DETEKTOR PANAS NIRKABEL UNTUK MONITORING KEBAKARAN HUTAN BERBASIS MIKROKONTROLER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA. dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan

TELEMETRI Abstrak I. Pendahuluan

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Pengujian ini termasuk pengujian masing-masing bagian secara terpisah dan pengujian

BAB III MIKROKONTROLER

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan sensor optik berbasis mikrokontroler ATMega 8535 dengan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. pengendali yang dapat diandalkan semakin meningkat yang kemudian. menghasilkan perkembangan baru dalam perancangannya.

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

RANCANG BANGUN TELEMETRI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN BERBASIS SENSOR SHT11 DAN ARDUINO UNO R3

BAB III METODE PENELITIAN. baik pada perangkat keras maupun pada komputer. Buffer. Latch

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Telah direalisasikan alat pendeteksi logam yang terbuat dari induktor

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MAKALAH BENGKEL ELEKTRONIKA PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM355. Oeh:

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III DESKRIPSI MASALAH

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data telah menjadi layanan utama pada sistem telekomunikasi.

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN GELANG ULTRASONIK UNTUK ALAT BANTU MOBILITAS TUNANETRA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB II LANDASAN TEORI

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB III PROSES PERANCANGAN

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

BAB III METODE PENELITIAN

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22

PERTEMUAN IV PEMOGRAMAN SEVEN SEGMEN DAN LCD

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

DETEKTOR PANAS NIRKABEL UNTUK MONITORING KEBAKARAN HUTAN BERBASIS MIKROKONTROLER Rahyul Amri* Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Riau Jl.HR.Subrantas Km.12,5 Kampus Bina Widya Panam Pekanbaru-Riau * corresponding author : rahyulamri@yahoo.com ; rahyul_amri@unri.ac.id Abstrak Telah dilakukan suatu pembuatan detektor panas nirkabel dengan modul pengiriman data dengan sistem pemantauan jarak jauh untuk stasiun monitoring kebakaran hutan. Sistem ini terdiri atas empat komponen utama sensor suhu LM35, modul pemancar HX2262, modul penerima HX2272 dan mikrokontroler AT Mega8. Sistem pengiriman data yang digunakan dalam modul ini adalah sistem FSK ( Frekeunsi Shift Keying). Sensor suhu LM35 memiliki karakterisasi linier kenaikan suhu sebesar 1 o C maka nilai tegangan keluaran akan naik sebesar 10 mv. Program yang digunakan merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang mudah dimengerti. Program ini akan dikompile ke dalam mikrokontroler menggunakan Downloader dan dibantu dengan software AVR Studio 4. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pada saat dilakukan pengujian pada suhu 50 o C diperoleh waktu sekitar 20-30 detik untuk mengirim data ke modul penerima dengan jarak 100 meter dan memiliki amplitudo sebesar 1.6 cm dalam kondisi Low dan dalam kondisi High amplitudo naik 2 cm yang dapat dilihat di osiloskop. Modul ini akan mendeteksi panas di sekelilingnya dan apa bila ada suhu yang melebihi suhu referensi 50 o C yang telah diset di dalam program bascom maka modul pemancar akan mengirimkan data ke udara dan akan ditangkap oleh modul penerima sehingga dapat ditampilkan di monitor.. Kata Kunci : detektor panas, nirkabel, kebakaran hutan, mikrokontroler, FSK 1. Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan maju, sehingga persaingan dunia elektronika dapat berkembang semakin pesat yang dapat mengakibatkan manusia mengubah sistem peralatan manual menjadi sistem peralatan otomatis. Hal ini dikarenakan dapat mempermudah pekerjaan dan mempunyai tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Setelah ditemukannya rangkaian terpadu IC (Integrated Circuit), bentuk peralatan elektronik menjadi lebih kecil dan kemampuannya semakin tinggi. Pada saat ini sistem instrumentasi yang berbentuk pembacaan data secara otomatis telah banyak dipergunakan secara luas dalam kegiatan perindustrian yang merupakan bagian dari proses pengontrolan. Pengukuran besaran fisis merupakan salah satu langkah dalam memperoleh data yang akurat. Biasanya untuk pengukuran di daerah-daerah yang sukar untuk dijangkau manusia seperti gunung, gua atau lembah. Selain itu dalam pemantauan cuaca juga digunakan sistem instrumentasi, dimana salah satu parameter cuaca adalah suhu dan udara. Pemantauan yang kondisinya tidak memungkinkan bagi petugas untuk melakukan pengukuran secara terus-menerus cukup meletakkan alat ukur pada tempat pengukuran dan dapat dipantau dari tempat lain. Sistem ini sendiri adalah sistem pengukuran jarak jauh (telemetri) dengan menggunakan media transmisi gelombang, sebagai contoh adalah pengukuran suhu Pengukuran pada jarak jauh memungkinkan pemantauan dari tempat yang aman dan dapat diterapkan misalnya dalam pemantauan suhu gunung berapi, pemantauan suhu pada 35

