Promotif, Vol.6 No.2, Juli-Desember 2016 Hal

dokumen-dokumen yang mirip
Healthy Tadulako Journal (Enggar: 57-63) 57

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tabumela Kecamatan Tilango

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP JAMANIS KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2010.

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

SUMMARY ABSTRAK BAB 1

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN UKDW. trakea bahkan paru-paru. ISPA sering di derita oleh anak anak, baik di negara

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG ISPA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR BALITA DI PUSKESMAS KARANGAMPEL KOTA INDRAMAYU

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB 1 :PENDAHULUAN. masih merupakan masalah kesehatan utama yang banyak ditemukan di. hubungan status gizi dengan frekuensi ISPA (1).

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Wilayah Kerja. Poowo, Poowo Barat, Talango, dan Toto Selatan.

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Oleh : Tintin Purnamasari ABSTRAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pandemik yang terlupakan atau the forgotten pandemic. Tidak

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

PERBEDAAN FAKTOR PERILAKU PADA KELUARGA BALITA PNEUMONIA DAN NON PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MUNJUL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA OLEH IBU YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BALITA DAN IBU DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU TENTANG PENCEGAHAN ASCARIASIS ( CACINGAN ) PADA BALITA DI PUSKESMAS TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI TAHUN 2015

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

Ernawati 1 dan Achmad Farich 2 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

Kusnanto*, Elida Ulfiana*, M.Hadarani**

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang sangat mendasar dan menjadi prioritas dalam program

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menimbulkan gejala penyakit (Gunawan, 2010). ISPA merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

Maulina. Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan bidang kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK ABSTRAK

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

Journal of Health Education

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TERHADAP BALITA BERPENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) DI PUSKESMAS TINGGEDE Riskayati Yayasan Pendidikan Cendrawasih Akademi Kebidanan Palu ABSTRAK Latar Belakang : Kejadian penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) pada balita masih cukup tinggi di Sulawesi Tengah.Tercatat sebanyak 138.740 balita yang menjadi penderita ISPA di Sulawesi Tengah pada tahun 2013. Berdasarkan data yang didapatkan dari Puskesmas Tinggede, dari 874 balita terdapat 428 balita yang terkena ISPA. Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu terhadapbalitaberpenyakit ISPA.Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebesar 90 ibu dengan balita yang berobat ke puskesmas Tinggede. Metode Penelitian : penelitian ini merupakan survei analitik dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian : menunjukkan dari 90 responden, responden yang memiliki pengetahuan baik berjumlah 69 responden yang tediri dari 66 responden (73,3%) bersikap baik, dan yang memiliki sikap kurang baik berjumlah 3 responden (3,3%). Sedangkan responden berpengetahuan kurang baik berjumlah 21 responden yang terdiri dari 20 responden (22,2%) bersikap baik dan yang memiliki sikap kurang baik 1 responden (1,1%). Dari hasil analisa bivariat dilakukan uji chi square didapatkan p.value 0,936 > 0,05. Kesimpulan : tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan terhadap sikap ibu mempunyai anak balita dengan kejadian penyakit ISPA di Puskesmas Tinggede. Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ABSTRACT Acute Respiratory Tract Infection (ARTI) in childhood is still high in number in Central Sulawesi. Reported 138.740 child had ARTI in Central Sulawesi in 2013. According to data of Puskesmas Tinggede from 874 child there were 428 child which acquire ARTI. The aim of this study was to find the correlation of mother s knowledge with her attitude toward their child with ARTI. Number of samples in this study was 90 mother whose child was treated in Puskesmas Tinggede. This study was analytic survey kind of study which using questionnaire as research tool. Study result present from 90 respondents, those with good knowledge were 69 respondents including 66 (73,3%) with good attitude and 3 (3,3%) with bad attitude. Respondents with bad knowledge were 21 including 20 (22,2%) with good attitude and 1 (1,1%) with bad attitude. Analysis of correlation using chi square resulted p value 0,936>0,05. This result concluded if there was no significant correlation between mother s knowledge with her attitude toward their child with ARTI in Puskesmas Tinggede. Keywords: Knowledge, Attitude, Acute Respiratory Tract Infection (ARTI) 96

