KEMAMPUAN MENULIS TEKS FABEL SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2017/2018 ARTIKEL OLEH RAHAYU LESTARI RRA1B114006

dokumen-dokumen yang mirip
KEMAMPUAN MENULIS IKLAN SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2017/2018 ARTIKEL OLEH YULIA NANDA SARI RRA1B114036

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS FABEL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 PAYAKUMBUH

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu Mencoba,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Penggunaan bahasa

Nuraini 1) 1) Staf Pengajar SMP Negeri 1 Kebonagung Kabupaten Demak

MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah, 1996:11). Pembelajaran adalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LAGU DAERAH SUMBAWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMAN 1 SEKONGKANG

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

I. PENDAHULUAN. dengan lingkungannya. Dari proses belajar mengajar itu akan diperoleh suatu hasil, yang pada

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa dalam berkomunikasi pada kurikulum di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 23 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Yundi Fitrah dan Lia Khairia FKIP Universitas Jambi

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasa siswa baik lisan maupun tulisan. Pada semua jenjang pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah penelitian, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sastra ialah seni pertunjukan dalam kata-kata dan memiliki kekuatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

Transkripsi:

KEMAMPUAN MENULIS TEKS FABEL SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2017/2018 ARTIKEL OLEH RAHAYU LESTARI RRA1B114006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2018

ABSTRAK Sari, NY. 2018. Kemampuan Menulis Iklan Siswa Kelas VIII A SMP N 8 Kota Jambi Tahun Ajaran 2017/2018: Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing (1) Drs.Imam Suwardi Wibowo, M.Pd. (2) Rustam, S.Pd.,M.Hum. Kata Kunci: Kemampuan, Menulis, Iklan Baris Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menulis iklan siswa kelas VIII A SMP N 8 Kota Jambi. Mamfaat penelitian adalah dasar untuk mengembangkan pembelajaran menulis sehingga pemahaman terhadap iklan dapat ditingkatkan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deksriptif kuantitatif. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 24 orang siswa yang diambil dari siswa kelas VIII A SMP N 8 Kota Jambi Tahun Ajaran 2017/2018. Instrumen Pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa soal dalam menetukan ciri-ciri iklan baris. Teknik dalam menganalisis data dalam penelitin ini (1) menilai satu persatu tulisan siswa oleh penilai 1 (guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII A SMP N 8 Kota Jambi), dan penilai 2 (peneliti). (2) Hasil tulisan siswa dianalisis berdasarkan indikator yang ada dalam silabus pembelajaran kelas VIII A. Indikator yang dimaksudkan adalah: menyajikan gagasan, pesan, ajakan dalam bentuk iklan, atau poster dan slogan secara lisan dan tulisan. Berdasarkaan hasil penlitian dapat diketahui kemampuan menulis iklan baris siswa kelas VIII A SMP N 8 Kota Jambi berpredikat mampu. Hal ini diketahui dari hasil pengolahan data kemampuan menulis iklan baris. Adapun penetu kemampuan menulis iklan baris sesuai ciri-ciri iklan baris, kelengkapan isi, bahasa iklan baris, keteran aturan isi. Dari hasil pengolahan data tersebut, dapat diketahui kemampuan menulis iklan baris siswa kelas VIII A SMP N 8 Kota Jambi bekualitas mampu. Hal ini terbukti dengan diperolehnya rata-rata nilai dari penilai 1 dan penilai 2 sebesar 76,8. Nilai tersebut dilihat dari tabel interval nilai yang berada pada interval 75-84 Interval ini tersebut menurut tabel konvensi nilai itu berkualitas mampu. Secara rinci nilai tersebut diperoleh dari kelengkapan isi yaitu 100 berpredikan sangat mamapu, bahasa iklan baris rata-rata nilai 75,2 berpredikat mampu, keteraturan isi nilai 76,8 berpredikat mampu. Kemampuan siswa tersebut mencapai 78,6 berdasarkan tabel distributor penilaian interval presentase kemampuan menulis iklan baris siswa kelas VIII A SMP N 8 Kota Jambi terdapat pada interval 75-84 dan berkriteria mampu. Ditinjau dari ketuntasan minimal (KKM) di SMPN 8 Kota Jambi yaitu 70 nilai 78,6 termasuk nilai yang berkriteria tuntas.

