BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini ialah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal ini sesuai dengan undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

EFEKTIVITAS MEDIA KINCIR KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN DHARMAWANITA PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, minat, dan kemampuan dalam belajar. Segala yang ia lihat, ia

Pengertian. Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. usia dini sering disebut sebagai the golden ageatau usia emas. Berbagai hasil

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

RANCANG BANGUN ALAT PERMAINAN EDUKATIF JENIS GELINDING KELERENG UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KELOMPOK USIA 4-6 TAHUN

PEDOMAN PEMBELAJARAN. C. Prinsip Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memerlukan proses yang panjang sehingga perlu di awali sejak usia anak masih

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Anak diibaratkan sebagai kertas putih, pertumbuhannya akan tergantung

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu bentuk. pendidikan Taman Kanak-kanak (PP No.27 Tahun 1990).

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. Pendidikan anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini memiliki sifat yang unik karena didunia ini tidak ada satu pun anak yang sama, meskipun lahir kembar, mereka dilahirkan dengan potensi yang berbeda, memiliki kelebihan, kekurangan, bakat, dan minat masing-masing. Ada yang suka menari, menyanyi, IPA, matematika, bahasa, atau olahraga; ada yang cerdas, ada yang biasa saja, bahkan tidak sedikit yang kurang cerdas. Perilaku anak juga beragam, demikian pula cara belajarnya. Oleh karena itu, para pendidik anak usia dini perlu mengenal keunikan tersebut agar dapat membantu mengembangkan potensi mereka secara lebih baik dan efektif. Perkembangan anak usia dini merupakan periode yang sangat penting dan perlu mendapat penanganan sedini mungkin. Montessori mengemukakan bahwa usia dini merupakan periode sensitif atau masa peka pada anak, yaitu suatu periode ketika suatu fungsi tertentu bisa dirangsang, dan diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya. Sebagai contoh: masa peka untuk berbicara pada periode ini tidak terlewati maka anak akan mengalami hambatan dalam perkembangan kemmpuan bahasa pada periode berikutnya. Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Pada masa ini stimulasi seluruh aspek perkembangan memiliki peran penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Sel-sel tubuh anak usia dini tumbuh dan berkembang sangat pesat, pertumbuhan otakpun sedang mengalami perkembangan yang sangat luar biasa, demikian halnya dengan pertumbuhan dan perkembangan fisiknya. Tahap awal perkembangan janin sangat penting dalam pengembangan sel-sel otak, bahkan ada yang berpendapat bahwa pada saat lahir jumlah sel otak tidak bertambah lagi. Selanjutnya setelah lahir terjadi proses eleminasi dari sel-sel saraf dan pembentukan hubungan antar sel. Dalam hal ini erdpat dua hal yang sangat penting dan diperhatikan dalam 1

2 pembentukan kecerdasan; yaitu makanan bergizi dan seimbang serta stimulasi yang positif dan kondusif. 1 Pendidikan bagi anak usia dini merupakan proses pendidikan yang sangat fundamental sebagai kerangka dasar pembentukan dan pengembangan dasar-dasar pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada anak. Keberhasilan proses pendidikan di usia dini ini menjadi dasar yang sangat penting untuk proses pendidikan selanjutnya. 2 Anak usia dini sering disebut anak prasekolah, memiliki masa peka dalam perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon berbagai rangsangan dari lingkungannya. Msa ini merupakan saat yang paling tepat untuk meletakkan dasar pertama dan utama dalam mengembangkan berbagai potensi dan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, seni, sosial, emosional, speritual, konsep diri, disiplin diri dan kemandirian. 3 Sebagaimana tersebut dalam UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1, butir 14 menyebutkan bahwa, pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pertumbuhan dan perkembangan yang dimaksud antara lain mencakup aspek moral agama, fisik, bahasa, kognitif, sosial emosional dan seni, yang mana aspek-aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait, yang dapat dirangsang secara seimbang sehingga anak dapat tumbuh secara optimal. 4 Pembelajaran di lembaga Pendidikan anak usia dini (PAUD) memiliki ciri khas tersendiri sesuai dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologi anak. Prinsip dasar pendekatan pembelajaran anak di PAUD 1 Mulyasa, Manajemen PAUD, PT Remaja rosdakarya, Bandung 2014, Halm,20-21. 2 Nila Kusumaningtyas, Alat Permainan Edukatif Untuk Anak Usia Dini, Delacita, Karawang, 2014, hlm. 1. 3 Mulyasa, Manajemen PAUD, PT Remaja rosdakarya, Bandung 2014, Halm, 16. 4 Sumiyati, Paud Inklusi Paud Masa Depan,Cakrawala institute, Jogjakarta, 2011, hlm. 6.

