BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya diatur oleh norma-norma. Norma memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ini. Salah satu jalan dalam mengarungi kehidupan adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN NIKAH TUMBUK DESA DI DESA CENDIREJO KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV. Analisis Hukum Positif Terhadap Pandangan Tokoh Masyarakat. Tentang Praktik Poligami Di Bulak Banteng Wetan Kecamatan. Kenjeran Kota Surabaya.

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB IV PERNIKAHAN SEBAGAI PELUNASAN HUTANG DI DESA PADELEGAN KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

BAB I PENDAHULUAN. mental, emosional, sosial dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa,

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. menghimpit, menindih atau berkumpul, sedangkan arti kiasanya ialah watha

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sendi kehidupan dan susunan masyarakat Indonesia. Tidak hanya itu,

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG. NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DALAM BUKU II SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan dengan potensi hidup berpasang-pasangan, di mana

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

BAB II TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM PROSES PERKAWINAN

BAB IV. A. Penerapan Perda Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Larangan Menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa. mencapai umur 19 tahun dan wanita mencapai umur 16 tahun.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 0051/Pdt.P/PA.Gs/2010 TENTANG WALI ADLAL KARENA PERCERAIAN KEDUA ORANG TUA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN HARGA PADA PASAR OLIGOPOLI

BAB I PENDAHULUAN. namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB 1 PENDAHULUAN. terbagi menjadi kepulauan-kepulauan. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan yang indah ini, Allah Swt menciptakan makhlukmakhluk

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP ANCAMAN PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN DALAM PASAL 365 AYAT (4) KUHP

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN JILU DI DESA DELING KECAMATAN SEKAR KABUPATEN BOJONEGORO

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang membutuhkan keturunan. sesuai apa yang diinginkan. Perkawinan sebagian jalan untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan berhubungan dengan manusia. 1 Sebagai makhluk pribadi, ia

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

Oleh: M. Taufik. N.T

Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keterbatasan baik secara fisik maupun psikis, yang sebagian telah dialami

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial perlu menyalurkan kebutuhan interaksinya di samping kebutuhan biologis melalui sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam suatu tatanan masyarakat, hubungan antar satu manusia dengan yang lainnya diatur oleh norma-norma. Norma memiliki hubungan timbal balik dengan masyarakat. Pola perilaku masyarakat dibentuk oleh norma, dan pola perilaku masyarakat yang melembaga akan membentuk norma. Allah SWT menciptakan mahluknya bukan tanpa alasan. Dia menciptakan setiap mahluk dari berbagai suku bangsa untuk saling mengenal satu sama lain. Agar kemudian mereka melahirkan generasi-generasi baru sebagai hamba Allah sekaligus pemimpin di dunia ini. Pernikahan sebagai salah satu asas pokok kehidupan yang paling utama memiliki peranan yang sangat penting dalam menjalin pergaulan. Pernikahan juga berfungsi untuk terwujudnya salah satu dari lima Maqaṣidu Syari ah, yakni menjaga keturunan (hifẓ an-nasl). Karena begitu pentingnya nasab sebagai pondasi kekerabatan dalam keluarga serta sebagai penopang yang menghubungkan antar anggotanya, maka Islam memberikan perhatian yang

sangat besar untuk melindungi nasab dari segala sesuatu yang menyebabkan pencampuran atau yang membuat hina kemuliaan nasab. 1 Dalam masyarakat, istilah pernikahan juga sering disebut dengan perkawinan. Dalam bahasa Indonesia, perkawinan berasal dari kata kawin yang secara bahasa berarti membentuk keluarga dengan lawan jenis; melakukan hubungan kelamin atau bersetubuh. 2 Nikah menurut bahasa yakni ḍam yang berarti menghimpit, menindih, atau berkumpul, sedang arti kiasannya adalah waṭi atau bersetubuh. 3 Sedangkan perkawinan menurut istilah ilmu fikih digunakan kata nikah dan ziwaj. Hidup berpasang-pasangan merupakan naluri semua mahluk Allah. Hal ini selaras dengan firman-nya dalam Quran surat Al-Ḥujurat: 13 ي أ ي ه ا الن اس ا ن ا خ ل ق ن اك م م ن ذ ك ر و ا ن ثى و ج ع ل ن اك م ش ع و ب ا و ق ب ائ ل لت ع ار ف و ا. ا ن ا ك ر م ك م ع ن د الله ا ت ق ك م. ان الله ع ل ي م خ ب ي ر.. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. 4 1 Ahmad Al-Mursi Husain Jauhar, Maqashid Syariah, Amzah, Jakarta, 2010, hlm. 143 2 Dep.Dikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1994, hlm. 456 3 Kamal Mukhtar, Asas-Asas Hukum Islam tentang Perkawinan, Bulan Bintang, Jakarta, 1993, hlm. 1 4 Depag, Al-Quran dan Terjemahannya, Q.S Al-Hujurat ayat 13