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas atau kegiatan yang selalu menyertai kehidupan manusia, mulai dari bangsa yang sederhana peradabannya sampai kepada bangsa yang tinggi peradabannya. Persoalan itu sendiri muncul bersamaan dengan keberadaban manusia di dalam lingkungannya, hal ini dikarenakan manusia merupakan makhluk yang selalu mendapat bimbingan dan pembelajaran dalam hidupnya. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pembelajaran dilakukan. Guru merupakan faktor yang terpenting dalam proses belajar-mengajar. Karena guru merupakan fasilitator dalam proses pembelajaran yang memerlukan cara-cara atau metode dalam pembelajaran. Jadi, guru yang baik pada umumnya selalu berusaha untuk menggunakan metode pengajaran yang efektif, salah satunya menggunakan bahasa yang baik dan benar. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang paling efektif. Semua pola perilaku yang dilakukan manusia membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk saling berkomunikasi. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu aspek keterampilan berbahasa, terdapat keterampilan menulis. Keterampilan menulis sangat penting dipelajari khususnya pengajaran bahasa Indonesia. Keterampilan menulis

merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Melalui kegiatan ini siswa diharapkan dapat menuangkan segala gagasan dan ideidenya dalam bentuk tulisan. Selain itu dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis. Secara umum menulis cenderung dianggap sulit oleh siswa, hal itu disebabkan menulis menuntut perhatian, pemahaman dan keseriusan siswa untuk menggali potensi yang ada dalam dirinya. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak bertatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan efektif (Tarigan, 1990:3). Untuk menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran yang baik, maka peran guru sangatlah penting. Tugas guru adalah membantu siswa agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang berkembang dalam dirinya. Agar hal tersebut dapat terwujud, guru seharusnya mengetahui bagaimana cara belajarnya dan menguasai berbagai cara membelajarkan siswa. Menulis merupakan salah satu kompetensi yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Namun, pada kenyataanya banyak yang tidak suka dengan pembelajaran menulis karena mereka beranggapan bahwa menulis merupakan kegiatan yang sangat sulit dilakukan. Anggapan-anggapan tersebut mengakibatkan rendahnya minat dalam kegiatan menulis. Untuk meningkatkan minat siswa dalam menulis, maka perlu adanya strategi atau teknik yang dapat mempermudah siswa dalam pembelajaran menulis khususnya menulis teks fabel. Selain menggunakan strategi atau teknik yang dapat menunjang keberhasilan

suatu pembelajaran, sarana pembelajaran di dalam kelas harus kondusif dan menyenangkan agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Menulis teks fabel adalah salah satu sarana untuk mengembangkan keterampilan menulis bagi siswa. Pembelajaran menulis teks fabel ini bukan menjadi hal yang baru lagi, karena fabel termasuk dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah yang dikenalkan kepada siswa. Siswa dapat berfikir dan kreatif dalam merangkai kata-kata untuk dijadikan sebuah teks fabel. Dengan menulis teks fabel tentunya bisa membuat siswa mampu dan bisa menjaga sastra asli di Indonesia. Fabel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang dikelompokkan ke dalam bidang prosa. Menurut Danandjaya (1991:86), mengemukakan fabel adalah dongeng yang tokohnya adalah binatang peliharaan dan binatang liar, seperti binatang menyusui,burung, binatang melata (reptilia), ikan, dan serangga. Binatang-binatang yang ada dalam cerita ini bisa berbicara,berfikir, atau berakal budi seperti manusia. Fabel termasuk cerita yang telah lama dikenal dalam masyarakat dalam bentuk lisan. Secara garis besar, karya sastra dibagi menjadi beberapa macam, yaitu cerita pendek (cerpen), dongeng, fabel, mite, legenda dan novel. Dalam penelitian ini peneliti mengambil fabel karena fabel merupakan karangan yang berbentuk prosa yang mengisahkan kehidupan tokoh para binatang yang sifatnya menghibur. Teks fabel adalah teks yang menceritakan kehidupan binatang yang perilakunya menyerupai manusia yang bertujuan untuk menyampaikan pesan moral dan sebagai hiburan. Pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis,

disampaikan melalui tokoh binatang yang berperan dalam tabel tersebut. Teks fabel memiliki empat bagian dalam strukturnya. Keempat bagian tersebut yaitu orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda (Kemendikbud,2016:209).Pertama, orientasi adalah bagian awal dari suatu cerita yang berisi pengenalan tokoh, latar, tempat, dan waktu. Kedua, komplikasi adalah konflik atau permasalahan antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lain. Ketiga, resolusi adalah bagian yang berisi pemecahan masalah. Resolusi merupakan bagian pemecahan masalah yang dialami tokoh. Keempat, koda adalah bagian terakhir fabel yang berisi perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita tersebut. Fabel termasuk ke dalam cerita fiksi (teks naratif), bukan kisah tentang kehidupan nyata (Kemendikbud, 2016:194). Unsur intrinsik teks fabel sama dengan unsur yang membangun teks naratif. Menurut Nurgiyantoro (2010:23), unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur tersebut yaitu (1) tema, (2) penokohan, (3) latar, (4) alur, dan (5) sudut pandang. Pertama, tema adalah inti permasalahan yang akan dikembangkan oleh pengarang dalam karyanya dan bersifat menjiwai seluruh bagian cerita. Kedua, penokohan adalah pelukisan gambaran tentang tokoh dalam cerita yang meliputi penamaan, pemeranan, keadaan fisik, keadaan psikis, dan karakter tokoh. Ketiga, latar adalah sesuatu yang mengarah pada segala hal yang berhubungan dengan tempat, waktu, dan sosial. Latar dapat dipahami sebagai landas tumpu berlangsungnya berbagai peristiwa dan kisah yang diceritakan dalam cerita fiksi. Keempat, alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh taahapn-tahapan peristiwa sehingga terbentuk suatu cerita yang dihadirkan oleh pelaku dalam suatu cerita. Semua peristiwa yang terjadi harus berdasarkan hukum sebab akibat,