peleburan baja, pemantauan cuaca yang tidak memungkinkan manusia untuk melakukan pengukuran secara langsung pada jarak yang dekat. Selain itu, pengukuran ini sering digunakan pada program luar angkasa untuk mengukur suhu permukaan suatu planet, sehingga keadaan cuaca pada suatu planet dapat diperkirakan. Pengiriman informasi pada sistem ini dapat dilakukan secara nirkabel (wireless). Komunikasi nirkabel adalah transfer informasi jarak jauh tanpa menggunakan kabel listrik atau konduktor. Pada umumnya komunikasi nirkabel dianggap sebagai cabang telekomunikasi yang apabila sistem komunikasinya jelas maka wireless ini sering diistilahkan menjadi nirkabel ( J.Carr, 1997). Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem pendeteksian kebakaran hutan nirkabel yang terdiri dari modul pemancar yang mendeteksi panas lingkungan melalui sensor suhu dan jika panas tersebut melebihi suhu ambang batas maka modul pemancar akan mengirim data ke penerima untuk ditampilkan di layar. 2. Metodologi Penelitian Pada penelitian ini akan dilakukan beberapa tahap pekerjaan seperti yang dijelaskan di bawah ini, dimana penelitian ini menggunakan sistem pemograman dan perakitan alat. Adapun untuk mendukung penelitian ini maka dibutuhkan beberapa peralatan seperti yang ada di bawah ini: mikrokontroler AT Mega8, Sensor Suhu LM35, Modul Pemancar HX2262 dan Penerima HX2272, Resistor, Kapasitor, LED dan Header, Op-Am, Kristal, Modul Downloader DU ISP V2.0, Serial Komunikasi Data RS232. 2.1 Pembuatan dan Karakterisasi Deteksi Panas LM35 Modul sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Dari keterangan di atas maka untuk membuktikan kebenaran dari sensor LM35 diperlukan suatu rangkaian dasar sensor suhu LM35, dimana sensor akan diberi tegangan sebesar 5V. Dalam pengukuran sensor suhu LM35 yang harus diperhatikan dengan baik adalah parameter yang ada pada sensor suhu LM35 karena hal ini dapat mengurangi kesalahan dan kerusakan dalam pengukuran sensor suhu LM35. Selain itu sensor suhu LM35 memiliki karakteristik antara lain dapat dikalibrasi langsung ke dalam besaran Celcius, faktor skala linier + 10mV/ o C, tingkat akurasi 0,5 o C saat suhu kamar (25 o C), jangkauan suhu antara -55 sampai dengan 150 o C, bekerja pada tegangan 4 volt hingga 30 volt, arus kerja kurang dari 60µA, impedansi keluaran rendah 0,1Ω untuk beban 1mA. Untuk lebih jelasnya rangkaian dari LM35 dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini. Gambar 1. Susunan rangkaian dasar dari sensor panas LM 2.2 Rancang Bangun Modul Pemancar Perancangan modul pemancar pada penelitian ini merupakan rangkaian awal dalam penelitian ini karena modul pemancar akan menentukan aktif atau tidaknya modul penerima. Dalam penelitian ini mikrokontroler sangat berperan penting karena modul pemancar dan sensor akan diatur oleh mikrokontroler. Mikrokontroler memerlukan sebuah kristal yang berfungsi sebagai pewaktu (clock) pada mikrokontroler, dimana dibutuhkan dua buah kapasitor yang berperan dalam penstabil frekuensi yang dihasilkan. Dalam modul pemancar HX2262 dijumpai sebuah IC digital yang berperan dalam mengatur setiap komponen yang ada pada modul pemancar tersebut. Komponen IC yang terdapat pada modul pemancar tidak sama dengan IC mikrokontroler karena IC ini tidak bisa diprogram, selain itu IC ini juga memiliki 18 pin memiliki fungsi dengan tegangan kerja 12 V DC. Modul pemancar HX2262 dan sensor panas LM35 akan dipasang pada mikrokontroler, dimana sensor panas akan dipasang pada PORT-C (ADC) sedangkan modul pemancar dipasang pada salah satu PORT I/O. Dalam pembuatan modul ini mikrokontroler akan berperan penting karena merupakan induk untuk menyimpan program. Adapun blok diagram modul pemancar dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini. 36

Dalam pembuatan modul pemancar HX2262 yang paling utama dilakukan adalah menghidupkan mikrokontroler, dimana mikrokontroler akan dipasang beberapa LED yang dipasang pada PORT I/O. Untuk mengaktifkan mikrokontroler dibutuhkan suatu pemograman yaitu program Bascom. Program ini akan dikompile terlebih dahulu dan barulah program dikirim didalam mikrokontroler dengan menggunakan modul Downloader dengan syntax pemrograman sebagai berikut: Config Portd = Output Config Adc = Single, Prescaler = Auto, Reference = Internal Dim Suhu As Word Portd = 255 Start Adc Do Suhu = Getadc(0) Waitms 300 Portd = Suhu Loop End Vcc Mikrokontroler AT Mega8 Vcc Modul Pemancar HX2262 Gambar 2. Susunan blok diagram dari modul 2.3 Rancang Bangun Modul Penerima Pembuatan modul penerima hampir sama dengan pembuatan modul pemancar Modul penerima juga memiliki IC digital yang mengatur jalannya modul tersebut, dimana IC ini bersifat tetap dan tidak bisa dirubah seperti halnya penerima saja. Selain itu IC pada modul ini juga memiliki 18 pin dengan fungsi tersendiri dan memiliki tegangan kerja sebesar 5 V DC. Modul penerima ini juga akan dipasang pada salah satu PORT I/O mikrokontroler AT Mega8. Modul penerima akan selalu aktif karena apabila modul pemancar mengirim data modul penerima akan siap mengambil data dari modul pemancar. Data yang diperoleh dari modul pemancar akan ditangkap oleh modul penerima dan akan diteruskan ke mikrokontroler AT Mega8 untuk diproses dan akan ditampilkan di monitor (PC). Komunikasi dengan monitor dilakukan dengan menggunakan kabel serial USB RS232 yang digunakan sebagai perantara antara PORT serial monitor dengan PORT serial mikrokontroler AT Mega8. Fungsi utama dari RS232 adalah mengubah data serial dari mikrokontroler. Adapun blok diagram dari modul pemancar HX2272 dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini Gambar 3. Susunan blok diagram dari modul Penerima Pembuatan modul penerima HX2272 hampir sama dengan pembuatan modul pemancar HX2262 yaitu dengan cara mengaktifkan mikrokontroler terlebih dahulu. Mikrokontroler akan dihubungkan dengan beberapa LED yang dipasang pada port I/O mikrokontroler. Pemograman yang digunakan adalah program Bascom. Program Bascom dikompile terlebih dahulu dan barulah program dikirim di dalam mikrokontroler dengan menggunakan modul Downloader dengan syntax pemrograman sebagai berikut: $crystal = 16000000 Config Lcdpin = Pin, Db4 = Porta.3, Db5 = Porta.2, Db6 = Porta.1, Db7 = Porta.0, E = Porta.4, Rs = Porta.5 Config Lcd = 16 * 2 37

