EFEK EKSTRAK AIR DAUN KIRINYUH

dokumen-dokumen yang mirip
II.TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai

Lampiran 1. BaganPenelitian U I U II U III S1 S2 S3 V1 V2 V3 V2 V1 V cm V3 V3 V1 S2 S3 S1 V cm. 50 cm V1. 18,5 m S3 S1 S2.

I. PENDAHULUAN. kandungan karbondioksida mengakibatkan semakin berkurangnya lahan. subur untuk pertanaman padi sawah (Effendi, 2008).

TINJAUAN PUSTAKA. Polietilen Glikol atau dengan nama IUPEC Alpha-Hydro-Omega- (inert) dengan berat molekul antara Da (Jecfa,1987).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan

I. PENDAHULUAN. merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. Padi merupakan tanaman pangan pokok penduduk Indonesia. Di samping

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

Deskripsi Padi Varietas Cigeulis Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

V4A2(3) V3A1(1) V2A1(2) V3A1(2) V1A1(1) V5A2(1) V3A2(3) V4A1(3) V1A2(2)

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

27 SIMULASI KEKERINGAN DENGAN POLIETILEN GLIKOL(PEG) PADA BENIH BAMBANG LANANG

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sumber : Deskripsi Varietas Padi, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

: Kasar pada sebelah bawah daun

: tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2, 3 dan Sumatera Utara Ketahanan terhadap penyakit

LAMPIRAN U1 U2 U3 T2 T3 T1 T3 T1 T2 T1 T2 T3 U4 U5 U6 T1 T3 T2 T1 T3 T2 T2 T3 T1 U7 U8 U9 T3 T1 T2 T2 T1 T3 T3 T1 T2

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih Pengertian 2.2. Klasifikasi Umum Tanaman Padi

Lampiran 1. Bagan Penelitian di Rumah Kasa FP USU

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. Pisang raja bulu (Musa paradisiaca L var. sapientum) merupakan salah

J3V3 J1V3 J3V2 J1V2 J3V4 J1V5 J2V3 J2V5

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

Lampiran 1. Deksripsi Varietas Padi CISADANE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kinerja Pita Tanam Organik sebagai Media Perkecambahan Benih Padi (Oryza sativa L.) Sistem Tabela dengan Desain Tertutup dan Terbuka

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih

PENGUJIAN KERAGAAN KARAKTER AGRONOMI GALUR-GALUR HARAPAN PADI SAWAH TIPE BARU (Oryza sativa L) Oleh Akhmad Yudi Wibowo A

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

Reagen (PA) Konsentrasi mg/l CaCl 2.2H 2 O K 2 SO mm. 195 mg/l MgSO 4.7H 2 O. 12 mg/l Ket: 1 mm = 300 mg/l.

PENUNTUN PRAKTIKUM EKOFISIOLOGI TUMBUHAN. Disusun oleh: Ni Luh Arpiwi, S.Si., M.Sc., Ph.D

LAMPIRAN. Lampiran 1 Deskripsi dan gambar varietas tanaman padi. 1. Deskripsi Varietas Padi Ciherang (Suprihatno et al. 2009)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

KOLEKSI VARIETAS UNGGULAN PROVINSI SUMATERA BARAT

I. PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

PENGARUH BENTUK DAN DOSIS PUPUK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) LOKAL MADURA SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007)

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Tunggak. Kacang tunggak (Vigna unguiculata L. Walp) termasuk keluarga

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengaruh Asam Sitrat terhadap Pertumbuhan Kecambah Padi Gogo (Oryza sativa L.) Varietas Situ Bagendit di Bawah Cekaman Aluminium

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

PENGUJIAN TOLERANSI BEBERAPA GENOTIPE PADI PADA LAHAN SAWAH YANG MENGALAMI CEKAMAN KEKERINGAN

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh : NYOTO WASIS NPM : PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2014

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

Adaptasi Kecambah Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang dan Ciliwung terhadap Defisit Air yang Diinduksi Dengan Polietilen Glikol 6000

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

Transkripsi:

EFEK EKSTRAK AIR DAUN KIRINYUH (Chromolaena odorata [L.] R.M. King & H.Rob.) TERHADAP PERTUMBUHAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS MEKONGGA PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN (Skripsi ) Oleh SARTI WAHYUNI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN 2018

ABSTRAK EFEK EKSTRAK AIR DAUN KIRINYUH (Chromolaena odorata [L.] R.M. King & H.Rob.) TERHADAP PERTUMBUHAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS MEKONGGA PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN Oleh SARTI WAHYUNI Padi Mekongga merupakan varietas padi sawah yang tumbuh baik apabila ditanam pada lahan yang memiliki kecukupan air. Pada musim kemarau lahan atau tanah menjadi kering akibat kekurangan air. Hal ini menyebabkan penyerapan unsur hara dan juga proses fotosintesis terhambat sehinga pertumbuhan dan perkembangan padi terganggu. Kirinyuh (Chromolaena odorata) mengandung unsur hara Nitrogen yang tinggi dan dapat menghasilkan biomassa tinggi sehingga cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumber bahan organik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak air daun kirinyuh dapat memperbaiki pertumbuhan kecambah padi sawah Varietas Mekongga dibawah kondisi cekaman kekeringan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dari bulan September - Oktober 2017. Penelitian ini dilakukan dalam percobaan faktorial 3 x 2. Faktor A adalah PEG 6000 dengan 3 taraf konsentrasi : 0 % b/v, 15% b/v, dan 30% b/v. Faktor B adalah ekstrak air daun kirinyuh dengan 2 taraf konsentrasi: 0% b/v dan 2% b/v. Sebagai parameter adalah panjang tunas, berat segar, berat kering, dan kadar air relatif kecambah padi. Uji Levene, analisis ragam pada taraf nyata 5%. Analisis ragam dilakukan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air daun kirinyuh tidak berpengaruh nyata terhadap panjang tunas, berat segar kecambah dan berat kering kecambah padi, namun berpengaruh terhadap kadar air relatif kecambah padi. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak air daun kirinyuh tidak dapat memperbaiki pertumbuhan kecambah padi sawah Varietas Mekongga pada kondisi cekaman kekeringan. Kata Kunci : Kirinyuh, Padi sawah Varietas Mekongga, Cekaman kekeringan i

EFEK EKSTRAK AIR DAUN KIRINYUH (Chromolaena odorata [L.] R.M. King & H.Rob) TERHADAP PERTUMBUHAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS MEKONGGA PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN Oleh Sarti Wahyuni Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA SAINS Pada Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

iv RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sendang Mulyo, Kecamatan Sendang Agung Lampung Tengah pada tanggal 19 Desember 1995, sebagai putri kedua dari dua bersaudara, dari Bapak Subani dan Ibu Sariyem. Penulis menempuh pendidikan pertamanya di Taman Kanak-Kanak 1 Bratasena Mandiri kec. Dente Teladas pada tahun 2000. Pada tahun 2001, penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri 1 Bratasena Mandiri. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sendang Agung pada tahun 2008, dan pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas 1 Kalirejo. Pada tahun 2014, penulis terdaftar sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan tercatat sebagai penerima Beasiswa Bidik Misi. Semasa kuliah, penulis pernah menjadi asisten praktikum Biologi Umum dan Struktur Perkembangan Tumbuhan jurusan Biologi FMIPA, serta menjadi asisten Biologi Umum Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian. Penulis juga aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) sebagai Bendahara Bidang Komunikasi dan Informasi periode 2015-2016, dan sebagai Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi Periode 2016.

v Penulis Melaksanakan Kuliah Kerja Nyata pada bulan Januari-Februari tahun 2017 di desa Wirata Agung kec. Seputih Mataram, kab. Lampung Tengah. Pada bulan Juli-Agustus 2017, penulis melaksanakan kerja Praktik di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Bandar Lampung dengan judul Uji Mikrobiologi (Identifikasi Salmonella, MPN E.coli dan Angka S.Aureus) pada Sampel Pangan di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Bandar Lampung). Penulis melaksanakan penelitian pada bulan November 2017 di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung.

