Lampiran 1. Peta lokasi penelitian (Google earth 2009) a. Pelabuhan Ratu. b. Blanakan

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 4. Peta lokasi pengambilan ikan contoh

b. Hasil tangkapan berdasarkan komposisi Lokasi

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta daerah penangkapan ikan kuniran di perairan Selat Sunda Sumber: Peta Hidro Oseanografi (2004)

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

3. METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengambilan Sampel

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

3. METODE PENELITIAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

II. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

METODE. Materi. Rancangan

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Protein Kasar (Analisis Kjeldahl) (1) Mengambil contoh sampel sebanyak 2 mililiter (Catat sebabai A gram)

Gambar 3 Peta Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca

3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

3. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Gambar 5 Peta daerah penangkapan ikan kurisi (Sumber: Dikutip dari Dinas Hidro Oseanografi 2004).

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kimia

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

III. METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BAB III METODE PENELITIAN

Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L.

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji kadar sari (ekstrak alcohol - benzena) dalam kayu dan pulp

Lampiran 1. Prosedur Analisis Mutu Bahan Baku Cat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

3. METODE PENELITIAN

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

Transkripsi:

LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian (Google earth 2009) a. Pelabuhan Ratu b. Blanakan

Lampiran 1. (lanjutan) c. Labuan

Lampiran 2. Alat tangkap ikan tembang (S. gibbosa) (a) Purse seinne (Sumber : www.fishbase.com)

Lampiran 2. (lanjutan) (b) gilnet (Sumber : www.fishbase.com)

Lampiran 3. Proses perhitungan analisis proksimat (Mellana 2005) Telur ikan tembang yang telah diawet segar selanjutnya dianalisis nilai nutrisinya dengan analisis proksimat. Adapun analisis proksimat yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi : kadar air, kadar protein, dan kadar lemak. Proses analisis dilakukan dengan metode sebagai berikut: a. Penentuan Kadar air Cawan porselen dipanaskan dalam oven selama ± 1 jam pada suhu 105 0 C lalu didinginkan dalam eksikator. Cawan kemudian ditimbang dan ditambahkan contoh sebanyak 3 gram dalam bentuk serbuk. Cawan dan contoh kemudian dioven pada suhu 105 0 C sampai mencapai berat kering tetap. b. Penentuan Kadar Lemak Sebelum contoh dimasukkan ke dalam soxlet, terlebih dahulu dibuat selongsong tabung dari kertas saring yang berukuran lebih kecil dari soxlet. Bagian bawah selongsong ditutup dengan kapas dan diikat bagian tengahnya dengan benang agar sampel tidak terlepas. Contoh dimasukkan dalam selongsong kertas saring tersebut. Setelah diisi contoh, selongsong dimasukkan ke dalam soxlet dan diberi pemberat. Bagian dasar soxlet sebelumnya sudah diberi kapas untuk menyaring agar sampel tidak bocor ke bagian bawah. Soxlet kemudian dihubungkan dengan labu lemak yang telah diisi batu didih. Dibagian dalam soxlet diberikan pelarut petroleum eter sampai dengan labu terisi setengah bagian pelarut. Rangkaian soxlet dihubungkan dengan pendingin dan penangas listrik. Ekstraksi dilakukan selama 8 jam. Setelah ekstraksi selesai, pelarut disulingkan kembali dan dikeringkan dalam lemari pengering 100 0 C selama 1 jam agar dapat ditimbang bobot lemaknya.

Lampiran 3. (lanjutan) c. Penentuan Kadar Protein (Metode Kjeldhal) Sebanyak 2,5 gram contoh dimasukkan kedalam labu Kjeldhal dan ditambahkan dengan 5 gram campuran selen. Campuran tersebut kemudian ditambahkan dengan 25 ml H 2 SO 4 pekat lalu didekstruksi dalam ruang asam sampai warnanya jernih kehijauan. Setelah dingin, larutan dimasukkan dalam labu didih 500 ml yang telah diberi batu didih dan diencerkan sampai volum 300 ml dengan aquades. Larutan tersebut kemudian diitambahkan 100 ml NaOH 30% sampai berlebih dan disambungkan pada alat destilasi. Larutan didestilasi sampai dengan 2/3 dari cairan tersuling. Hasil destilasi ditampung dalam 25 ml H 3 BO 3 4% berlebih yang telah diberi beberapa tetes indikator merah metal. Hasil destilasi kemudian dititrasi dengan HCL 0,1 N.

