KERAGAMAN MAKANAN TERHADAP PERTUMBUHAN PADA BALITA DI KOTA PEKANBARU TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014


HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN LINGKUNGAN PENGASUHAN DAN PEKERJAAN IBU TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI 6-12 BULAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB IV METODE PENELITIAN. masyarakat pada saat tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian yang

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. beban permasalahan kesehatan masyarakat. Hingga saat ini polemik penanganan

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

HUBUNGAN STATUS GIZI DALAM KEHAMILAN DENGAN STATUS EKONOMI

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

NURJANNAH NIM

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Masyarakat (IPM). IPM terdiri dari tiga aspek yaitu pendidikan,

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

Key word: motorik development, nutrition status, children age 1-3 years old. Kata Kunci: Perkembangan Motorik, Status Gizi, Anak usia 1-3 tahun

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

Septiani, Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Asi Dini Dengan Status Gizi Bayi 0-11 Bulan Di Puskesmas Bangko Rokan Hilir

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesempatan Indonesia untuk memperoleh bonus demografi semakin terbuka dan bisa

Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN :

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PERBEDAAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN YANG ASI EKSLUSIF DAN NON EKSLUSIF

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh

Susmaneli, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Hilir I Kabupaten Rokan Hulu 2013

Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan Berat Badan Anak Usia di Bawah Dua Tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

225 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

ISSN Vol 2, Oktober 2012

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN POLA ASUH DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK USIA 6-12 BULAN

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa baduta (bawah dua tahun) merupakan Window of opportunity. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) PADA RUMAH TANGGA SASARAN (RTS) DI DESA BATUKANDIK PULAU NUSA PENIDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PERILAKU SADAR GIZI DI BPM CUT NANA WATI KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN.

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASUPAN PRODUK PANGAN ASAL HEWAN PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. faltering yaitu membandingkan kurva pertumbuhan berat badan (kurva weight for

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

Pola Konsumsi Omega 3 Dari Makanan Berbahan Ikan Pada Ibu Hamil di Kota Tarakan

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 3-5 TAHUN DI DUSUN DEMPOK UTARA DESA GROGOL KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

STUDI DETERMINAN KEJADIAN STUNTED PADA ANAK BALITA PENGUNJUNG POSYANDU WILAYAH KERJA DINKES KOTAPALEMBANG TAHUN 2013

Jurnal Kebidanan 08 (02) Jurnal Kebidanan http : /

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Transkripsi:

KERAGAMAN MAKANAN TERHADAP PERTUMBUHAN PADA BALITA DI KOTA PEKANBARU TAHUN 7 Dewi Sartika Siagian ) Nurmaliza ) ) ) Program Studi D-III Kebidanan Universitas Abdurrab Jl. Riau Ujung no. 73 Pekanbaru email: dewi.sartika.siagian@univrab.ac.id Program Studi D-III Kebidanan Universitas Abdurrab Jl. Riau Ujung no. 73 Pekanbaru email: nurmaliza@univrab.ac.id ABSTRAK Seribu hari pertama kehidupan dimulai dari masa janin dalam kandungan hingga anak usia dua tahun, terjadi pertumbuhan yang sangat pesat. Masa ini merupakan window of opportunity yaitu periode emas pertumbuhan. Kerusakan pada periode ini bersifat irreversible artinya tidak dapat diperbaiki difase kehidupan berikutnya dan akan mempengaruhi outcome kesehatan pada masa anak-anak hingga dewasa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan keragaman makanan terhadap pertumbuhan pada balita. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang memiliki balita sebanyak 8 orang. Penelitian ini dianalisa secara univariat dan bivariate. Hasil penelitian berdasarkan uji chi square diperolah nilai Pvalue<,5. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya. Anak balita merupakan salah satu kelompok usia yang mendapatkan prioritas utama oleh pemerintah dalam hal upaya perbaikan gizi karena kelompok anak pada usia tersebut masih sangat memerlukan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kata Kunci: Keragaman Makanan, Pertumbuhan Balita ABSTRACT The first thousand days of life was started from the fetus in the womb until the two years old of child, which is a very rapidly growth. This is the window of opportunity that is the golden period of growth. Damaging in this period is irreversible, means that it can t be repaired in subsequent life phases and will affects health outcomes in childhood to adulthood. The purpose of this study is to determine the relationship of food diversity toward the infants growth. This study is a quantitative analytic research with cross sectional approach. Sample in this research were 8 mothers who have toddler. This study used univariate and bivariate analysis. The result of chi square test was obtained by Pvalue <,5. Diverse foods are containing nutrients that the body needs both quality and quantity. Toddlers are one of the age group that are given top priority by the government in terms of nutrition improvement efforts because it still needs nutrients for growth and development. Keywords: Food Diversity, Toddler Growth 55

PENDAHULUAN Balita merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Masa balita menjadi lebih penting lagi karena merupakan masa yang kritis dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang. Terlebih lagi triwulan kedua dan ketiga masa kehamilan dan dua tahun pertama pasca kelahiran merupakan masa emas dimana sel-sel otak sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Disamping itu, pada usia balita, anak masih rawan terhadap berbagai gangguan kesehatan, baik jasmani maupun rohani. Adanya gangguan kesehatan akan membawa dampak terhadap laju tumbuh kembang tubuh anak sedangkan salah satu faktor yang dapat menentukan daya tahan tubuh seseorang anak adalah keadaan gizinya []. Pertumbuhan pada balita sangat dipengaruhi oleh status gizi pada anak. Di Indonesia angka kekurangan gizi mengalami peningkatan dari tahun hingga tahun 3. Pada tahun 3 terdapat 9,6% yang terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 3,9% gizi kurang. Sedangkan pada tahun terdapat 7,9% yang terdiri 4,9% balita mengalami gizi buruk dan 3,% balita mengalami gizi kurang []. Prevalensi status gizi kurang di Provinsi Riau mengalami peningkatan dari tahun sampai 3. Pada tahun 3 terdapat,57% balita mengalami kekurangan gizi yang terdiri dari 9,% balita berstatus gizi kurang,,57% balita berstatus gizi buruk. Sebesar,9% balita mengalami gizi lebih. Pada tahun sebesar 9,4% balita mengalami kekurangan gizi. Prevalensi gizi buruk juga mengalami peningkatan, yaitu,74% pada tahun dan meningkat menjadi,57% pada tahun 3. Hal ini apabila tidak dapat diatasi dengan baik maka status gizi buruk dari tahun ke tahun akan terus mengalami peningkatan. Pekanbaru merupakan urutan ke-5 dari Kabupaten yang ada di Provinsi Riau dengan status gizi balita kurang berdasarkan indeks berat badan menurut umur yaitu sebesar,% [3] Gangguan pertumbuhan pada balita dapat diatasi dengan cara memberikan beragam makanan yang memenuhi syarat gizi seimbang. Sehingga mendasarkan bahwa semakin baik balita mengkonsumsi makan bergizi baik maka semakin baik pula status gizi balita yang nantinya akan mempengaruhi pertumbuhannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keragaman makanan terhadap pertumbuhan balita di kota Pekanbaru. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita yang berada di kota Pekanbaru. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang mempunyai balita sebanyak 8 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Analisis data terbagi atas dua yaitu analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. METODE PENELITIAN Data yang digunakan adalah data primer dengan wawancara dan menyebarkan kuesioner. Data diolah dengan cara editing, coding, processing, cleaning dan tabulating sesuai dengan kateristik dan kategori data, kemudian dimasukkan kedalam komputer dengan menggunakan program komputer. Analisis data terbagi atas dua yaitu analisis univariat dan bivariat. Analisis Univariat meliputi distribusi frekuensi dengan ukuran persentase proporsi, analisis bivariat menggunakan uji Chi-square, signifikansi hubungan diketahui dengan menggunakan uji x test. 56