Config Portd = Input Dim Data_masuk As Word Deflcdchar 0, 4, 10, 10, 4, 32, 32, 32, 32 Declare Sub Cek_data Declare Sub Kondisi_1 Declare Sub Kondisi_2 Declare Sub Kondisi_3 Declare Sub Kondisi_4 Declare Sub Kondisi_5 Portd = 0 Do Call Cek_data Select Case Data_masuk Case 0 : Call Kondisi_5 Case 25 To 40 : Call Kondisi_1 Case 41 To 60 : Call Kondisi_2 Case 61 To 75 : Call Kondisi_3 Case 76 To 100 : Call Kondisi_4 End Select Loop End 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Modul Pemancar HX2262 Pengujian modul pemancar HX2262 diperlukan sebuah LED yang telah terpasang pada bagian atas modul pemancar HX2262 yang mana LED ini akan menandakan apakah modul pemancar aktif atau tidak. Untuk sensor suhu LM35 dipasang pada PORT-C1 (ADC) mikrokontroler, hal ini disebabkan karena sensor suhu menghasilkan data analog sedangkan pada mikrokontroler dibutuhkan data digital dan untuk modul pemancar dipasang pada PORT-D7 kaki output mikrokontroler. Adapun gambar modul pemancar yang sudah dirakit dilihat pada gambar 4 di bawah ini. Dari datasheet yang diperoleh bahwa modul pemancar dapat mengirim data dengan jarak 300 meter di ruangan terbuka namun ketika dilakukan pengujian dengan menggunakan tegangan sebesar 12 volt modul pemancar mampu bekerja pada jarak 100 meter. Adapun blok diagram dari pengujian modul pemancar dapat dilihat pada gambar 5 di bawah ini. Gambar 5. Blok diagram pengujian modul pemancar Apabila sensor suhu LM35 mendeteksi adanya panas yang berlebihan (suhu referensi telah ditentukan) maka PORT-C1 mendapat tegangan (logika 1) pada IC mikrokontroler AT MEGA8. Logika 1 ini akan mentrigger AT MEGA8 untuk menyalakan LED dan memerintahkan pengiriman sinyal untuk memberitahukan adanya panas yang berlebihan pada sensor, selanjutnya melalui modul pemancar HX2262 sinyal ini dipancarkan ke udara dengan menggunakan sistem FSK. Waktu yang diperoleh sensor suhu untuk mendeteksi panas pada sensor yang telah diseting di program sebesar 50 o C adalah 20-30 detik. Adapun tabel untuk pengujian modul pemancar dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Pengujian modul pemancar yang telah dipanasi Perbandingan sensor LED No suhu LM35 (Ts) dengan High Low suhu referensi (Tf) (on) (off) 1 Ts > Tf Nyala Padam 2 Ts < Tf Padam Nyala Gambar 4. Modul pemancar tipe HX2262 3.2 Modul Penerima HX2272 Pada saat pengujian modul penerima hal yang pertama dilakukan adalah pengaktifan 38

mikrokontroler karena mikrokontroler akan mengatur setiap kerja dari modul penerima. Untuk pengaktifan mikrokontroler dapat dilihat pada pengujian modul pemancar yang ada di atas. Di dalam modul penerima akan dipasang sebuah LED, speker dan displai dimana displai dari modul pemancar akan dibuat dengan menggunakan program Visual Basic dan dihubungkan dengan rangkaian RS323. Adapun bentuk modul penerima yang sudah dirakit dapat dilihat pada gambar 6 di bawah ini. Gambar 7. Tampilan program monitoring pc pada kondisi normal (tidak ada api yang dideteksi) Gambar 6. Modul penerima Apabila modul penerima dalam kondisi high maka LED akan nyala, speaker akan bunyi dan displai akan tampak bahwa modul penerima aktif, dan apabila modul penerima kondisi low (off) maka LED padam dan speaker akan diam dan displai tidak menampilkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. Dari gambar 7 terlihat beberapa tombol dan tampilan yang memiliki fungsi masing-masing dimana tombol File dan Pengaturan berfungsi untuk mengaktifkan sistem kerja dari program pendeteksian dan alarm akustik. Sebelum proram berkomunikasi diperlukan pengisian setting kolom port, yang mana kolom ini berfungsi untuk menentukan com dari komputer yang digunakan. Apabila sensor tertentu terkena api maka program aplikasi memberitahu derah yang terbakar atau titik panas yang terpantau sensor, hasilnya adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar 8 dibawah ini : Tabel 2. Pengujian modul penerima dengan program dasar Modul Displai Pemancar NO High Low Layar LED Speaker (on) (off) (PC) 1 1 0 nyala nyala Nyala 2 0 1 padam padam Padam 3.3 Tampilan program monitoring pc dan Alarm Akustik Pembuatan tampilan program monitoring pc deteksi api menggunakan software Visual Basic 2008. Adapun bentuk tampilan dari program yang dibuat adalah sebagai berikut: Gambar 8. Tampilan monitor pada saat titik panas pada id sensor 1 terdeteksi 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan 39

dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Dapat dibuat sebuah prototype alat yang dapat mendeteksi kebakaran lahan dengan menggunakan sensor suhu, transmitter, receiver dan program aplikasi komputer untuk monitoring lahan dengan berbasiskan mikrokontroller. 2. Sensor suhu yang digunakan termasuk sensor umum yang memiliki karakteristik linier yang cukup baik dan dapat dikalibrasi langsung ke dalam besaran Celcius. Pada saat dilakukan pengujian pada suhu 50 o C diperoleh waktu sekitar 20-30 detik untuk mengirim data ke modul penerima pada jarak 100 meter. Faktor jarak dalam penelitian ini sangat berpengaruh terhadap power supply yang digunakan, semakin besar power supply yang digunakan maka modul dapat mengirim data sesuai worksheet. Kelembaban Dengan Menggunakan Modulasi Fsk, Skripsi, Teknik Elektro, FTI, UII, Yogyakarta. Murniwati, BT, 2007, Wireless Notification System For The Hearing Impaired, Faculty of Electrical Engineering Universiti Teknologi Malaysia, Thesis. National Semiconductor Corporation, 2000, Precision Centrigrade Temperature Sensors. www.national.com. Princeton Technology Crop, 2009, Remote Control Encoder PT2262 dan Remote Control Decoder PT2272. www.orienceton.com.tw. Santosa, PG., 2006, Simulasi Elektronika Digital, Andi, Yogyakarta. Saran Penulis meyarankan sebaiknya modul sensor suhu LM35 dilapisi dengan logam yang tipis dan memiliki daya hantar panas yang baik sehingga sensor tidak perlu menunggu waktu lama untuk mengaktifkan modul pemancar dan penulis menyarankan untuk selanjutnya pembuatan sistem detektor panas untuk pendeteksian kebakaran hutan menggunakan nirkabel perlu di tambah dengan beberapa sensor yaitu sensor infrared dan sensor asap, karena sensor panas tidak bisa menjamin bahwa di suatu daerah tersebut mengalami panas yang jauh dari perkiraan dan alangkah baiknya penelitian berikutnya menggunakan sensor yang memiliki sensitifitas yang tinggi. Daftar Acuan Corporation, A., 2001, 8-bit AVR Microcontroller with 8K Bytes In-System Programmable Flash, Atmel. http://www.atmel.com. Ibrahim, KF., 1991. Teknik Digital, Andi, Yogyakarta J.Carr, J. 1997. Secret Of Circuit Design, McGraw- Hill. Kurniawan, D., 2009, Telemetri Suhu Dan 40