 2009).
3 Telah diketahui dari beberapa penelitian bahwa diet protein kedelai mempengaruhi profil lipid darah pada manusia dan hewan. Soy Protein Isolate (SPI) yang digunakan sebagai protein kedelai, dan makanan yang dibuat dari SPI juga efektif dalam menurunkan tingkat kolesterol plasma seseorang. Beberapa laporan mengatakan bahwa kandungan isoflavon kedelai di SPI merupakan calon komponen untuk menurunkan kolesterol. (Tatsuya et al., 2004). Tahu merupakan salah satu produk kedelai yang paling terkenal dan terbuat dari endapan sari kedelai. Telah dilaporkan bahwa tahu merupakan makanan yang rendah kalori dan kaya akan sumber zat besi, kalsium, rendah lemak dan sumber isoflavon yang dapat mempengaruhi estrogen manusia dan mempunyai efek menguntungkan untuk kesehatan manusia (Murdia, 2010). Berdasarkan uraian tersebut, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai efek pemberian tahu terhadap kadar kolesterol total pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus strain wistar) yang diberi diet tinggi kolesterol. 1.2 Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh konsumsi tahu terhadap kadar kolesterol total pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus strain wistar) yang diberi diet tinggi kolesterol? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Membuktikan bahwa konsumsi tahu dapat menurunkan kadar kolesterol total tikus putih jantan (Rattus norvegicus strain wistar) yang diberi diet tinggi kolesterol.
4 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Menunjukkan hubungan pengaruh tahu dalam menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih jantan. 2. Menentukan dosis efektif tahu yang dikonsumsi yang mampu menurunkan kolesterol total. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Klinis 1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bukti ilmiah yang menjelaskan tentang pengaruh konsumsi tahu terhadap penurunan kadar kolesterol total. 2. Menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan kedokteran. 3. Terbukanya kemungkinan untuk pemanfaatan bahan makanan lain sebagai terapi penurunan kolesterol total pada seseorang dengan kadar kolesterol tinggi. 1.4.2 Masyarakat 1. Penelitian ini dapat digunakan masyarakat untuk mengetahui lebih jauh tentang manfaat konsumsi tahu terhadap penurunan kadar kolesterol total. 2. Masyarakat dapat menggunakan tahu sebagai bahan makanan alternatif untuk menurunkan kadar kolesterol total.
5 3. Masyarakat dapat menggunakan sebagai data dasar dan bahan pertimbangan dalam pengembangan obat-obat tradisional selanjutnya terutama tahu. 1.4.3 Akademis 1. Hasil penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan kepada penulis dan pembaca mengenai hubungan antara konsumsi tahu terhadap penurunan kadar kolesterol total. 2. Penelitian ini dapat dijadikan bukti ilmiah bahwa tahu dapat memberikan efek penurunan kolesterol total. 3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya oleh akademisi lainnya.