Meningkatkan Produktifitas Dosen Melalui Pendekatan Budaya Organisasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Perguruan tinggi merupakan institusi yang memiliki peran dan posisi strategis

PERENCANAAN STRATEGIS di rumahsakit: dengan pendekatan klinik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor pembangunan ekonomi, seiring dengan pesatnya laju pertumbuhan

Konsep Teoretis. 1. Organisasi Dalam Lingkungan Yang Dinamis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada. tingkatan organisasi. Sumberdaya Manusia yang besar apabila dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi awal budaya organisasi disampaikan oleh Terrence E. Deal dan

BAB II LANDASAN TEORI. dijelaskan lebih dahulu mengenai pengertian dari budaya organisasi. Menurut John R. Schermerhorn Jr (2002 : 49) dalam bukunya

INTEGRASI INTERNAL DAN ADAPTASI EKSTERNAL BAGI KEBERLANGSUNGAN HIDUP ORGANISASI DENGAN PENDEKATAN BUDAYA

Paningkat Siburian adalah dosen jurusan Teknik Elektro FT Universitas Negeri Medan

Mengelola Budaya Organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MATERI PERILAKU ORGANISASI

Together We Can! Didukung oleh: PT ARA INDONESIA Jakarta, 6 Desember 2013

Dr. HARRIES MADIISTRIYATNO.,SE.,MSi

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA ERA GLOBALISASI. Paningkat Siburian. Abstrak

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GBPP) Mata Kuliah : Manajemen Bobot SKS : 2 Jumlah Jam: Semester:

BUDAYA ORGANISASI. Pokok Bahasan MODUL PERKULIAHAN. 1. Konsep Budaya Organisasi 2. Budaya Dan Keberhasilan Organisasi

TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA MEMBANTU PEMIMPIN TRANSAKSIONAL MEMIMPIN SUMBERDAYA MANUSIA MELALUI PROSES PERTUKARAN

PERILAKU ORGANISASI MODUL 01

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan jasa yang. pelayanan kesehatan yang makin ketat serta memerlukan upaya dalam rangka

BAB7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Titah Mustika Alam Taher Alhabsji Kusdi Rahardjo Fakultas Ilmu Administrasi

KOMITMEN ORGANISASI DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, DAN KEPERCAYAAN KEPALA SEKOLAH DASAR

PERANAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN. Agustin Handayani Fakultas Psikologi Unissula Semarang

Mengelola Budaya Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

SKRIPSI. Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Ekonomi Jurusan Manajemen

MANAJEMEN STRATEJIK DAN BUDAYA PERUSAHAAN: DAMPAK SERTA IMPLEMENTASI

Kecerdasan Emosi, Komunikasi, Budaya Organisasi, Kinerja

KONSEP DASAR BUDAYA ORGANISASI. Dr. Euis Komalawati, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin kelas, dan berbagai peran lainnya. Sejatinya guru adalah sebagai. penjamin mutu pendidikan yang paling terdepan.

Nurhikmat Romdhona Program Studi Magister Administasi Publik, Universitas Garut

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA. Aamodt, M. G. (2010). Industrial/Organizational Psychology (6th ed.). US:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. didayagunakan sedemikian rupa. Para guru perlu digerakkan secara efektif, dan

GOOD CORPORATE GOVERNANANCE DALAM MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju. peningkatan sumber daya manusia. Mulyasa (2011:3) mengemukakan:

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, AKTUALISASI DIRI DAN PENGHARGAAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN BUDAYA ORGANISASI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA DOSEN. Oleh : ANI PINAYANI, DRS., MM. NIP.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM No. Dok : FPEB-SIL SILABUS Pengantar Manajemen. Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :

PENINGKATAN MUTU PERGURUAN TINGGI MELALUI MANAJEMEN YANG BERORIENTASI MUTU. Paningkat Siburian Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya

PENGARUH LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (Studi Kasus Universitas Pelita Harapan Surabaya)

BAB V PENUTUP. serta keterbatasan yang melingkupi penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA. B. Miner Jhon. (2005). HRM The Strategic Perspective. Harper Collins College Publisher.