PENDAHULUAN ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.ispa umumnya berlangsung selama 14 hari, termasuk infeksi saluran napas bagian atas adalah batu pilek biasa, sakit telinga, radang tenggorokan, influena, bronchitis dan juga sinusitis. Sedangkan infeksi yang menyerang bagian bawah saluran napas seperti paru itu salah satunya adalah pneumonia (Syafrudin, AD and Delmaifanis, 2011). Berdasarkan World Health Organization (WHO) insiden infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Negara berkembang angka kematian balita diatas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15% - 20% pertahun pada golongan usia balita. Menurut WHO kurang lebih 13 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di Negara berkembang, dimana pneumonia merupakan salah satu penyebab utama dengan membunuh kurang lebih 4 juta anak balita setiap tahun (Susanto, Prasenohadi and Yunus, 2010). Sesuai dengan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dari bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2013 tercatat jumlah penduduk balita sebanyak 274.155 dan yang menderita ISPA sebanyak 138.740 balita(dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, 2014a). Pada tahun 2014 dari bulan Januari sampai dengan Agustus penduduk balita sebanyak 276.530 balita dan yang menderita ISPA sebanyak 82.823 balita (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, 2014b). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Palu tahun 2014 jumlah balita di kota Palu sebanyak 34.534 balita. Jumlah balita penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah 1530 balita (Dinas Kesehatan Kota Palu, 97 2014). Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi tahun 2013 jumlah balita sebanyak 22.006 balita dan penderita ISPA sebanyak16.660 balita (Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi, 2014a). Sedangkan pada tahun 2014 dari bulan Januari sampai bulan September jumlah balita sebanyak 22.006 dan penderita ISPA sebanyak 9.932 balita (Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi, 2014b). Jumlah keseluruhan balita yang diperoleh dari puskesmas Tinggede tahun 2014 dari bulan Januari sampai dengan Oktober adalah 874 balita. Jumlah penderita ISPA di puskesmas Tinggede bulan Januari sampai dengan Oktober 2014 adalah sebanyak 428 orang. Jumlah ini menempatkan ISPA menjadi penyakit nomor satu terbanyak di lingkungan kerja puskesmas Tinggede (Puskesmas Tinggede, 2014). Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancainderanya.pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia. Proses pengetahuan melibatkan tiga aspek, yaitu proses mendapatkan informasi, proses transformasi, dan proses evaluasi. Informasi baru yang didapat merupakan pengganti pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau merupakan penyempurnaan informasi sebelumnya. Proses transformasi adalah proses manipulasi pengetahuan agar sesuai dengan tugas-tugas baru. Proses evaluasi dilakukan dengan memeriksa kembali apakah cara mengolah informasi telahmemadai. Sehingga, perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Mubarak, 2011). Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspekaspek tertentu dalam lingkungannya.

Sikap merupakan kecondongan evaluative terhadap suatu stimulus atau objek. Oleh karena itu, sikap menunjukkan kesetujuan atau ketidaksetujuan, suka atau tidak suka seseorang terhadap sesuatu. Sikap mempunyai tiga komponen utama yaitu kepercayaan/ keyakinan (ide dan konsep), kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek, dan kecenderungan untuk bertindak (tren to behave). Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) (Mubarak, 2011). Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap sikap ibu yang mempunyai anak balita dengan penyakit ISPA di Puskesmas Tinggede Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah metode survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tinggede Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 19 Maret - 13 Juni tahun 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak balita yang datang berobat pada saat penelitian di Puskesmas Tinggede dengan total Populasi 874 ibu mempunyai anakbalita. Jumlah sampel penelitian ini adalah 90 ibu yang mempunyai anak balita. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode accidental sampling. Variabel independen pada penelitian ini adalah pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita.variabel ini diukur menggunakan kuesioner yang berisi segala sesuatu yang diketahui dan dipahami ibu tentang penyakitispa. Pengetahuan dianggap baik jika skor jawaban responden nilai skor10; sedangkan kurang baik jika skor jawaban responden < nilai skor 10. Variabel dependen pada penelitian ini adalah sikap ibu dengan kejadian penyakit ISPA. Variabel ini diukur menggunakan kuesioner yang menanyakan reaksi ibu yang mempunyai anak balita dalam menerima, merespon tentang penyakitispa. Sikap ibu dianggap baik jika skor jawaban responden nilai skor 15; sedangkan kurang baik jika skor jawaban responden < nilai skor 15. Untuk melihat kemaknaan hubungan antara variabel independen dengan variable denpenden dengan menggunakan uji chi square yang dapat dihitung dengan menggunakan software SPSS dan didukung oleh Microsoft excel 2007 dengan tingkat kepercayaan 95%.Terdapat hubungan antara kedua variabel apabila χ 2 hitung >χ 2 tabel α (derajat bebas tertentu).tidak terdapat hubungan antara kedua variabelapabila χ 2 hitung <χ 2 tabel α (derajat bebas tertentu). HASIL PENELITIAN 1. Pengetahuan Berdasarkan Tabel 1 bahwa dari 90 responden, responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang penyakit ISPA sebanyak 69 responden (76,7%) dan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang penyakit ISPA sebanyak 21 responden (22,3%). Secara kumulatif pengetahuan responden tentang penyakit ISPA masuk dalam kategori baik. 2. Sikap Berdasarkan Tabel 2 bahwa dari 90 responden, responden yang mempunyai sikap baik terhadap penyakit ISPA sebanyak 86 responden (95,6%) dan responden yang memiliki sikap kurang baik terhadap penyakit ISPA sebanyak 4 responden (4,4%). Secara kumulatif sikap responden pada penyakit ISPA masuk dalam kategori baik. 3. Hasil Analisis Bivariat 98