vi Persembahan Segala puji hanya milik ALLAH SWT, yang telah memberikan segala kenikmatan, dan kemudahan sehingga karya ini dapat terselesaikan,,maka dengan rasa bahagia dan rasa syukur kupersembahkan karya ini untuk : Ayah dan Ibuku tercinta yang senantiasa mengucap namaku dalam doa,mencurahkan kasih sayang yang tiada hentinya,yang telah berjuang begitu kerasnya demi mencukupi segala kebutuhanku, dan yang selalu memberikan dukungan,dan motivasi disetiap langkahku. Kakakku tersayang yang selalu menyayangiku,memberikan nasehat, dukungan dan banyak keceriaan selama ini Bapak Ibu Guru dan Dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan bimbingan serlama ini Sahabat-Sahabatku atas kebersamaan,bantuan,dan hiburan selama ini Dan untuk seseorang yang selalu kudoakan untuk menjadi pendampingku kelak dan yang selalu mendoakanku. Almamater tercinta

vii MOTTO Jika engkau tidak sanggup menahan perihnya belajar, maka engkau akan menanggung perihnya kebodohan (Imam Syafi i) Barang siapa ingin mutiara harus berani terjun dilautan yang dalam (Ir.Soekarno) Jangan bersedih, sesungguhnya allah bersama kita (Q.S At Taubah ; 40) Berkaryalah, karna karya itu akan menemukan nasibnya sendiri (Andrea Hirata)

viii SANWACANA Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Efek Ekstrak Air Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata [L.] R.M. King & H.Rob) terhadap Pertumbuhan Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas Mekongga pada Kondisi Cekaman Kekeringan. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis teah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada : 1. Ayah dan Ibu Tercinta, Bapak Subani dan Ibu Sariyem, yang tak pernah berhenti berdoa untuk penulis, yang selalu mencurahkan segala kasih sayangnya, pengorbanan, keringat dan air mata, serta senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan perhatian yang sangat luar biasa kepada penulis. 2. Kakakku tersayang, Muji Prasetio Asih, terimakasih atas kasih sayangnya selama ini, serta pengertian, semangat, kebersamaan, dukungan dan bantuan yang selalu diberikan.

ix 3. Ibu Dra. Martha L.Lande, M.P. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing, memberikan waktu dan perhatian meskipun dalam keadaan sakit, yang selalu memberikan arahan, saran dan motivasi kepada penulis. 4. Bapak Ir. Zukifli,M.Sc. selaku dosen pembimbing II yang juga telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberikan waktu dan pemikirannya, serta nasihat dan saran kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Tundjung Tripeni Handayani, M.S selaku pembahas yang telah banyak memberikan arahan, nasihat, dan saran yang sangat berharga bagi penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini 6. Ibu Dra.Yulianty,M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan nasihat dalam menempuh pendidikan di Jurusan Biologi. 7. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. 8. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. 9. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan di jurusan Biologi FMIPA UNILA atas ilmu, bimbingan dan bantuannya kepada penulis. 10. Sahabat hebatku, Indah Yusni, Mitha Triyana, Tara Sesafia Paletri, Fesya Salma Putri, Davina Nathania Prasetya dan Mia Aulina Agustin, yang selalu bisa diandalkan dan

x selalu paling mengerti, terimakasih atas bantuan, perjuangan, kebersamaan dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis. 11. Wanda Sukmaja, terimakasih sudah bersedia selalu ada, memberikan banyak yang aku butuhkan dan sekali lagi, selalu ada. 12. Teman-teman biologi angakatan 2014 atas dukngan, kritikan, serta kebersamaanya selama ini. 13. Seluruh kakak dan adik tingkat jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan saran, motivasi, dan dukungan serta bantuannya. 15. Almamater tercinta, Universitas Lampung Semoga segala kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak dibalas oleh Allah SWT. Akhir kata, semoga skripsi yang jauh dari kata sempurna ini dapat memberikan keluasan ilmu bagi semua pihak dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Bandar Lampung, Februari 2018 Penulis, Sarti Wahyuni

xi DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK...i HALAMAN PERSETUJUAN...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii RIWAYAT HIDUP...iv PERSEMBAHAN...vi MOTTO...vii SANWACANA...viii DAFTAR ISI...xi DAFTAR TABEL...xiii DAFTAR GAMBAR...xvi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Penelitian... 5 C. Manfaat Penelitian... 5 D. Kerangka Pikir... 5 E. Hipotesis... 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Tanaman Kirinyuh (Chromolaena Odorata L.)... 9 1. Klasifikasi Tanaman Kirinyuh... 9 2. Penyebaran Tanaman Kirinyuh... 10 3. Morfologi Tanaman Kirinyuh... 11 4. Kandungan Daun Kirinyuh... 13 B. Deskripsi Tanaman Padi (Oryza sativa L.)... 14 1. Klasifikasi Tanaman Padi... 14

xii 2. Deskripsi Padi Sawah Varietas Mekongga... 15 C. Pengaruh Defisit Air Terhadap Perkecambahan Tanaman... 17 D. Efek Pemberian Polietilen Glikol (PEG) 6000... 19 III. IV. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian... 21 B. Alat dan Bahan... 21 C. Variabel dan Parameter... 22 D. Rancangan Percobaan... 22 E. Cara Kerja... 23 1. Pembuatan Ekstrak Air Air Daun Kirinyuh... 23 2. Pembuatan Larutan PEG 6000... 24 3. Pengecambahan Benih... 24 4. Study Pertumbuhan Kecambah... 25 F. Pengamatan... 19 1. Panjang Tunas... 26 2. Berat Segar (Akar, Tunas, Total)... 26 3. Berat Kering (Akar, Tunas, Total)... 26 4. Kadar Air Relatif... 26 G. Analisis Data... 27 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil... 28 1. Panjang Tunas... 28 2. Berat Segar Akar... 29 3. Berat Segar Tunas... 31 4. Berat Segar Total... 34 5. Berat Kering Akar... 35 6. Berat Kering Tunas... 36 7. Berat Kering Total... 38 8. Kadar Air Relatif... 40 B. Pembahasan... 43 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 49 B. Saran... 49 DAFTAR PUSTAKA... 50 LAMPIRAN... 56

xiii DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Notasi factor, taraf dan kombinasi perlakuan... 23 2. Rata-rata panjang tunas kecambah padi sawah varietas Mekongga... 28 3. Rata-rata berat segar akar kecambah padi sawah varietas Mekongga... 30 4. Rata-rata berat segar tunas kecambah padi sawah varietas Mekongga... 32 5. Rata-rata berat segar total kecambah padi sawah varietas Mekongga... 34 6. Rata-rata berat kering akar kecambah padi sawah varietas Mekongga... 35 7. Rata-rata berat kering tunas kecambah padi sawah varietas Mekongga... 37 8. Rata-rata berat kering total kecambah padi sawah varietas Mekongga... 39 9. Rata-rata kadar air relatif kecambah padi sawah varietas Mekongga... 41 10. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar eror, dan koefisien keragaman... 56 11. Uji homogenitas ragam panjang tunas (Uji Levene pada taraf nyata 5%)... 56 12. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar eror, dan koefisien keragaman... 58 13. Uji homogenitas ragam berat segar akar (Uji Levene pada taraf nyata 5%). 58 14. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar eror, dan koefisien keragaman... 60 15. Uji homogenitas ragam berat segar tunas (Uji Levene pada taraf nyata 5%) 60 16. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar eror, dan koefisien keragaman... 62 17. Uji homogenitas ragam berat segar total (Uji Levene pada taraf nyata 5%) 62 18. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar eror, dan koefisien keragaman... 64

