KAJIAN KUALITA AIR DAN PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT, Gracillaria verrucosa HAIL ELEKI KLON YANG DIBUDIDAYAKAN DI TAMBAK KABUPATEN TAKALAR RA-6 Andi ahrijanna* dan ahabuddin Balai Riset Pengembangan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. itakka No. 9, ulawesi elatan 905 *Penulis untuk korespondensi, E-mail: asarijanna@yahoo.com Abstrak alah satu cara meningkatkan produksi rumput laut adalah dengan melakukan pemilihan bibit yang berkualitas. Tujuan penelitian ini adalah melakukan kajian kualitas air pada pemeliharaan rumput laut Gracillaria verrucosa dari hasil seleksi klon yang dibudidayakan di tambak. Parameter kualitas yang diamati meliputi ph, salinitas, DO, suhu, BOT, PO 4, NO, O 4, dan NH 4. Hasil penelitian diperoleh nilai kisaran parameter kualitas air pada budidaya rumput laut (Gracillaria verrucosa) di tambak menunjukkan nilai rata-rata pada ph (7,6-7,80), suhu (8,-,5), salinitas (9,7-9.00 ppt), O 4 (06,65-4,), Bahan Organik Total (5,9-8,65), PO 4 (0,89-0,968), NO (0,0096-0,050), NO (0,0-0,05), dan NH (0,000-0,65). Hasil analisis kualitas air pada seleksi klon rumput laut berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan rumput laut. Kata kunci: rumput laut, kualitas air, seleksi klon Pengantar Indonesia salah satu negara penghasil dan pengekspor rumput laut di Asia. Produksi rumput laut dari tahun (00-005) adalah 7.874, 8.560, 40.6, 5.0, dan 69.64 ton, dengan nilai masing-masing 7.9, 5.785, 0.5, 5.96, dan 5.555 U$ (Demersal, 006). Wilayah perairan Indonesia kurang lebih 70% terdiri dari laut yang pantainya kaya akan berbagai jenis sumber hayati yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan pangan, pupuk organik, dan lain-lain. Keadaan ini merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan pengembangan komoditas sumberdaya hayati laut. Afrianto & Liviawati (99) menyatakan sumberdaya hayati laut yang memiliki potensi kandungan bahan pangan dan bahan farmasi yang cukup potensial dan merupakan komoditi yang bernilai ekonomis karena sangat dibutuhkan oleh manusia, serta sering digunakan sebagai bahan baku industry adalah rumput laut atau seaweed. Budidaya merupakan salah satu cara yang dapat memenuhi permintaan industry dan juga menekan pengambilan di alam secara berlebihan. Rendahnya pertumbuhan dan produksi rumput laut saat ini, antara lain disebabkan karena tidak tersedianya bibit dalam jumlah yang cukup besar dan berkualitas, di samping karena minimnya pemahaman tentang faktor lingkungan tumbuh ideal setiap jenis untuk dapat berproduksi secara maksimal. alah satu upaya untuk meningkatkan produksi Gracilaria verrucosa adalah dengan cara menseleksi bibit yang berkualitas dan tingkat kesuburan perairan, karena kualitas air merupakan factor utama yang menentukan tingkat kesuburan dan produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kualitas air terhadap pertumbuhan rumput laut Gracilaria verrucosa dari hasil seleksi klon yang dibudidayakan di tambak. Bahan dan Metode Bibit rumput laut yang digunakan adalah Gracillaria verrucosa diperoleh dari alam hasil dari budidaya yang dipelihara selama 0 hari di seleksi dengan cara pemilihan yang terbaik dari hasil adaptasi yang tertinggi, LPH yang tertinggi, bersih, bebas dari penyakit, berwarna cerah, dan tidak berbau busuk di saat penanaman awal. Penelitian ini dilaksanakan selama mulai bulan Juni sampai dengan bulan Desember 0. Analisis sampel air dilakukan pada Laboratorium Kimia di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau (BPPBAP) Maros, ulawesi elatan. Untuk penanaman rumput laut digunakan tali nilon untuk konstruksi dan pembuatan bentangan sebanyak 50 dan kayu balok ukuran 4/6 sepanjang m sebagai patok pada setiap sudut sebagai pembentangan tali sepanjang 5 m. Bibit dengan 0 g diikat pada 00 titik simpul, masing-masing berjarak 5 cm. Jarak antara tali simpul dan bentangan emnaskan _UGM / Rekayasa Budidaya (RA-6) -