Lampiran 4. Proses pembuatan preparat histologis gonad ikan tembang (Bank in Hermawati 2006) FIKSASI Gonad difiksasi dengan larutan bouin s (campuran dari 1500 ml asam pikrat jenuh, formalin 500 ml, asam asetat glacial 100 ml) selama 24 jam, kemudian dipindahkan ke alkohol 70% selama 24 jam DEHIDRASI Gonad direndam dalam alkohol 70% (24 jam), alkohol 80% (2 jam), alkohol 90% (2 jam), alkohol 95% (1 jam), alkohol 100% (12 jam), dan alkohol 100% (1 jam) PENJERNIHAN I Gonad direndam dalam alkohol 100% + xylol (1:1) selama 30 menit kemudian direndam dalam xylol I, xylol II, dan xylol III masing-masing selama 30 menit PENYUSUPAN Gonad direndam dalam xylol + paraffin (1:1) selama 45 menit pada oven bersuhu 65 70 o C, selanjutnya direndam dalam paraffin I, paraffin II, dan paraffin III masing-masing selama 45 menit yang dipanaskan dalam oven yang bersuhu 65 70 o C, kemudian jaringan dicetak dalam cetakan selama 12 jam (proses blocking) PEMOTONGAN DENGAN MICROTOM Spesimen dipotong tipis dengan ketebalan 4 sampai 6 mikron di atas gelas objek dengan bantuan diapungkan di atas air hangat (50 o C) DEPARAFFINASI Preparat direndam berturut-turut dalam xylol I, xylol II, xylol III masing-masing selama 5 menit

Lampiran 4. (lanjutan) REHIDRASI Preparat direndam berturut-turut dengan alkohol 100% I, alkohol 100% II, alkohol 95% I, alkohol 95% II, alkohol 85%, alkohol 80%, alkohol 70%, dan alkohol 50% masing-masing selama 2 menit kemudian preparat dicuci dengan aquades sampai warna putih PEWARNAAN Preparat direndam berturut-turut dengan larutan hematoksilin selama 5 7 menit, kemudian dicuci dengan air kran mengalir selama 5 7 menit setelah itu preparat direndam dalam larutan eosin selama 3 menit dan dicuci dengan air kran mengalir DEHIDRASI Preparat direndam berturut-turut dalam alkohol 50%, alkohol 70%, alkohol 80%, alkohol 85%, alkohol 90%, alkohol 100% I, dan alkohol 100% II, masing-masing selama 2 menit PENJERNIHAN II Preparat direndam dalam xylol I, xylol II, dan xylol III masing-masing selama 2 menit PENEMPELAN Preparat diberi zat perekat entelan atau canada balsam, kemudian ditutup dengan kaca penutup dan dibiarkan selama 12 jam

Lampiran 5. Kelas ukuran dan frekuensi jumlah ikan tembang (S. gibbosa) di setiap daerah pengambilan sampel Daerah selang panjang Frekuensi % 109-118 5 2.4155 119-128 7 3.3816 129-138 79 38.1643 139-148 58 28.0193 Pelabuhan Ratu 149-158 36 17.3913 159-168 12 5.7971 169-178 5 2.4155 179-188 4 1.9324 189-198 1 0.4831 Total 207 100 109-118 0 0 119-128 0 0 129-138 0 0 139-148 17 9.3407 Blanakan 149-158 87 47.8022 159-168 50 27.4725 169-178 22 12.0879 179-188 6 3.2967 189-198 0 0 Total 182 100 109-118 34 14.4068 119-128 73 30.9322 129-138 39 16.5254 139-148 35 14.8305 Labuan 149-158 47 19.9153 159-168 7 2.9661 169-178 1 0.4237 179-188 0 0 189-198 0 0 Total 236 100

Lampiran 6. Analisis kovarian hubungan panjang-berat (Effendie 1979) Kuadrat tengah sumber keragaman db Σ x^2 Σ y^2 Σ xy JK db F hit Total 244 0.533 5.333 1.628 0.365 243 Di dalam masing-masing populasi 243 0.523 5.174 1.588 0.356 242 0.0015 uji untuk nilai tengah yang disesuaikan 0.009 1 0.0089 6.0689 3.8802 Penyimpangan dari nilai tengah individu 0.345 241 0.0014 Perbedaan antara regresi 0.011 1 0.0114 7.9674 3.8803 F tabel F table = 3,88 Uji F untuk Perbedaan antara regresi adalah = 7,9674 Dari uji F diatas maka diperoleh hasil F hitung > F tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa antara panjang dengan berat ikan jantan dan betina berbeda nyata Uji F untuk nilai tengah yang disesuaikan = 6,0689 Dari uji F diatas maka diperoleh hasil F hitung > F tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa antara panjang dengan berat ikan jantan dan betina berbeda nyata

Lampiran 7. Uji t hubungan panjang-berat ikan tembang (S. gibbosa) jantan dan betina a. Pelabuhan Ratu Jenis Kelamin b Sb Jantan 2.9380 0.3362 Betina 2.8614 0.1037 Hipotesis : Ho : β = 3 (Pola pertumbuhan isometrik) H1 : β 3 (Pola pertumbuhan allometrik) Taraf nyata 95% (α = 0.05) T hitung = (β 3) Sb T hitung untuk ikan jantan = (2,9380 3) = 0,1844 0,3362 T tabel untuk ikan jantan = 2,4321 T hitung untuk ikan betina = (2,8614 3) = 1,3368 0,1037 T tabel untuk ikan betina = 2,3363 Hasil : Untuk ikan jantan dan ikan betina F hitung < F tabel Gagal tolak Ho Kesimpulan : Pola pertumbuhan ikan tembang jantan dan ikan betina di daerah Pelabuhan Ratu adalah isometrik (β = 3)