BAB I PENDAHULUAN. selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB V PENUTUP. bahwa faktor-faktor mempengaruhi Quality of Work Life karyawan PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Berdasarkan uji Anti-image Matrices

BAB I PENDAHULUAN. signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atas kepercayaan dan nilai-nilai yang memberi arti bagi anggota suatu organisasi serta aturanaturan

BAB I PENDAHULUAN. Para kepala sekolah, guru, warga sekolah, stakeholder sekolah atau yang

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN ACEH BESAR

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PERAN BUDAYA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

VISI MISI BAKAL CALON REKTOR UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO MASA JABATAN TEMA MERETAS KESETARAAN DAN KEBERSAMAAN UNTUK MENGEMBANGKAN UNG

FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUASAN KERJA GURU SD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka fakta yang didapat dari penelitian ini : Hasil analisis Kepuasan kerja pada PT.Telkom Indonesia.

PENGANTAR PERANCANGAN PERILAKU ORGANISASI

FILOSOFI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA : SUMBERDAYA MANUSIA YANG PROFESIONAL, SEJAHTERA, PRESTASI KERJA TINGGI, DAN KARIER SUKSES

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WENANG PERMAI SENTOSA Oleh : Anfferney Dallen Mewoh Riane Johnly Pio Sontje Sumayku

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA DI STT ADISUTJIPTO SEBAGAI PENDUKUNG SISTEM PENJAMINAN MUTU

BUDAYA ORGANISASI SEKOLAH. Nyak Amir 1. Abstrak

PENGARUH BUDAYA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIFITAS SEKOLAH PADA SMAN PADA DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

TEORI ORGANISASI UMUM 1. Aris Budi Setyawan Disarikan dari berbagai Sumber

BAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini bila kita teliti dengan lebih seksama penyebabnya

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

PENGARUH INTERNAL CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KETERIKATAN KARYAWAN PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK TUGAS AKHIR FIKA FAUZIATI

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI SURABAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 20 karyawan divisi HC (Human Capital) yang mempersepsi budaya perusahaan di

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Arti dan Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. yang tepat untuk meningkatkan kemampuan perusahaannya dalam proses

PERAN BUDAYA ORGANISASIONAL ISLAMI DALAM MEMBENTUK PERILAKU PRESTATIF DI DALAM ORGANISASI Oleh: Siti Hidayah & Sutopo

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD DI KB TK ISLAM MASJID AL AZHAR PERMATA PURI NGALIYAN SEMARANG

PELATIHAN PENGEMBANGAN KULTUR SEKOLAH

BABV PENUTUP. Berdasarkan uraian dan analisis yang dikemukakan pada bab sebelumnya

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : Dra. Giarti Slamet, SE., M.AB Dosen STIA ASMI Solo

Analisis Perubahan Budaya Organisasi Pada Perusahaan Pasca Akusisi (Studi Kasus PT Bank MNC Internasional Tbk mengakusisi PT ICB Bumiputera Tbk)

Silabus Mata Kuliah. Manajemen Perencanaan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. jasa tersebut berkualitas atau tidak, dengan harapan perusahaan asuransi tersebut

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI WILAYAH SUNGAI KALIMANTAN III DI MARINDA

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan pendidikan yang bermutu bagi warga negaranya. Pendidikan

POLA KEPEMIMPINAN ORGANISASI PENDIDIKAN DI JAWA TENGAH DITINJAU DARI FILSAFAT PENDIDIKAN MENURUT KAPLAN

Transkripsi:

Meningkatkan Produktifitas Dosen Melalui Pendekatan Budaya Organisasi Suyadi, Djamaluddin Perawironegoro Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Indonesia suyadi@fai.uad.ac.id, Djperawironegoro@fai.pasca.ac.id ABSTRAK Sebagai bagian dari Tridharma perguruan tinggi melakukan riset dan mempublikasikannya merupakan tugas yang harus dilakukan oleh para dosen. Selama ini hal-hal yang menunjang tugas tersebut dilakukan dengan pendekatan struktural melalui kebijakan-kebijakan perguruan tinggi dan pendekatan sumber daya manusia dengan memberikan pelatihan, pendampingan, dan pembiayaan terkait dengan tugas tersebut. Dua pendekatan tersebut bukan tidak berhasil, akan tetapi belum optimal dalam meningkatkan kinerja dosen pada bidang riset dan publikasi. Pada artikel ini, penulis hendak memberikan wacana pendekatan baru untuk meningkatkan produktifitas tersebut yaitu melalui pendekatan budaya organisasi. Sebagai kesimpulan, budaya organisasi dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja individu dan organisasi. Budaya organisasi tersebut bermuatan nilai, falsafah, keyakinan dan asumsi organisasi yang kemudian disampaikan dalam keteladanan dan penciptaan lingkungan, dipelajari melalui penugasan dan pembiasaan, dan diajarkan dalam pengarahan dan pengajaran oleh para pimpinan dan warga organisasi Kata Kunci Produktifitas, Budaya organisasi, dan publikasi I. PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen diungkapkan akan fungsi, peran, dan kedudukan yang strategis dosen bagi pembangunan nasional. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Demikian itu menunjukkan akan peranan dosen dalam lingkup pendidikan nasional yaitu sebagai pendidik, peneliti, dan pengabdi kepada masyarakat. Pada fungsi pertama sebagai pendidik, para dosen sebagai individu dan perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan telah berkolaborasi dengan baik untuk keberlangsungan proses pembelajaran. Semua dosen melaksanakan tugas mengajar sesuai dengan jadwal dan jumlah jam mengajar lengkap dengan administrasi yang berhubungan dengannya. Demikian juga perguruan tinggi sebagai penyelenggara, telah menyusun dengan optimal kurikulum yang holistik dan komprehensif. Sehingga para lulusan memiliki kompetensi yang unggul sebagaimana tujuan yang diharapkan. Terbukti bahwa para lulusan perguruan tinggi begitu kembali kepada masyarakat, mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan lingkungan kerja dan masyarakatnya. Pada fungsi kedua dan ketiga yaitu sebagai peneliti dan pengabdi kepada masyarakat, para dosen belum optimal menjalankan fungsinya. Demikian itu dapat dilihat melalui riset dan publikasi ilmiah yang diterbitkan dalam jurnaljurnal terakreditasi baik secara nasional maupun internasional yang masih sangat minim. Terlebih lagi bila dilihat dalam kancah internasional, belum banyak ilmuwan dari Indonesia yang mendunia dengan proposisi-proposisi dan teori yang diajukannya. Berdasarkan mini observasi dari para dosen, ditemukan bahwa kendala yang menjadi hambatan dosen di perguruan tinggi dalam hal riset dan publikasi adalah pada beberapa aspek; 1) Aspek pembiayaan, di sini dimaksudkan pada 371

biaya untuk melakukan suatu riset yang tidak murah, demikian juga biaya publikasi; 2); Aspek sumber daya manusia, di sini dimaksudkan pada kemampuan dan kompetensi yang terbatas dalam melakukan penelitian; 3) Aspek administrasi, yaitu tata tertib, surat menyurat, perizinan dan laporan penelitian yang cenderung rumat dalam prosesnya; 4) Aspek sarana dan prasarana pendukung penelitian; 5) Aspek publikasi, yaitu tempat publikasi dan waktu publikasi yang lama. Demikian itu menjadi tantangan bagi para dosen dalam menjalankan fungsinya sebagai peneliti. Dibutuhkan dukungan dan support sistem yang baik dari institusi untuk menghasilkan suatu penelitian yang bermutu dan memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan dan berimplikasi praktis terhadap masyarakat. Jikalau riset dan publikasi dimaknai sebagai produk atau output dari kinerja dosen sebagai pribadi dan mendukung pencapaian visimisi perguruan tinggi, maka menjadi kebutuhan bagi pihak pengelola perguruan tinggi mengelola struktur organisasi, sumber daya manusia, dan budaya organisasi yang dimiliki untuk menghasilkan output yang diharapkan. Pada aspek pertama dan kedua, pihak perguruan tinggi telah menyusun format kebijakan dalam bentuk organisasi yang secara khsusu mengelola yaitu Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) pada setiap kampus. Pada aspek sumber daya manusia, telah dilakukan berbagai kegiatan pelatihan dan pengembangan, pendampingan, dan pembiayaan bagi para dosen untuk menghasilkan riset yang baik berikut mempublikasikannya. Pada artikel ini difokuskan pada pendekatan budaya organisasi sebagai alat untuk meningkatkan produktifitas riset dan publikasi. Demikian itu dengan asumsi sebagaimana yang telah disebutkan, budaya yang dibangun oleh perguruan tinggi pada umumnya masih dominan pada fungsi dosen sebagai pendidik, belum pada fungsi dosen sebagai peneliti atau pengembang ilmu pengetahuan. Diharapkan dengan pendekatan budaya organisasi yang kuat pada perguruan tinggi dapat menunjang produktifitas para dosen untuk melakukan riset dan mempublikasikannya pada masyarakat. II. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Mengelola Budaya Organisasi Robbins mengungkapkan definisi budaya organisasi seperti nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi, falsafah yang menuntun kebijaksanaan organisasi terhadap pegawai dan pelanggan, cara pekerjaan dilakukan di tempat itu, dan asumsi dan kepercayaan dasar yang terdapat di antara anggota organisasi. Dari berbagai definisi tersebut tema sentral budaya organisasi merujuk pada suatu sistem pengertian yang diterima secara bersama (1994; 479). Daft menyebutkan bahwa budaya organisasi adalah the set of key values, beliefs, and norms, shared by members of an organization (2007; 265). Schein mendefinisikan is a pattern of shared basic assumptions that the group learned as it solved its problem of external adaptation and internal integration, that has work well enough to be considered valid and, therefore, to be taught to new members as the correct way to perceive, think and feel in relations to these problems (2004; 17). Dari berbagai definisi tersebut dapat difahami beberapa point penting yang terdiri dari apa, bagaimana, dan tujuan dari budaya organisasi. Pada bagian apa sebagai benda para ahli menyebut nilai-nilai, falsafah, asumsi, dan kepercayaan dasar yang disepakati bersama. Pada bagian bagaimana disebutkan bahwa hal-hal tersebut dibagikan pada anggota organisasi, dipelajari, dan diajarkan sebagai tindakan yang benar dalam organisasi. Pada aspek tujuan, adalah sebagai cara menghadapi tantangan eksternal untuk beradaptasi, dan tantangan internal untuk berintegrasi. Budaya organisasi dapat difahami melalui tiga level atau tingkatan tingkatan di sini dimaksudkan adalah untuk menangkap inti dari budaya organisasi. Demikian itu sebagaimana disampaikan oleh Schein (2004) yang terdiri dari artifak, keyakinan dan nilai-nilai yang menyertai, dan asumsi dasar. Artifak adalah bagian yang paling nampak dapat dilihat, didengar, dan dirasakan - dari budaya organisasi. Keyakinan dan nilai-nilai yang menyertai adalah keyakinan umum yang muncul dari para pemimpin dan pendiri yang 372