xiv 19. Uji homogenitas ragam berat kering akar (Uji Levene pada taraf nyata 5%) 64 20. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar eror, dan koefisien keragaman... 66 21. Uji homogenitas ragam berat kering tunas (Uji Levene pada taraf nyata 5%)... 66 22. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar eror, dan koefisien keragaman... 68 23. Uji homogenitas ragam berat kering total (Uji Levene pada taraf nyata 5%)68 24. Rata-rata, standar deviasi, ragam, standar eror, dan koefisien keragaman... 70 25. Uji homogenitas ragam kadar air relative (Uji Levene pada taraf nyata 5%)... 70 26. Analisis ragam panjang tunas kecambah padi sawah varietas Mekongga... 72 27. Analisis ragam berat segar akar kecambah padi sawah varietas Mekongga 72 28. Analisis ragam berat segar tunas kecambah padi sawah varietas Mekongga 73 29. Analisis ragam berat segar total kecambah padi sawah varietas Mekongga. 73 30. Analisis ragam berat kering akar kecambah padi sawah varietas Mekongga... 74 31. Analisis ragam berat kering tunas kecambah padi sawah varietas Mekongga... 74 32. Analisis ragam berat kering total kecambah padi sawah varietas Mekongga 75 33. Analisis ragam kadar air relatif kecambah padi sawah varietas Mekongga.. 75 34. Main effect panjang tunas kecambah padi sawah varietas Mekongga... 78 35. Main effect berat segar akar kecambah padi sawah varietas Mekongga... 79 36. Main effect berat segar tunas kecambah padi sawah varietas Mekongga... 80 37. Main effect berat kering akar kecambah padi sawah varietas Mekongga... 81 38. Main effect berat kering tunas kecambah padi sawah varietas Mekongga... 82

39. Main effect berat kering total kecambah padi sawah varietas Mekongga... 83 xv

xvi DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Tumbuhan dan bunga kirinyuh...12 2. Padi Sawah varietas Mekongga...15 3. Struktur kimia Polietilen Glikol 6000...19 4. Main effect PEG 6000 terhadap panjang tunas kecambah padi sawah varietas Mekongga...29 5. Main effect PEG 6000 terhadap berat segar akar kecambah padi sawah varietas Mekongga...31 6. Main effect PEG 6000 terhadap berat segar tunas kecambah padi sawah varietas Mekongga...33 7. Main effect ekstrak air daun kirinyuh terhadap berat segar tunas padi sawah varietas Mekongga...33 8. Main effect PEG 6000 terhadap berat kering akar kecambah padi sawah vaerietas mekongga...36 9. Main effect PEG 6000 terhadap berat kering tunas kecambah padi sawah varietas Mekongga...38 10. Main effect PEG 6000 terhadap berat kering total kecambah padi sawah varietas Mekongga...40 11. Interksi antara PEG 6000 dengan Ekstrak Air Daun Kirinyuh terhadap Kadar Air Relative Padi Sawah Varietas Mekongga...42 12. Interksi antara PEG 6000 dengan Ekstrak Air Daun Kirinyuh terhadap Kadar Air Relative Padi Sawah Varietas Mekongga...42 13. Benih padi sawah varietas Mekongga...84

xvii 14. Perendaman Benih Padi...84 15. Perkecambahan benih dalam nampan plastik...85 16. Benih setelah 7 hari perkecambahan...85 17. Pemindahan benih dalam gelas plastik...85 18. Letak satuan percobaan kecambah padi sawah varietas Mekongga...86 19. Penimbangan bubuk daun kirinyuh untuk dijadikan ekstrak...86 20. Proses pembuatan ekstrak air daun kirinyuh...86 21. Proses penyaringan ekstrak air daun krinyuh...87 22. Proses pembuatan larutan PEG 6000...87 23. Proses pengukuran kecambah padi...88 24. Proses penimbangan kecambah padi...88

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting yang menjadi komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakatdi Indonesia.Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Oleh karena itu, kebijakan ketahanan pangan menjadi fokus utama dalam pembangunan pertanian. Menurut data Badan Pusat Statistik (2011), konsumsi beras pada tahun 2011 mencapai 139 kg perkapita dalam setahun dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa, sehingga konsumsi beras nasional pada tahun 2011 mencapai 34 juta ton. Kebutuhan akan beras terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang lebih cepat dari pertumbuhan produksi pangan yang tersedia. Varietas Padi Mekongga merupakan persilangan antara padi jenis Galur A2970 yang berasal dari Arkansas Amerika Serikat dengan varietas yang sangat populer di Indonesia yaitu IR64. Secara fisik, bentuk tanamannya tegak dengan tinggi tanaman berkisar antara 91 sampai 106 cm. Varietas padi Mekongga ini baik ditanam di sawah dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl, memiliki umur

2 tanaman 116-125 hari. Padi Mekongga peka terhadap hama wereng coklat biotipe 2 dan 3, serta peka terhadap hawar daun bakteri strain IV (BB Padi, 2016) Permasalahan yang dihadapi dalam penanaman padi terutama padi sawah salah satunya adalah lahan kering. Lahan kering disebabkan oleh adanya perubahan pola iklim yang menjadi tantangan serius pada saat ini dan masa-masa yang akan datang.rusaknya infrastuktur pengairan menyebabkan resiko kekeringan bukan hanya terjadi di lahan gogo dan sawah tadah hujan, tetapi mengancam juga pertanaman padi sawah irigasi terkendali. Meluasnya areal dengan resiko gagal panen karena cekaman kekeringan dapat mengancam produksi beras dan ketahanan pangan nasional. Cekaman kekeringan dapat menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman yang menghambat aktivitas fotosintesis dan translokasi fotosintat selanjutnya mempengaruhi produktifitas tanaman (Savin dan Nicolas, 1996). Istilah kekeringan ini menunjukkan bahwa tanaman mengalami kekurangan air akibat keterbatasan air dari lingkungan tumbuhnya yaitu media tanam. Menurut Bray (1997) cekaman kekeringan yang biasa disebut drought stress pada tanaman dapat disebabkan oleh dua hal yaitu (1) kekurangan suplai air di daerah perakaran dan (2) permintaan air yang berlebihan oleh daun akibat laju evapotranspirasi melebihi laju absorpsi air walaupun keadaan air tanah tersedia cukup. Pada lahan kering, cekaman kekeringan pada tanaman terjadi karena suplai air yang tidak mencukupi.

3 Untuk menghadapi permasalahan terhadap cekaman kekeringan pada tanaman, petani harus menemukan usaha untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman yang terhambat akibat cekaman kekeringan. Usaha yang biasa dilakukan petani diantaranya adalah dengan penggunaan pupuk untuk menyediakan unsur hara guna mendorong peertumbuhan tanaman. Pupuk kimia memiliki harga relatif mahal dan tidak ramah lingkungan mendorong petani menemukan alternatif lain dalam penyediaan unsur hara bagi tanaman yaitu dengan menggunakan bahan organik yang mengandung unsur hara. Bahan organik tersebut dapat ditemukan pada tanaman salah satunya adalah Kirinyuh. Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) merupakan tanaman liar yang berpotensi sebagai sumber bahan organik (pupuk hijau) yang ketersediaannya cukup melimpah di beberapa sentra produksi tanaman sayuran (Sudiarto dan Gusmaini, 2004). Kirinyuh mengandung unsur hara Nitrogen yang tinggi (2,65%) sehingga cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumber bahan organik karena produksi biomassanya tinggi. Menurut Jamilah (2008), biomassa kirinyuh mengandung usnur hara Nitrogen 2,65% N, mengandung unsur hara fosfor 0,53% P dan mengandung hara kalium 1,9% sehingga biomassa kirinyuh dapat dijadikan sumber bahan organik yang potensial untuk perbaikan kesuburan tanah dan meningkatkan hasil serta produksi tanaman. Hasil penelitian yang dilakukan Setyowati et al (2008) menunjukkan bahwa pupuk organik kirinyuh (Chromolaena odorata L.) apat memperbaiki pertumbuhan dan

