SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TEMPAT IBADAH DI KOTA BOGOR BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS



dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN KESEHATAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI PENDIDIKAN KOTA BOGOR BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

WEB-BASED GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM OF WORSHIP PLACES IN BOGOR BY USING QUANTUM GIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KOTA DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS DAN DATABASE POSTGRESQL

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEKOLAH DI DKI JAKARTA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN QUANTUM GIS

PostgreSQL for database. Key Word : Pemerataan Pendidikan, Persebaran Sekolah, Sistem Informasi Geografis. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Teknolog

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BENCANA ALAM BANJIR JAKARTA SELATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

BAB I PENDAHULUAN. bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu, serta peristiwa-peristiwa

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014

Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang

Aplikasi Sistem Informasi Geografis Usaha Kecil dan Menengah Kota Depok Berbasis Web Menggunakan Quantum GIS

PEMANFAATAN MAPSERVER DALAM APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI KOTA BOGOR DI BIDANG WISATA DAN KULINER. Suprastyo Utomo ( )

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

Implementasi Algoritma Dijkstra pada Peta Spasial

lebih memilih internet sebagai sumber informasinya. Dengan alasan bahwa informasi yang disajikan akurat dan selalu baru. Salah satu bentuk pelayanan d

PENENTUAN RUTE TERPENDEK MENUJU PUSAT KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE DIJKSTRA BERBASIS WEBGIS (Studi Kasus Kota Balikpapan)

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP:

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KOTA BEKASI UNTUK KANTOR PEMERINTAHAN DAN JALUR TRANSPORTASI KRL ABSTRAK

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

HASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

2 Penulis mencoba mengembangkan GIS yang dapat di akses secara mudah melalui internet sehingga dapat membantu dan mempermudah dalam pencarian letak su

Bab 3. Metode Perancangan

MONITORING KONDISI JALAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMBANTU PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN JALAN KOTA DEPOK

SISTEM IFORMASI GEOGRAFI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI. Fie Jannatin Aliyah

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI HOTEL DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN SVG

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Metode dan Teori-Teori Sistem Informasi Geografis. Pengembangan perangkat lunak mempunyai langkah-langkah yang terstruktur

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Gambar 4.47 Informasi Peta DampakMei Gambar 4.48 Informasi Peta Dampak Mei 2008 sampai Juni Gambar 4.49 Peta wilayah dampak

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

[Type the document title]

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PERIBADATAN WILAYAH SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI. suatu maksud tertentu adalah bagian dari suatu sistem, yang mana sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1.2 TUJUAN PENELITIAN

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Medan Belawan adalah sebagai pusat kegiatan budi daya

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mereka kurang mengetahui potensi pelayanan umum yang ada di

Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika FT UGM TGGM KARTOGRAFI DIGITAL. Oleh Gondang Riyadi. 21 March 2014 Kartografi - MGR

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi

BAB I PERSYARATAN PRODUK

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Searching Location nearest public facility based on distance and road s route based GIS

PENDAHULUAN Saat ini perkembangan teknologi di Indonsia telah banyak membantu manusia dalam mencari banyak informasi termasuk mengenai pencarian sekol

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

Informasi Geografis untuk Kepadatan Lalu Lintas

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi georafis atau Georaphic Information Sistem (GIS) capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi,

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan

SISTEM ONLINE UNTUK PELACAKAN PAKET MENGGUNAKAN GPS. Dodo Zaenal Abidin,M.Kom. Abstrak

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz

1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini tentunya sangat berpengaruh dalam strategi pemasaran sebuah produk.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Coding SIG

Nilai Informasi Konsep Sistem Informasi Sistem Informasi Geografis Pengertian Geografi

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS FASILITAS UMUM BERBASIS WEB (STUDI KASUS DI KOTA YOGYAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. I Wayan Eka Swastikayana (2011) judul Penelitian Sistem Informasi

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN LAHAN POTENSIAL DENGAN MENGGUNAKAN IMAGE PROCESSING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... iii BAB I PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Definisi GIS... 2

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Pengertian Sistem Informasi Geografis