sehingga alur jelas, tidak mengacu pada jalan cerita tetapi menghubungkan semua peristiwa. Kelima, sudut pandang merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Mengingat pentingnya menulis, salah satunya menulis fabel. Menjadikan salah satu target kemampuan yang harus dimiliki siswa yang tercantum dalam Kurikulum 2013 yang telah dijabarkan dalam Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi. Pada siswa SMP kelas VII sesuai dengan Kompetensi Dasar 3.15 diharapkan siswa mampu menulis teks fabel berdasarkan unsur intrinsik fabel yang dibaca dan dan didengar. Untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran menulis teks fabel, penulis milih SMP Negeri 8 Kota Jambi sebagai tempat penelitian. Penelitian pembelajaran ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Kota Jambi, peneliti memilih sekolah ini karena sekolah ini memiliki guru bahasa Indonesia yang cukup baik dalam mengajar. Sesuai dengan hasil observasi awal yang peneliti lakukan pada tanggal 12 Januari 2018 di SMP Negeri 8 Kota Jambi dengan mewawancarai guru yang mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VII banyak yang kurang tertarik dan kurang mampu dalam menulis teks fabel. Pendapat tersebut sejalan dengan pernyataan Dwi Mutiara yang merupakan salah satu siswa kelas VII di SMP Negeri 8 Kota Jambi yang mengakui bahwa memang terdapat kesulitan dalam menulis teks fabel. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti kelas VII SMP Negeri 8 Kota Jambi terutama kelas VII H. Ada dua alasan peneliti meneliti kelas ini, yaitu: pertama, kemampuan siswa dalam menulis teks fabel masih sangat rendah. Hal ini berdasarkan pada teks yang

dihasilkan siswa belum sesuai dengan struktur teks fabel yang lengkap. Kedua, siswa belum mampu mengembangkan ide atau gagasan menjadi teks fabel. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan meneliti tentang Kemampuan Menulis Teks Fabel Siswa Kelas VII H SMP Negeri 8 Kota Jambi Tahun Ajaran 2017/2018. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimanakah Kemampuan Menulis Teks Fabel Siswa Kelas VII H SMP Negeri 8 Kota Jambi Tahun Ajaran 2017/2018? Batasan Masalah Agar penelitian ini tearah dan mencapai sasaran, maka penelitian ini dibatasi pada kemampuan menulis teks fabel berdasarkan unsur intrinsik siswa kelas VII H SMP Negeri 8 Kota Jambi dibatasi pada aspek tema, tokoh dan penokohan, latar, amanat serta sudut pandang Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menulis teks fabel berdasarkan unsur intrinsik siswa kelas VII H SMP Negeri 8 Kota Jambi tahun ajaran 2017/2018. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun praktis. Manfaat teoretis berhubungan dengan kepentingan keilmuan dan

pengembangan ilmu. Manfaat praktis berhubungan dengan aplikasi terhadap sesuatu yang dianggap bermanfaat. Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan bidang pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya bidang problematika menulis teks fabel di SMP Negeri 8 Kota Jambi. Melalui penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan bagi dunia pendidikan dan dapat juga menjadi acuan dalam penulisan menulis teks fabel pada siswa SMP Negeri 8 Kota Jambi. Manfaat Praktis 1) Bagi Guru Dengan dilaksanakannya penelitian ini, guru dapat mendeskripsikan kualitas pembelajarannya. Disamping itu, dengan melakukan penelitian ini guru akan terbiasa melakukan penelitian kecil yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan profesionalnya sebagai seorang guru dan juga demi perbaikan pembelajaran serta karirnya sebagai seorang guru. 2) Bagi Siswa Penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa untuk sarana pembelajaran bahasa dalam hal kemampuan menulis teks fabel. 3) Bagi Sekolah Penelitian ini akan memberi sumbangan pemikiran yang baik bagi sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas pada khususnya dan sekolah pada umumnya.

4) Bagi peneliti selanjutnya Hasil dari penelitian ini dapat juga digunakan sebagai acuan untuk kegiatan penelitian-penelitian selanjutnya sesuai atau relavan dengan topik penelitian ini.