harus sama agar kesempatan pertumbuhan dan ruang gerak sama. etiap tali bentangan diberi pelampung untuk kestabilan bibit pada kedalaman 0 cm di bawah permukaan selama pemeliharaan. Pengamatan dan pengukuran pertumbuhan rumputlaut dilakukan setiap 0 hari. Rumpun-rumpun bibit yang memiliki LPH tertinggi dikumpulkan dan dijadikan bibit untuk generasi berikutnya dan sampling contoh air untuk analisis BOT, PO 4, NO, NO, NH 4, O 4 diambil dari setiap titik yang telah ditentukan dengan menggunakan botol sampel volume 500 ml dan untuk ph, salinitas, DO, dan suhu diukur dengan menggunakan DO meter dan analisis data menggunakan rancangan acak lengkap. Hasil dan Pembahasan Nilai kisaran beberapa kualitas air yang diperoleh selama penelitian dapat dilihat pada tabel. Tabel. Nilai kisaran beberapa kualitas air yang diperoleh selama penelitian. Parameter Kualitas Air Kode Kisaran BOT 6,4-6,58 5,9-7,95 6,65-7,40 5,77-8,65 PO 4 -P (mg/l) NO -N (mg/l) NO -N (mg/l) NH 4 -N (mg/l) O 4 (mg/l) ph alinitas (ppt) DO (ppm) uhu ( o C) 0,-0,8,45 0,9-0,968 0,90-0,87 0,89-0,94 0,5-0,057 0,5-0,445 0,0-0,857 0,06-0,08 0,00-0,050 0,0097-0,06 0,0097-0,00 0,0096-0,04 0,000-0,65 0,056-0, 0,089-0,46 0,090-0,08 09,5-4,,0-08,5 06,6-0,45 90,95-, 7,7-7,50 7,5-7,80 7,6-7,70 7,60-7,80 9,7-8,5 8,7-8,00 8,7-9,00 8,6-9,00 4,-6,9 4,9-7,0 4,6-7,4 4,-7,7 9,7-- 8,6-, 8,-,5 8,7-,4 - emnaskan _UGM / Rekayasa Budidaya (RA-6)
BOT (Bahan Organik Total) Kisaran BOT yang diperoleh selama penelitian adalah 5,9 8,65 ppm. Bahan organik yang masuk ke laut adalah senyawa yang dapat diuraikan secara biologis, yang dapat diuraikan oleh bakteri sebagai sumber organic untuk fotosintesis. Perairan dengan kandungan bahan organik total di atas 6 mg/l adalah tergolong perairan yang subur (Pirzan, 008). PO 4 -P (mg/l) Kisaran nilai fosfat yang diperoleh selama penelitian 0,89 0,968 mg/l. Ernanto (994) mengemukakan bahwa perairan dengan tingkat kesuburan yang baik memiliki kandungan fosfat 0,05,00 mg/l. Keberadaan fosfat dalam perairan berpengaruh positif terhadap kesuburan gametofit alga. NO -N (mg/l) elama penelitian, nilai NO -N diperoleh pada kisaran 0,0 0,00 mg/l yang masih berada dalam batas aman dan layak untuk pertumbuhan, seperti yang dikemukakan oleh Tsai dan Chen (00) bahwa konsentrasi nitrat yang masih diterima dalam kegiatan budidaya perikanan adalah 0 ppm. Menurut Boyd (98), batas toleransi NO terendah untuk pertumbuhan alga adalah 0, mg/l, sedangkan batas tertingginya adalah mg/l, dan apabila kadar NO di atas mg/l atau di bawah 0, mg/l, maka nitrat merupakan factor pembatas. Kandungan nitrat dalam perairan berasal dari beberapa factor, seperti oksidasi, gerakan air, reduksi asimilasi, serta dekomposisi bahan organik. NO -N (mg/l) Kisaran NO-N selama penelitian masih berada pada batas yang aman untuk pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Moore (99) yang menyatakan bahwa kandungan kadar NO yang melebihi 0,05 mg/l dapat bersifat toksi terhadap organisme di perairan. NH -N (mg/l) Hasil pengukuran kadar NH yang diperoleh selama penelitian adalah 0,000 0,65 mg/l. Nilai tergolong cuku tinggi, karena menurut Boyd (98), batas pengaruh yang mematikan dapat terjadi bila konsentrasi NH dalam air sekitar 0, 0, mg/l. NH berada dalam perairan akibat dari industri, limbah domestik, dan limpasan pupuk pertanian. O 4 (mg/l) Kisaran O 4 selama penelitian berkisar dari 06,65-4, mg/l. Kadar sulfat merupakan