NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Matematika



dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENGATASI MISKONSEPSI MAHASISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN DELIKAN

BAB I PENDAHULUAN. macam hambatan yang membuat kegiatan belajar mengajar menjadi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Oleh :

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CORE

OPTIMALI ( PTK. Naskah Publikasi. Diajukan oleh: DWI FEBRIYANTI A

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI I TRUCUK DENGAN MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun oleh: EFIE ARINI

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

PEMANFAATAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika.

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN METODE QUESTION STUDENT HAVE. (PTK Pembelajaran Kelas VII B SMP KARYA Toroh) NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

PENERAPAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI TEAMS GAMES TOURNAMENTS

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Oleh :

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI GENIUS LEARNING

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK DENGAN STRATEGI PENEMUAN TERBIMBING MELALUI PEMANFAATAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

ARTIKEL PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. pada Program Studi Pendidikan Matematika.

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) POKOK BAHASAN SEGI EMPAT

PENINGKATAN MINAT BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATERI PYTHAGORAS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE GEOGEBRA

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh :

PENERAPAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS MEMECAHKAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TERAS

Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh: SUHARSIH A

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GENERATIVE LEARNING DENGAN PENGGUNAAN METODE THE STUDY GROUP

( PTK di Kelas VIIC Semester Genap SMP Muhammadiyah 1 Kudus Tahun Ajaran 2011/2012)

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

MEMINIMALKAN KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI SMP NASKAH PUBLIKASI

PENERAPAN STRATEGI CARD SORT

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S 1 Pendidikan Matematika. Oleh : PUPUT WIDIYANINGSIH A

Naskah Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Srata-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

PENERAPAN SETRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KREATIFITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

NASKAH PUBLIKASI. Oleh. Okta Sulistiani 1, Sutama 2, dan Idris Harta 3. Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS,

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE BERBASIS LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA

Randi Pratama 1 Dinawati Trapsilasiwi 2 Susi Setiawani 3 ABSTRACT

Diajukan Oleh: ARISKA DEVIE PRADISTA A

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE RME ( PTK di MTs N KARANGMOJO ) NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) (PTK

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN REALISTIK (PTK

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE RME. ( PTK di MTs N KARANGMOJO ) Edisut Taufik Hidayat, Ariyanto

Diajukan Oleh : PUTRI TIKA ARIYANI A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN GO TO YOUR POST

Artikel Publikasi Ilmiah Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

PENERAPAN METODE SNOWBALL DRILLING SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Oleh: ARUM AISA PUTRI A

Oleh : Destyana Ayu Wulandari A

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Matematika

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO (RTE)

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SD NEGERI 02 PULOSARI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY TYPE PICTORIAL RIDDLE

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

PUBLIKASI ILMIAH AFRINA NUR BAITI A

KREATIVITAS GURU IPA KELAS VII DAN VIII DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 1 PECANGAAN JEPARA SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan oleh :

OPTIMALISASI KARDUS BEKAS SEBAGAI ALAT PERAGA UNTUK PENINGKATAN KOMUNIKASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SMP. Naskah Publikasi Ilmiah

PENERAPAN MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh SANDI EKA PUTRA SUPRIYADI RAPANI

Desi Wahyuningtyas 16, Didik Sugeng Pambudi 17, Dinawati Trapsilasiwi 18

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika

PENINGKATAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MELALUI STRATEGI THINK-TALK-WRITE

ABSTRAK. Kata Kunci: Mind Mapping, Kosakata Bahasa Jawa

(PTK Siswa Kelas VII Semester II di SMP N 2 Banyudono Boyolali)

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Hariadi PW SMP Negeri 10 Surakarta ABSTRACT

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TUTOR SEBAYA. ( PTK di MTs N KARANGMOJO ) Rizki Adeyanto, Ariyanto

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN STRATEGI COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KENDEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PEMANFAATAN SOFTWARE CORELDRAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika.

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

HARIO WIJAYANTO A

Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR APOS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIKLUS ACE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (PTK

Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Matematika materi

PENINGKATAN PRESTASI MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENINGKATAN PENERAPAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 FKIP Matematika. Disusun Oleh: ELYANIAR DELTA SP A

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017

Diajukan Oleh: Clara Setyo Hanani A

Transkripsi:

UPAYA MENGATASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN DELIKAN (DENGAR, LIHAT, KERJAKAN) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Matematika Disusun oleh: ERSAM MAHENDRAWAN A410080046 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

