BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

BAB 1 PENDAHULUAN.

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uji Validitas Dan Reabilitas Tes Keterampilan Teknik Sepakbola Usia Remaja

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat dan potensi menjadi seorang atlet yang berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penjaga gawang dapat menggunakan tangan. Tujuan permainan ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. belum menunjukkan prestasi yang membanggakan. Akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu,

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kepala dan dada. Khususnya untuk penjaga gawang diperbolehkan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud adalah passing, shooting, controlling, dan heading. Untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Moch.Vichi Fadhli Rachman, 2015 PENGARUH LATIHAN UMPAN KOMBINASI TERHADAP DOMINASI BALL POSSESSION DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. banyak perubahan, dari permainan yang primitive dan sederhana sampai menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

2015 ANALISIS KEBUTUHAN LATIHAN TEKNIK PEMAIN SEPAKBOLA DALAM LIGA SUPER INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga rakyat yang telah dikenal di tanah air sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deni Haryadi, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kebugaran jasmani.hal ini dapat kita lihat dari antusias

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

Jurnal Prestasi Vol. 1 No. 1, Juni 2017 : p-issn : e-issn :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lama yang dimainkan dan ditonton oleh jutaan orang. Sepak bola merupakan jenis

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di tanah air saat ini semakin kurang baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang perlu dimiliki pemain sepakbola adalah mengoper (Passing),

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuda Muhammad Awaludin, 2013

I. PENDAHULUAN. Futsal merupakan olahraga yang sedang popular dan banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari masyarakat, terbukti dengan adanya klub-klub

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN INTERVAL DAN PEREGANGAN STATIS TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG BOLA BAGI SISWA PUTRA SMP NEGERI 6 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

JURNAL SURVEI KETERAMPILAN DRIBBLING, SHOOTNG, HEADING DAN THROW IN PADA SSB YUDHA BHIRAWA U-14 KECAMATAN TUGU TRENGGALEK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH IMAJERY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN HASIL SHOOTING SEPAK BOLA DI SSB JAVA PUTRA YUDHA

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di tanah air saat ini semakin kurang baik dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. adalah belum efektifnya metode latihan di klub-klub olahraga, kondisi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. ini, permainan sepakbola telah mengalami banyak perubahan, dari permainan

BAB I PENDAHULUAN. individu dan tim yang menyatu dalam sebuah kerja sama keseluruhan. Pada

Transkripsi:

1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Olahraga merupakan gerak tubuh yang umumnya menggunakan otot-otot besar dan berfungsi untuk meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Setiap manusia menggunakan sistem-sistem di tubuhnya untuk dapat berolahraga, seperti sistem peredaran darah, dan sistem pernafasan yang keduanya dibutuhkan untuk kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani sangat penting dimiliki oleh setiap orang, khususnya seseorang yang melakukan aktivitas berat, karena dengan jasmani yang bugar, seseorang dapat beraktivitas tanpa merasakan kelelahan yang berarti dan siap untuk melakukan aktivitas selanjutnya dengan energi sisa. Agar kebugaran jasmani dapat meningkat, maka dianjurkan seseorang melakukan olahraga minimal tiga kali dalam waktu seminggu. Olahraga dibedakan berdasarkan tujuan seseorang melakukannya, terdapat olahraga yang bertujuan untuk menghilangkan stress akibat aktivitas kerja sehari-hari atau sering disebut olahraga rekreasi, olahraga yang bertujuan untuk mendapatkan ilmu pendidikan atau sering disebut olahraga pendidikan, olahraga yang bertujuan untuk mendapatkan puncak prestasi atau sering disebut olahraga prestasi, dan ada juga olahraga dengan tujuan sosialisasi untuk menambah teman akrab. Olahraga sepakbola merupakan olahraga permainan yang sangat populer di dunia, hampir semua lapisan masyarakat mengenal olahraga ini. Sepakbola dimainkan oleh segala usia, dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Hampir di setiap negara memiliki tim nasional sepakbola. Di Indonesia sendiri perkembangan sepakbola juga pesat, hal ini dapat dibuktikan dengan sering diadakannya kompetisi, turnamen, dan pertandingan kelompok umur. Sucipto (2007, hlm.7) menjelaskan bahwa: Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari atas sebelas orang pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya damainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali

2 penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya. Sedangkan mengenai pemainan sepakbola Sukintaka dalam (http:cirebonhendra.blogspot.com) mengatakan bahwa: Permainan sepakbola adalah Permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang mempunyai tujuan untuk memasukan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri untuk tidak kemasukan. Jadi dapat disimpukan bahwa olahraga sepakbola adalah salah satu olahraga menyerang yang bertujuan mencetak gol ke gawang lawan yang dimainkan oleh sebelas pemain dari masing-masing tim dengan menggunakan teknik permainan passing, dribbling, heading, long pass, throw-in, dan shooting. Sekarang ini olahraga sepakbola sudah berkembang dengan pesat. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya jumlah klub sepakbola atau meningkatnya minat siswa/siswi terhadap olahraga sepakbola di sekolah sepakbola (SSB). Dewasa ini jadwal kompetisi olahraga sepakbola semakin meningkat, baik jadwal kompetisi yang bersifat daerah, nasional, maupun internasional. Hal ini menjadikan olahraga sepakbola ini menjadi olahraga favorit yang digemari dikalangan anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua. Permainan olahraga sepakbola dapat menimbulkan rasa kepuasan terhadap orang yang melakukannya, dan terhadap orang yang menontonnya, apabila di dalam permainannya tersebut pemain dapat melakukan suatu teknik dengan baik atau pemain dapat melakukan teknik yang jarang dilihat oleh penonton. Kemampuan menampilkan keterampilan merupakan keistimewaan manusia. Mahendra (2007, hlm. 1) mengatakan bahwa: Kemampuan menampilkan keterampilan merupakan keistimewaan manusia. Tanpa keistimewaan tersebut, dapat dibayangkan bahwa kita sebagai manusia hanya akan bersandar pada gerak-gerak refleks seperti binatang, termasuk dalam memenuhi kebutuhan hidup. Karena keistimewaan tersebut, manusia mampu mengusai keterampilan dalam berbagai banyak segi kehidupan, dari mulai keterampilan vokasional hingga keterampilan berolahraga.

3 Dalam bidang olahraga, termasuk dalam sirkus, kita dapat menyaksikan bahwa keterampilan yang dikuasai seseorang tersebut kadang-kadang melampaui apa yang dapat dipikirkan. Bayangkan, seorang pemain sepakbola yang dapat melakukan tembakan terhadap bola yang melayang cepat dengan sedemikian rupa. Schmidt dalam Mahendra (2007, hlm. 6) mencoba menggambarkan definisi keterampilan tersebut dengan meminjam defenisi yang diciptakan oleh E.R Guthrie, yang mengatakan bahwa: Keterampilan merupakan kemampuan untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi dan waktu yang minimum. Sedangkan Singer dalam Mahendra (2007, hlm. 6) mengatakan bahwa keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efektif dan efesien. Lebih lanjut Mahendra (2007, hlm. 25) menjelaskan bahwa keterampilan adalah kemampuan untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi dan waktu yang minimum. Lebih lanjut Mahendra (2007, hlm. 9-15) mengklasifikasikan keterampilan menjadi: a. persfektif tugas, (keterampilan terbuka dan tertutup), b. keterampilan diskrit, keterampilan kontinous, dan keterampilan serial, c. Keterampilan gerak kasar dan keterampilan gerak halus, d. Keterampilan gerak dan keterampilan kognitif. Sedangkan mengenai pengertian teknik dasar Yunus dalam (www.blogspot.com) menjelaskan bahwa: Teknik dasar adalah cara melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal. Untuk menjadi pemain sepakbola yang baik tentu saja harus mengetahui teknik-teknik bermain sepakbola. Rohim (2008, hlm. 7) menjelaskan bahwa: Teknik dasar sepakbola terdiri dari: a.teknik dasar menendang bola, b.teknik dasar menghentikan bola, c.teknik dasar menggiring bola, d.teknik dasar menyundul bola, e.teknik dasar melempar bola out. Dalam sekolah sepakbola untuk melatih keterampilan ada beberapa kendala dalam proses latihan, terutama keterbatasan ruang, disamping itu juga terdapat banyak kekurangan, diantaranya: 1) Karena dalam latihan sekolah sepakbola