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UMKM KABUPATEN PROBOLINGGO BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan komputer yang berkait erat dengan sistem pemetaan dan analisis

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. akhir, hal itu menjadi sebuah peluang bagi para pengembang Information

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

HASIL DAN PEMBAHASAN c. Karakteristik Pengguna Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem Perancangan Konseptual

ABSTRACT Depok has 97 private elementary schools in 11 districts. Information about private elementary schools is still lacking. This thesis using Arc

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pembangunan suatu sistem informasi, terdapat dua kelompok

Transkripsi:

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TEMPAT IBADAH DI KOTA BOGOR BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS Sari Rahma Nursuci(11105521) Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya, 100, Pondok Cina, Depok E-mail: sari_chipsree@yahoo.com ABSTRAK Kota Bogor selain banyak dikunjungi karena tempat-tempat wisatanya juga dikenal akan ketaatan beribadah para penduduknya sehingga di Bogor banyak terdapat tempat-tempat peribadatan seperti mesjid, gereja, dan biara. Wisatawan yang berkunjung sering memanfaatkan tempat peribadatan beserta fasilitas yang sudah disediakan. Beberapa kendala yang dihadapi oleh wisatawan adalah kondisi gedung tempat peribadatan yang seringkali berada dalam keadaan rusak atau renovasi, daya tampung tempat peribadatan, kelengkapan dan kelayakan baik fasilitas ibadah maupun fasilitas gedung, keamanan lingkungan tempat peribadatan, dan cuaca kota Bogor yang sering berubah menyebabkan kenyamanan beribadah menjadi pertimbangan yang cukup penting. Dengan adanya Aplikasi WebGIS ini, wisatawan sebagai pengguna aplikasi diharapkan menjadi lebih mudah dalam mendapatkan informasi untuk bahan pertimbangan mengenai sarana tempat ibadah yang ada di kota Bogor dan nyaman dalam beribadah. Kata Kunci : Sistem Informasi Geografi, Quantum GIS, Tempat Ibadah Kota Bogor PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tempat peribadatan merupakan hal penting yang harus ada di setiap kota. Sarana tempat peribadatan tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan spiritual umat beragama dalam melaksanakan kewajiban beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini berlaku juga untuk kota Bogor yang selain banyak dikunjungi karena tempattempat wisatanya juga dikenal akan ketaatan beribadah para penduduknya sehingga di Bogor banyak terdapat tempat-tempat peribadatan seperti mesjid, gereja, dan biara. Wisatawan yang berkunjung sering memanfaatkan sarana-sarana tempat peribadatan yang ada di kota Bogor beserta fasilitas yang disediakan oleh para pengurus tempat ibadah tersebut. Namun, ini semua tidak terlepas dari kendala yang harus

dipertimbangkan oleh wisatawan dan masyarakat Bogor sendiri mengingat situasi cuaca Bogor yang sering berubah, jumlah jemaah yang semakin bertambah, serta tempat perparkiran yang tidak seimbang dengan jumlah kendaraan mengakibatkan kemacetan lalu lintas di jalanan. Semakin bertambah jumlah jemaah dapat juga mengakibatkan daya tampung tempat peribadatan tidak memadai lagi sehingga pengunjung atau wisatawan harus mencari tempat peribadatan yang lain tapi masih berada di wilayah Bogor. Pertimbangan atas kendala selanjutnya adalah kondisi dan letak gedung yang mudah dikunjungi, apakah strategis atau tidak. Kemudian juga pertimbangan akan fasilitas sarana dan prasarana gedung menjadi faktor pendukung kegiatan ibadah. Batasan Masalah Pertimbangan dalam pemilihan tempat peribadatan menjadi kendala yang seringkali membuat para wisatawan menemui kesulitan untuk menentukan di mana mereka akan melakukan kegiatan peribadatannya. Hal yang sering menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan tempat peribadatan ialah letak tempat ibadah yang paling strategis dengan saranasarana lainnya dan besar daya tampung tempat ibadah tersebut. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah pemberian sejumlah informasi kepada para pengguna mengenai tempattempat ibadah di Kota Bogor melalui pembuatan aplikasi Sistem Informasi Geografis tempat ibadah di kota Bogor. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan berbagai referensi, seperti informasi dan teori tentang software-software pendukung dalam pembuatan WebGIS. Selain itu juga melakukan pengumpulan data dari internet serta dengan observasi langsung ke lokasi tempat-tempat ibadah tersebut. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi Geografis Era komputerisasi telah membuka wawasan dan paradigma baru dalam proses pengambilan keputusan dan penyebaran informasi. Data yang merepresentasikan dunia nyata dapat disimpan dan diproses sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam bentukbentuk yang lebih sederhana dan sesuai kebutuhan. Sejak pertengahan tahun 1970- an, telah dikembangkan sistem-sistem yang secara khusus dibuat untuk menangani masalah informasi yang bereferensi geografis dalam berbagai