4 hasil tanaman sawi (Brassica chinensis L.) dan hasilnya lebih baik dibandingkan dengan penggunaan Urea. Sementara itu Murdaningsih dan Yosefa Sapo Mbu u (2014) melaporkan bahwa pupuk organik kirinyuh dapat meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun, panjang umbi dan berat umbi segar tanaman wortel (Daucus carota). Salah satu cara untuk menguji ketahanan tanaman terhadap cekaman kekeringan adalah dengan cara mengecambahkan benih dalam larutan yang memiliki potensial osmotilk yang tinggi. Senyawa kimia yang biasa digunakan untuk menghasilkan larutan dengan potensial osmotic tinggi adalah PEG (polyethylene Glycol) 6000. PEG 6000 merupakan bahan kimia yang bersifat inert, stabil, dan diserap dalam jumlah yang sedikit oleh tanaman. Larutan PEG mampu menahan air sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Oleh karna itu, PEG dapat dijadikan alternative untuk seleksi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Dalam penelitiannya Sani and Bouremia (2014) menyatakan bahwa tunas lebih sensitif terhadap defisit air yang disebabkan oleh pemberian PEG 6000 sehingga mengakibatkan penurunan terhadap panjang tunas tersebut. Agustina (2015) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa konsentrasi PEG 6000 10 % dan 20 % menurunkan kadar air relatif tanaman padi sebesar 5 %.

5 B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak air daun kirinyuh dapat memperbaiki pertumbuhan padi sawah Varietas Mekongga pada kondisi cekaman kekeringan. C. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang efek ekstrak air daun kirinyuh terhadap pertumbuhan kecambah padi sawah Varietas Mekongga pada cekaman kekeringan. Selain itu diharapkan dapat membantu perencanaan penanaman padi sawah dilahan kering dalam segi pengembangan pertanian. D. Kerangka Pikir Padi sawah merupakan tanaman yang tumbuh baik apabila ditanam pada lahan yang memiliki kecukupan air. Salah satu tanaman padi sawah yang banyak ditanam pada kondisi cukup air atau saat musim hujan adalah padi sawah Varietas Mekongga. Pada saat musim kemarau, lahan atau tanah menjadi kering akibat kekurangan air yang dapat mengakibatkan tanaman mengalami cekaman kekeringan, cekaman kekeringan menyebabkan penyerapan unsur hara terhambat

6 serta dapat menghambat proses fotosintesis yang dapat menjadikan terhambatnya pertumbuhan tanaman. Untuk itu perlu dilakukan alternatif untuk memperbaiki pertumbuhan padi sawah pada kondisi cekaman kekeringan salah satunya adalah dengan penambahan unsur hara dari sumber bahan organik. Kandungan unsur hara yang terdapat dalam kirinyuh diprediksi mampu memperbaiki pertumbuhan tanaman padi sawah Varietas Mekongga pada kondisi cekaman kekeringan. PEG ( Polyethylene Glycol ) merupakan senyawa kimia yang dapat meningkatkan potensial osmotik air dan menurunkan potensial air. Sifat PEG yang demikian dapat dimanfaatkan untuk melakukan simulasi penurunan potensial air. Dengan penggunaan senyawa PEG inilah akan diperoleh tanaman dengan kondisi cekaman kekeringan dan dapat dilakukan pengujian kemampuan daun kirinyuh dalam memperbaiki pertumbuhan tanaman sehinga tanaman yang mengalam kondisi cekaman kekeringan dapat diatasi dan dapat tumbuh dengan baik meskipun pada lahan mengalami defisit air. Untuk menguji kemampuan daun kirinyuh dalam memperbaiki pertumbuhan tanaman, peneliti mengevaluasi efek ektrak air daun kirinyuh terhadap pertumbuhan kecambah padi sawah Varietas Mekongga dalam kondisi cekaman kekeringan. Sebagai parameter adalah panjang kecambah, berat segar, berat kering, kadar air relatif, rasio tunas akar, dan kandungan klorofl a, b dan total yang dievaluasi setelah 7 hari periode pertumbuhan.

7 E. Hipotesis Pada kondisi stres air pertumbuhan kecambah padi sawah Varietas Mekongga dapat diperbaiki dengan pemberian ekstrak air daun kirinyuh. Hipotesis statistik yang diajukan pada penelitian ini adalah : 1. Nilai tengah semua variabel petumbuhan kecambah padi sawah Varietas Mekongga yang diberi perlakuan PEG 6000 lebih kecil dari nilai tengah semua variabel pertumbuhan padi sawah Varietas Mekongga yang tidak diberi perlakuan PEG 6000. H o : µ o = µ 1 H 1 :µ o > µ 1 Keterangan : µ o = variabel pertumbuhan kontrol µ 1 = variabel pertumbuhan perlakuan Hipotesis diterima jika H 0 ditolak atau H 1 diterima. 2. Nilai tengah semua variabel pertumbuhan kecambah padi sawah Varietas Mekongga yang diberi perlakuan ekstrak air daun kirinyuh lebih tinggi dari nilai tengah semua veriabel pertumbuhan padi sawah Varietas Mekongga yang tidak diberi perlakuan ekstrak air daun kirinyuh. H o : µ o = µ 1 H 1 :µ o < µ 1 Keterangan : µ o = variabel pertumbuhan kontrol

8 µ 1 = variabel pertumbuhan perlakuan Hipotesis diterima jika H 0 ditolak atau H 1 diterima. 3. Terjadi interaksi antara ekstrak air daun kirinyuh dan PEG 6000 terhadap pertumbuhan kecambah padi sawah Varietas Mekongga.

9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Tanaman Kirinyuh 1. Klasifikasi Menurut Natural Resources Conservation service, USDA (2017), tanaman kirinyuh diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Subkingdom Superdivision Division Class Subclass Order Family Genus Species : Plantae : Tracheobionta : Spermatophyta : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Asteridae : Asterales : Asteraceae : Chromolaena : Chromolaena odorata (L.) R.M. King & H. Rob. Jack in the bush P

10 2. Penyebaran Kirinyu adalah gulma yang awalnya berasal dari Amerika Selatan dan Tengah, menyebar ke daerah tropis Asia, Afrika dan Pasifik, digolongkan sebagai gulma invasif, semak berkayu yang berkembang cepat, juga dikenal sebagai gulma siam, berdiri membentuk padat yang dapat mencegah pertumbuhan jenis tumbuhan lainnya serta memiliki efek allelopati (Prawiradiputra, 2007). Kirinyuh menyebar di kepulauan Indonesia sejak Perang Dunia II.Dengan penyebaran itu kini Ki rinyuh dapat dijumpai di semua pulau-pulau besar di Indonesia. Kirinyuh tidak hanya ditemukan di Pulau Jawa, tetapi juga ditemukan di seluruh Indonesia seperti di Sumatera, Kalimantan, Lombok, Sumbawa, Flores, Timor, Sulawesi dan Irian Jaya. Di Afrika, gulma padang rumput ini digolongkan pada gulma yang paling berbahaya selain dari alangalang (Imperata cylindrica), puteri malu (Mimosa sp.), sadagori (Sida acuta), Commelina sp., Hyptis sp. Dansaliara (Lantana camara) karena mengganggu padang rumput dengan mengurangi produktivitas dan mengurangi diversitas jenis-jenis rumput (Francais, 2002). Perkembangbiakan dan daya tumbuh kirinyuh sangat cepat sehingga dengan kecepatan tumbuhnya itu kirinyuh dapat membentuk komunitas yang rapat yang dapat menghalangi tumbuhnya tumbuhan lain melalui persaingan. Kirinyuh dapat tumbuh di ketinggian 1000-2800 mdpl, namun di Indonesia kirinyuh ditemukan di dataran rendah (0-500 mdpl) seperti di perkebunan karet dan kelapa

