BAB I PENDAHULUAN PENGARUH METODE SUGGESTOPEDIA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN (ROLE PLAY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dery Saiful Hamzah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa bertujuan agar seseorang dapat terampil berbahasa.

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Hypnoteaching Berbasis Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Menyimak Informasi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai peristiwa yang sarat dengan nilai-nilai moral yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa sangat penting, karena belajar bahasa berarti belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Sari Pertiwi, 2014 EFEKTIVITAS MODEL SINEKTIK DENGAN MEDIA FILM PENDEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

PENGGUNAAN MEDIA TEKS NASKAH DRAMA UNTUK PENINGKATAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nikke Permata Indah, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Petunjuk Pengisian. Marisha,2013 EFEKTIVITAS TEKNIK BRAINWRITING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARATIF BAHASA PERANCIS

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHOW NOT TELL DI MTs CAHAYA HARAPAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran sastra sangat penting bagi kemajuan mutu pendidikan. Terutama

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek ketermpilan, yaitu mendengar,

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra di dunia pendidikan kita bukanlah sesuatu yang populer. Sastra dalam

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Yanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Windy Tantriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ema Rosalita, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa setelah menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah sangat erat dengan teknik mengajar guru agar mampu memotivasi siswa

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bahasa tanpa meninggalkan kesopanan dan keindahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan berbahasa tidak terlepas dari empat komponen keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran sastra sebagai salah satu pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) memiliki keterkaitan, khususnya dengan pembelajaran menulis teks cerpen. Sastra merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang mendapat perhatian dari peserta didik karena sulit dipahami peserta didik. Hal itu disebabkan oleh adanya doktrin yang diberikan kepada peserta didik bahwa pelajaran eksak, ilmu pengetahuan alam dan sosial, serta Bahasa Inggris adalah pelajaran yang sangat penting penguasaannya bagi masa depan mereka. Hal ini diperkuat oleh pendapat Ismail (dalam Tukiman, 2007, hlm. 152) yang menyatakan bahwa pengajaran sastra Indonesia mengalami kemunduran sejak 47 tahun silam dibandingkan dengan masa Hindia Belanda. Penyebab dari kemunduran itu antara lain; pengajaran sastra hanya ditumpangkan pada pelajaran tata bahasa, sastra diajarkan sangat sedikit, tidak ada buku sastra yang diwajibkan dibaca oleh siswa sampai tamat dan dibahas tuntas, dan bimbingan mengarang sastra sangat terlantar. Pembahasan karangan peserta didik kurang dilaksanakan oleh guru. Peserta didik sendiri menganggap bahwa mengarang tidak penting atau belum diketahuinya peranan mengarang bagi kelanjutan mereka. Padahal, banyak keuntungan yang dapat diperoleh seseorang yang terampil dalam menulis, di antaranya dengan menulis, seseorang dapat mengenali potensi diri, mengembangkan gagasan, menguasai informasi, mengorganisasikan gagasan, menilai gagasan secara objektif, mendorong seseorang belajar aktif, serta membiasakan berpikir dan berbahasa secara tertib. Pengetahuan tentang sastra dapat dikatakan masih belum cukup banyak dipelajari oleh peserta didik yang salahsatunya adalah keterampilan menulis cerpen. Hal tersebut juga dibuktikan dengan masih banyaknya penelitian yang mengembangkan cara, metode, dan model pembelajaran menulis cerpen. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Novy Restianty (2012) yang berjudul 1

2 Upaya Peningkatan Pembelajaran Menulis Cerpen pada Siswa Kelas X dengan Menggunakan Teknik Show Not Tell dan penelitian Ani Andriyani (2013) yang berjudul Efektivitas Teknik Drama Menggantung dalam Pembelajaran Menulis Cerpen. Seperti yang dikemukakan sebelumnya bahwa menulis cerpen merupakan salah satu hal yang dianggap sulit untuk peserta didik. Proses kreatif menulis cerpen memerlukan pengungkapan pengalaman dari dalam diri peserta didik agar cerpen yang dihadirkan akan lebih bermakna. Hal yang menjadi kesulitan peserta didik dalam pembelajaran menulis cerpen adalah penuangan ideide, gagasan, pengembangan imajinasi, kurangnya pengetahuan awal peserta didik, rendahnya minat, dan sikap peserta didik dalam menulis cerpen. Oleh karena itu, seorang pendidik dituntut untuk kreatif dalam memberikan stimulus agar peserta didik mampu menulis cerpen sesuai dengan karakteristik dan unsurunsur yang diinginkan. Dengan gambaran kondisi tersebut, berbagai metode pembelajaran perlu diterapkan untuk mendukung kemampuan menulis cerpen. Salah satunya adalah dengan menerapkan metode suggestopedia dengan teknik bermain peran (role play), yaitu gabungan dari teknik visualisasi (penggambaran) dan teknik menggunakan identitas baru yang terdapat dalam buku Diana Larsen-Freeman 1986 (dalam Tarigan, 2009, hlm. 92). Jika diamati pada buku sumber Metodologi Pengajaran Bahasa 2 karangan Henry Guntur Tarigan (2009), teknik bermain peran (role play) ini adalah gabungan dari semua teknik yang ada yang terdiri atas suasana kelas, pembelajaran periferal, sugesti positif, visualisasi, konser kedua, dan aktivasi primer. Teknik bermain peran (role play) merupakan pengembangan teknikteknik sebelumnya. Setelah peserta didik mempunyai identitas baru, peserta didik memainkan peran sebagai tokoh barunya dan berdialog dengan peserta didik lain. Dalam teknik ini, terdapat dua fase konser, yaitu konser aktif, guru membacakan materi atau dialog yang diiringi oleh alunan irama musik. Nada suara guru diatur sedemikian rupa sesuai dengan irama musik agar peserta didik mampu tersugesti.

3 Selain itu, pengaturan pengendalian napas juga diperhatikan untuk meningkatkan konsentrasi peserta didik. Konser pasif merupakan pengulangan kembali pembacaan materi atau dialog yang dilakuakn oleh guru akan tetapi kali ini peserta didik diminta memejamkan matanya dengan diiringai alunan irama musik. Kedua konser tersebut bertujuan agar membuat peserta didik relaks dan mengaktifkan bawah sadarnya sehingga materi manarik diri mereka secara emosional. Selain itu, peserta didik masuk pada fase aktivasi, yaitu ikut serta bermain peran mempraktikan dialog atau materi-materi yang telah mereka terima. Dalam pelaksanaan pembelajaran, pertama-tama guru memperlihatkan poster-poster tertentu yang berhubungan dengan materi, kemudian guru memberikan sugesti kepada peserta didik dengan cara meminta peserta didik untuk duduk senyaman mungkin dan memejamkan mata sejenak (sekitar 3 atau 5 menit) dengan diringi musik yang bisa menenangkan peserta didik. Pada saat kegiatan berlangusng, guru berbicara atau menggambarkan suasana, keadaan atau peristiwa mengenai suatu hal yang berkaitan dengan pengalaman yang pernah dialami oleh semua peserta didik sehingga membawa peserta didik pada siatuasi yang nyata pada saat itu sesuai dengan hal yang ada dalam imajinasi peserta didik. Tema cerpen dalam pembelajaran ini adalah tema cerpen kasih sayang sehingga sugesti yang diberikan guru adalah mengenai kasih sayang, apa itu kasih sayang, bagaimana bisa terjadi perasaan sayang tersebut dan apakah yang bisa membuat seseorang saling menyayangi. Setelah kegiatan itu selesai, peserta didik diminta untuk membuka matanya kembali dan beberapa peserta didik diberikan kesempatan untuk mengungkapkan hal yang ada dalam imajinasi peserta didik ketika mereka menutup mata, menceritakan tentang hal yang mereka alami dengan perasaan kasih sayang. Selanjutnya, guru membagikan kertas kosong dan meminta peserta didik untuk menuliskan satu nama yang mereka sayangi. Guru memberikan contoh cerpen bertema kasih sayang yang telah dibuat untuk diperlihatkan pada peserta didik, selanjutnya peserta didik ikut serta bermain peran mempraktikan dialog atau materi-materi yang telah mereka terima. Setelah kegiatan tersebut,

4 peserta didik diminta untuk menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaannya dalam sebuah cerpen. Setelah menulis cerpen, salah satu dari peserta didik diminta untuk membacakan hasil karyanya dan memberikan apresiasi lebih karena peserta didik telah berhasil menulis sebuah cerpen berdasarkan pengalamannya tersebut. Penerapan metode suggestopedia sudah pernah dilakukan oleh beberapa orang yang berfokus pada pembelajaran menulis puisi bebas sehingga penggunaan metode eksperimen kuasi dalam penerapan metode suggestopedia pada tingkat menengah pertama ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian tersebut dilakukan oleh Mala Komalasari (2014) dengan judul Penerapan Metode Suggestopedia dalam Pembelajaran Menulis Puisi Bebas SMA Kelas XI. Pada penelitian tersebut peneliti berfokus untuk memberikan peserta didik sebuah sugesti dengan memilih teknik visualisasi (penggambaran). Teknik ini meminta peserta didik mengambil posisi duduk senyaman mungkin dan memejamkan matanya kemudian guru memberikan sugesti dengan berdialog hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan nyata peserta didik, hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik agar peserta didik dapat berimajinasi dengan mudah. Alasan peneliti tersebut memilih metode suggestopedia dengan teknik visualisasi pada pembelajaran menulis puisi bebas adalah agar peserta didik dapat berimajinasi lebih tinggi dan meningkatkan kepekaan perasaan dalam diri peserta didik agar lebih menjiwai dalam menulis puisi. Jika peneliti di atas menerapkan teknik visualiasasi, maka peneliti lebih memilih teknik bermain peran (role play) dalam metode suggestopedia ini, yaitu gabungan dari teknik sebelumnya pada metode suggestopedia untuk pembelajaran menulis cerpen karena teknik ini selain mengembangkan imajinasi peserta didik, visualisasi, dan sugesti yang diberikan juga memperkaya kosakata yang peserta didik miliki. Adanya kegiatan bermain peran pada teknik ini yang membuat peserta didik saling berdialog dengan materi yang diberikan guru mampu memberikan keterampilan tambahan, yaitu peserta didik pandai dalam bermain peran melalui sebuah cerpen. Peneliti tertarik dengan metode suggestopedia karena metode ini unik dan menarik, metode ini memiliki keistimewaan dapat

5 mememorisasi dalam pembelajaran seakan-akan dipercepat 25 kali lipat sehingga siswa akan merasa lebih nyaman dalam belajar dibandingkan pembelajaran yang dilaksanakan dengan metode konvensional (Tarigan), metode ini kaya akan media yang digunakan sehingga akan menarik minat siswa dalam belajar. Media-media yang digunakan dalam metode ini antara lain poster-poster yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan (agar siswa merasa bahwa mereka sedang berada di ruangan yang baru bukan kelas), sugesti diiringi alunan musik (agar siswa merasa nyaman dengan suasana di dalam kelas dan beban yang mereka bawa dari luar kelas menjadi berkurang), teks cerpen yang kemudian ceritanya diperankan oleh siswa di depan kelas (ikut bermain peran) agar siswa lebih paham terhadap materi yang sedang dipelajari dan guru akan lebih aktif dalam mengajar apabila menggunakan metode seggestopedia. B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis menemukan beberapa identifikasi permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian, di antaranya: kesulitan siswa mengembangkan pendapat, ide maupun gagasannya ke dalam tulisan, pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah yang monoton (terutama dalam penggunaan metode dan media), kurangnya pemahaman dasar siswa terhadap materi yang akan dipelajarinya, sehingga siswa cenderung malas dan kurang termotivasi dalam menghadapi pelajaran Bahasa Indonesia. C. Batasan Masalah Penelitian Penelitian dalam bidang bagaimana pengaruh suatu metode dalam pembelajaran menulis cerpen. Peneliti membatasi masalah penelitian pada beberapa hal supaya sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu: keterampilan menulis cerpen pada siswa kelas XI. Metode yang digunakan adalah metode suggestopedia dengan teknik bermain peran (role play) yang termasuk pada konsep pembelajaran kuantum. Untuk mengetahui pengaruh dari metode terhadap pembelajaran menulis cerpen.

6 D. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah profil pembelajaran menulis teks cerpen peserta didik kelas XI SMA Negeri 19 Bandung sebelum menggunakan metode suggestopedia dengan teknik bermain peran (role play)? 2. Bagaimanakah proses pembelajaran menulis teks cerpen menggunakan metode suggestopedia dengan teknik bermain peran (role play) pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 19 Bandung? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kualitas menulis teks peserta didik kelas XI SMA Negeri 19 Bandung antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum dan setelah peneliti menerapkan metode suggestopedia dengan teknik bermain peran (role play)? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini untuk: 1. mengetahui profil pembelajaran menulis teks cerpen peserta didik kelas XI SMA Negeri 19 Bandung sebelum menggunakan metode suggestopedia dengan teknik bermain peran (role play); 2. mendeskripsikan proses pembelajaran menulis teks cerpen menggunakan metode suggestopedia dengan teknik bermain peran (role play) pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 19 Bandung; 3. dapat menentukan perbedaan kemampuan menulis teks peserta didik kelas XI SMA Negeri 19 Bandung antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

7 sebelum dan setelah peneliti menerapkan metode suggestopedia dengan teknik bermain peran (role play). F. Manfaat Penelitian Secara umum, penelitian ini bermanfaat untuk membantu pemerintah dalam mengembangkan pembelajaran menulis di sekolah-sekolah. Secara khusus, penelitian ini dapat diterapkan guru dalam pembelajaran menulis di kelas. Penelitian ini juga diharapkan memberikan kegunaan, baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penambahan khazanah kajian penelitian pendidikan melalui studi komparasi bagi penelitian lanjutan dalam bidang yang relevan. Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. peneliti, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang penerapan metode suggestopedia dengan teknik bermain peran (role play) pada pembelajaran menulis cerpen; 2. pembaca, sebagai media informasi tentang penerapan metode suggestopedia dengan teknik bermain peran (role play) pada pembelajaran menulis cerpen, dalam bentuk penelitian. G. Struktur Organisasi Skripsi Penelitian ini terdiri atas Bab I Pendahuluan, Bab II Menulis Cerpen melalui Metode Suggestopedia dengan Teknik Bermain Peran (Role Play), Bab III Metode Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V Simpulan dan Saran. Bab I Pendahuluan memaparkan asal mula dan rasionalisasi masalah yang diteliti oleh penulis yang terdiri atas tujuh subbab, yaitu (1) latar belakang masalah penelitian, (2) identifikasi masalah penelitian (3) batasan masalah penelitian (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, (6) manfaat penelitian, dan (7) struktur organisasi skripsi.

8 Bab II Menulis Cerpen melalui Metode Suggestopedia dengan Teknik Bermain Peran (Role Play) memaparkan landasan teori, langkah, dan cara-cara yang mendukung penelitian yang terdiri atas subbab, yaitu (1) ihwal menulis dan ihwal cerpen, (2) ihwal metode suggestopedia dengan teknik bermain peran (role play), (3) kerangka pemikiran, dan (4) hipotesis. Bab III Metodologi Penelitian memaparkan metode-metode yang digunakan penulis dalam penelitian yang terdiri atas delapan subbab, yaitu (1) metode penelitian, (2) tempat dan waktu penelitian, (3) desain penelitian, (4) sumber data penelitian, (5) definisi operasional, (6) instrumen penelitian, (7) prosedur penelitian, dan (8) teknik pengumpulan data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi seluruh data penelitian yang dikaji dan dianalisis oleh peneliti yang terdiri atas enam subbab yaitu; (1) deskripsi pengambilan data, (2) hasil perolehan data, (3) pengujian prasyarat, (4) uji hipotesis, (5) analisis hasil kerja peserta didik, dan (6) pembahasan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran didalamnya memaparkan simpulan dari keseluruhan penelitan ini.