Selain sebagai media untuk saling mengenal dan mengasihi satu sama lain antara suami dan istri, pernikahan juga berfungsi untuk memelihara diri dari hawa nafsu. ع ن ا ب ن م س ع و د ق ال : ق ال ر س و ل الله : ي ا م ع ش ر الش ب اب م ن ا س ت ط اع م ن ك م ال ب اء ة ف ل ي ت ز و ج, ف ا ن ه ا غ ض ل ل ب ش ر و ا ح ص ن ل ل ف ر ج. و م ن ل م ي س ت ط ع ف ع ل ي ه ب ال صو م ف ا ن ه ل ه و ج اء Wahai kaum muda, barangsiapa diantara kalian mampu menyiapkan bekal, nikahlah karena sesungguhnya menikah dapat menjaga penglihatan dan memelihara farji. Barang siapa tidak mampu, maka hendaknya ia berpuasa, karena puasa dapat menjadikan benteng. 5 Menurut istilah hukum Islam, perkawinan yaitu akad yang ditetapkan syara untuk membolehkan bersenang-senang antara laki-laki dengan perempuan dan sebaliknya. Perkawinan adalah pertalian yang teguh dan kuat dalam kehidupan manusia, bukan hanya antara suami istri dan anak-anaknya, melainkan juga antara dua keluarga. Dalam pandangan agama Islam, perkawinan tidak hanya untuk jangka waktu tertentu melainkan untuk seumur hidup. Perkawinan dianggap sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan fisik, logis, psikologis dan sosial seseorang sekaligus. Disamping itu perkawinan juga mengandung nilai-nilai horizontal terhadap sesama mahluk dan vertikal terhadap Allah SWT. Prinsip-prinsip hukum perkawinan bersumber dari Quran dan hadis yang kemudian dituangkan dalam garis-garis hukum melalui UU No.1 tahun 5 Muslim, Ṣaḥῑḥ Muslim, Juz I, Hidayah, Surabaya, hlm. 583

1974 tentang perkawinan serta dalam KHI. Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 2 disebutkan, bahwa perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau miṡaqan galiẓan, untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. 6 Memang belum ada peraturan langsung mengenai batas usia perkawinan baik dalam Quran maupun hadis. Namun seiring berkembangnya zaman, kini telah ditetapkan batasan umur bagi kedua calon mempelai demi kemaslahatan bersama. Namun demikian, terdapat ayat Quran yang secara tidak langsung mengisyaratkan batas usia tertentu bagi calon mempelai. 7 Dalam UU tentang Perkawinan No.1 tahun 1974 Pasal 7 disebutkan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria telah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah berumur 16 tahun. 8 Hal ini dimaksudkan agar dalam perkawinan tersebut dapat terwujud tujuan dilangsungkannya suatu perkawinan sehingga dapat mengurangi angka perceraian. Namun saat ini banyak dijumpai dalam masyarakat seseorang yang melangsungkan perkawinan dibawah usia sebagaimana yang telah ditetapkan dalam UU di atas. Tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (UU No.1 Tahun 1974 Pasal 1) yang terangkum dalam Quran surat Ar-Rum ayat 21, yakni terciptanya suatu hubungan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. 6 Kompilasi Hukum Islam 7 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Kencana Prenanda Media Group, Jakarta, 2009, hlm. 67 8 Ibid., hlm. 68