11 serta di padang penggembalaan (FAO,2006). Kirinyuh berbunga serentak selama 3-4 minggu pada musim kemarau. Pada saat biji masak, tumbuhan akan mengering. Pada saat itu biji pecah dan terbang terbawa angin. Potongan batang, cabang, dan pangkal batang akan bertunas kembali kira-kira sebulan setelah awal musim hujan. Dalam waktu dua bulan berikutnya, biji yang jatuh ketanah mulai berkecambah dan tunas-tunas terlihat mendominasi area (Prawiradiputra, 2007). 3. Morfologi Kirinyuh memiliki daun berbentuk oval dengan bagian bawah lebih lebar dan makin keujung semakin runcing.panjang daun 6-10 cm dan lebarnya 3-6 cm. Tepi daun bergerigi menghadap kepangkal dan letaknya berhadapan. Karangan bunga terletak di ujung cabang (terminal) dan setiap karangan terdiri atas 20-35 bunga.warna bunga pada saat muda kebiruan dan semakin tua menjadi cokelat.kirinyuh berbunga serentak pada musim kemarau selama 3-4 minggu (Prawiradiputra, 2007). Tinggi tumbuhan kirinyuh dewasa dapat mencapai 5 meter atau bahkan lebih.batang muda berwarna hijau agak lunak yang nantinya berubah menjadi coklat dan keras ketika sudah tua.jumlah cabang sangat banyak dan letaknya biasanya berhadap-hadapan (oposit). Percabangannya yang rapat menyebabkan tumbuhan lain yang ada dibawahnya seperti rumput terhambat pertumbuhannya

12 akibat kurangnya cahaya matahari yang masuk. Dengan demikian gulma kirinyuh dapat tumbuh dengan cepat dan mendominasi area. Kemampuannya mendominasi area juga disebabkan oleh produksi bijinya yang sangat banyak (Departement of Natural Resources Mines and Water,2006) Bentuk tanaman dan bunga kirinyuh dapat dilihat pada Gambar 1. Daun Batang Bunga Gambar 1. Tumbuhan dan Bunga Kirinyuh (Anonymous, 2009)

13 4. Kandungan Daun Kirinyuh Tekelan merupakan salah satu jenis tumbuhan dari famili Asteraceae. Daunnya mengandung beberapa senyawa utama seperti tanin, fenol, flavonoid, saponin dan steroid. Minyak essensial dari daun tekelan memiliki kandungan α- pinen, cadinen, kampora, limonen, β-karyopilen dan candinol isomer (Yenti, 2011). Pengujian kualitatif fitokimia ekstrak etanol daun kirinyuh terhadap beberapa senyawa kimia oleh mendapatkan hasil bahwa daun kirinyuh mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, dan seskuiterpenoid (Hadi dkk., (2001) dalam Hadi dan Rully (2004); Hadi dkk. (2000) dalam Hadi (2008)). Senyawa-senyawa tersebut merupakan bahan aktif sebagai pengendali hama dan menyebabkan adanya aktivitas biologi yang khas seperti penghambat makan dan insektisidal. Menurut Suntoro (2001),bahan organik kirinyuh mengandung unsur C (50,4%), N (2,42%), P (0,26%), N (2,42%), P (0,26%), K (1,6%), dan Mg (0,78%). Kandungan unsur hara Nitrogen yang tinggi pada kirinyuh cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumber bahan organik karna biomassanya tinggi. Pada umur 6 bulan, kirinyuh dapat menghasilkan biomassa sebanyak 11,2 ton/ha dan setelah berumur 3 tahun mampu menghasilkan biomassa sebanyak 27,7 ton/ha sehingga biomassa kirinyuh merupakan sumber bahan organik yang sangat potensial. Wardhani (2006) dalam penelitiananya juga menjelaskan bahwa produksi biomassa Chromolaena odorata L. adalah 18,7 ton/ha dalam bentuk segar dan 3,7

14 kg/ha dalam bentuk kering. Kadungan N 103,4 kh/ha ; P 15,4 kg/ha ; K 80,9 kg/ha dan Ca 63,9 kg/ha. Chromolaena odorata L. memiliki P total yang lebih tinggi (0,53%) dibandingkan gulma Ficus subulata, Albizia lebeck, Macarangasp. Dan Trycospermum sp. B. Deskripsi Tanaman Padi 1. Klasifikasi Menurut Natural Resources Conservation Service, USDA (2017) tanaman padi diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Subkingdom Superdivision Division Class Subclass Order Family : Plantae : Tracheobionta : Spermatophyta : Magnoliophyta : Liliopsida : Commelinidae : Cyperales : Poaceae Genus : Oryza L. Species : Oryza sativa L. var. Mekongga

15 2. Deskripsi Padi Sawah Varietas Mekongga Padi Mekongga merupakan persilangan antara padi jenis Galur A2970 yang berasal dari Arkansas Amerika Serikat, dengan varietas yang sangat populer di Indonesia yaitu IR 64. Umur tanam Mekongga cukup singkat yaitu hanya 116 hingga 125 hari. Secara fisik, bentuk tanamannya tegak dengan tinggi tanaman berkisar antara 91 sampai 106 cm. Anakan produktif 13-16 batang. Bentuk gabahnya sendiri ramping panjang dengan tekstur rasa beras yang pulen karena kadar amilosanya mencapai 23 persen. Bobot 1000 butir gabah Mekongga yaitu 28 gram sehingga kurang lebih potensi hasil varietas ini mencapai 8,4 ton per hektar dengan budidaya yang tepat tentunya (Purnomo, 2013). Padi Varietas Mekongga dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Padi Sawah Varietas Mekongga ( Purnomo, 2013)

16 Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) (2017), deskripsi padi sawah varietas mekonggga adalah sebagai berikut : Nomor seleksi Asal persilangan Golongan Umur tanaman Bentuk tanaman Tinggi tanaman Anakan produktif Warna kaki Warna batang Warna telinga daun Warna lidah daun Warna daun Muka daun Posisi daun Daun bendera Bentuk gabah Warna gabah Kerontokan Tekstur nasi : S4663-5D-KN-5-3-3 : A2790/2*IR64 : Cere : 116-125 hari : Tegak : 91-106 cm : 13-16 batang : Hijau : Hijau : Tidak berwarna : Tidak berwarna : Hijau : Agak kasar : Tegak : Tegak : Ramping panjang : Kuning bersih : Sedang : Pulen Kadar amilosa : 23 % Indeks glikemik : 88

17 Bobot 1000 butir Rata-rata hasil Potensi hasil : 28 g : 6,0 t/ha : 8,4 t/ha Ketahanan terhadap Hama : Agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Penyakit Anjuran tanam : Agak tahan terhadap hawar daun bakteri strain IV : Baik ditanam di lahan sawah dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl Instansi pengusul Pemulia : Balitpa dan BPTP Sultra : Z. A. Simanullang, Idris Hadade, Aan A.Daradjat, dan Sahardi Tim peneliti : B. Suprihatno, Y. Samaullah, Atito DS., Ismail B. P., Triny S. Kadir, dan A. Rifki Teknisi : M. Suherman, Abd. Rauf Sery, Uan D., S. Toyib S. M., Edi S. MK, M. Sailan, Sail Hanafi, Z. Arifin, Suryono, Didi dan Neneng S. Dilepas Tahun : 2004 C. Pengaruh Defisit Air Terhadap Perkecambahan Tanaman Respon tanaman terhadap stres air sangat ditentukan oleh tingkat stres yang dialami dan fase pertumbuhan tanaman saat mengalami cekaman. Respon tanaman yang mengalami cekaman kekeringan mencakup perubahan di tingkat