BerdasarkanTabel 3 bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik berjumlah 69 responden yang tediri dari 66 responden (73,3%) bersikap baik, dan yang memiliki sikap kurang baik berjumlah 3 responden (3,3%). Sedangkan responden berpengetahuan kurang baik berjumlah 21 responden yang terdiri dari 20 responden (22,2%) bersikap baik dan yang memiliki sikap kurang baik 1 responden (1,1%). Tabel 1 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang penyakit ISPA di Puskesmas Tinggede Pengetahuan Frekuensi Persent (1) (2) (3) Baik 69 76,7 Kurang Baik 21 22,3 Total 90 100 Tabel 2 Distribusi frekuensi sikap responden tentang penyakit ISPA di Puskesmas Tinggede Sikap Frekuensi Persent (1) (2) (3) Baik 86 95,6 Kurang Baik 4 4,4 Total 90 100 Tabel 3 Presentase sikap responden menurut pengetahuan dengan kejadian penyakit ISPA di Puskesmas Tinggede Palu Sikap Analisis Bivariat Total No. Pengetahuan Baik Kurang Baik p value IK 95% f (%) f (%) n (%) 1. Baik 66 (73,3) 3 (3,3) 69 (76,7) 2. Kurang Baik 20 (22,2) 1 (1,1) 21 (23,3) 0,936 0,05 Jumlah 86 (95,56) 4 (4,4) 90 (100) F = frekuensi, % = persentase, n = jumlah, IK = interval kepercayaan (convidence interval) Hasil analisis dengan uji chi-square didapatkan hasil hitung yaitu p.value 0,936. Karena nilai p.value 0,936 > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan 99 sikap dengan kejadian penyakit ISPA di Puskesmas Tinggede. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk

mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatui objek tertentu. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Misalnya perilaku karena paksaan atau adanya aturan wajib) (Mubarak, 2011). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tentang pengetahuan ibu yang mempunyai balita di Puskesmas Tinggede dari 90 responden 69 orang (76,7%) mempunyai pengetahuan baik. Pengetahuan ibu balita yang baik tentang penyakit ISPA dipengaruhi oleh pengalaman dan minat ibu untuk mencari informasi tentang penyakit ISPA, serta mengikuti dan mengerti tentang penyuluhan penyakit ISPA yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Selain itu pengetahuan ibu balita yang baik disebabkan karenabanyaknya responden yang memiliki pendidikan menengah keatas serta usia 25 tahun. Tingkat pendidikan dan usia turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami informasi yang mereka peroleh. Pada umumnya semakin dewasa seseorang maka pemikiranya semakin matang serta semakin banyak pengalaman yang didapatkan. Pengetahuan responden yang kurang baik berjumlah 21 orang (23,3%). Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban yang diberikan oleh responden pada kuesioner, sebagian kecil masih ada yang belum memahami dan mengerti tentang apa itu penyakit ISPA, dari pengetahuan yang kurang baik, responden sering tidak merespon atau mendengarkan apa yang disampaikan oleh tenaga kesehatan, sehingga responden kurang memahami penyebab atau gejala dari penyakit ISPA untukbalitanya. Dalam bidang kesehatan masyarakat khususnya pendidikan 100 97 kesehatan, mempelajari perilaku adalah sangat penting.karena pendidikan kesehatan sebagai bagian dari kesehatan masyarakat, berfungsi sebagai media sarana atau menyediakan kondisi sosio-psikologis sedemikian rupa sehingga individu atau masyarakat berperilaku melakukan tindakan sesuai dengan norma-norma hidup sehat. Dengan kata lain pendidikan kesehatan bertujuan untuk merubah perilaku individu atau masyarakat sehingga sesuai dengan norma hidup sehat. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Mubarak (2011) Padadasarnya pengetahuan akan terus bertambah dan bervariatif sesuai dengan prose spengalaman manusia yang dialami. Menurut Brunner, prosespengetahuan tersebut melibatkan tiga aspek, yaitu proses mendapatkan informasi, proses transformasi, dan proses evaluasi. Informasi baru yang didapat merupakan pengganti pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau merupakan penyempurnaan informasi sebelumnya. Proses transformasi adalah proses manipulasi pengetahuan agar sesuai dengan tugas-tugas baru. Proses evaluasi dilakukan dengan memeriksa kembali apakah cara mengolah informasi telah memadai. 2. Sikap Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya. Sikap merupakan kecondongan evaluative terhadap suatu stimulus atau objek tersebut. Ini berarti sikap menunjukkan kesetujuan atau ketidaksetujuan, suka atau tidak suka seseorang terhadap sesuatu(mubarak, 2011). Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan didapatkan bahwa sikap responden pada kejadian penyakit ISPA paling banyak memiliki sikap baik yaitu dari 90 responden ada