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Univariat Tabel Distribusi variabel Independen dan Dependen tentang Keragaman Makanan Terhadap Pertumbuhan Pada Balita Di Kota Pekanbaru Variabel Keragaman Makanan Beragam Tidak Beragam Pertumbuhan Balita Kurang Baik Jumlah (n=8) 5 9 3 48 (% ) 63,8 36, 4 6 Berdasarkan analisis univariat pada tabel menunjukkan bahwa dari 8 responden terdapat sebanyak 63,8 persen ibu memberikan makanan beragam kepada balitanya, dan mayoritas pertumbuhan balita baik sebanyak 6 persen. Analisa Bivariat Tabel Hubungan Keragaman Makanan Terhadap Pertumbuhan Pada Balita Di Kota Pekanbaru V.Ind epend Pertumbuhan Balita en Kurang Baik n % n % Keragaman Makanan Berag, 4 3, am 4 6 Tidak Berag am, 6 7 7, 4 Jumla h n % 5 9 P val ue <, OR,88 (4,36-38,557 ) Tabel menunjukkan, Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa ibu yang memberikan makanan beragam mempunyai pertumbuhan balita yang baik sebanyak 5 persen, sedangkan ibu yang memberikan makanan tidak beragam mempunyai pertumbuhan balita yang baik sebanyak 9 persen. Dari hasil uji Chisquare diperoleh hasil Pvalue <,5 artinya ada hubungan antara keragaman makanan terhadap pertumbuhan balita. Dengan nilai OR,88 yang artinya ibu yang memberikan makanan tidak beragam lebih berisiko,88 kali mempunyai balita dengan pertumbuhan kurang dibandingkan dengan ibu yang memberikan makanan beragam. Berdasarkan hasil penelitian [8], proporsi bayi umur 6 bulan dengan pertumbuhan normal banyak terdapat pada bayi yang diberikan ASI eksklusif (73,3%) dibandingkan bayi yang mendapat ASI non eksklusif (6,9%). Nilai OR =,6 dan 95% CI (,48-6,69), artinya pemberian ASI eksklusif merupakan faktor yang berpengaruh untuk mengalami pertumbuhan normal, dimana bayi yang mendapat ASI eksklusif berpeluang mengalami pertumbuhan normal,6 kali lebih besar jika dibandingkan dengan bayi yang ASI non eksklusif. Pemberian makanan pada anak secara tidak langsung menjadi alat untuk mendidik anak. Kebiasaan dan kesukaan anak terhadap makanan mulai dibentuk sejak kecil. Jika anak diperkenalkan dengan berbagai jenis makanan mulai usia dini, pola makan dan kebiasaan makan pada usia selanjutnya adalah makanan beragam. Secara dini anak harus dibiasakan makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang sebagai bekal dikemudian hari. Waktu makan yang teratur membuat anak berdisiplin tanpa paksaan dan hidup teratur. Seperti halnya membiasakan anak makan dengan cara makan yang benar tanpa harus disuapi, makan dengan duduk dalam satu meja sejak dini, dan membiasakan mencuci tangan sebelum makan serta menggunakan alat makan dengan benar dapat melatih anak untuk mengerti etika dan juga mengajarkan anak hidup mandiri, serta mendidik anak hidup bersih dan teratur [5]. Hasil penelitian yang dilakukan oleh D. Hanasiah tentang Pertumbuhan Balita 57

(Umur7-4 Bulan) di Wilayah Kerja Puskesmas Penengahan Kabupaten Lampung Selatan, [9], tingkat pendidikan ibu dengan pertumbuhan balita diperoleh nilai p=,44 lebih kecil dari =,5 yang artinya ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan dengan pertumbuhan balita. Hasil uji statistik juga diperoleh OR=, artinya ibu yang mempunyai tingkat pendidikan dasar merupakan resiko, kali untuk mengalami pertumbuhan balita tidak baik dibandingkan dengan ibu yang mempunyai tingkat pendidikan menengah/tinggi. Pemberian makan yang teratur berarti memberikan semua zat gizi yang diperlukan baik untuk energi maupun untuk tumbuh kembang yang optimal. Jadi apapun makanan yang diberikan, anak harus memperoleh semua zat yang sesuai dengan kebutuhannya, agar tubuh bayi dapat tumbuh dan berkembang. Artinya, selain tubuh bayi menjadi lebih besar, fungsi fungsi organ tubuhnya harus berkembang sejalan dengan bertambahnya usia bayi [7]. Seorang anak sampai umur tahun belum mampu mengekspresikan keinginan mereka, sehingga keberadaan orangtua dalam merawat dan mengasuh anak menjadi dominan. Termasuk keinginannya dalam memilih jenis-jenis makanan yang harus dikonsumsinya. Pada umur -5 tahun anak sudah mulai bisa meminta sesuatu, termasuk meminta makanan yang dia inginkan seperti meminta makan, minum susu atau makanan lain yang disukai. Maka dalam membiasakan pola makan yang baik dan benar pada anak balita sebaiknya mendapat perhatian utama dari orangtuanya, agar anak tidak mengalami defisit energi dan protein []. Oleh karena itu pengaturan makanan harus mencakup jenis makanan yang diberikan, waktu usia makan mulai diberikan, besarnya porsi makanan setiap kali makan dan frekuensi pemberian makan setiap harinya. Mulai memasuki usia tahun, orang tua perlu membuat jadwal harian pola makan anak (food diary) agar anak terbiasa dengan pola makan yang teratur. Selain jadwal makan mencatat jenis makanan, porsi serta jumlah yang dikonsumsi anak dan jenis makanan apa saja yang disukai atau tidak disukai anak, bahkan bila ada makanan yang menyebabkan alergi dapat diketahui dari food diary ini [6]. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji univariat diperoleh terdapat sebanyak 63,8 persen ibu memberikan makanan beragam kepada balitanya, dan mayoritas pertumbuhan balita baik sebanyak 6 persen. Dan hasil bivariat diperoleh nilai Pvalue <,5 artinya ada hubungan antara keragaman makanan terhadap pertumbuhan balita. Dengan nilai OR,88 yang artinya ibu yang memberikan makanan tidak beragam lebih berisiko,88 kali mempunyai balita dengan pertumbuhan kurang dibandingkan dengan ibu yang memberikan makanan beragam. DAFTAR PUSTAKA [] Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC, 4. [] K. K. R. Indonesia, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 5-9, 5. [3] D. K. P. Riau, Profil Dinas Kesehatan Riau, 5. [4] K. K. R. Indonesia, Pedoman Gizi Seimbang, 4. [5] dkk Fikawati, Gizi ibu dan bayi. Jakarta: Rajawali Pers, 5. [6] K. R. Karyadi E, Kiat Mengatasi Anak Sulit Makan. PT Intisari Mediatama,. [7] S. Moehyi, Bayi Sehat dan Cerdas Melalui Gizi dan Makanan Pilihan, Pedoman Asupan Gizi untuk Bayi dan Balita. Jakarta: Pustaka Mina, 8. [8] D. Fitri, Hubungan Pemberian ASI dengan Tumbuh Kembang Bayi Umur 6 Bulan di Puskesmas Nanggalo, Kesehat. Andalas, 4. 58

[9] D. Hanasiah, Pertumbuhan Baduta (Umur7-4 Bulan) di Wilayah Kerja Puskesmas Penengahan Kabupaten Lampung Selatan, Kesehatan, vol. 7, No., 6. [] H. dan S. Prihatimi, Gambaran Keragaman Makanan dan Sumbangannya terhadap Konsumsi Energi Protein pada Anak Balita Pendek (Stunting) Di Indonesia, Puslitbang Gizi dan Makanan, vol. 39 No.,. 59