3 meliputi prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain, pembelajaran berorientasi pada perkembangan anak, pembelajaran berorientasi pada kebutuhan anak, pembelajaran berpusat pada anak, pembelajaran menggunakan pendekatan tematik, pembelajaran pakem, pembelajaran mengembangkan kecakapan hidup, pembelajaran yang didukung oleh lingkungan yang kondusif, pembelajaran yang demokratis, dan pembelajaran yang bermakna. Prinsip pembelajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal dengan memadukan berbagai metode dan teknik yang memungkinkan semua indera digunakan sesuai dengan karakteristik masingmasing lembaga PAUD. Pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran di lembaga PAUD, hendaknya memiliki pemahaman yang baik tentang materi yang akan diberikan kepada anak, serta sumber dan media belajar apa yang digunakan untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal. 5 Salah satu hal yang dibutuhkan untuk dapat meningkatkan perkembangan anak adalah suasana keluarga dan kelas yang akrab, hangat serta bersifat demokratis, sekaligus menawarkan kesempatan untuk menjalin hbungan sosial melalui interaksi yang bebas. Pada masa usia 2-6 tahun, anak sangat senang kalau diberikan kesempatan untuk menentukan keinginannya sendiri, karena mereka sedang membutuhkan kemerdekaan dan perhatian. Pada masa ini juga muncul rasa ingin tau yang besar dan menuntut pemenuhannya. Mereka terdorong untuk belajar hal-hal yang baru dan sangat suka bertanya dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu. Perlu diingat juga bahwa minat anak pada sesuatu itu tidak berlangsung lama, karena itu guru dan orang tua harus pandai menciptakan kegiatan yang bervariasi dan tidak menerapkan disipin kaku dengan rutinitas yang membosankan. Anak pada masa ini juga akan berkembang kecerdasannya dengan cepat kalau diberi penghargaan dan 5 Nila Kusumaningtyas, Alat Permainan Edukatif Untuk Anak Usia Dini, Delacita, Karawang, 2014, hlm. 1

4 pujian yang disertai kasih sayang, dengan tetap memberikan pengertian kalau mereka melakukan kesalahan atau kegagalan. Untuk memfasilitasi tingkat perkembangan fisik anak, pada taman kanak-kanak perlu dibuat adanya arena bermain yang dilengkapi dengan alatalat peraga dan alat-alat ketrmpilan lainnya, karena pada usia 2-6 tahun tingkat perkembangan fisik anak perkembang sangat cepat, dan pada umur tersebut anak-anak perlu dikenalkan engan failitas dan alat-alat untuk bermain, guna lebih memacu perkembangan fisik sekaligus perkembangan psikis anak terutama untuk kecerdasan. 6 Pandangan al-qur an terhadap media dan alat pembelajaran, antara lain dapat dilihat dalam kandungan surat al-maidah ayat 31: Artinya : Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal. Berdasarkan ayat di atas, dapat dipahami bahwa sejak masa Nabi Adam as. (manusia pada saat awal kehadirannya) proses pembelajaran sudah menggunakan media belajar yang telah sampai pada tahap praeksplorasi fenomena alam, dengan pengetahuan mengenali sifat, karakteristik dan perilaku alam. 7 6 Iva noorlaila, Panduan Lengkap Mengajar PAUD, Pinus book publisher, yogyakarta, 2010, Halm, 48-50. 7 Quraish Shihab, Tafsir al-mishbah,hal. 97 dan 98.

5 Pendidikan anak usia dini merupakan tempat yang dirasa tepat untuk bebenah merosotnya keagamaan pada bangsa Indonesia saat ini. Penanaman nilai-nilai agama harus ditanamkan mulai sejak dini untuk menumbuhkan dan meningkangkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dengan akhlak yang terpuji. Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik harus mempunyai kemampuan mengajar secara profesional dan terampil dalam menggunakan metode-metode dan alat peraga. Dalam proses pembelajaran, alat permainan edukatif telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun sering kali terabaikan. Tidak dimanfaatkannya alat permainan edukatif dalam proses pembelajaran atau yang lebih dikenal dengan sebutan APE, pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti waktu persiapan mengajar terbatas, atau biaya tidak tersedia. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu muncul apabila pengetahuan akan ragam alat permainan edukatif, karakteristik, serta kemampuan masingmasing diketahui oleh para pendidik. Alat permainan edukatif sebagai alat bantu mengajar berkembang demikian pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Ragam dan jenis mainan edukatifpun cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu, keuangan maupun materi yang akan disampaikan agar tercipta suasana belajar yang menarik, santai, nyaman dan sesuai perkembangan anak, sehingga anak tidak kehilangan masa-masa bermain pada usia tumbuh kembangnya. Alat permainan edukatif adalah alat yang sengaja dirancang secara khusus untuk meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak sebagai alat bantu belajar yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, sesuai dngan usia dan tingkat perkembangannya. 8 Permainan edukatif tidak harus selalu mahal dan beli dari pabrik, bahkan kreatifitas guru sangat ditekankan. Permainan roulette yang merupakan permainan yang terbuat dari barang bekas, misalnya: kardus, piring kertas, atau jam dinding yang sudah tidak terpakai. Salah satu alat peraga yang cukup ekonomis namun tidak 8 Nila Kusumaningtyas, Alat Permainan Edukatif Untuk Anak Usia Dini, Delacita, Karawang, 2014, hlm. 3

