Hukum Melaksanakan Peringatan dan Hari Besar

dokumen-dokumen yang mirip
Hukum Khitan. Syaikh Muhammad bin Shalih al-'utsaimin - rahimahullah Dan Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmu Dan Fatwa

Hukum-Hukum Wasiat. Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Hukum Bersumpah Atas Nama Nabi Muhammad shalallahu alihiwasallam

Hukum Sodomi Terhadap Istri

Hukum Bersalaman Dengan Wanita Bukan Mahram

Azal Dan Hukumnya. Penyusun : Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa

Keutamaan Menghapal Al-Qur`an

Hukum Mandi Hari Jum'at

Pengertian Wasathiyah (Moderat) Dalam Agama

Seorang Bapak Tidak Boleh Memaksa Putrinya Menikah

Menjampi Air Termasuk Ruqyah Yang Syar'i

Apakah Hukum Isbal Hanya Untuk Orang Sombong?

Hikmah Perkawinan Nabi Muhammad salallahu alaihiwassalam

Hukum Memelihara Jenggot

Hukum Poligami. Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah- Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Hukum Seorang Muslim Mengambil Kewarganegaraan Negara Kafir

Hukum Wanita Safar Sendirian Dengan Pesawat

Hukum Nikah Dengan Niat Talak

Hukum Memerankan Sosok Para Nabi, Sahabat Dan Tabi'in

Hukum Menunduk Dan Mencium Tangan

Menggugurkan Kandungan (Aborsi) dan Hukum-Hukum Terkait

Apakah Hukumnya Bila Suami Masuk Islam Dan Bagaimana Bila Sebaliknya?

Hukum Banyak Bergerak dalam Shalat

Hukum Memakai Gelang Untuk Pengobatan Rematik

Dokter Mengetahui Jenis Janin, Apakah Kontradiksi Dengan Al-Qur`an?

Hal-Hal Yang Mewajibkan Mandi

Hukum Berkabung Atas Kematian Raja dan Pemimpin

Hukum Asuransi Dalam Islam

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

Hukum Anasyid Islam. Penyusun : Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmu Dan Fatwa. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Ramadhan Bulan Kesabaran

Hukum Menipiskan Alis, Memanjangkan Kuku Dan Memakai Kuteks

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

Hukum Mahar Dan Apakah Ada Batasannya?

Perhatikanlah Puasamu!

Hukum Menghina Agama

Apakah Asal dalam Dakwah Adalah Tauqifi?

Riddah: Pengertian, Sebab Dan

Keutamaan Puasa Ramadhan

Lailatul Qadar. Muhammad Ibn Syâmi Muthâin Syaibah. Terjemah : Ahmad Zawawy Editor : Eko Abu Ziyad

Syarat-Syarat Orang yang Meruqyah dan yang Diruqyah

Ziarah Ke Masjid-Masjid Bersejarah di Madinah al-munawwarah

Tidak Boleh Tinggal di Negeri Kufur Kecuali Untuk Berdakwah

Umrah di Bulan Ramadhan Menyamai Pahala Haji

Di Antara Kemungkaran Pakaian Wanita Dalam Pesta Perkawinan

Ziarah Kubur: Antara Sunnah Dan Bid'ah

Kritik Terhadap Hadits Dha'if Tentang Kondisi Ahli Kubur

Hukum Mengubah Nazar

Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki

Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram?

Cara Bersuci dan Shalat Orang yang Sakit

Hukum Bersiwak Bagi Yang Puasa Setelah Gelincir Matahari

Hukum Meminta Pertolongan Jin Untuk Mengetahui Perkara Gaib Dan Untuk Hipnotis

Bid ah Berkumpul Untuk Ta ziyah dan Menghidangkan Makanan Kepada yang Datang

Tata Cara Shalat dalam Pesawat

Ramadhan Bulan Pembebasan dari Api Neraka

Negeri Yang Wajib Ditinggalkan

Kedudukan Puasa Ramadhan

Tata Cara Sujud Tilawah

IBUNYA MARAH KALAU TIDAK MERAYAKAN HARI IBU أمه ستغضب إن لم تفل بعيد الا م

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Keutamaan Membaca. Publication: 1434 H_2013 M KEUTAMAAN MEMBACA SHALAWAT. Oleh: Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Adab Makan. Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Hukum Menanam Saham Di Sebagian Perusahaan