UPAYA MENGATASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN DELIKAN (DENGAR, LIHAT, KERJAKAN) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA Oleh Ersam Mahendrawan 1, Budi Murtiyasa 2, dan Masduki 3 1 Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, ersammahendrawan@yahoo.co.id 2 Staf Pengajar UMS Surakarta, bdmurtiyasa@yahoo.com 3 Staf Pengajar UMS Surakarta, masduki918@yahoo.com ABSTRACT This research aims at describing on how to overcome student misconception on mathematics learning through delikan learning method. The approach of the research is qualitative with class action as the research design and carried out within three cycles. The action giving subject in this research is mathematics teacher in class VIII A at Junior High School Muhammadiyah 2 of Surakarta, while the receiving subjects are 31 students of the class. Data collecting techniques are observation, testing method, field note and documentation. Data analysis is qualitative description using sequence method, that is, analyzing the data since learning performance is carried out and developed in certain stages in the whole process of the learning in the class. Several points that can be concluded from the research on the class performance are 1) Students ability to answer questions from their teacher increases from 12,9% to 58,06% ; 2) Students willingness to answer questions in front of class also increases from 16,12% to 51,61% ; 3) Students ability to answer questions according to the concept which has already been studied increases from 25,8% to 80,65%. Based on the research, conclusion can be drawn that the application of the delikan learning method has ability to overcome student misconception in mathematics learning. Keywords : Student Misconception, Mathematic Learning, Delikan Learning Method.

PENDAHULUAN Di dalam suatu kegiatan pembelajaran sering kali terdapat berbagai macam hambatan yang membuat kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu. Salah satu hambatan yang terjadi dalam proses pembelajaran adalah konsep-konsep yang disampaikan oleh guru tidak dapat diterima oleh peserta didik dengan baik atau sering disebut miskonsepsi. Miskonsepsi yang dialami setiap siswa dalam satu kelas bisa berlainan satu dengan yang lain dengan penyebab yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu, sangat penting bagi guru untuk mengenali miskonsepsi dan penyebabnya yang terjadi pada siswa. Miskonsepsi dapat berbentuk konsep awal, kesalahan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan atau pandangan yang salah. Novak (Suparno, 2005) menyatakan bahwa miskonsepsi merupakan suatu interpretasi konsep-konsep dalam suatu pernyataan yang tidak dapat diterima. Sementara itu, Brown (Suparno, 2005) menyatakan bahwa miskonsepsi merupakan penjelasan yang salah dan suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang diterima para ahli. Feldshine (Suparno, 2005) menemukan miskonsepsi sebagai suatu kesalahan dan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep. Secara rinci menurut Fowler (Suparno, 2005) miskonsepsi dapat merupakan pengertian yang tidak akurat tentang konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah tentang penerapan konsep, pemaknaan konsep yang berbeda, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hierarkis konsepkonsep yang tidak benar. Menurut pandangan konstruktivisme, siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri (Syaiful Sagala, 2006 : 88). Proses

konstruksi tersebut diperoleh melalui interaksi dengan benda, kejadian dan lingkungan. Pada saat siswa berinteraksi dengan lingkungan belajarnya, siswa mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalamannya. Oleh karena itu, ketika proses konstruksi pengetahuan terjadi pada siswa, sangat besar kemungkinan terjadinya kesalahan dalam proses mengkonstruksi karena secara alami siswa belum terbiasa mengkonstruksi pengetahuan sendiri secara tepat. Apalagi jika tidak didampingi sumber informasi yang jelas dan akurat. Konstruksi pengetahuan siswa tidak hanya dilakukan sendiri tetapi juga dibantu oleh konteks dan lingkungan siswa, diantaranya teman-teman di sekitar siswa, buku teks, guru dan lainnya. Jika aspek-aspek tersebut memberikan informasi dan pengalaman yang berbeda dengan pengertian ilmiah, maka sangat besar kemungkinan akan menimbulkan terjadinya miskonsepsi pada siswa. Berdasarkan paparan diatas, bisa dirumuskan bahwa aspek-aspek yang dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi diantaranya adalah siswa itu sendiri, guru, dan metode pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Namun demikian dari teori konstruktivisme yang disampaikan di atas, faktor paling dominan yang menimbulkan terjadinya miskonsepsi paling banyak disebabkan oleh siswa itu sendiri sebab secara alami seseorang mengalami proses pembentukan pemahamannya sendiri. Banyak siswa yang memiliki konsep awal atau prakonsepsi tentang suatu konsep sebelum siswa tersebut mengikuti pembelajaran di sekolah. Konsep awal tersebut diperoleh siswa dari pengalaman sehari-hari dan informasi dari lingkungan sekitar siswa. Konsep awal itulah yang mempengaruhi pemahaman siswa dan menyebabkan terjadi miskonsepsi.