4 dalam satu lapangan terbagi-bagi menjadi beberapa kelompok umur. 2) Setiap pemain mempunyai kemampuan yang berbeda dan tidak sama, atau keberagaman kemampuan pemain. 3) Keterbatasan waktu latihan yang hanya dua kali dalam seminggu dan dua jam per pertemuan latihan, tentu sangat tidak cukup untuk latihan sepakbola. 4) Olahraga sepakbola merupakan olahraga yang memerlukan teknik yang sangat kompleks, jika waktu kompetisi yang sudah dekat maka pemain harus mempunyai keterampilan yang sudah mumpuni untuk ikut dalam kompetisi tersebut. Karena waktu kompetisi yang semakin dekat maka dibutuhkan latihan yang khusus agar dapat meningkatkan keterampilan pemain sepakbola terutama anak usia dini. Banyak teknik yang terdapat dalam permainan sepakbola seperti dribbling, passing, heading, long pass, throw in dan shooting. Dalam penelitian ini keterampilan dasar yang akan penulis bahas adalah menggiring bola (dribbling), tendangan jauh (long pass), dan tembakan ke gawang (shooting). Dribbling, long pass, dan shooting menjadi keterampilan dasar yang paling sering dilakukan oleh pemain sepakbola untuk memulai permaian, mendekatkan ke gawang, melewati lawan, menghambat permainan, mengoper bola atau untuk mencetak gol. Sucipto (2000, hlm. 17) menjelaskan bahwa: Pada dasarnya tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke gawang (shooting at the goal), dan menyapu untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping). Untuk pemain di sekolah sepakbola, dribbling, long pass, dan shooting masih dalam proses pembelajaran, sehingga harus dilatih terus menerus. Tidak cukup hanya dengan dua kali dalam seminggu dan dua jam dalam satu kali pertemuan dalam jadwal latihan SSB IPI GS Bandung. Berdasarkan pengamatan di lapangan dari pelatih, asisstant pelatih, dan orang tua siswa, dribbling, long pass, dan shooting, untuk anak-anak usia sebelastiga belas tahun masih belum begitu dikuasai. Untuk melakukan keterampilan dribbling, long pass, dan shooting tidak mudah, karena dribbling, long pass, dan shooting merupakan keterampilan yang kompleks. Supaya dapat menguasai keterampilan dribbling, long pass, dan shooting dengan baik, diperlukan latihan

5 yang countinue atau secara berkelanjutan. Pemilihan metode latihan harus benarbenar sesuai dengan kemampuan dan keadaan atlet serta lingkungan latihan. Untuk itu pelatih harus bisa memilih dan mengatur metode yang tepat digunakan dalam latihan untuk menunjang atletnya dalam meraih prestasi yang maksimal. Mahendra (2007, hlm. 280) mengatakan bahwa: Beberapa variasi latihan berkepentingan untuk membedakan cara memberikannya. Dua cara latihan yang lazim dilakukan adalah dengan pengaturan secara terpusat (bloked practice) dan secara acak (random practice). Mahendra (2007, hlm. 281) mengatakan bahwa: Latihan terpusat dilaksanakan dengan mendahulukan satu tugas hingga selesai sebelum berpindah ke tugas lainnya. Kemudian Otte dan Zanic (2008) dalam biro olahraga (2012) menjelaskan bahwa: Blocked practice sessions concentrate on one aspect of technique, practicing it over and over again until you get it right. Maksudnya adalah latihan terpusat memfokuskan pada satu aspek teknik, latihan dilakukan secara berulang-ulang sampai teknik dikuasai dengan baik. Mahendra (2007, hlm. 281) mengatakan bahwa: Metode latihan terpusat membuat atlet berkonsentrasi penuh pada saat latihan dan menghaluskan gerakannya. Metode latihan terpusat akan membuat atlet terfokus untuk menguasai satu keterampilan yang dilakukan secara berulang-ulang tanpa adanya gangguan dari keterampilan lain atau keterampilan yang baru. Karena dianggap memungkinkan atlet untuk berkosentrasi penuh dan menghaluskan gerakannya, banyak pelatih memakai metode latihan terpusat. Ilustrasi latihan terpusat dalam penyampaian materi latihan keterampilan dasar dribbling, long pass, dan shooting adalah sebagai berikut: pelatih menyusun latihan dengan menyuruh atletnya melakukan dribbling (tugas A) terlebih dahulu, sebagai contoh sebanyak 20 kali. Setelah selesai tugas A, atlet baru melanjutkan ke long pass (tugas B), kemudian shooting (tugas C) dengan jumlah pengulangan sama yaitu seperti dribbling. Sedangkan mengenai latihan acak, Mahendra (2007, hlm. 282) mengatakan bahwa: Latihan acak menghendaki atlet melakukan berbagai kegiatan lainnya dalam satu waktu, tanpa dipisah-pisahkan oleh jenis keterampilannya. Jadi metode latihan acak merupakan bentuk latihan dimana setiap kali pertemuan atlet

6 seolah berputar untuk melakukan semua keterampilan dengan acak, sehingga atlet tidak pernah melakukan tugas yang sama berurutan. Adapun ilustrasi dalam penyampaian latihan acak adalah sebagai berikut: pelatih mengatur latihan dengan meminta atletnya melakukan ketiga jenis latihan keterampilan secara sekaligus dan berselang-seling. Atlet disuruh melakukan latihan dribbling sebanyak satu kali, kemudian langsung dilanjutkan dengan latihan long pass sebanyak satu kali, kemudian shooting satu kali dan kembali lagi ke dribbling. Pergantian jenis keterampilan dilakukan secara berulang-ulang dan berselang-seling, dengan jumlah pengulangan keterampilan berjumlah 20 kali. Terdapat perbedaan antara metode latihan terpusat dan metode latihan acak yang memberikan dampak yang positif untuk meningkatkan keterampilan dasar. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing baik dari segi proses latihan maupun dari segi hasil latihan. Dari hasil riset terdahulu, metode latihan acak lebih unggul dari metode latihan terpusat. Bilalovic (2007) dalam Biro Olahraga (2012) menjelaskan bahwa: You might be surprised if I say that the random practice is better then the blocked practice. But the truth is, or what researches studies indicate, that the blocked practice produce effective performance only during initial rehearsal, but does not create lasting learning. Arti dari pengertian di atas adalah kamu mungkin terkejut jika saya katakan bahwa latihan acak lebih baik dibandingkan latihan terpusat. Tetapi ini adalah kebenaran, studi penelitian mengindikasikan bahwa latihan terpusat menghasilkan pencapaian efektif hanya selama latihan awal, tetapi tidak menciptakan hasil dalam jangka waktu yang lama. Apabila tes dilakukan setelah proses latihan selesai maka metode latihan terpusat akan menunjukan hasil yang lebih baik. Namun apabila tes dilakukan jauh setelah proses latihan atau dalam jangka waktu yang lama, maka metode latihan acak yang menunjukan hasil yang lebih baik dari metode latihan terpusat. Lebih lanjut Lee & Magill (Otte dan Zanic, 2008) dalam Biro Olahraga (2012) menjelaskan bahwa:

7 Under random practice conditions participants may find it more efficient, especially when the task variations are similar, to structure all the task variations the same. This would functionally reduce the reconstruction cost from trial to trial. Arti dari pengertian di atas adalah latihan acak lebih efesien, terutama saat variasi tugas serupa, ke struktur semua variasi tugas yang sama. Ini secara fungsional mengurangi pemborosan dari satu percobaan ke percobaan lainnya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa kedua metode latihan tersebut memiliki perbedaan dalam proses latihan dan hasil dalam proses mencapai tujuan yang diharapkan. Baik metode latihan terpusat dan metode latihan acak mempunyai pengaruh terhadap hasil dribbling, long pass, dan shooting, dalam permainan sepakbola. Namun untuk mengetahui manakah yang lebih efektif dalam meningkatkan dribbling, long pass, dan shooting dalam permainan sepakbola perlu diadakan penelitian. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Implementasi Latihan Terpusat (Blocked Practice) dengan Latihan Acak (Random Practice) untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Dribbling, Long pass, dan Shooting Permainan Sepakbola. B. Identifikasi Masalah pada Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, diantaranya: 1. Gambaran kemampuan dribbling, long pass, dan shooting siswa SSB IPI GS masih rendah. 2. Kurangnya program latihan yang diberikan pelatih dalam meningkatkan kemampuan dribbing, long pass, dan shooting. 3. Belum maksimalnya siswa SSB IPI GS Bandung dalam memahami dan menerapkan bentuk-bentuk latihan yang diberikan oleh pelatih. 4. Belum diketahui pengaruh latihan terpusat dan latihan acak untuk meningkatkan kemapuan dribbling, long pass, dan shooting pada permainan sepakbola.