kemudian telah divalidasi secara bersama sebagai cara yang benar. Sedangkan asumsi dasar adalah suatu asumsi yang diterima selaku benar taken for granted dalam diri warga organisasi. Asumsiasumsi tersebut adalah asumsi tentang realitas, kebenaran, waktu, ruang, sifat alami manusia, aktifitasnya, dan hubungan sesama manusia. Memahami budaya organisasi dengan baik akan memberikan manfaat bagi organisasi. Sebagaimana disebutkan di awal, yaitu fungsi budaya adalah sebagai solusi untuk integrasi internal organisasi, dan menjadi benteng pertahanan dalam beradaptasi terhadap hal-hal eksternal. Selain daripada itu, Robbins (1994) mengungkapkan bahwa budaya organisasi yang kuat dapat meningkatkan perilaku yang konsisten bagi warga organisasi. Dengan kata lain, yaitu bahwa budaya organisasi yang kuat dapat menjadi subtitusi atau pengganti bagi formalisasi struktur organisasi. Dengan asumsi ini, penulis melihat suatu peluang bahwa budaya organisasi dapat dijadikan sebagai jalan lain selain kebijakan formal untuk meningkatkan produktifitas dosen dalam melakukan riset dan publikasi. Menciptakan Budaya Organisasi Kotter dan Hesket (1997) mengungkapkan bahwa perusahaan dengan budaya perusahaan yang kuat sering dihubungkan dengan pendiri atau pemimpin awal lainnya yang mengartikulaiskannya sebagai suatu visi, strategi bisnis, filosofi atau ketiga-tiganya (1997; 7). Menurut Schein (2004) budaya organisasi muncul dari tiga sumber utama yaitu; 1) keyakinan, nilai, dan asumsi dari para pendiri organisasi; 2) pengalaman belajar dari anggota yang mengikuti perkembangan organisasi; dan 3) keyakinan, nilai, dan asumsi baru yang dibawa oleh anggota dan pimpinan yang baru (2004; 225). Robbins (1994) mengungkapkan bahwa budaya organisasi memiliki sumber utama yaitu para pendiri. Mengutip pendapa Schein, disampaikan bahwa budaya organisasi merupakan hasil dari interaksi antran 1) bias dan asumsi para pendirinya; 2) apa yang dipelajari oleh para anggota pertama organisasi, yang dipekerjakan oleh para pendiri dari pengalaman mereka sendiri. Berbagai pendapat ahli tersebut mengemukakan tiga cara budaya organisasi tercipta yaitu para pendiri organisasi dengan visi dan misinya, anggota organisasi yang memvalidasi visi dan misi para pendiri, dan anggota dan pimpinan baru yang membuat sub budaya baru yang berbeda dengan para pendiri. Untuk dua cara pertama merupakan hal yang lazim bagi suatu organisasi yang telah mapan dengan tradisi dan capaian-capaiannya. Tetapi untuk satu hal yang terakhir adalah suatu metode untuk perubahan budaya organisasi. Demikian itu lazim terjadi pada saat organisasi mengalami stagnasi sebagai akibat dari budaya organisasi yang dominan akan tetapi tidak adaptif. Menguatkan Budaya Organisasi Robbins dan Judge mengungkapkan the more members who accept the core values and the greater their commitment to those values is, the stronger culture is (2007; 514). Dengan kuatnya budaya organisasi akan menciptakan iklim internal sebagai kontrol prilaku yang tinggi. Kekuatan budaya organisasi dibangun oleh nilai, keyakinan, dan asumsi yang disosialisasikan secara intensif, dan disampaikan secara luas. Semakin intensif disosialisasikann dan disampaikan secara luas sehingga dianut oleh warga organisasi, semakin kuat budaya organisasi. Ketika budaya tersebut ada, akan muncul kekuatan-kekuatan dalam organisasi yang akan mempertahankan budaya tersebut. Robbins (1994) mengungkapkan tiga metode mempertahankan budaya organisasi yaitu seleksi organisasi, tindakan manajemen puncak, dan metode sosialisasi organisasi. Seleksi organisasi merupakan suatu cara bagi organisasi untuk memilih kandidat yang akan bekerja bersama dalam organisasi. Melalui proses seleksi, akan menimbulkan dialog antara budaya individu dengan budaya organisasi. Pada saat dua budaya tersebut dapat mensinkronasi memberikan dampak kinerja yang baik bagi organisasi, demikian pula sebaliknya. Tindakan manajemen puncak menjadi hal yang juga penting, karena banyak prilaku warga organisasi mencontoh 373

prilaku atasan atau manager yang berada di atasnya. Pada akhirnya sosialisasi menjadi alat yang dominan dalam menguatkan budaya organisasi. Schein (2004) menyebutkan bahwa nilainilai dan falsafah organisasi disebarluaskan melalui tiga proses yaitu dibagikan, dipelajari, dan diajarkan. Pada proses sosialisasi dilakukan melalui kegiatan-kegiatan ritual organisasi, ceritacerita tentang para pendiri organisasi, keputusankeputusan penting yang berdampak pada jalannya organisasi di masa depan, dan tentang manajemen puncak pada saat ini. Selain itu juga dapat dilakukan melalui simbol material dan bahasa atau jargon-jargon organisasi. Semua itu dilakukan dalam rangka menyebarluaskan nilainilai, falsafah, keyakinan, dan falsafah, sehingga menjadi logika umum bagi warga organisasi dalam berprilaku. B. Budaya Organisasi Sebagai Pendekatan Dalam Meningkatkan Kinerja Dosen Beberapa kajian teoritis dan empiris mengungkapkan akan keberhasilan budaya organisasi dalam meningkatkan kinerja individu dan organisasi. Daft menyebutkan bahwa Thus, creating and influencing an adaptive culture is one of the most important jobs for organizational leader. The right culture can drive high performance (2007; 251). Gibson et.al (2009) menyebutkan since organizational culture involves shared expectations, values, and attitudes. It exerts influence on individuals, groups, and organizational processes (2009; 33). Robbins dan Judge menunjukkan bahwa This overall perception becomes, in effect, the organization s culture or personality. These favorable or unfavorable perceptions then effect employee performance and satisfaction, with the impact being greater for stronger culture (2007; 533). Sabri et.al (2011) melakukan penelitian dengan judul Organizational Culture and Its Impact on the Job Satisfaction of the University Teachers of Lahore. Tentang dampak dari budaya organisasi terhadap kepuasan kerja guru. Dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa budaya organisasi yang dimiliki oleh para manajer, pimpinan, dosen dan pegawai memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dosen. Raza et.al (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Impact of Organizational Climate on Performance of College Teachers in Punjab. Menjelaskan bahwa iklim organisasi memiliki korelasi yang signifikan terhadap kinerja dosen. Dijelaskan juga bahwa iklim organisasi yang terbuka lebih memiliki korelasi yang positif dengan kinerja guru dibandingkan dengan iklim organisasi yang terpola dan tertutup. Abdullah Syukri Zarkasyi (2005) mengungkapkan suatu metodologi dalam membangun budaya pesantren melalui keteladanan, penciptaan lingkungan, pengarahan, penugasan, pengajaran, dan pembiasaan (2005; 134-154). Yang demikian itu dapat diadopsi sebagai suatu cara dalam membangun budaya organisasi di perguruan tinggi untuk meningkatkan kinerja dosen dalam riset dan publikasi. Dari berbagai kajian teoritis dan empiris yang telah disebutkan, memberikan suatu asumsi bahwa budaya organisasi secara umum memberikan dampak terhadap kinerja dosen. Budaya organisasi yang dibangun adalah melalui keberadaan nilai-nilai, falsafah, keyakinan, dan asumsi-asumsi yang dianut dan diyakini secara bersama yang kemudian disebarkan dalam bentuk keteladanan dan penciptaan lingkungan, dipelajari melalui penugasan dan pembiasaan, dan diajarkan dalam pengarahan-pengarahan dan pengajaran. III. KESIMPULAN Berdasarkan penyampaian teori dan pembahasan yang telah dipaparkan kiranya dapat disimpulkan bahwa sebagai suatu ikhtiar meningkatkan atau menguatkan tradisi riset dan publikasi di perguruan tinggi diperlukan pendekatan baru yang sistemik selain pendekatan kebijakan, struktur organisasi, dan sumber daya manusia. Pendekatan baru tersebut adalah melalui bangunan budaya organisasi di perguruan tinggi. Hal-hal yang dilakukan perguruan tinggi dalam membangun budaya organisasi untuk meningkatkan kinerja dosen dalam riset dan 374

publikasi adalah dengan menentukan nilai-nilai, falsafah, keyakinan, dan asumsi-asumsi yang menjadi pendorong bagi para dosen untuk melakukan riset dan publikasi. Yang demikian itu kemudian disosialisasikan, diajarkan, dan dipelajari oleh seluruh warga organisasi sebagai suatu cara yang benar menjadi bagian dari organisasi. Dalam proses sosialisasi dilakukan proses-proses disampaikan dalam keteladanan dan penciptaan lingkungan, dipelajari melalui penugasan dan pembiasaan, dan diajarkan dalam pengaraha dan pengajaran. Dengan demikian diharapkan riset dan publikasi di perguruan tinggi menjadi tradisi yang kuat dan berdampak terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat. DAFTAR PUSTAKA [1] Daft, Ricahard L. Understanding The Theory and Design of Organizations. USA: Thompson South Western, 2007. [2] Daft, Richard L. Management. USA: Thompson South Western, 2010 [3] Gibson, James L. et.al. Organizations: Behavior, Structure, Processes. Eleventh Edition. New York: Mc Graw-Hill Irwin, 2009. [4] Prada Sami Ullah Sabri, Muhammad Ilyas, Zahra Amjad, Organizational Culture and Its Impact on the Job Satisfaction of The University Teachers of Lahore, International Journal of Business and Social Science, Vol. 2, No. 24. Dec. (2011). [5] Kotter, John P. dan James L. Hesket, Corporate Culture and Performance, terj. Benyamin Molan. (Jakarta: Prenhallindo, 1997) [6] Robbins, Stephen P & Timothy A. Judge. Organizational Behavior. Twelfth Edition, New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2007. [7] Robbins, Stephen P. Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Aplikasi. alih bahasa Jusuf Udaya, Jakarta: Penerbit Arcan, 1994. [8] Schein, Edgar H. Organizational Culture and Leadership. San Fransisco: Jossey-Bass Publishers, 2004. [9] Syed Ahmad Reza dan Pir Mehr Ali Shah, Impact of Organizational Climate on Performance of College Teachers in Punjab, Journal of College Teaching & Learning, Vol. 7, No. 10, (Oct). (2010). [10] Usman, Husaini. Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Edisi 3. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. [11] Zarkasyi, Abdullah Syukri. Gontor & Pembaharuan Pendidikan Pesantren. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. 375