6 mengurangi suasana anak dalam bermain sambil belajar. Melalui permainan roulette anak dapat dirangsang perkembangan motoriknya. Dengan begitu maka media pembelajaran memiliki peran penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Dalam pembelajaran sentra, seorang pendidik harus mempunyai strategi dalam mengajar dan diharapkan mampu menggunakan media pembelajaran dengan aktif dan kreatif. PAUD Aisyiyah 02 pati merupakan salah satu jalur pendidikan formal yang proses pembelajarannya sekarang ini sudah menerapkan penggunaan alat permainan edukatif roulette, salah satunya pada pembelajaran sentra agama ini telah banyak memberikan hasil yang positif dalam proses pembelajaran dalam hal peningkatan pemahaman dan pengetahuan terkait materi yang diberikan. Salah satu contoh penggunaan alat permainan edukatif roulette pada pembelajaran sentra agama di PAUD Aisyiyah 02 pati yang sudah dilakukan seperti pendidik dalam mengajarkan tentang tema ibadah shalat. Dalam mempelajari materi tersebut didalam kelas, anak didik sering dan cenderung tidak memperhatikan pembelajaran, karena metode yang digunakan yakni ceramah yang tidak menimbulkan timbal balik antara siswa dan guru. Maka dari itu penggunaan alat permainan edukatif roulette pada sentra agama disini bertujuan untuk meningkatkan kefahaman dan peningkatan pengetahuan tentang materi yang diberikan dan diharapkan anak didik menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran dan akhirnya akan meningkatkan mutu pembelajaran Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara deskriptif tentang penggunaan APE Roulette terhadap pengembangan aspek agama peserta didik, maka penulis terinspirasi untuk memberikan judul skripsi tentang: Penggunaan Alat Permainan Edukatif Roulette Untuk Mengembangkan Aspek Agama Anak Usia Dini Pada Sentra Agama Di PAUD Aisyiyah 02 Pati Tahun Pelajaran 2016/2017.

7 B. Fokus Penelitian Fokus penelitian adalah peneliti menetapkan batasan masalah yang disebut dengan fokus penelitian, yang berisi pokok masalah yang bersifat umum. Sugiyono menyatakan bahwa a focused refer a singel cultural domain or a view related domains maksudnya adalah bahwa, fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dengan situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam proposal lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial(lapangan). 9 Peneliti memfokuskan pada prinsip penggunaan alat permainan edukatif, proses pembuatan dan penggunaan alat permainan edukatif roulette pada sentra agama di PAUD Aisyiyah 02 Pati agar dalam pengumpulan data sesuai dengan kebutuhan. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana prinsip penggunaan alat permainan edukatif dalam sentra agama di PAUD Aisyiyah 02 Pati tahun pelajaran 2016/2017? 2. Bagaimana langkah-langkah pembuatan alat permainan edukatif roulette dalam sentra agama di PAUD Aisyiyah 02 Pati tahun pelajaran 2016/2017? 3. Bagaimana penggunaan alat permainan edukatif roulette dalam sentra agama di PAUD Aisyiyah 02 Pati tahun pelajaran 2016/2017? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk menjelaskan prinsip penggunaan alat permainan edukatif yang dalam sentra agama pada anak usia dini di PAUD Aisyiyah 02 Pati. 2. Untuk mengetahui cara pembuatan alat perminan edukatif roulette dalam sentra agama pada anak usia dini di PAUD Aisyiyah 02 Pati. 9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, PT Alfabeta, Bandung, 2014, hlm. 286-287.

8 3. Untuk mendiskripsikan penggunaan alat permainan edukatif roulette dalam sentra agama di PAUD Aisyiyah 02 Pati tahun pelajaran 2016/2017. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut bagi para pendidik anak usia dini untuk meningkatkan kreatifitas dan kompetensi dalam melaksanakan pembelajaran untuk mengembangkan aspek agama anak usia dini di PAUD Aisyiyah 02 Pati tahun pelajaran 2016/2017. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru: 1) Meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dalam sentra agama 2) Meningkatkan daya kreatifitas guru dalam membuat alat permainan eduktif pada sentra agama 3) Membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran pada sentra agama 4) Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat didalam penerapan alat permainan edukatif dalam sentra agama. 5) Menganalisis sejauh mana optimlisasi manajemen pembelajaran sentra agama. 6) Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman dalam ruang lingkup yang lebih luas guna menunjang profesinya sebagai guru. b. Bagi Siswa 1) Meningkatkan minat belajar anak usia dini dalam pembelajaran sentra agama. 2) Mengembangkan aspek agama anak usia dini sesuai perkembangannya dan dengan suasana yang menyenangkan.