Lampiran 7. (lanjutan) b. Blanakan Jenis Kelamin b Sb Jantan 2.6720 0.1932 Betina 2.8044 0.1305 Hipotesis : Ho : β = 3 (Pola pertumbuhan isometrik) H1 : β 3 (Pola pertumbuhan allometrik) Taraf nyata 95% (α = 0.05) T hitung = (β 3) Sb T hitung untuk ikan jantan = (2,6720 3) = 1,6973 0,1932 T tabel untuk ikan jantan = 2,3483 T hitung untuk ikan betina = (2,8044 3) = 1,4991 0,1305 T tabel untuk ikan betina = 2,3044 Hasil : Untuk ikan jantan dan ikan betina F hitung < F tabel Gagal tolak Ho Kesimpulan : Pola pertumbuhan ikan tembang jantan dan ikan betina di daerah Blanakan adalah isometrik (β = 3)

Lampiran 7. (lanjutan) c. Labuan Jenis Kelamin b Sb Jantan 2.7372 0.1775 Betina 2.8725 0.0908 Hipotesis : Ho : β = 3 (Pola pertumbuhan isometrik) H1 : β 3 (Pola pertumbuhan allometrik) Taraf nyata 95% (α = 0.05) T hitung = (β 3) Sb T hitung untuk ikan jantan = (2,7372 3) = 1,4803 0,1775 T tabel untuk ikan jantan = 2,3483 T hitung untuk ikan betina = (2,8725 3) = 1,4041 0,0908 T tabel untuk ikan betina = 2,3044 Hasil : Untuk ikan jantan dan ikan betina F hitung < F tabel Gagal tolak Ho Kesimpulan : Pola pertumbuhan ikan tembang jantan dan ikan betina di daerah Labuan adalah isometrik (β = 3)

Lampiran 8. Uji chi-square terhadap jenis kelamin ikan tembang (S. gibbosa) Rumus chi-square : Keterangan : Oi ei = frekuensi ikan jantan dan betina yang diamati ke-i = frekuensi harapan yaitu frekuensi ikan jantan + frekuensi ikan betina dibagi dua X 2 hitung = nilai peubah acak X 2 yang sebaran penarikan contohnya menghampiri sebaran Chi-square a. Pelabuhan Ratu Jenis kelamin Jumlah Jantan 22 Betina 39 Total 61 Frekuensi harapan 30.5 Hipotesis : Ho = Jantan : Betina = 1 : 1 (rasio kelamin seimbang) H1 = Jantan : Betina 1 : 1 (rasio kelamin tidak seimbang) X 2 hitung = (22 30,5) 2 + (39 30,5) 2 = 4,7377 30,5 30,5 X 2 tabel = 3,841 Keputusan : X 2 hitung > X 2 tabel, maka tolak Ho (terima H1) Kesimpulan : Rasio kelamin secara keseluruhan di daerah Pelabuhan Ratu tidak seimbang (1 : 1,77)

Lampiran 8. (lanjutan) b. Blanakan dan Labuan Jenis kelamin Jumlah Jantan 35 Betina 57 Total 92 Frekuensi harapan 46 Hipotesis : Ho = Jantan : Betina = 1 : 1 (rasio kelamin seimbang) H1 = Jantan : Betina 1 : 1 (rasio kelamin tidak seimbang) X 2 hitung = (35 46) 2 + (57 46) 2 = 5,2608 46 46 X 2 tabel = 3,841 Keputusan : X 2 hitung > X 2 tabel, maka tolak Ho (terima H1) Kesimpulan : Rasio kelamin secara keseluruhan di daerah Blanakan dan Labuan tidak seimbang (1 : 1,63)

Lampiran 9. Faktor kondisi ikan tembang (S. gibbosa) pada setiap bulan pengambilan sampel Daerah Bulan Faktor kondisi Jantan Betina Mei 0.8498 0.8958 Pelabuhan Ratu Juni 0.8536 0.8616 Juli Mei 0.9835 0.9828 Blanakan Juni 0.9781 0.9806 Juli 0.9704 0.9776 Mei 0.8498 0.8971 Labuan Juni 0.9303 0.9778 Juli 0.8803 0.9072

Lampiran 10. Nisbah kelamin ikan tembang (S. gibbosa) setiap bulan pengambilan sampel Daerah Bulan Jenis kelamin Nisbah kelamin Jantan Betina Mei 12 18 0.6667 Pelabuhan Ratu Juni 10 21 0.4762 Juli Mei 9 23 0.3922 Blanakan Juni 14 16 0.8772 Juli 12 18 0.6667 Mei 12 20 0.6024 Labuan Juni 8 22 0.3636 Juli 15 15 1