و م ن ايت ه ا ن خ ل ق ل ك م م ن ا ن ف س ك م ا ز و اج ا ل ت س ك ن و ا ا ل ي ه ا و ج ع ل ب ي ن ك م م و د ة و ر ح م ة ا ن ف ي ذل ك أليت ل ل عل م ي ن Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-nya diantara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. 9 Penyebab maraknya pernikahan di usia dini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang berbeda dari satu daerah dengan daerah lain. Arus globalisasi yang semakin merambah dalam tatanan masyarakat menjadi salah satu hal yang paling mempengaruhi mereka dalam melaksanakan pernikahan dini. Selain hal tersebut, faktor perekonomian keluarga serta lingkungan tempat tinggal juga memiliki pengaruh besar penyebab terjadinya pernikahan dini. Kemudian atas praktik pernikahan dini tersebut dapat menimbulkan dampak yang bermacam-macam pula. Dampak ini selain akan dirasakan oleh pelaku pernikahan dini, tentu juga akan dirasakan oleh pihak orang tua, anak, dan bahkan lingkungan tempat ia tinggal. Seperti halnya setelah menikahkan anaknya, seharusnya orang tua sudah lepas tangan atas kehidupan anaknya. Namun karena menikah dalam usia yang masih dini, orang tua justru harus bekerja dua kali lebih berat demi membantu kelangsungan hidup anaknya. Peraturan mengenai batasan usia dalam perkawinan memang sudah dilayangkan oleh pihak pemerintah, namun pada kenyataannya peraturan tersebut belum merasuk ke dalam praktik kehidupan sebagian masyarakat. 9 Depag, op. cit., Q.S ar-rum ayat 21

Masih saja terdapat anggapan bahwa menikah pada usia yang masih dini merupakan suatu fenomena yang wajar dan bahkan membudaya pada beberapa masyarakat di daerah tertentu. Ketidakmatangan usia dalam perkawinan tentu mempengaruhi kondisi keluarga yang akan dibangun oleh kedua orang suami istri tersebut. Sehingga apabila dibiarkan terus berlanjut akan memberi pengaruh besar pula terhadap kondisi anak-anak yang akan diturunkannya. Padahal awal mula sebuah kehidupan dimulai dari lingkungan keluarga. Sehingga semakin baik penanaman karakter yang diberikan oleh keluarga terhadap anak, akan semakin baik pula keadaan psikologi pada tiap-tiap diri manusia. Kurangnya kematangan usia dalam perkawinan juga mampu mempengaruhi kesiapan suami istri dalam membangun rumah tangga, melaksanakan hak dan kewajiban, menghadapi keadaan sosial masyarakat dan segala problematika yang timbul darinya yang sudah sedemikian kompleks. Jika suatu pernikahan tidak disiapkan secara matang, maka akan timbul konflik antar pasangan, sehingga menimbulkan rasa tidak puas dalam sebuah hubungan perkawinan hingga menimbulkan perselisihan, perselingkuhan dan bahkan berujung pada perceraian. Maka jelaslah bagaimana pentingnya peran pihak keluarga terhadap pencegahan maraknya praktik pernikahan dini. Karena keluarga merupakan lingkungan pertama yang ditemui dalam fase kehidupan. Keluarga memiliki tugas untuk menanamkan norma-norma, nilai-nilai, dan pengetahuan untuk bekal kehidupan seseorang.

Sehingga disini dapat dilihat perlu adanya penyuluhan mengenai hakikat sebuah perkawinan yang harus dibangun dengan pondasi yang sangat kuat, yang membutuhkan komunikasi dengan pasangan dan yang tidak boleh ketinggalan juga adalah mengenai faktor dorongan/ peran keluarga serta halhal yang bersangkutan dengan perkawinan kepada kalangan masyarakat luas, sehingga dapat memberikan kesadaran pada diri mereka mengenai tujuan dari diadakannya perkawinan itu sendiri. Jika sudah demikian, maka terjalinlah sebuah keluarga yang baik yang didalamnya telah terkandung nilai-nilai dari tujuan sebuah perkawinan. B. Identifikasi Masalah Berangkat dari latar belakang masalah perkawianan usia dini tersebut, dirumuskan identifikasi masalah sebagia berikut: a. Faktor Sosial Budaya Masyarakat kecamatan Karimunjawa memandang bahwa fenomena pernikahan dini sudah membudaya b. Faktor Keluarga Keluarga kurang berperan aktif dalam memberikan bekal pengetahuan mengenai pernikahan c. Faktor Ekonomi Tingkat perekonomian dalam masyarakat menengah kebawah menjadi alasan baik bagi orang tua dan anaknya untuk melakukan praktik pernikahan dini

d. Faktor Pergaulan Bebas Pergaulan remaja yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat di kecamatan Karimunjawa mendorong maraknya pelaksanaan pernikahan dini e. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Arus globalisasi yang semakin merambah dalam tatanan masyarakat menjadi salah satu hal yang paling mempengaruhi maraknya praktik pernikahan dini C. Batasan Masalah Dari latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, selanjutnya dirumuskan batasan masalah sebagai berikut: 1. Masalah Sosial Masyarakat Masyarakat kecamatan Karimunjawa memandang bahwa fenomena pernikahan dini sudah membudaya 2. Masalah Peran Keluarga Keluarga kurang berperan aktif dalam memberikan bekal pengetahuan mengenai pernikahan 3. Masalah Pergaulan Bebas Pergaulan remaja yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat di kecamatan Karimunjawa mendorong maraknya pelaksanaan pernikahan dini.

D. Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah dan batasan masalah di atas maka rumusan masalah yang ingin peneliti kaji adalah sebagai berikut: 1. Faktor apa sajakah yang melatar belakangi pernikahan dini di kecamatan Karimunjawa? 2. Bagaimanakah dampak pernikahan dini terhadap keberlangsungan keluarga di kecamatan Karimunjawa? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang akan dicapai oleh peneliti adalah: 1. Untuk mengetahui Faktor apa sajakah yang melatar belakangi pernikahan dini di kecamatan Karimunjawa 2. Untuk menguraikan dampak pernikahan dini terhadap keberlangsungan keluarga di kecamatan Karimunjawa F. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Dalam Penelitian ini peneliti memiliki beberapa manfaat yaitu: Diharapkan dapat menambah luaskan khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan perkembangan dunia hukum Islam dalam bidang perkawinan

Sebagai sumber informasi baru diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk lebih memantapkan dijalankannya hukum perkawinan yang sesuai di kemudian hari Sebagai bahan evaluasi atas praktik pernikahan dini yang masih berlaku di masyarakat selama ini. b. Manfaat Praktis Dapat memberikan masukan yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan pihak-pihak terkait. G. Penegasan Istilah Sebelum membahas dan menjelaskan lebih jauh tentang permasalahan dalam skripsi ini, peneliti akan terlebih dahulu menjelaskan istilah-istilah yang tertera dalam judul agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memaknai atau menyimpulkan masalah yang akan dijelaskan. Istilah yang perlu dijelaskan dalam skripsi yang berjudul Faktor Penyebab dan Dampak Pernikahan Dini (Studi Kasus Terhadap Pelaku Pernikahan Dini di Kecamatan Karimunjawa Kabupaten Jepara) adalah sebagai berikut: a. Faktor : Suatu hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan (mempengaruhi sesuatu). 10 1976, hlm. 39 10 W. J. S. Poerwodarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta,

b. Dampak : Suatu imbas yang terjadi baik itu negatif ataupun positif dari sebuah tindakan yang dilakukann oleh seseorang atau kelompok tertentu. c. Pernikahan Usia Dini Pernikahan : Kesepakatan yang bertujuan dihalalkannya persenggamaan dan saling memberikan ketentraman antara pasangan suami dan istri untuk dilahirkannya keturunan dengan cara yang syar i. 11 Pernikahan Usia Dini : Pernikahan yang dilakukan oleh pasangan muda yang usianya belum memenuhi syarat berdasarkan peraturan pemerintah, yakni 19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun bagi wanita. d. Kecamatan Karimunjawa: Merupakan salah satu kecamatan di daerah kabupaten Jepara. H. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penyusun dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan di medan, tempat terjadinya gejala-gejala yang diselidiki. 12 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Moleong penelitian kualitatif sebagai penelitian yang 11 Umar Sulaiman Al-Asyqar, Pernikahan Syar i, Tiga Serangkai, Solo, 2015, hlm. 15 63 12 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1979, hlm.