Tata Cara Shalat Malam

Konsisten dalam kebaikan

Syarat-Syarat Wajib Zakat

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

Anjuran Untuk Mencintai dan Membenci Karena Allah

Keutamaan Shalat Subuh

As-hamad, Penguasa Yang Maha Sempurna dan Tempat Bergantung Segala Sesuatu

Pengobatan Dengan Ruqyah Untuk Penyakit Kejiwaan

Hukum Berbangga Dengan Nasab

Hakikat Jin, Pengaruh Dan Cara Pengobatan Kesurupan

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

Hadits-hadits Shohih Tentang

Hukum Mencela Ulama. Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Pengertian Ikhlas. Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin. rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

HUKUM WANITA BEKERJA SEBAGAI GUIDE WISATA ح م عمل ملرأة مرشدة سياحية

MERAYAKAN MALAM ISRA DAN MI RAJ

Syarah Istighfar dan Taubat

10 Pembatal Keislaman

Hikmah Puasa Ramadhan

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Apakah Boleh Bekerja di Bank Kovensional?

Nabi Yahya dan Lima Ajaran untuk Kaumnya

Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah

Memanfaatkan Waktu. Muhammad bin Abdullah bin Mu aidzir. Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Apa Yang wajib Ketika Puasa Ramadhan

Adab Khilaf Di Antara Para Da i

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

KEUTAMAAN MENGANDUNG

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Transkripsi:

Hukum Melaksanakan Peringatan dan Hari Besar حكم قامة لاحتفالا لا عيا [ Indonesia Indonesian ند نيn ] Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmu Dan Fatwa Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2011-1432

حكم قامة لاحتفالا لا عيا» باللغة لا ند نيسية «لا فتا لعلمية للبحو ي مة للجنة ترمجة: حممد قبا محد غز يل مر جعة: بو يا يكو ها يانتو 2011-1432 ٢

بسم الله لرمحن لرحيم Hukum Melaksanakan Peringatan Dan Hari Besar Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmu Dan Fatwa Pertanyaan: Apakah hukumnya merayakan resepsi yang dilaksanakan oleh kaum muslimin di Trinidad dalam walimah perkawinan, menempati rumah baru, merayakan ulang tahun dan perayaan lainnya sebagai ungkapan rasa bahagia. Dalam resepsi tersebut dibacakan ayat-ayat suci al-qur`an, sya'ir-sya'ir pujian kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, kemudian acara tersebut ditutup dengan berdiri sebagai penghormatan kepada Nabi? Jawaban: Pertama: Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam melarang pernikahan secara rahasia dan menyuruh untuk mengumumkan pernikahan, dan merayakan perkawinan kemudian berpindah setelah perkawinan ke rumah suaminya termasuk mengumumkan perkawinan. Maka hal itu termasuk yang disyari'atkan, kecuali bila di dalamnya ada nyanyian sya'ir) yang mungkar, atau bergabungnya laki-laki dan wanita, atau hal lainnya yang diharamkan. Kedua: Hari besar di dalam Islam ada tiga: Idul Fitri, Idul Adha dan hari Jum'at. Adapun hari ulang tahun dan yang lainnya yang berkumpul padanya sebagai ungkapan kebahagiaan, seperti hari pertama tahun Hijriyah, Miladiyah Masehi), hari nisfu pertengahan) Sya'ban, atau malamnya, hari maulid kelahiran) Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, hari pelantikan raja atau presiden misalnya, maka hal ini dan semisalnya tidak pernah ada di masa Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, tidak pernah ada di masa khulafaur rasyidin, dan tidak pernah ada di tiga abad pertama yang Nabi bersaksi bahwa masa itu adalah masa terbaik. Maka ia termasuk bid'ah yang menular kepada kaum muslimin dari umat yang lain, mereka terperdaya olehnya, dan mereka merayakannya seperti perayaan mereka dengan hari-hari besar Islam atau lebih dari itu. Dalam perayaan ini terkadang terjadi sikap ghuluw terhadap seseorang, israf membuang-buang) harta, bergabung wanita dengan laki-laki, dan menyerupai orang-orang kafir dalam kebiasaan mereka merayaan hari-hari besar mereka. Dan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: ٣