Lampiran 11. Sebaran frekuensi tingkat kematangan gonad (TKG) ikan tembang (S. gibbosa) berdasarkan waktu pengambilan sampel a. Pelabuhan Ratu Jantan Bulan TKG I TKG II TKG III TKG IV Mei 0 1 5 6 12 Juni 0 2 2 6 10 Juli 0 0 0 0 0 Total 0 3 7 12 22 Betina Bulan TKG I TKG II TKG III TKG IV TKG V Mei 1 3 7 6 1 18 Juni 2 10 4 4 1 21 Juli 0 0 0 0 0 0 Total 3 13 11 10 2 39 b. Blanakan Jantan Bulan TKG I TKG II TKG III TKG IV Mei 0 0 2 7 9 Juni 0 0 4 10 14 Juli 0 0 4 8 12 Total 0 0 10 25 35 Betina Bulan TKG I TKG II TKG III TKG IV TKG V Mei 0 3 11 7 2 23 Juni 0 7 6 3 0 16 Juli 0 1 9 5 3 18 Total 0 11 26 15 5 57 c. Labuan Jantan Bulan TKG I TKG II TKG III TKG IV Mei 0 3 9 12 Juni 0 0 3 5 8 Juli 1 1 10 3 15 Total 1 1 16 17 35 Betina Bulan TKG I TKG II TKG III TKG IV TKG V Mei 0 4 9 2 5 20 Juni 2 3 6 5 6 22 Juli 2 4 4 1 4 15 Total 4 11 19 8 15 57

Lampiran 12. Sebaran frekuensi tingkat kematangan gonad (TKG) ikan tembang (S. gibbosa) berdasarkan kelas ukuran panjang a. Pelabuhan Ratu Jantan Selang kelas TKG I TKG II TKG III TKG IV 111-120 0 0 0 0 0 121-130 0 0 0 0 0 131-140 0 0 4 2 6 141-150 0 1 2 3 6 151-160 0 0 1 5 6 161-170 0 1 0 0 1 171-180 0 1 0 2 3 181-190 0 0 0 0 0 191-200 0 0 0 0 0 Total 0 3 7 12 22 Betina Selang kelas TKG I TKG II TKG III TKG IV TKG V 111-120 0 0 0 0 0 0 121-130 0 0 0 0 0 0 131-140 3 2 0 1 0 6 141-150 0 5 3 0 1 9 151-160 0 2 7 2 0 11 161-170 0 2 1 6 0 9 171-180 0 1 0 0 0 1 181-190 0 1 0 0 1 2 191-200 0 0 0 1 0 1 Total 3 13 11 10 2 39 b. Blanakan Jantan Selang kelas TKG I TKG II TKG III TKG IV 111-120 0 0 0 0 0 121-130 0 0 0 0 0 131-140 0 0 0 0 0 141-150 0 0 1 3 4 151-160 0 0 6 12 18 161-170 0 0 3 7 10 171-180 0 0 0 3 3 181-190 0 0 0 0 0 191-200 0 0 0 0 0 Total 0 0 10 25 35

Lampiran 12. (lanjutan) Betina Selang kelas TKG I TKG II TKG III TKG IV TKG V 111-120 0 0 0 0 0 0 121-130 0 0 0 0 0 0 131-140 0 0 0 0 0 0 141-150 0 1 1 1 0 3 151-160 0 8 10 4 3 25 161-170 0 2 9 5 2 18 171-180 0 0 4 3 0 7 181-190 0 0 2 1 0 3 191-200 0 0 0 1 0 1 Total 0 11 26 15 5 57 c. Labuan Jantan Selang kelas TKG I TKG II TKG III TKG IV 111-120 1 1 3 0 5 121-130 0 0 8 5 13 131-140 0 0 1 1 2 141-150 0 0 4 5 9 151-160 0 0 0 6 6 161-170 0 0 0 0 0 171-180 0 0 0 0 0 181-190 0 0 0 0 0 191-200 0 0 0 0 0 Total 1 1 16 17 35 Betina Selang kelas TKG I TKG II TKG III TKG IV TKG V 111-120 0 1 1 0 3 5 121-130 2 3 4 1 2 12 131-140 2 2 3 2 3 12 141-150 0 4 2 3 3 12 151-160 0 1 8 2 3 14 161-170 0 0 1 0 1 2 171-180 0 0 0 0 0 0 181-190 0 0 0 0 0 0 191-200 0 0 0 0 0 0 Total 4 11 19 8 15 57