tidak mengadakan perhitungan melainkan menggambarkan dan menganalisa data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau kata-kata. Dalam penerapannya, penelitian ini tidak menggunakan angka-angka statistik melainkan hanya menggunakan uraian dalam bentuk kalimat. Alasan memakai kualitatif adalah: pertama, karena analisis data tanpa berdasarkan perhitungan presentasi rata-rata dan lain-lainnya, karena ada angka-angka, sifatnya hanya sebagai penunjang, sedangkan penekanannya pada proses kerja yang terdiri dalam kegiatan sehari-hari yaitu fokus penelaahan terpaut langsung dengan masalah kehidupan manusia. Kedua, instrument penelitian adalah wawancara, observasi, dokumentasi. Dalam hal ini, peneliti akan mengadakan studi lapangan dan penelitian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan, yaitu peneliti melakukan penelitian langsung ke lokasi yang akan diteliti, tepatnya di kecamatan Karimunjawa kabupaten Jepara untuk mendapatkan data mengenai kasus pernikahan dini. Dalam penelitian ini akan disertakan penelitian kepustakaan, yang berfungsi sebagai penunjang dalam penelitian lapangan. 2. Metode Pengumpulan Data a. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang diperoleh oleh peneliti adalah data primer dan data sekunder. 1) Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu seperti wawancara dan hasil observasi. Dalam penyusunan skripsi ini, data primer adalah informasi tentang faktor penyebab dan dampak pernikahan dini terhadap keberlangsungan perkawinan yang diperoleh dari hasil wawancara serta observasi kepada pelaku pernikahan dini dan masyarakat di kecamatan Karimunjawa kabupaten Jepara. 2) Data Sekunder Data sekunder yaitu penunjang dalam bentuk dokumendokumen, yang diperoleh dari tangan kedua. Data ini meliputi gambaran umum kecamatan Karimunjawa, keadaan masyarakat, sarana prasarana, dan lain-lain. Data ini diperoleh dari kantor kecamatan Karimunjawa. b. Subjek, Objek, dan Informan Penelitian 1) Subjek dalam penelitian ini adalah pelaku pernikahan dini di kecamatan Karimunjawa kabupaten Jepara 2) Objek penelitian ini adalah faktor penyebab serta dampak pernikahan dini 3) Informan dalam penelitian ini adalah meliputi pelaku pernikahan dini, orang tua, dan tokoh masyarakat setempat. c. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode yaitu: 1) Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. 13 Dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah wawancara secara mendalam (depth interview). Yakni wawancara yang berjalan apa adanya tanpa menggunakan pedoman wawancara. Metode ini digunakan untuk memperoleh data faktor penyebab dan dampak pernikahan dini di kecamatan Karimunjawa. 2) Observasi Yaitu suatu cara untuk mendapatkan data dengan jalan pengamatan dan pencatatan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan dengan teknik partisipan untuk memperoleh informai tentang kelakuan manusia seperti yang terjadi dalam kenyataan. Dengan metode observasi ini peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dalam pengumpulan data. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang detil. Observasi ini dapat dilakukan dengan terjun langsung dalam menjajaki mengenai objek penelitian dan segala hal yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Dengan metode ini peneliti bisa mengamati kondisi masyarakat kecamatan Karimunjawa yang melakukan praktik pernikahan dini. Dalam observasi ini, peneliti mengambil momen-momen yang dianggap penting yang berkaitan 13 Ibid., hlm. 126

dengan tema penelitian yaitu faktor penyebab dan dampak pernikahan dini. 3) Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah tersedia. 14 Mencari data tentang sejarah perkembangan, letak geografis, struktur organisasi, keadaan masyarakat, dan lain-lain. 3. Metode Analisis Data Data yang diperoleh dalam proses pengumpulan data adalah bahan mentah yang harus diolah oleh peneliti untuk menemukan makna dan mendapatkan jawaban atas masalah dalam objek penelitian. Dengan kata lain, data yang telah didapat akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis data. 15 Dalam penelitian ini, model analisis yang akan digunakan adalah model analisis data interaktif oleh Miles dan Huberman dimana komponen reduksi data dan sajian data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Setelah data terkumpul, maka tiga komponen analisis (reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan) berinteraksi. 16 67 14 Yatim Rianto, Metodologi Penelitian Pendidikan, Sic Surabaya, Surabaya, 1996, hlm. hlm. 106 15 Didiek Ahmad Supadie, Bimbingan Penulisan Ilmiah, Unissula Press, Semarang, 2017, 16 Miles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, Rosdakarya, Jakarta, 1992, hlm.20

Dilanjutkan dengan analisis data secara deduktif yang menyajikan rumusan dugaan sementara terhadap pelaku pernikahan dini dengan alasan yang peneliti dapatkan dari pengamatan terhadap beberapa warga di kecamatan Karimunjawa. I. Sistematika Penulisan Agar kelak skripsi ini mudah dipahami oleh pembaca, maka skripsi ini akan disusun menjadi beberapa sub bab sebagai berikut: BAB I Pada bab ini diterangkan pendahuluan sebagai pengantar secara keseluruhan dan gambaran secara umum tentang pembahasan skripsi meliputi latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Dalam bab kedua ini merupakan tinjauan umum, dijelaskan mengenai: a. Kajian teoritis yang memuat pengertian faktor penyebab dan dampak pernikahan dini, dan b. Kajian empiris (penelitian terdahulu). BAB III Pada bab ini akan diuraikan hasil dari penelitian faktor penyebab dan dampak pernikahan dini di kecamatan Karimunjawa kabupaten Jepara secara keseluruhan dan disajikan apa adanya. BAB IV Pada bab ini akan disajikan analisis mengenai data faktor penyebab dan dampak pernikahan dini yang diperoleh dari penelitian dan telah diolah terlebih dahulu.

BAB V Pada bab terakhir ini akan diberikan kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran.