BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor yang paling penting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terjadinya gangguan terhadap kesehatan masyarakat (Sumantri, 2015). Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

BAB I PENDAHULUAN. usaha dari laundry di dalam perkembangan aktivitas masyarakat saat ini (Antara dkk.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mengalami perkembangan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 6186/Kpts-II/2002,

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB I PENDAHULUAN. gugus amino yang bersifat basa dan memiliki inti benzen. Rhodamin B termasuk

kini dipercaya dapat memberantas berbagai macam penyakit degeneratif.

I. PENDAHULUAN. kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

EFEKTIVITAS MODEL UP FLOW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan sebagai

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Kehadiran jasa laundry memberikan dampak positif yaitu dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA I IDENTIFIKASI AIR TERCEMAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini tentu saja membawa berbagai dampak terhadap kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, industri tepung aren menghasilkan limbah cair dan limbah padat.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

: Limbah Cair dan Cara Pengelolaannya

BAB I PENDAHULUAN. mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Industri tahu telah berkontribusi dalam penyediaan pangan bergizi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Komunitas Makrozoobenthos

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, air juga dibutuhkan. keberlangsungan kehidupan makhluk hidup.

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SISTEM ATTACHED GROWTH BERGANDA ANAEROB AEROB UP FLOW TERHADAP PENYISIHAN KADAR BOD,COD DAN TSS PADA LIMBAH CAIR HOTEL

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan

sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

BAB I PENDAHULUAN. digunakan pada sistem pengolahan desentralisasi karena memiliki. beberapa keunggulan, diantaranya; kompak, kokoh, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem air terdiri dari laut, air permukaan maupun air tanah. Air merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. kandungan nilai gizi yang cukup tinggi. Bahan baku pembuatan tahu adalah

I. PENDAHULUAN. selain memberikan dampak positif juga memiliki dampak negatif.

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia merupakan sektor yang paling penting dalam meningkatkan devisa negara. Begitu pula dengan pariwisata di Provinsi Bali yang terkenal dengan pariwisata budayanya tentu menunjang disetiap lini kehidupan masyarakatnya. Menurut data statistik tahun 2015 jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali dari bulan Juni 2015 sampai bulan Juli 2015 mengalami peningkatan sebanyak 6,39 % dengan jumlah data perhitungan statistik sebesar 382.683 orang (BPS Provinsi Bali, 2015). Setiap bagian dari sektor pariwisata tersebut baik dari layanan jasa, sarana prasarana, akses jangkauan, fasilitas, maupun pengembangan potensi baru dari pariwisata itu sendiri perlu ditingkatkan. Sehingga dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun internasional datang ke Bali dapat terealisasi dengan baik. Dua komoditi atau potensi besar pariwisata di Bali yaitu pariwisata yang berpijak pada potensi budaya seperti adat, sejarah, kesenian, dan lain-lainnya dari suatu daerah serta pariwisata yang mengembangkan sumber daya alam (SDA) sebagai potensi wisata seperti keindahan alam, panorama asli daerah, dan lainlain. Pengembangan SDA sebagai potensi wisata banyak kita jumpai di Bali, seperti di Kabupaten Bangli, SDA yang menjadi komoditi utama terletak di Kecamatan Kintamani yaitu dengan luas wilayah 36,692 atau 70,45% dari luas total Kabupaten Bangli (Pokja Sanitasi, 2013). Kekayaan SDA di wilayah Kintamani yang meliputi hutan, gunung, dan danau menjadi media dalam 1

2 memperoleh sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar baik dalam pertanian, perikanan, dan industri pariwisata Peningkatan potensi pariwisata berbasis alam tersebut juga menyebabkan peningkatan yang sangat signifikan dalam hal sarana dan fasilitas wisata di sekitar Danau Batur seperti peningkatan jumlah hotel, villa, restoran, dan jasa layanan yang berkaitan dengan pariwisata tersebut. Danau Batur memiliki luas sebesar 1.667 Ha (Pokja Sanitasi, 2013) dengan fasilitas pendukung pariwisata tercatat sebanyak 22 buah usaha yang meliputi hotel melati I dan II, pondok wisata, dan villa, sedangkan untuk restoran dan rumah makan berjumlah 38 buah (Handayani, et al 2011). Berbicara tentang perkembangan fasilitas pariwisata seperti hotel, villa, restoran, pondok wisata, dam lainnya. Diharapkan mampu meningkatkan perekonomian, kesejahteraan, dan tingkat sosial masyarakat sekitar. Namun pada kenyataannya, manfaat ekonomi yang diperoleh dari sektor pariwisata sering diiringi dengan timbulnya masalah lingkungan, dimana pencemaran lingkungan akibat aktivitas pariwisata khususnya di daerah Danau Batur sudah mulai menghawatirkan. Dilihat dari laju sedimentasi yang diendapkan di Danau Batur mencapai 0,943 mm/hari, maka akan menyebabkan sedimen tersebut terakumulasi di perairan Danau Batur (Arthana, 2013). Idealnya sesuai dengan regulasi pemerintah Provinsi Bali No. 16 Tahun 2016 mengenai baku mutu air limbah dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah domestik. Dari standar dan regulasi baku mutu limbah domestik yang meliputi limbah dapur dan toilet diwajibkan mentaati peraturan yang telah berlaku.

3 Akan tetapi berdasarkan hasil pengamatan di kawasan Danau Batur masih ada beberapa penggerak pariwisata perhotelan dan restoran belum melakukan pengelolaan limbah domestik secara optimal sesuai dengan baku mutu yang telah di tetapkan. Kurangnya optimalisasi penerapan sistem pengelolaan limbah yang baik dapat menjadi dampak negatif terhadap keberlangsungan dan ekosistem Danau Batur. Berdasarkan data kualitas air Danau Batur menunjukan bahwa beberapa parameter telah melampaui baku mutu diantaranya BOD5 (8,72ppm), NH3 (0,86 ppm), dengan volume limbah hotel dan restotan sebesar 4.595 m 3 per tahun (Handayani et al, 2011). Danau Batur merupakan perairan yang bersifat tertutup tanpa ada jalur air yang keluar dari kawasan danau, sehingga cenderung meningkatan sedimentasi sangat cepat. Beberapa masalah yang dapat ditimbulkan oleh buangan limbah cair domestik antara lain : (a) merusak keindahan/estetika, karena pemandangan menjadi tidak sedap dan berbau busuk; (b) menimbulkan kerusakan lingkungan; (c) merusak dan membunuh kehidupan di dalam air; dan (d) membahayakan kesehatan. Masuknya air limbah domestik ke dalam lingkungan perairan akan mengakibatkan perubahan-perubahan besar dalam sifat fisika, kimia, dan biologis perairan tersebut seperti suhu, kekeruhan, konsentrasi oksigen teralrut, zat hara, dan produksi dari bahan beracun. Tingkat dan luas pengaruh yang ditimbulkan terhadap organisme perairan tersebut sangat tergantung dari jenis dan jumlah bahan pencemar yang masuk ke perairan (Santoso, 2014). Untuk itu masalah pengelolaan limbah membutuhkan penanganan secara komperhensif dan menyeluruh dengan melibatkan pelaku-pelaku pariwisata dan masyarakat sekitar sebagai pengerak dalam penyelamatan lingkungan Danau Batur. Ada satu cara pengelolaan limbah secara sederhana yaitu sistem biofilter up

4 flow dengan kombinasi pemanfaatan material lokal yang mudah di peroleh seperti batu vulkanik, kerikil vulkanik, dan arang kayu. Metode ini menggunakan bahan yang ada di lingkungan sekitar sehingga lebih murah dan mudah. Namun demikian metode ini belum pernah dilakukan pengujian sebelumnya. Pengaplikasian multimedia filter dalam model biofilter up flow diharapkan metode ini akan menghasilkan alternatif yang bermanfaat bagi lingkungan. Biofilter up flow berfungsi sebagai media penyaring air limbah sebelum dibuang ke badan air. Melalui media ini, sebagai akibatnya air limbah domestik yang masuk dalam proses biofilter kandungan DO (Disolved Oksygen), TSS (Total Suspended Solid), dan ph (Power Of Hydrogen) akan berkurang konsentrasinya. Penyaringan dengan sistem aliran dari bawah keatas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran keatas akan mengendap didasar bak filter. Sistem biofilter anaerob-aerob ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta tanpa membutuhkan energi. Proses ini cocok digunakan untuk pengolahan limbah dengan kapasitas yang tidak terlalu besar (Suyasa, 2015). 1.2 Perumusan Masalah Efektivitas instalasi biofilter up flow dengan multimedia filter dalam mengolah air limbah domestik pada sarana pariwisata di kawasan Danau Batur Kecamatan Kintamani? 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah efektivitas instalasi biofilter up flow dengan komposisi multimedia filter dalam pengelolaan air limbah domestik kegiatan pariwisata berdasarkan parameter DO, TSS, dan ph?

5 2. Apakah terdapat perbedaan efektivitas dari media uji biofilter up flow vulkanik (V) dengan multimedia filter yang divariasikan (Tipe A, B, dan C)? 1.4 Tujuan Studi 1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui efektivitas instalasi multimedia biofilter up flow dengan multimedia filter dalam mengolah air limbah domestik kegiatan pariwisata di kawasan Danau Batur berdasarkan pengurangan nilai parameter air limbah. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui efektivitas multimedia biofilter up flow dalam mengolah air limbah domestik kegiatan pariwisata berdasarkan parameter DO, TSS, dan ph. 2. Apakah terdapat perbedaan efektivitas berdasarkan parameter kualitas air limbah dari media uji multimedia biofilter up flow vulkanik dengan multimedia filter yang di variasikan (Tipe A, B, dan C)? 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis 1. Dapat digunakan sebagai pembelajaran mengenai model instalasi multimedia biofilter up flow yang dapat diterapkan serta berapa efektivitasnya. 2. Dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian terkait pengolahan air limbah. 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam membangun instalasi pengolahan air limbah domestik pada fasilitas pariwisata dari skala kecil hingga skala besar.

6 2. Meminimalisir laju sedimentasi dan pencemaran limbah domestik terhadap lingkungan 3. Dapat membantu dalam penentuan pembangunan instalasi pengolahan air limbah domestik dan limbah cair dari jenis kegiatan lainnya, dengan pemanfaatan sumber daya lokal. 1.6 Ruang Lingkup Studi Studi ini, mencakup kesehatan lingkungan dalam hal ini menyangkut tindakan pencegahan dan mengendalikan pencemaran lingkungan dari air limba dengan pemanfaatan teknologi lingkungan yang menggunakan ruang lingkup: 1. Penelitian ini mengolah limbah domestik yang dihasilkan dari salah satu sarana pariwisata yang berlokasi di kawasan Danau Batur, Desa Songan. 2. Penelitian ini menggunakan model biofilter up flow dengan kombinasi multimedia filter sebagai filtrasi. 3. Sekala penelitian di gunakan pada skala laboratorium. 4. Batu vulkanik yang digunakan adalah material lokal kaldera Batur. 5. Parameter kualitas air limbah domestik yang di gunakan dalam penelitian ini ialah DO, TSS, dan ph.