salah satu elemen penting bagi kehidupan makhluk hidup. Dalam pertumbuhan rumput laut, kadar sulfat berkaitan erat dengan mutu karaginan yang dihasilkan terutama terhadap kekuatan gelnya. Menurut Food Chemical Codex (99), kadar sulfat di dalam karaginan berkisar antara 8-40%. ph (DerajatKeasaman) Nilai derajat keasaman (ph) air yang didapatkan berkisar antara 7,6 7,80. Kisaran ini sangat baik untuk pertumbuhan. Menurut Cheng (989), ph air yang baik untuk pertumbuhan adalah 7,5 8,5. alinitas Hasil pengukuran salinitas selama penelitian berada pada kisaran 9 9 ppt. Largo et al. (995) menjelaskan bahwa munculnya penyakit ice-ice pada budidaya Eucheima apabila salinitas kurang dari 0 ppt dan temperature mencapai -5 o C, dan menurut Mubarak et al. (990), salinitas yang layak bagi pertumbuhan rumput laut Gracillariaverucossa di tambak adalah 8-0 ppt. Banyak jenis makroalgae yang mampu hidup pada kisaran salinitas antara 8 ppt-4 ppt. alinitas sangat berperan dalam kehidupan makroalgae. DO (OksigenTerlarut) Nilai oksigen terlarut diperoleh selama penelitian berada antara 4, 7,7 ppm. Kisaran tersebut masih layak untuk kehidupan di perairan. Kadar oksigen terlarut di perairan alami kurang dari 0 mg/l (Hefni, 00). emnaskan _UGM / Rekayasa Budidaya (RA-6) -
uhu Pengaruh suhu terhadap fisiologi organisme perairan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi fotosintesis. Kisaran suhu air selama penelitian antara 8,0,45 o C. Kondisi ini masih mendukung pertumbuhan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Utaminingsih (988) bahwa suhu antara 5 o C dianggap masih baik jika ditinjau dari pengaruhnya terhadap pertumbuhan, namun pertumbhan optimal terjadi pada suhu 0 o C, sedangkan menurut Dahuri (996), suhu perairan dipengaruhi oleh keadaan musim, interaksi air, udara, dan hembusan angin. Kesimpulan Kandungan kualitas air amoniak, fosfat, nitrat yang didapatka selama penelitian berada dalam kisaran yang masih dalam batas toleransi yang disyaratkan pada budidaya rumput laut Gracillaria verrucosa, sehingga masih mendukung bagi pertumbuhannya. Daftar Pustaka Afrianto, E. & E. Liviawati. 99. Budidaya Rumput Laut dan Cara Pengolahannya. PT Bhatara Niaga Media. Jakarta. Boyd, C.E. 98. Water QQuality Management For Pond Fsh Culture. Elsevier cintific Co. Amsterdam. Cheng, L.T. 989. hirip Diseases Prevention and Treatment.Proceding of the outh East Asia hrimp.farm Management Workshop.Philipinnes. Indonesia. Thailand. ingapura. Jul 6 th -August th. Hefni, E. 00. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta. Largo,.B., F. Fukami, T. Nishijima & M. Ohno. 995. Laboratory-induced development pf the iceice disease of the farmed red algae Kappahycus alvarezii and Eucheuma denticulatum (olieriaceae, Gigartinales, Rhoduphyta)). J. Appl Phycol., (7): 59-54. Mubarak, H.,. Ilyas, W. Ismail, I.. Wahyuni,.T. Hartati, E. Pratiwi, Z. Jangkaru & R. Arifuddin. 990. Petunjuk Teknis Budidaya Rumput Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, 9 pp. Moore, J.W. 99. Inorganic Contaminants of urface Water. pringer Verlag, New York. 4 p. Pirzan, A.M. & A. Mustafa. 008. Peubah Kualitas Air Yang Berpengaruh Terhadap Plankton Di Tambak Tanah ulfat Masam Kabupaten Luwu Utara Provinsi ulawesi elatan. Jurnal Riset Akuakultur 6-7. Wardoyo,.T.H & D. Djokosetiayanto. 988. Pengelolaan Kualitas Air di Tambak Udang. eminar Memacu Keberhasilan dan Pengembangan Usaha Pertambakan Udang. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Tanya Jawab - 4 - emnaskan _UGM / Rekayasa Budidaya (RA-6)
Lampiran. Gambar.eleksi klon. Gambar.Hasil seleksi klon. Gambar.Pemeliharaan rumput laut. emnaskan _UGM / Rekayasa Budidaya (RA-6) - 5