cara dan bentuk. Masalah-masalah ini mencakup : 1. Pengorganisasian data dan informasi 2. Penempatan informasi pada lokasi tertentu 3. Melakukan komputasi, memberikan ilustrasi keterhubungan informasi, beserta analisa-analisa spasial lainnya. Sebutan umum untuk sistemsistem yang menangani masalahmasalah tersebut adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). Model Data SIG Data dalam SIG dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu data spasial dan data non spasial. Data spasial merupakan data yang memuat tentang lokasi suatu objek dalam peta berdasarkan posisi geografi objek tersebut di dalam bumi dengan menggunakan sistem koordinat. Data spasial mempunyai dua elemen dasar, antara lain: a. Lokasi Lokasi umumnya mengacu pada letak geografi suatu objek dalam sistem koordinat bumi, akan tetapi kode geografi lainnya juga dapat dipergunakan. Sebagai contoh, kode pos. b. Atribut Atribut merupakan karakteristik atau ciri dasar dari suatu objek. Data non spasial adalah data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya. Data ini sering disebut juga data atribut. Dalam suatu peta, atribut biasanya disajikan sebagai teks atau legenda peta. Hingga saat ini, secara umum, persepsi manusia mengenai data spasial dapat direpresentasikan dalam dua bentuk, yaitu model data vektor dan model data raster. Subsistem SIG Sistem Informasi Geografis dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem, yaitu: 1. Data Input Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan formatformat data aslinya ke dalam format-format yang digunakan oleh SIG. 2. Data Output Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data seperti tabel grafik, peta, dan lain-lain. 3. Manajemen Data Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui, dan diperbaiki. 4. Analisis dan Manipulasi Data Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

Jenis Peta Peta merupakam penyajian secara grafis kumpulan data mentah maupun yang telah dianalisis atau informasi sesuai lokasinya. Pada hakikatnya, peta berfungsi sebagai alat peraga untuk menyajikan informasi yang terkandung di dalam suatu wilayah. Peta harus mengandung informasi yang hendak disampaikan kepada pengguna. Berdasarkan data yang terkandung dalam suatu peta, maka peta dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu peta dasar dan peta tematik. 1. Peta Dasar Peta dasar berisi data mengenai jalan, garis batas wilayah pemerintahan, sungai dan danau, taman, lahan, dan nama tempat. 2. Peta Tematik Peta tematik merupakan peta yang menyajikan informasi berdasarkan tema tertentu. Tema merupakan kumpulan data yang telah dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu dan ditampilkan dalam bentuk arsiran/warna. Peta tematik terdiri dari: a. Peta Bisnis Peta ini berisi data yang berhubungan dengan produk konsumen, pelayanan jasa keuangan, data kependudukan, pembangunan tempat bisnis, tingkat kejahatan, telekomunikasi, perumahan, transportasi, pelayanan kesehatan, dan periklanan. b. Peta Lingkungan Peta ini berisi data yang berhubungan dengan cuaca, resiko kerusakan lingkungan, sumber daya alam, topografi, pengambilan gambar satelit, dan data lingkungan. c. Peta Referensi Umum Peta ini merupakan peta yang menyajikan data dunia dan negaranegara. Komponen Sistem Informasi Geografis Secara umum, Sistem Informasi Geografis bekerja berdasarkan integrasi komponen, yaitu: hardware, software, data, manusia, dan metode. Kelima komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Hardware Sistem Informasi Geografis memerlukan spesifikasi komponen hardware yang sedikit lebih tinggi dibanding spesifikasi komponen sistem informasi lainnya. Hal tersebut disebabkan karena data yang digunakan dalam SIG, penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan processor yang cepat. Beberapa hardware yang sering digunakan dalam Sistem Informasi Geografis adalah: personal computer (PC), mouse, digitizer, printer, plotter, dan scanner. 2. Software Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis, dan menampilkan informasi geografis. Dengan demikian elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah: a. Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis

b. Sistem Manajemen Basis Data. c. Tools yang mendukung query geografis, analisis, dan visualisasi. d. Geographical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi. 3. Data Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara fundamental, SIG bekerja dengan 2 tipe model data geografis, yaitu model data vector dan model data raster. Dalam model data vector, informasi posisi point, garis, dan polygon disimpan dalam bentuk koordinat x,y. Bentuk garis, seperti jalan dan sungai dideskripsikan sebagai kumpulan daru koordinat-koordinat point. Bentuk polygon, seperti daerah penjualan disimpan sebagai pengulangan koordinat yang tertutup. Data raster terdiri dari sekumpulan grid atau sel seperti peta hasil scanning maupun gambar atau image. Masing-masing grid memiliki nilai tertentu yang bergantung pada bagaimana image tersebut digambarkan. 4. Manusia Komponen manusia memegang peranan yang sangat menentukan, karena tanpa manusia maka sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan dengan baik. Jadi manusia menjadi komponen yang mengendalikan suatu sistem sehingga menghasilkan suatu analisa yang dibutuhkan. 5. Metode SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda untuk setiap permasalahan. Gambar 1 Komponen Sistem Informasi Geografis QuantumGIS Quantum GIS adalah aplikasi SIG gratis yang mencakup pemetaan, analisis spasial, dan beberapa fitur DesktopGIS lainnya. Aplikasi ini sama dengan paket aplikasi GIS komersial namun aplikasi ini didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GNU, QuantumGIS mendukung format data vektor, raster, dan database (PostGIS dan Oracle). QuantumGIS juga dapat diprogram ulang untuk mengerjakan tugas yang berbeda atau lebih spesifik. Aplikasi ini juga merupakan suatu aplikasi multi-platform yang dapat dijalankan pada sistem operasi yang berbeda-beda termasuk MacOS X, Linux, Unix dan Windows XP. Mapserver Software digunakan dalam perancangan SIG ini adalah MapServer. MS4W (MapServer for Windows) adalah paket instalasi MapServer untuk platform Windows. Dimana MapServer (http://mapserver.gis.umn.edu) merupakan aplikasi freeware dan Open Source untuk dapat menampilkan SIG di web. MS4W dilengkapi dengan berbagai modul tambahan (optional) yang

mempermudah kita membangun dan mengadministrasi sistem WebGIS. Saat ini, selain dapat mengakses MapServer sebagai program CGI, MapServer juga dapat diakses sebagai modul MapScript, melalui berbagai bahasa pemrograman, seperti PHP, Perl, Python, Java dan lain sebagainya. Akses fungsi-fungsi MapServer melalui skrip akan lebih memudahkan pengembangan aplikasi WebGIS. Untuk menjalankan dan menampilkan peta yang dihasilkan oleh MapServer, diperlukan dua file yaitu Map File dan HTML File. Map File berisikan konfigurasi penyajian peta yang ditulis dalam bahasa dan sintaks tersendiri. Informasi ini kemudian diolah dan disajikan oleh program MapServer. Sedangkan file HTML digunakan untuk melakukan format penyajian hasil (peta). Gambar 2.10 menyajikan proses penyajian peta. File HTML dapat berupa HTML biasa atau template yang disisipi sintaks MapServer atau file HTML yang disisipi PHP/Mapscript. Gambar 2 Proses Penyajian Peta oleh MapServer Sebelum membuat aplikasi WebGIS menggunakan MapServer, hal yang harus diperhatikan adalah arsitektur penyimpanan file MapServer dan data SIG. Secara umum ada tiga kategori data yang dimiliki yaitu: a. File MapServer Map file dan PHP/MapScript b. File HTML dan gambar/grafis File web dan gambar yang disertakan c. Data SIG Data vektor dan citra (raster) yang digunakan. Chameleon Chameleon adalah framework yang dapat digunakan dengan baik pada webgis. Dapat digunakan secara berdampingan atau full integrated dengan dengan Mapserver berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh Open Geospatial Consortium (OGC). Chameleon sebagai sebuah produk dari Open Source yang dibangun dengan bahasa pemprograman PHP. Chameleon memberikan akses yang sederhana ke beberapa fitur yang hanya bisa diakses dalam MapScript dimana telah disediakan sebuah script yang telah jadi sebagai komponen yang dapat digunakan. Dengan Chameleon seorang yang bukan programmer memunkingkan untuk memasukan komponen pada applikasi webgis. Gambar berikut mengilustrasikan konfigurasinya: Gambar 3 Konfigurasi Chameleon yang digunakan dengan MapServer