Lampiran 13. Indeks Kematangan Gonad (IKG) ikan tembang (S. gibbosa) jantan Daerah Panjang total (mm) Berat tubuh (g) Berat gonad (g) TKG IKG 116 16 0.27 3 1.6875 119 15 0.06 1 0.4000 119 14 0.18 3 1.2857 120 14 0.17 3 1.2143 120 15 0.12 2 0.8000 121 16 0.19 3 1.1875 122 19 0.39 4 2.0526 122 15 0.20 3 1.3333 122 15 0.37 4 2.4667 123 16 0.20 3 1.2500 124 18 0.29 3 1.6111 125 17 0.24 3 1.4118 125 18 0.18 3 1.0000 Labuan 126 18 0.35 4 1.9444 129 22 0.49 4 2.2273 130 17 0.29 3 1.7059 130 19 0.27 3 1.4211 130 19 0.46 4 2.4211 132 22 0.32 3 1.4545 135 23 0.60 4 2.6087 141 26 0.57 4 2.1923 142 27 0.40 4 1.4815 146 29 0.57 4 1.9655 146 26 0.39 3 1.5000 147 30 0.78 4 2.6000 149 31 0.40 3 1.2903 149 28 0.39 3 1.3929 150 30 0.59 4 1.9667 150 27 0.31 3 1.1481 151 28 0.53 4 1.8929 151 20 1.09 4 5.4500 153 30 0.48 4 1.6000 153 29 0.73 4 2.5172 154 32 0.66 4 2.0625 154 34 0.89 4 2.6176 Rata-rata 135.0286 22.1429 0.4120 1.8046 141 27 0.49 4 1.815 145 31 0.57 4 1.839 147 32 0.96 3 3.000 149 35 2.09 4 5.971 151 37 2.11 4 5.703 151 31 1.16 4 3.742 151 34 1.22 4 3.588 152 37 1.28 4 3.459 152 37 1.11 4 3.000 153 35 0.50 3 1.429 153 37 0.53 4 1.432

154 35 0.43 3 1.229 154 33 0.39 3 1.182 155 35 0.45 3 1.286 Blanakan 155 36 0.86 4 2.389 156 37 0.98 3 2.649 156 36 0.55 4 1.528 157 38 0.87 3 2.289 157 39 1.53 4 3.923 157 35 0.57 4 1.629 158 37 1.14 4 3.081 158 40 1.15 4 2.875 162 42 1.05 4 2.500 162 42 1.39 4 3.310 162 35 1.19 3 3.400 162 42 1.57 4 3.738 163 45 1.17 4 2.600 163 42 2.05 4 4.881 165 45 1.13 4 2.511 165 45 1.16 3 2.578 165 42 0.77 3 1.833 166 46 1.74 4 3.783 174 45 1.81 4 4.022 175 52 1.26 4 2.423 175 52 1.84 4 3.538 Rata-rata 157.7429 38.5429 1.1163 2.8615 135 23 0.41 3 1.783 135 22 0.62 4 2.818 137 24 0.73 4 3.042 139 26 0.32 3 1.231 139 22 0.63 3 2.864 140 27 0.40 3 1.481 142 27 0.38 3 1.407 143 27 0.26 2 0.963 144 26 0.39 3 1.500 145 27 0.64 4 2.370 147 28 0.53 4 1.893 Pelabuhan Ratu 147 30 0.71 4 2.367 152 33 0.68 4 2.061 154 35 0.87 4 2.486 154 31 0.83 4 2.677 157 30 0.62 4 2.067 157 29 0.40 3 1.379 159 33 0.34 4 1.030 162 34 0.24 2 0.706 174 45 0.46 4 1.022 176 48 0.35 2 0.729 176 51 0.82 4 1.608 Rata-rata 150.6364 30.8182 0.5286 1.7947

Lampiran 14. Indeks Kematangan Gonad (IKG) ikan tembang (S. gibbosa) betina Daerah Panjang total (mm) Berat tubuh (g) Berat gonad (g) TKG IKG 111 15 0.22 5 1.4667 117 15 0.33 3 2.2000 118 15 0.20 5 1.3333 120 15 0.22 2 1.4667 120 16 0.27 5 1.6875 121 16 0.27 2 1.6875 121 16 0.18 2 1.1250 122 18 0.32 1 1.7778 122 17 0.45 3 2.6471 123 17 0.22 5 1.2941 125 16 0.32 3 2.0000 125 17 0.28 3 1.6471 126 20 0.37 5 1.8500 126 18 0.12 1 0.6667 129 19 0.85 4 4.4737 130 22 0.46 3 2.0909 130 19 0.26 2 1.3684 131 23 0.32 5 1.3913 131 22 0.56 2 2.5455 131 23 1.09 4 4.7391 134 22 0.48 3 2.1818 134 21 0.13 1 0.6190 135 22 0.40 5 1.8182 136 25 0.59 3 2.3600 136 23 0.13 1 0.5652 137 28 0.64 3 2.2857 138 30 2.12 4 7.0667 Labuan 139 25 0.37 2 1.4800 139 24 0.45 5 1.8750 142 30 0.57 5 1.9000 142 28 0.63 5 2.2500 145 29 2.05 4 7.0690 146 26 0.39 2 1.5000 146 26 0.52 2 2.0000 147 29 0.52 3 1.7931 147 30 0.66 3 2.2000 147 30 1.69 4 5.6333 148 27 0.27 5 1.0000 148 29 0.42 2 1.4483 148 31 1.59 4 5.1290 148 30 0.87 2 2.9000 151 33 0.52 3 1.5758 152 33 0.52 2 1.5758 152 33 0.37 5 1.1212 154 34 0.49 5 1.4412 154 33 0.68 4 2.0606 155 34 0.87 3 2.5588