18 seluler dan molekuler seperti perubahan pada pertumbuhan tanaman, volume sel menjadi lebih kecil, penurunan luas daun, daun menjadi tebal, adanya rambut pada daun, peningkatan rasio akar tajuk, sensitivitas stomata, penurunan laju fotosintesis, perubahan metabolisme karbon dan nitrogen, perubahan produksi aktivitas enzim dan hormon, serta perubahan ekspresi (Sinaga, 2008). Keadaan defisit air dapat menimbulkan pengaruh secara morfologi dan fisiologi terhadap tanaman antara lain seperti penampilan luas daun, kecepatan muncul daun, aktvitas asimiliasi CO 2, membuka dan menutupnya stomata, kecepatan pengisisan biji dan pertumbuhan biji (Sinclair et al, 2001). Faktor air dalam fisiologi tanaman merupakan faktor utama yang sangat penting. Tanaman tidak akan dapat hidup tanpa air karena air adalah matrik dari kehidupan. Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terus menerus akan menyebabkan perubahan yang irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati (Haryati, 2003). Cekaman kekeringan akan mengurangi pertumbuhan akar dan bagian tanaman diatas permukaan tanah,menurunkan luas daun dan berat kering, mengurangi laju fotosintesis dan transpirasi serta merusak asam amino, enzim dan protein lainnya (Pugnaire et al, 1999) Cekaman kekeringan terjadi jika tanaman sudah tidak mampu lagi menghisap dan memompa air ke bagian atas tanaman yang ditandai oleh kelayuan tetap.

19 Ketahanan tanaman terhadap kekeringan ditunjukkan oleh kemampuannya berproduksi pada kondisi kekeringan, yang dapat diukur sebagai penurunan hasil pada kondisi kekeringan dibanding pada kondisi normal (Nugraheni, 2002). D.Efek Pemberian Polietilen Glikol (PEG) 6000 Polietilen Glikol atau dengan nama IUPEC Alpha-Hydro-Omega- Hydroxypoly (oxy-1,2-ethanadiol) merupakan senyawa dengan rumus kimia (C2H4O)N+1H2O dan rumus struktur HOCH2-(CH2-O-CH2)N-CH2OH. Polietilen Glikol merupakan senyawa polimer berantai panjang, tidak berubah (inert) dengan berat molekul antara 200-9500 Da (Jecfa,1987). Struktur bangun PEG 6000 disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Struktur kimia Polietilen Glikol 6000 (Anonymous, 2015) PEG merupakan senyawa polimer yang penggunaannya paling banyak untuk menurunkan potensial air pada tanaman, yaitu dengan mengekspose system akar tanaman sehingga tanaman menjadi stress air (Zgallai et all, 2005). Tanaman yang mengalami defisit air akan memebrikan respon terhadap

20 perubahan kandungan klorofil dan akumulasi oksigen reaktif yang tidak dapat dihindari oleh sel-sel normal (Moussa,2008). Perendaman benih dalam larutan Polietilen Glikol 6000 dengan konsentrasi 10% w/v dan 20% w/v terlalu tinggi dapat menyebabkan tekanan osmotik di dalam sel menjadi negatif sehingga air sulit diserap oleh benih karena air yang terserap oleh benih dalam jumlah sedikit. Konsentrasi Polietilen Glikol 6000 yang tinggi menyebabkan proses metabolisme pada tanaman tidak berjalan dengan baik, terutama proses transfer nutrisi ke embrio yang terhambat karena keterbatasan air (Candra, 2011). Vercules et all (2006) melaporkan bahwa banyak penelitian mengenai perkecambahan tanaman salah satunya adalah padi yang dipengaruhi oleh cekaman air menggunakan PEG 6000, tetapi hasil yang ditunjukkan belum konsisten. Selain itu, dari penelitian afa dkk (2012) disimpulkan bahwa penggunaan PEG 6000 dengan konsentrasi 25% (w/v) pada saat kecambah muncul radikula dapat mendeteksi secara dini genotip padi hibrida toleran terhadap kekeringan.

21 III.METODE PENELITIAN A.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2017 di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Beaker glass, Erlenmeyer, gelas ukur, corong, blender, pipet tetes, botol semprot, spatula, batang pengaduk, nampan plastik, gelas plastik, gunting, penggaris, kain kasa, kertas saring Whatman no.1, tisu, kertas label, timbangan digital, oven, dan spektrofotometer UV.

22 2. Bahan Bahan-bahan yan digunakan pada penelitian ini adalah daun Chromolaena odorata L. dari sekitar Bandar Lampung, benih padi sawah Varietas Mekongga yang diperoleh dari UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura (BPSB-TPH) provinsi Lampung, Polietilen Glikol (PEG) 6000, ethanol 96 %, dan aquades. C. Variebel dan Parameter Variabel dalam peneitian ini adalah panjang tunas, berat segar, berat kering, dan kadar air relatif kecambah padi sawah Varietas Mekongga. Parameter dalam penelitian ini adalah semua nilai tengah (µ) semua variabel pertumbuhan kecambah padi mekongga. D. Rancangan Percobaan Penelitian ini dilakukan dalam percobaan faktorial 2 x 3. Faktor A adalah PEG 6000 dengan 3 taraf konsentrasi : 0% b/v, 15% b/v, dan 30 % b/v. Faktor B adalah ekstrak air daun kirinyuh dengan 2 taraf konsentrasi : 0% b/v dan 10% b/v. Setiap kombinasi perlakuan diulang 4 kali sehingga jumlah satuan percobaan adalah 24. Notasi faktor, taraf, dan kombinasi perlakuan ditunjukkan pada tabel 1.

23 Tabel 1. Notasi factor, taraf, dan kombinasi perlakuan Faktor B Taraf b 1 b 2 A a 1 a 1 b 1 a 1 b 2 a 2 a 2 b 1 a 2 b 2 Keterangan : A = Konsentrasi PEG 6000 a 3 a 3 b 1 a 3 b 2 B = Konsentrasi Ekstrak Air Daun Kirinyuh a 1 b 1 = PEG 0%, Kirinyuh 0% a 1 b 2 = PEG 0%, Kirinyuh 10% a 2 b 1 = PEG 15%, Kirinyuh 0% a 2 b 2 = PEG 15%, Kirinyuh 10% a 3 b 1 = PEG 30%, Kirinyuh 0% a 3 b 2 = PEG 30%,Kirinyuh 10% E. Cara Kerja 1. Pembuatan Ekstrak Air Daun Kirinyuh Pembutan ekstrak dilakukan berdasarkan metode yang dilakukan oleh Teteki (2010) dengan sedikit modifikasi. Daun kirinyuh dikering anginkan dibawah panas matahari kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender. Setelah itu ditapiskan dengan pengayak sampai mendapatkan bubuk yang halus.

24 Bubuk yang telah halus ditimbang 20 gr dengan neraca digital kemudian dilarutkan dalam 200 ml aquades. Dibiarkan selama 24 jam pada suhu ruang dan diaduk sesekali. Larutan disaring dengan kain kasa dan disaring kembali dengan kertas saring Whatmanno.1. sehingga diperoleh larutan stok untuk diencerkan menjadi 10 % b/v. 2. Pembuatan Larutan PEG 6000 15 gram serbuk PEG 6000 dilarutkan dalam 100 ml aquades, sehingga diperoleh konsentrasi 15 % b/v. Untuk memperoleh konsentrasi PEG 6000 30% b/v maka 30 gram serbuk PEG 6000 dilarutkan dalam 100 ml aquades. 3. Pengecambahan Benih Benih diseleksi dengan merendam benih dalam aquades selama 10 menit. Benih yang mengapung dan sampah dibuang, sedangkan benih yang tenggelam diambil untuk dikecambahkan. Wadah yang digunakan untuk perkecambahan benih adalah nampan plastik. Nampan plastik dilapisi dengan tisu dan kertas saring dan dibasahi dengan aquades. Setiap nampan diisi benih sebanyak 100 biji. Nampan dibasahi dengan aquades setiap hari untuk menjaga kelembaban. Pengamatan benih yang berkecambah dilakukan setelah 7 hari periode perkecambahan.

25 4. Studi Pertumbuhan Kecambah Benih yang berkecambah diseleksi sebanyak 48 kecambah dengan pertumbuhan normal. Wadah yang digunakan untuk petumbuhan kecambah selanjutnya adalah gelas plastik. Sebanyak 24 gelas plastik dicuci bersih dan dilap kering. Selanjutnya gelas plastik dilapisi tisu dan kertas saring dan dibasahi dengan 5 ml PEG dan 5 ml ekstrak air daun kirinyuh. Kecambah dimasukkan kedalam plastik masingmasing gelas diisi 2 kecambah. Gelas plastik dilabel dengan notasi perlakuan dan ulangan. Pengamatan variable perkecambahan dilakukan setelah 7 hari periode pertumbuhan. Tata letak satuan percobaan setelah pengacakan dapat dilihat pada gambar berikut : a 1 b 1 u 1 a 2 b 2 u 3 a 1 b 2 u 1 a 3 b 1 u 3 a 2 b 1 u 2 a 3 b 2 u 4 a 2 b 1 u 3 a 1 b 3 u 1 a 2 b 2 u 1 a 1 b 1 u 3 a 3 b 1 u 4 a 1 b 2 u 3 a 3 b 1 u 2 a 1 b 1 u 4 a 2 b 1 u 1 a 1 b 2 u 4 a 2 b 2 u 2 a 3 b 2 u 3 a 1 b 2 u 2 a 2 b 2 u 4 a 3 b 2 u 2 a 2 b 1 u 4 a 1 b 1 u 2 a 3 b 1 u 1

26 F. Pengamatan 1. Panjang Tunas Panjang tunas diukur dari pangkal kecambah sampai ujung kecambah dengan menggunakan penggaris dan dinyatakan dalam sentimeter (cm). 2. Berat Segar Berat segar ditentukan dengan cara menimbang kecambah dengan neraca digital dan dinyatakan dengan milligram (mg). 3. Berat kering Kecambah yang sudah diukur berat segarnya kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven selama 2 jam dengan suhu 130 o C untuk menghilangkan kadar air dalam kecambah. Setelah itu ditimbang kembali dan dinyatakan dalam milligram (mg). 4.Kadar Air Relatif Kadar air relatif rumput teki ditentukan menurut Yamasaki dan Dillenburg (1999) dengan rumus : Kadar Air Relatif = 1 2 1 x 100%

27 Keterangan : M1 = Berat segar M2 = Berat kering G.Analisis Data Homogenitas ragam ditentukan dengan uji Levene pada taraf nyata 5%. Analisis ragam dilakukan pada taraf nyata 5%. Jika interaksi faktor A dan B tidak nyata, maka ditentukan main effect dari faktor A dan B dengan uji BNJ pada taraf nyata 5%. Jika interaksi nyata maka ditentukan simple effect ektsrak air kirinyu pada setiap konsentrasi PEG 600 pada taraf nyata 5 %.

49 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemberian Ekstrak air daun kirinyuh tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pertumbuhan padi sawah Varietas Mekongga pada kondisi cekaman kekeringan. 2. Pemberian PEG 6000 belum memberikan pengaruh nyata terhadap cekaman kekeringan tanaman dikarenakan konsentrasi PEG 6000 yang digunakan masih terlalu rendah pada penelitian ini. 3. Interaksi antara PEG 6000 dan ekstrak air daun kirinyuh hanya terdapat pada variabel kadar air relatif. B. Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap efek ekstrak air daun kirinyuh pada kondisi cekaman kekeringan pada tanaman padi sawah dengan meningkatkan konsentrasi PEG 6000 sehingga tanaman dapat mengalami cekaman dengan baik dan pengaruh ektsrak kirinyuh pada tanaman dapat terlihat lebih maksimal.

50 DAFTAR PUSTAKA Afa, LO., Bambang S. Purwoko, Ahmad Junaedi, Oteng Haridjaja dan Iswari S. Dewi. 2013. Pendugaan Toleransi Padi Hibrida Terhadap Kekeringan dengan Polyetilen Glikol (PEG) 6000. Jurnal Agrivigor. 11(2) : 292-299 Agustina, R. 2015. Adaptasi Kecambah padi Sawah (Oryza sativa L.) varietas Ciherang dan Ciliwung terhadap Defisit Air yang Diinduksi dengan PolietilenGlikol6000. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. UniversitasLampung. Lampung. Anonymous. 2015. Chromolaena odorata. http://www.wikimedia.org. Diakses 07 Februari 2018 pukul 21.45 WIB. Anonymous. 2015. Poly Ethylene Glykol. http://www.wikipedi.org. Diakses 17 September 2017 pukul 13.45 WIB. BadanPusatStatistik,2011,KajianKonsumsidanCadanganBerasNasional 2011, Badan Pusat Statistik.Jakarta. Banyo, Yunia E., Nio Song Ai., Parluhutan Siahaan., Agustina M. Tangapo. 2013. Konsentrasi Klorofil Daun Padi pada Saat Kekurangan Air yang Diinduksi dengan Polietilen Glikol. Jurnal Ilmiah Sains Vol. 13 No. 1. Bramasto, Y. Putri,P.K. dan Rustam, E. 2014. Simulasi Kekeringan dengan Polietilen Glikol (PEG) pada Benih Bambang Lanang ( (Michelia champaca ) terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Hara Makro Bibit. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Bogor. Brevedan, R.E., M.G. Klich, E.E. Sanchez, and M.N. Fioretti. 2012. Effects of water stress on germination and seedling growth of lovegrass species. Plant Physiology and Growth. Session 7. ID No. 774 (7):35-36.

51 Brown and Lugo. 1990.Long-term tillage and nitrogen effects on wheat production in a wheat fallow rotation. In Agronomy Abstracts. Annual Meetings ASA, CSSA, and SSSA, Denver Colorado, 27 October 1 November 1991. 326 pp. Candra, Agus. 2011. Tanggapan Benih Kedelai (Glycine max. [L] Merr.) Terhadap Invigorasi Dengan PEG 6000 dan Pupuk NPK Susulan Dalam Pertumbuhan dan Hasil [Skripsi]. Agronomi FP Universitas Lampung. Bandar Lampung. Damanik Junaidi.2009. Pengaruh Pupuk Hijau Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays). Skripsi,Medan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Damayanti, N. 2012. Perkecambahan dan Pertumuhan Sawi Hijau (Brassica rapa L.var. parachinensis L.H. Bailey) setelah pemberian ekstrak Kirinyuh (Cromolaenaodora[L.] R.M King & H. Rob). Fakultas Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam.Universitas Sebelas Maret. Surakarta. DEPARTMENT OFNATURAL RESOURCES,MINES andwater, 2006. Siam Weed Declared no 1.Natural Resources, Mines and Water, Pesr Series, Queensland, Australia. pp.1 4. Balitbangtan, 2017. Mekongga. http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/. Diakses pada 5 Oktober 2017 pukul 22 : 41 WIB FAO. 2006. Alien Invasive Species: Impacts on Forests and Forestry- A Review. http://www.fao.org//docrep/008/ j6854e/j6854e00.htm.(25oktober2007) Francaiz, 2002. Anti-cholesterolemic Efect of Aqueous Extractof the Leaves of Chromolaena odorata (l) King and Robinson (Asteraceae):Potential for the Reduction of Cardiovascular Risk. The Pacifc Journal ofscience and Technology 12 (2): 385-391. Hadi, M., J.W. Hidayat, K. Baskoro. 2000. Uji Potensi Ekstrak Daun Eupatorium odoratum sebagai Bahan Insektisida Alternatif: Toksisitas dan Efek Antimakan Terhadap Larva Heliothis armigera Hubner. Jurnal Sains dan Matematika.Fakultas MIPA Undip. Semarang. Hanolo, W. 1997. Tanggapan Tanaman Selada dan Sawi terhadap Dosis dan Cara Pemberian Pupuk Cair Stimulan. Jurnal Agrotopika 1 (1) : 25-29 Haryati. 2008. Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman http://library.usu.ac.id/download/fp/hslpertanian-haryati2.pdf. Diakses pada tanggal 4 Januari 2018.

52 Ikhimiyoya,2003. Acceptability of selected common shrubs/tree leaves in Nigeria by West African Dwarf Goats. Departement of Animal Science, Faculty of Agriculture, Ambrose Alli University, Ekpoma, Nigeria. Jamilah. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Kelengasan Terhadap Perubahan Bahan Organik dan Nitrogen Total Entisol. Universitas Sumatera Utara. Medan. Jecfa. 1987. Metals and arsenic specifications revised at the 61st. published in FNP 38 (1988) dan FNP 52 (1992). Kastono, Dody. 2005. Tanggapan Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Hitam Terhadap Penggunaan Pupuk Organik dan Biopestisida Gulma Siam (Chromolaena odorata L.). Ilmu Pertanian Vol.12 No.2. Hal 103-116. Lawlor, 1993. Photosynthesis Molecular, Physiological and Environmental Processes. 2nd Ed. Longman Scientific andtechnical: England. Litbang Pertanian. 2017. http://www.litbang.pertanian.go.id/varietas/one/198/. Diakses pada 5 Desember 2017 pukul 20.04 WIB Miazek, Mgr inz Krystian. 2002. Chlorophill extraction from harvested plant material. Supervisor: Prof. Dr hab. Inz Stanislaw Ledakowics. Murdaningsih dan Yosefa, Sapo Mbu'u. 2014. Pemanfaatan Kirinyu (Chromolaena odorata) Sebagai Bahan Orgnaik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Wortel (Daucus carota). Buana Sains Vol.14 No 2 : 141-147. Universitas Flores. Meneses, C.H.S.G., R.L.A. Bruno, P.D. Fernandes, W.E. Pereira, L.H.G.M. Lima, M.M.A. Lima, And M.S. Vidal. 2011. Germination Of Cotton Cultivar Seeds Under Water Stress Induced By Polyethyleneglycol-6000. Crop Science. 68(2):131-138. Moussa, H.R. and S.M.A. Aziz.2008. Comparative Responses of Drought Tolerant and Drought sensitive Maize Genotypes to Water Stress. Australian J. Crop.Sci. 1(1):31-36 Nio dan Kandou. 2000. Respons Pertumbuhan Padi (Oryza sativa L.) Sawah dan Gogo pada Fase Vegetatif Awal terhadap Cekaman Kekeringan. Eugenia 6:270-273. (NRCS) Natural Resources Conservation Service USDA. 2017

53 Nugraheni, Ismemi Tri. 2002. Pertumbuhan dan Akumulasi Prolin Tanaman Orokorok (Crotalaria funcea L.) pada Salinitas CaCl2 Berbeda. F MIPA UNS. Okcu, G., M.D. Kaya, and M. Atak. 2005. Effects of salt and drought stresses on germination and seedling growth of pea (Pisum sativum L.). Turk J. Agric. 29: 237-242 Pugnaire, F.I., L. Serrano dan J. Pardos.1999. Constraints by water stress on plant growth. Dalam: Passarakli, M.(Ed.). Handbook of Plant and CropStress. 2nd edn, Revised and expanded.marcel Dekker Inc, New York, Basel. PRAWIRADIPUTRA, B.R.2007. Perubahan Komposisi Vegetasi Padang Rumput Alam akibat Pengendalian Ki Rinyuh ( Chromolaenaodorata(L)R.M.King and H.Robinson) di Jonggol, JawaBarat.Thesis, Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.79hlm. Purnomo, A. B. 2013. Macam Varietas Padi di Indonesia. http://arifinbudi.blogspot.com/2013/03/macam-varietas-padi-di indonesia.html. Diakses pada tanggal 07 Februari 2018 pukul 22:01 WIB Rahayu, E.S., E. Guhardja, S. Ilyas, dan Sudarsono. 2005. Polietilena Glikol (Peg) Dalam Media In Vitro Menyebabkan Kondisi Cekaman Yang Menghambat Tunas Kacang Tanah (Arachis Hypogeal L). Berk. Penel. Hayati:11 (39-48). Rumbaugh, M.D., 1981. Screening Alfalfa Germplasm for Seedling Drought Resistance. Crop Sci Sani, Daoda Ousmane and Mouhamadou Mounkaila Bouremia (2014). Effect of Polyethylene Glycole PEG 6000 on Germination and seedlin growth of pear Millet[Pennicetum galucum(l.)r.br.] and LD50 for In Vitro Screening for droutghttolerance.africanjournal Biotechnology. Vol.13 (37),pp 3742-3747 Sarasmi, D. 2015. Uji Ketahanan pada Kecambah Padi Gogo (Oryza sativa L.) terhadap Cekaman Kekeringan yang Diinduksi oleh Polietilen Glikol 6000. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung. Lampung Sastroutomo, S.S. 1990. EkologiGulma. Jakarta: GramediaPustakaUtama Savin R, Nicolas ME. 1996. Effect of short periods of drought and high temperature on grain growth and starch accumulation of two malting barley cultivas. Aust J. Plant Physiol.

54 Sihombing A, Fatonah S and Silviana F. 2012. Pengaruh Alelopati Calopogonium mucunoides Desv.Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Anakan Gulma Asystasia gangetica (L.) T. Anderson. Jurnal Biospecies, Volume 5 (2): 5 11 Sinclair, R.R and Russel C.Muscow, 2001. System Analysis of Plant Traits to increase Grain Yield on Limited Water Supplies. Agronomy Journal 93:263-270. American Society of Aronomy Sinaga, 2008. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang. Hal. 215-239. Setyowati. N, Nurjanah. U dan Haryanti. D. 2008. Gulma Tusuk Konde (Wedelia trilobata) dan Kirinyu (Chlomolaena odorata) sebagai Pupuk Organik Pada Sawi. (Brassica chinensis L ). Akta Agrosia Vol. 11. No. 1 Hal 47-56. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu. Sudiarto dan Gusmaini.2004. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Indonesia.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Suntoro. 2001. Penggunaan Bahan Pangkasan Kirinyu (Chromolaena odorata L.) untuk meningkatkan ketersediaan P, K, Ca, dan Mg pada Oxic Dystrudeph di Jumupalo,Karanganyar, Jawa Tengah, Agrivita. XXIII(I): 20-26 Sutjahjo SH., Abdul K dan Ika M. 2007. Efektifitas Polietelena Glikol Sebagai Bahan Penyeleksi Kalus Nilam yang diradiasi Sinar Gamma untuk Toleransi Terhadap Cekaman Kekeringan. Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. Vol 9, No. 1. Pp : 48-57. Suwal,M.M,A. Devkota and H.D.Lekhak.2010. Allelopathic effect of Cromolaena odorata (L.) King & Robinson on Seed Germination Seedling Growth of Paddy and Barnyard Grass. Scientific World 8 (8) :73-75. Teteki, G.S. 2010. Pengaruh Ekstrak Pegagan (Centalla asiatica L.) Urban.) sebagai Alelokemi terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Bayam duri (Amaranthus spinosus) serta Tomat ( Lycopersicum esculentum). Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Verslues, P.E., M. Agrawal, K.S. Agrawal, and J. Zhu. 2006. Methods and concepts in quantifying resistance to drought, salt and freezing, and abiotic streses that affect plant water status. The Plant Journal. 45: 523-539.