Chameleon terdiri lebih dari 300 script PHP yang memberikan fungsi dan akses widgets pada WebGIS. Kita tidak mesti mengetahui bagaimana script ini bekerja karena dibangun dengan PHP MapScript jadi Chameleon dapat dengan mudah diberikan HTML tag. Sebagai contoh penggunaan HTML Tag seperti melakukan desain untuk menambahkan peta, scalebar, legend, query tool, printing tools dan applikasi-aplikasi lainnya. Pengembang aplikasi yang menggunakan Chameleon dapat melakukannya hanya dengan menambahkan Tag pada halaman HTML. Cara seperti ini disebut dengan CWC2 tag sebuah konfigurasi untuk komponen client WebGIS. Penggunaan Tags ini memberikan metode yang sederhana dalam penambahan sebuah halaman pada aplikasi web. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Aplikasi Sistem Informasi Geografis Tempat Ibadah Kota Bogor akan dibuat dengan menggunakan perangkat lunak Quantum Gis 0.9.1, MapServer 5, PostgreSQL 8.2.x. Dalam pembuatannya penulis melakukan beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut: Penentuan Daerah/Wilayah Di dalam Sistem Infomasi Geografis harus terdapat peta suatu daerah/wilayah tertentu ataupun suatu simbol yang menggambarkan objek tertentu dan terdapat indeks warna agar informasi yang ditampilkan dapat terlihat jelas sesuai dengan daerah yang dituju. Pada penulisan ini, penulis menetapkan pembahasan Sistem Informasi Geografis Tempat Ibadah di Kota Bogor. Pengumpulan Data Spasial dan Nonspasial Tahap pengumpulan data adalah tahap kedua yang dilakukan penulis dalam menampilkan data mengenai informasi geografis yang ingin ditampilkan. Data non-spasial didapat dari hasil browsing pada media internet serta dari http://www.kotabogor.go.id, sedangkan data spasial diperoleh dari hasil scan peta Kota Bogor dengan skala 1:20800. Digitasi Peta pada Quantum GIS Gambar 4 Bagan Langkah Pembuatan SIG Teknik digitasi peta pada prinsipnya adalah pembuatan peta