155 32 0.63 3 1.9688 156 32 0.69 3 2.1563 156 35 0.71 3 2.0286 156 37 0.98 3 2.6486 157 35 0.55 3 1.5714 158 36 0.56 3 1.5556 158 36 0.79 4 2.1944 158 35 0.40 5 1.1429 161 39 1.10 3 2.8205 162 37 0.52 5 1.4054 Rata-rata 139.5789 25.9298 0.5821 2.1817 142 32 0.94 2 2.938 146 31 0.71 4 2.290 147 33 0.87 3 2.636 151 31 0.59 2 1.903 151 33 0.69 3 2.091 152 32 0.28 2 0.875 152 37 0.83 3 2.243 153 36 1.43 4 3.972 153 34 0.29 2 0.853 153 37 1.14 4 3.081 155 39 0.86 3 2.205 155 38 0.97 3 2.553 156 39 0.94 3 2.410 156 40 0.87 2 2.175 156 37 0.85 3 2.297 156 35 0.59 5 1.686 156 37 0.85 3 2.297 157 35 0.74 3 2.114 157 36 0.47 5 1.306 158 37 0.84 2 2.270 158 34 0.64 2 1.882 158 35 1.10 4 3.143 159 42 1.27 2 3.024 159 44 1.19 4 2.705 159 42 0.85 2 2.024 159 39 0.86 3 2.205 160 42 1.01 3 2.405 160 39 0.62 5 1.590 Blanakan 162 45 1.56 3 3.467 162 42 1.29 3 3.071 162 44 0.91 3 2.068 163 45 0.94 3 2.089 164 44 0.94 5 2.136 165 43 0.90 3 2.093 165 38 0.79 3 2.079 165 40 1.00 5 2.500 166 45 1.09 2 2.422 166 44 1.38 4 3.136 166 48 1.11 4 2.313 167 43 1.58 4 3.674 168 49 1.06 4 2.163

169 48 0.99 3 2.063 169 49 1.10 3 2.245 170 48 1.11 3 2.313 170 48 1.43 2 2.979 170 47 1.68 4 3.574 171 50 0.95 3 1.900 172 48 1.21 3 2.521 172 50 1.20 3 2.400 172 47 1.45 4 3.085 175 53 2.09 4 3.943 179 50 1.62 3 3.240 180 58 1.79 4 3.086 183 55 1.12 3 2.036 184 60 0.89 3 1.483 190 64 2.73 4 4.266 191 74 3.87 4 5.230 Rata-rata 163.0175 42.8947 1.1065 2.5044 131 22 0.17 1 0.7727 134 22 0.53 2 2.4091 138 23 0.42 1 1.8261 139 23 0.43 2 1.8696 140 26 1.00 4 3.8462 140 24 0.41 1 1.7083 142 27 1.16 3 4.2963 143 25 0.61 2 2.4400 145 29 0.36 2 1.2414 145 28 0.29 2 1.0357 146 31 0.72 3 2.3226 146 28 0.37 2 1.3214 148 28 0.88 3 3.1429 150 30 0.35 5 1.1667 150 30 0.46 2 1.5333 152 32 0.56 3 1.7500 152 33 1.09 3 3.3030 152 29 0.54 2 1.8621 153 34 0.93 3 2.7353 Pelabuhan Ratu 153 31 0.69 3 2.2258 154 33 0.92 3 2.7879 154 35 1.07 4 3.0571 156 35 1.08 4 3.0857 158 35 0.90 3 2.5714 160 38 0.64 3 1.6842 160 34 0.60 2 1.7647 162 40 1.26 3 3.1500 162 34 1.02 4 3.0000 163 41 1.26 4 3.0732 164 38 0.77 2 2.0263 165 42 0.73 4 1.7381 167 44 1.60 4 3.6364 169 42 1.04 4 2.4762 170 44 2.17 4 4.9318 170 40 0.49 2 1.2250

179 45 0.73 2 1.6222 184 50 0.93 2 1.8600 185 55 0.79 5 1.4364 193 63 1.26 4 2.0000 Rata-rata 155.7436 34.4359 0.8008 2.3060

Lampiran 15. Indeks Kematangan Gonad (IKG) ikan tembang (S. gibbosa) setiap bulan pengamatan Lokasi Bulan jantan betina Pelabuhan Ratu Mei 1.8007 2.4527 Juni 1.7876 2.1803 rata-rata 1.7941 2.3165 Blanakan Mei 3.0839 2.8887 Juni 3.5646 2.1682 Juli 1.8745 2.3121 rata-rata 2.8410 2.4563 Labuan Mei 2.2086 1.7459 Juni 1.7876 2.1803 Juli 1.4290 1.7122 rata-rata 1.8084 1.8795