86 orang (95,6%) mempunyai sikap baik. Hal ini ditunjukkan oleh kemauan responden untuk mencari informasi di fasilitas kesehatan serta kemampuan responden menjawab dengan baik pada pernyataan tentang penyakit ISPA. Hal ini disebabkan banyaknya responden yang memiliki tingkat pendidikan menengah keatas serta usia 25 tahun, karena semakin dewasa individu maka semakin baik pula individu tersebut menyikapi keadaan yang ada. Selain itu hal ini juga disebabkankarena responden mau mendengarkan penyuluhan dan melaksanakan apa yang sudah disampaikan oleh tenaga kesehatan. Sebaliknya responden yang mempunyai sikap kurang bailk terhadap penyakit ISPA yaitu 4 orang (4,4%). Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dan respon ibu tentang penyakit ISPA, kurangnya motivasi ibu balita untuk mencari informasi atau orang yang berada disekitarnya kurang memberikan informasi. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Mubarak (2011). Sikap dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.sikap bukan suatu tindakan atau aktivitas melainkan predisposisi tindakan atau perilaku. 3. Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap Dengan Kejadian Penyakit ISPA di Puskesmas Tinggede Palu Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik berjumlah 69 responden yang tediri dari 66 responden (73,3%) bersikap baik, dan yang memiliki sikap kurang baik berjumlah 3 responden (3,3%). Sedangkan responden berpengetahuan kurang baik berjumlah 21 responden yang terdiri dari 20 responden (22,2%) bersikap baik dan yang memiliki sikap kurang baik 1 responden (1,1%). Hasil analisis dengan uji chi-square didapatkan hasil hitung yaitu p.value 98 101 0,936. Karena nilai p.value 0,936 > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap dengan kejadian penyakit ISPA di Puskesmas Tinggede. Hal ini dapatdilihat dari hasil pengisian kuesioner dimana responden yang memiliki pengetahuan kurang baik lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap kurang baik. Pengetahuan responden yang kurang baik tetapi sebagian memiliki sikap baik, hal ini dikarenakan pengalaman ibu dalam bertindak apabila anaknya sakit selain itu rasa tanggung jawab dan rasa sayang orang tua terhadap anaknya, sehingga apabila orang tua terutama ibu mendapatkan anaknya kurang sehat pasti akan khawatir dengan kesehatan anaknya. Oleh karena itu, ibu pasti langsung memeriksakan anaknya ke tenaga kesehatan apabila mendapatkan tanda-tanda dan gejala sakit / ISPA pada anaknya. Kartini menyatakan bahwa semakin baik pengetahuan dan sikap ibu terhadap kesehatan seorang anak, maka akan mengurangi resiko terjadinya penyakit ISPA pada balita, sebaliknya apabila semakin buruk pengetahuan dan sikap ibu terhadap kesehatan anaknya, maka resiko terjadinya ISPA pada balita akan semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Mubarak (2011) Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancainderanya. Pengetahuan sangat berbeda dengan kepercayaan, takhayul, dan penerangan-penerangan yang keliru. Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka

diperoleh pengetahuan dan sikap responden secara kumulatif baik.responden yang memilki pengetahuan kurang baik tidak semuanya memiliki sikap yang kurang baik maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu yang mempunyai anak balita dengan kejadian penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Puskesmas Tinggede. SARAN Bagi petugas kesehatan di Puskesmas Tinggede agar lebih meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta memberi penyuluhan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu yang mempunyai anak balita tentang penyakit ISPA. DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi (2014a) Rekap Laporan Pengendali ISPA Kabupaten Sigi 2013. Sigi. Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi (2014b) Rekap Laporan Pengendali ISPA Kabupaten Sigi Januari-September 2014. Sigi. Dinas Kesehatan Kota Palu (2014) Rekap Laporan Pengendali ISPA Kota Palu 2014. Palu. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah (2014a) Rekap Laporan Pengendali ISPA Propinsi Sulawesi Tengah 2013. Palu. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah (2014b) Rekap Laporan Pengendali ISPA Propinsi Sulawesi Tengah Januari- Agustus 2014. Palu. Mubarak, W. I. (2011) Promosi Kesehatan Untu Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Puskesmas Tinggede (2014) Laporan Bulanan Program P2 ISPA Tinggede. Tinggede. Susanto, A., Prasenohadi and Yunus, F. (2010) The Year of the Lung. Syafrudin, AD, D. and Delmaifanis (2011) Himpunan Penyuluhan Kesehatan Pada Remaja, Keluarga,Lansia Dan Masyarakat, Trans Info Media. 102 99