melalui proses komputer. Penyimpanan file di komputer dari hasil digitasi peta tersebut dikelompokkan berdasarkan pada layer-layer yang sesuai dengan tipenya masing-masing. Dalam proses pembuatan digitasi peta Kota Bogor ini digunakan 3 jenis layer, yaitu tipe polygon (polygon), tipe titik (point) dan tipe garis (line). Pada setiap proses digitasi, ditambahkan sejumlah atribut sesuai kebutuhan masing-masing objek, yang nantinya akan ditampilkan sebagai suatu informasi pada objek tersebut. Dalam pembuatan nama file.shp dan atribut menggunakan huruf kecil dan tanpa spasi. Gambar 5 Tampilan hasil akhir Pendigitasian Konversi File.shp menjadi Tabel pada PostgreSQL Untuk menampung konversi dari file.shp menjadi tabel-tabel menggunakan database baru dengan nama databuitenzorg, lalu file.shp tersebut akan dihubungkan melalui PostGIS connection dari software Quantum GIS. Setelah koneksi terhubung, setiap file.shp akan dikonversi ke postgressql. Pengisian Tabel Pengisian Tabel pada pgadmin III dilakukan untuk mengisi, mengubah atau menambah data pada field-field yang sebelumnya telah dilakukan pada saat pendigitasian. Pembuatan WebGis dengan Chameleon pada MapServer dan Penggabungan Database menggunakan PHP Untuk mendukung pengembangan aplikasi, penulis membuat folder yang akan digunakan untuk menampung aplikasi yang telah dibuat. Folder yang dipakai untuk menyimpan aplikasi adalah folder bogor, folder ini berada di dalam C:\ms4w\apps. Folder bogor terdiri dari subfolder data, etc, htdocs dan map. Subfolder data berfungsi untuk menyimpan data lokal (.shp) yang akan digunakan, misalnya penulis menampilkan jalan dengan cara mengakses jalan.shp yang tersimpan di folder ini. Subfolder etc digunakan untuk menyimpan gambar-gambar berekstension.png yang berfungsi sebagai simbol pada legenda yang melambangkan mesjid, gereja, dan wihara (vihara) serta untuk menyimpan informasi lainnya yang diperlukan. Subfolder htdocs berisi file-file untuk membuat tampilan WebGIS Kota Bogor. Subfolder map berisi file bogor.map yang digunakan untuk menghubungkan antara file yang berekstension.shp dan database PostgreSQL dengan Chameleon.

Gambar 6 Tampilan Halaman Peta PENUTUP Kesimpulan Dengan SIG Tempat Ibadah di Kota Bogor wisatawan sebagai user aplikasi ini dapat secara mudah memperoleh informasi mengenai letak dan daya tampung jemaah tempat ibadah yang dimaksud. Jika wisatawan sebagai user aplikasi SIG ini mengklik salah satu simbol tempat ibadah pada peta maka dialog box hasil query pencarian akan muncul yang berisi informasi nama tempat ibadah, alamat, nomor telepon, dan kapasitas daya tampung tempat ibadah tersebut. Hal ini dapat menjadi pertimbangan sehingga wisatawan dapat memutuskan apakah mereka akan mempergunakan tempat ibadah tersebut atau tidak dan memilih tempat ibadah lain yang tersedia. Selain itu, waktu pencarian user menjadi lebih singkat karena aplikasi SIG ini termasuk peta tematik dengan kemudahan yang tidak dimiliki oleh peta konvensional. Aplikasi SIG akan menampilkan hasil query tempat ibadah berdasarkan kategori yang dibutuhkan oleh user sedangkan di peta konvensional para user harus mencari dengan lebih teliti dalam mencari tempat ibadah yang diperlukan karena pada peta konvensional lokasi tempat ibadah tersebut berbaur dengan banyak fasilitas umum dan tempat lainnya di kota Bogor. Aplikasi SIG ini memiliki interface yang menarik, tools, dan simbol-simbol (legenda) untuk membantu pengguna dalam mencari letak dari tempat-tempat ibadah di kota Bogor. Tools yang dimiliki aplikasi SIG ini dapat dipergunakan untuk memperbesar dan memperjelas daerah peta yang diinginkan atau memperkecilnya. Selain memperbesar user juga dapat menggeser lokasi tempat ibadah ke arah tengah peta maupun ke arah yang diinginkan user. User dapat memperoleh semua atau sebagian lokasi tempat ibadah di kota Bogor dengan memanfaatkan tools legend yang ada. Legend mesjid untuk menampilkan lokasi mesjid, legend gereja untuk menampilkan lokasi gereja, dan legend vihara untuk menampilkan lokasi vihara. Saran Penambahan fasilitas direction yang berisi panduan arah dan jenis

transportasi untuk mencapai tempat ibadah yang dituju akan menjadikan aplikasi ini lebih mudah dalam pencarian lokasi. Sehingga wisatawan yang belum pernah mengunjungi kota Bogor pun akan mudah mencapai tempat ibadah yang diperlukan.