Lampiran 16. Fekunditas ikan tembang (S. gibbosa) di setiap daerah pengambilan sampel Daerah Panjang total (mm) Berat tubuh (g) Berat gonad (g) TKG F 146 31 0.72 3 10872 152 32 0.56 3 12376 152 33 1.09 3 13298 154 33 0.92 3 15732 142 27 1.16 3 16356 160 38 0.64 3 30784 148 28 0.88 3 32648 153 31 0.69 3 42539 153 34 0.93 3 55382 158 35 0.90 3 59805 Pelabuhan Ratu 162 40 1.26 3 123606 154 35 1.07 4 11342 140 26 1 4 14700 163 41 1.26 4 18711 156 35 1.08 4 31860 165 42 0.73 4 32631 170 44 2.17 4 36999 167 44 1.60 4 56240 193 63 1.26 4 69300 169 42 1.04 4 83980 162 34 1.02 4 86955 Rata-rata 158.0476 36.5714 1.0467 40767 147 33 0.87 3 28319 152 37 0.83 3 30586 169 48 0.99 3 35541 165 43 0.90 3 39690 162 45 1.56 3 42900 170 48 1.11 3 43734 151 33 0.69 3 44309 159 39 0.86 3 44720 162 42 1.29 3 44828 156 37 0.85 3 48790 155 39 0.86 3 49106 162 44 0.91 3 52553 157 35 0.74 3 53280 172 48 1.21 3 53966 169 49 1.1 3 54450 160 42 1.01 3 60499 165 38 0.79 3 61818 156 39 0.94 3 64108 155 38 0.97 3 64117 Blanakan 184 60 0.89 3 67551 172 50 1.20 3 71040 171 50 0.95 3 76095 179 50 1.62 3 81081 156 37 0.85 3 81515 163 45 0.94 3 90381

183 55 1.12 3 92232 146 31 0.71 4 30388 168 49 1.06 4 39061 153 37 1.14 4 40698 166 48 1.11 4 41126 159 44 1.19 4 48195 167 43 1.58 4 52377 190 64 2.73 4 55283 180 58 1.79 4 56385 166 44 1.38 4 62169 158 35 1.1 4 69575 153 36 1.43 4 93594 170 47 1.68 4 104916 191 74 3.87 4 132354 172 47 1.45 4 140505 175 53 2.09 4 149853 Rata-rata 165.0244 44.7317 1.2283 63261 161 39 1.10 3 37506 134 22 0.48 3 18552 156 32 0.69 3 19079 130 22 0.46 3 20079 125 16 0.32 3 22208 125 17 0.28 3 22512 157 35 0.55 3 23705 155 32 0.63 3 26681 137 28 0.64 3 28640 151 33 0.52 3 32396 156 35 0.71 3 34648 155 34 0.87 3 35757 Labuan 147 29 0.52 3 37336 147 30 0.66 3 39270 117 15 0.33 3 40706 156 37 0.98 3 44639 122 17 0.45 3 45113 158 36 0.56 3 58100 136 25 0.59 3 58174 131 23 1.09 4 31774 138 30 2.12 4 42294 154 33 0.68 4 43316 129 19 0.85 4 43563 158 36 0.79 4 46136 148 31 1.59 4 63918 145 29 2.05 4 68573 147 30 1.69 4 78754 Rata-rata 144.2866 28.9190 0.8367 40239

Lampiran 17. Kandungan Protein telur ikan tembang (S. gibbosa) di setiap daerah pengambilan sampel panjang total berat tubuh berat gonad Protein Daerah (mm) (g) (g) TKG (%) 156 35 1.08 4 27.02 160 38 0.64 3 26.11 Pelabuhan Ratu 165 42 0.73 4 22.40 158 35 0.90 3 24.96 193 63 1.26 4 18.66 162 34 1.02 4 30.15 Rata-rata 165.6667 41.1667 0.9383 24.8825 169 48 0.99 3 17.27 191 74 3.87 4 24.12 166 44 1.38 4 20.90 184 60 0.89 3 30.96 Blanakan 163 45 0.94 3 24.77 166 48 1.11 4 25.71 152 37 0.83 3 22.83 153 36 1.43 4 18.86 158 35 1.1 4 17.50 Rata-rata 166.8889 47.4444 1.3933 22.5433 158 36 0.79 4 23.13 154 33 0.68 4 22.53 147 29 0.52 3 17.11 148 31 1.59 4 18.70 Labuan 147 30 1.69 4 13.21 145 29 2.05 4 11.43 125 16 0.32 3 27.73 129 19 0.85 4 20.67 125 17 0.28 3 32.68 Rata-rata 142 26.6667 0.9744 20.7956