ة ل ة ضلا ع ع ة ب د ة ب د ث ف ا لك حم د و م لا ا قا سو الله ي : اك م حم دث Rasulullah bersabda: "Jauhilah perkara-perkara yang baru dalam agama), sesungguhnya segala yang baru dalam agama) adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat." 1 Dan beliau bersabda: قا سو الله : م ن س ي ا ل م ا هذ ر ن م ح د ىف ه ف ه و م ن Rasulullah bersabda: "Barangsiapa yang menciptakan yang baru dalam perkara kami ini yang bukan bagian darinya maka ia ditolak." 2 Ini sangat jelas apabila peringatan tersebut untuk mengagungkan orang yang diperingati karenanya, atau mengharap berkahnya, atau mengharap pahala berupa berdiri untuk penyambutan seperti maulid Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, maulid Husain Radhiyallahu anhum, maulid al-badawi, dan selain mereka. Dan seperti mengagungkan hari-hari dan malam-malam tertentu, mengharapkan pahala dari peringatan tersebut dan berkah dari hal itu, seperti peringatan malam nishfu Sya'ban atau harinya, atau malam isra` dan mi'raj, dan semisal yang demikian itu. Sesungguhnya merayakan peringatan dengan yang disebutkan dan semisalnya termasuk jenis mendekatkan diri dan berharap pahala. Adapun yang tidak dimaksudkan untuk mendapat berkah dan tidak pula pahala, seperti peringatan hari ulang tahun anak-anak, hari pertama tahun hijriyah, atau miladiyah masehi), hari pemimpin menaiki jabatan, maka ia sekalipun termasuk bid'ah dalam kebiasaan- namun di dalamnya termasuk menyerupai orang-orang kafir dalam hari besar mereka dan sarana menuju berbagai jenis peringatan yang diharamkan, yang nampak padanya makna mengagungkan dan mendekatkan diri kepada selain Allah Shubhanahu wa ta alla. Maka ia dilarang karena menutup sarana celah) dan menjauhi dari menyerupai orang-orang kafir dalam hari besar dan peringatan mereka. Dan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam bersabda: قا سو الله : م ن ش ت ب ه ب ق و ف ه و م ن ه م Rasulullah bersabda: "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk dari golongan mereka." 3 1 HR. Ahmad 4/126, Abu Daud 467, at-tirmidzi 2676 dan ia berkata: Hasan shahih, al-hakim 1/174 329), ia menshahihkannya dan disepakati oleh adz-dzahabi. 2 HR. Al-Bukhari 2697 dan Muslim 1718. ٤

Ketiga: membaca al-qur`an adalah sebaik-baik ibadah dan amal shalih, akan tetapi menjadikannya sebagai penutup peringatan yang bid'ah hukumnya tidak boleh, karena hal itu termasuk penghinaan baginya dengan meletakkannya bukan pada tempatnya. Adapun melantunkan anasyid pujian kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam maka sesuatu yang baik kecuali bila mengandung sikap ghuluw padanya maka hukumnya tidak boleh, berdasarkan sabda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam: ق و س و و ق ب د الله ف ل ي ط ك م ا ط ر جگ ص ا ن ن م ر ي م غ م ا ن ا ق ب د قا سو الله : لا ر ىي Rasulullah bersabda: "Janganlah kamu menyanjung secara berlebihan/ghuluw) kepadaku sebagaimana kaum nashrani menyanjung Isa putra Maryam Alaihissalam, sesungguhnya aku adalah hamba, maka katakanlah: hamba Allah Shubhanahu wa ta alla dan rasul-nya." 4 Dan beliau bersabda: ل و ل ك م لغ ب قا سو الله ي : اكم ل غ ل و ىف ي ن ف ا غم ا ه ل ك م ن اك ق Rasulullah bersabda: "Jauhilah sikap ghuluw dalam agama, sesungguhnya yang membinasakan umat-umat sebelum kamu adalah sikap ghuluw." 5 Sebagaimana mereka tidak boleh menentukan hal tersebut dengan hari tertentu yang dijadikan sebagai hari besar. Keempat: Mengakhiri acara peringatan dengan berdiri karena menghormati Rasulullah merupakan penutup yang buruk yang tidak diridhai Allah Shubhanahu wa ta alla dan rasul-nya, serta tidak dibenarkan secara syara', bahkan merupakan bid'ah yang diharamkan. Wabillahit taufiq, semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. Fatawa Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmu Dan Fatwa 8/317-320. 3 HR. Ahmad dengan tambahan padanya 2/50, 93, Abu Daud 4031, ath-thabrani dalam Ausath 8327). Ia adalah hadits hasan dengan semua syahidnya. Lihat: Fathul Bari 10/271) dan Faidhul Qadir karya al-manawi 6/105 8593). 4 HR. Ahmad 1/23, 24, 47, 55), al-bukhari 3445, 6830) dan selain keduanya. 5 HR. Ahmad 1/215, 347), an-nasa`i 3057), Ibnu Majah 3029), Ibnu Khuzaimah 2867), ath-thabrani dalam al- Kabir 12/157 12747) dan 18/289 742), Ibnu Hibban 3871, al-baihaqi dalam al-kubra 9317) dan al-hakim 1/466 1711), ia menshahihkannya dan disepakati oleh adz-dzahabi. ٥