8 C. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah latihan terpusat memberikan pengaruh terhadap keterampilan dribbling, long pass, dan shooting pada permainan sepakbola? 2. Apakah latihan acak memberikan pengaruh terhadap keterampilan dribbling, long pass, dan shooting pada permainan sepakbola? 3. Manakah di antara latihan terpusat dan latihan acak yang lebih berpengaruh terhadap keterampilan dribbling, long pass, dan shooting? D. Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang kita lakukan harus mempunyai tujuan. Subana dan Sudrajat (2001, hlm. 71) menjelaskan bahwa: Penelitian dilakukan karena memiliki tujuan untuk memecahkan masalah yang tergambar dalam latar belakang dan rumusan masalah, karena itu tujuan penelitian sebaiknya dirumuskan berdasarkan rumusan masalahnya. Berdasarkan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh latihan terpusat terhadap peningkatan keterampilan dribbling, long pass, dan shooting pada permainan sepakbola. 2. Mengetahui pengaruh latihan acak terhadap peningkatan keterampilan dribbling, long pass, dan shooting pada permainan sepakbola. 3. Mengetahui perbedaan pengaruh antara latihan terpusat dan latihan acak terhadap peningkatan keterampilan dribbling, long pass, dan shooting pada permainan sepakbola. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang serta tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan mengenai

9 latihan terpusat dan latihan acak, serta sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai latihan terpusat dan latihan acak terhadap peningkatan dribbling, long pass, dan shooting pemain sepakbola dalam rangka meningkatkan prestasi. 3. Hasil penelitian ini juga diharapkan berguna bagi pelatih dalam memilih metode latihan yang tepat, yang dapat membantu dalam meningkatkan keterampilan dribbling, long pass, dan shooting pemain sepakbola. F. Batasan Operasional Penelitian Batasan masalah sangat perlu dinyatakan sebagai pembatasan masalah penelitian itu sendiri agar penelitian lebih terarah dan akan memperoleh suatu gambaran yang jelas dan memperoleh hasil yang diinginkan sesuai dengan tujuan. Oleh karena itu, penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1. Ruang lingkup penelitian hanya ditekankan pada latihan terpusat dan latihan acak. 2. Veriabel bebas adalah latihan terpusat dan latihan acak. 3. Variabel terikatnya adalah keterampilan dribbling, long pass, dan shooting. 4. Populasi dari penelitian ini adalah pemain sepak bola SSB IPI GS Bandung usia 11 s.d 13 tahun. 5. Sampel penelitian berjumlah 20 orang yang berasal dari pemain sekolah sepakbola IPI GS Bandung KU 11 s.d 13 tahun. 6. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. 7. Instrumen yang digunakan adalah berupa pemberian pre-test, treatment, dan post-test. 8. Alat ukur yang digunakan tes keterampilan adalah tes dribbling, long pass, dan shooting.

10 G. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi merupakan susunan dari bagian-bagian skripsi yang mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjunya, oleh karena itu penulis membuat kerangka penulisan yang akan diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan operasional penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 2. BAB II KAJIAN TEORITIS Dalam bab ini membahas teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan tentang belajar dan pembelajaran, latihan terpusat, latihan acak, pengaruh latihan terpusat terhadap penguasaan drbbling, long pass, dan shooting, pengaruh latihan acak terhadap penguasaan dribbling, long pass, dan shooting, perbandingan latihan terpusat dan latihan acak, pengertian latihan, latihan teknik, prinsip dasar latihan, sepakbola, teknik dasar permainan sepakbola, teknik dasar menggiring bola (dribbling), teknik dasar menendang jauh (long pass), teknik dasar menembak (shooting), pembelajaran keterampilan dribbling, long pass, shooting, kerangka pemikiran, dan hipotesis. 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini membahas metode penelitian, populasi dan sampel, desain penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, prosedur pengolahan data, dan hipotesis statistika. 4. BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas pengolahan data, analisis penelitian dan diskusi penemuan. 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini membahas kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang diberikan.