Lampiran 18. Data hasil tangkapan dan upaya tangkap dari setiap lokasi penelitian a. Pelabuhan Ratu Tahun Produksi (Ton) Upaya (Unit) CPUE (Ton/Unit) 2003 92,702 253 0,3664 2004 83,097 266 0,3124 2005 32,933 428 0,0769 2006 96,954 511 0,1897 Sumber : Ditjen Tangkap DKP in Syakila (2009) b. Blanakan Tahun Produksi (ton) Upaya (unit) CPUE (ton/unit) 2002 5559,672 939 5,9208 2003 5035,876 898 5,6079 2004 5294,010 1005 5,2677 Sumber : KUD Inti Mina Fajar Sidik c. Labuan Tahun Produksi (ton) Upaya (unit) CPUE (ton/unit) 2001 17672,20 527 33,5336 2002 19092,90 598 31,9279 2003 7091,85 501 14,1554 2004 8644,50 522 16,5603 2005 10144,20 689 14,7231 2006 8247,30 700 11,7819 2007 8963,70 1495 5,9958 Sumber : Buku Saku Perikanan Propinsi Banten, (2007)

CPUE (ton/unit) Ln CPUE (ton/unit) CPUE (ton/unit) Ln CPUE (ton/unit) C P UE (T on/unit) L n C P UE (T on/unit) Lampiran 19. Grafik hubungan upaya dan CPUE dengan pendekatan Schaefer dan Fox a. Pelabuhan Ratu S chaefer F ox 0,4000 0,0000 Effort (Unit) 0,3000 0,2000 0,1000 y = -0,0008x + 0,5344 R 2 = 0,6333-0,5000-1,0000-1,5000-2,0000 0 100 200 300 400 500 600 y = -0,0038x - 0,2225 0,0000-2,5000 R 2 = 0,4586 0 100 200 300 400 500 600-3,0000 Effort (Unit) b. Blanakan Schaefer Fox 6 5,8 5,6 5,4 y = -0,0038x + 9,2113 R 2 = 0,4971 5,2 880 900 920 940 960 980 1000 1020 Effort (unit) 1,8 1,78 1,76 1,74 1,72 1,7 1,68 1,66 1,64 y = -0,0007x + 2,3815 R 2 = 0,4136 880 900 920 940 960 980 1000 1020 Effort (unit) c. Labuan Schaefer Fox 40 35 30 25 20 15 10 5 0 y = -0,0171x + 30,645 R 2 = 0,3346 0 500 1000 1500 2000 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 y = -0,0013x + 3,6987 R 2 = 0,5896 0 500 1000 1500 2000 Effort (unit) Effort (unit)

Lampiran 20. Diagram alir hasil analisis aspek eksploitasi dan keragaan pertumbuhan dan reproduksi ikan petek di tiga lokasi Lokasi Penelitian Palabuhan Rattu Blanakan Labuan Aspek eksploitasi F = 4,119/tahun Z = 2,234/tahun E = 0,532 MSY = 89,24ton/year Aspek eksploitasi F = 4,986/tahun Z = 2,834/tahun E = 0,569 MSY = 5582ton/year Aspek eksploitasi F = 3,949/tahun Z = 2,514/tahun E = 0,637 MSY = 11431ton/year Aspek pertumbuhan Linf = 203,18 mm K = 0,97/tahun Isometrik FK jantan = 0,8515 FK betina = 0,8785 Aspek pertumbuhan Linf = 192,68mm K = 1,10/tahun Isometrik FK jantan = 0,9771 FK betina = 0,9804 Aspek pertumbuhan Linf = 203,18mm K = 0,60/tahun Isometrik FK jantan = 0,8813 FK betina = 0,9309 Aspek reproduksi SR = tidak seimbang (dominan betina) UPMG = 135-140 mm IKG jantan = 1,80% IKG betina = 2,18% F = 40.767 butir Ø = 0,35-0,40 mm KPT = 24,88% Aspek reproduksi SR = tidak seimbang (dominan betina) UPMG =141-146 mm IKG jantan = 2,86% IKG betina = 2,50% F = 63.261 butir Ø = 0,29-0,37 mm KPT = 22,54% Aspek reproduksi SR = tidak seimbang (dominan betina) UPMG = 116-117 mm IKG jantan = 1,79% IKG betina = 2,30% F = 40.239 butir Ø = 0,29-0,35 mm KPT = 20,79% Keterangan : F = koefisien laju mortalitas penangkapan; Z = koefisien laju mortalitas total; E = laju eksploitasi; MSY = potensi lestari (Maximum SustainableYield) Linf = panjang asimtotik; K = koefisien pertumbuhan; FK = faktor kondisi; SR = nisbah kelamin; UPMG = ukuran ikan pertama kali matang gonad; IKG = indeks kematangan gonad; F = rata-rata fekunditas; Ø = diameter telur TKG IV; KPT = kadar protein telur