Konsep awal yang dimiliki siswa menunjukkan bahwa pikiran siswa sejak lahir tidak kosong atau diam. Selama melakukan interaksi dengan lingkungannya siswa terus aktif mencari informasi untuk memahami sesuatu. Siswa yang baru belajar secara formal di sekolah pada usia 6-7 tahun sudah memiliki konsepsi awal sesuai dengan pengalaman dan informasi yang diterimanya dari orang tua dan lingkungan sekitarnya. Pengetahuan awal yang dimiliki seorang anak sebelum jenjang pendidikan sekolah bisa benar atau salah. Hal ini disebabkan pengetahuan awal tersebut diperoleh dari pengalaman yang berbeda-beda dan sumber informasi yang tidak akurat. Padahal penguasaan pengetahuan awal yang dimiliki seseorang sangat berpengaruh terhadap perolehan pengetahuan di sekolah. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi yang ditimbulkan oleh siswa itu sendiri. Diantaranya adalah tahap perkembangan kognitif yang tidak sesuai dengan konsep yang dipelajari, penalaran siswa yang terbatas dan salah, kemampuan siswa menangkap dan memahami konsep yang dipelajari, dan minat siswa untuk mempelajari konsep yang diberikan dan diajarkan. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Pada umumnya siswa belajar melaui visual (apa yang dilihat atau diamati), auditori (apa yang dapat didengar) atau kinestetik ( apa yang dapat digerakkan). Setiap siswa memerlukan perlakuan yang berbeda sesuai dengan gaya belajarnya. Maka tugas utama seorang guru adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Hal yang perlu dilakukan seorang guru adalah mengenali dan memahami gaya belajar seluruh siswa yang diampunya dan menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Metode pembelajaran sangat

menentukan tingkat penyerapan dan pemahaman siswa terhadap materi atau konsep yang disampaikan oleh guru. Di samping itu, metode pembelajaran yang tepat dan menarik akan membuat suasana belajar mengajar menjadi nyaman sehingga memungkinkan setiap peserta didik untuk mendapatkan sebuah situasi yang menjadikan mereka dapat menerima materi dan konsep tersebut dengan benar. Salah satu metode pembelajaran yang bisa diterapkan untuk mengatasi miskonsepsi siswa adalah metode pembelajaran delikan (dengar, lihat, kerjakan). Metode pembelajaran delikan menekankan kegiatan belajar siswa, dimulai dari kegiatan mendengar, disusul dengan kegiatan melihat, dan diakhiri dengan kegiatan mengerjakan. Tiga hal tersebut ada dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan satu sama lain. Dalam metode ini, tugas guru adalah memberi stimulasi auditif (pendengaran), stimulasi visual (penglihatan), dan stimulasi motorik (pekerjaan) (Nana Sudjana, 1989 : 97). Dengan memperhatikan ketiga hal tersebut pembelajaran akan berlangsung efektif dan efisien sehingga meminimalkan kemungkinan terjadinya miskonsepsi. Di dalam penerapan metode pembelajaran delikan pada pokok bahasan kubus dan balok, tugas guru adalah memberi stimulasi auditif (pendengaran), stimulasi visual (penglihatan), dan stimulasi motorik (pekerjaan). Sehingga pembelajaran akan memberi kesan yang mendalam dan bermakna karena ditangkap oleh tiga indera yaitu penglihatan, pendengaran, dan tentunya juga indera motorik. Dengan memperhatikan ketiga hal tersebut pembelajaran akan

berlangsung efektif dan efisien sehingga meminimalkan kemungkinan terjadinya miskonsepsi. Memperhatikan uraian di atas, penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan teratasinya miskonsepsi siswa melalui penerapan metode pembelajaran delikan. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas bercirikan perbaikan terus menerus terhadap praktik-praktik pembelajaran sehingga peneliti merasa proses pembelajaran mengalami peningkatan yang lebih baik. Penelitian tindakan merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari : 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, 4) refleksi, dan 5) evaluasi (Sutama, 2010:76). Perencanaan dan penyusunan yang dilakukan unuk mengadakan tindakan adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam proses pembelajaran matematika, terutama yang berkaitan dengan miskonsepsi siswa, kemudian merumuskan permasalahan tersebut. Berdasarkan perencanaan yang ada, proses pembelajaran diimplementasikan dengan menerapkan metode pembelajaran delikan. Sedangkan untuk mengetahui efektifitas metode pembelajaran yang digunakan peneliti, penelitian ini menggunakan : (1) metode observasi untuk mendapatkan gambaran secara langsung tentang kegiatan belajar matematika siswa di kelas, (2) metode tes dilakukan sebagai dasar untuk mengetahui subjek

penelitian dalam kemampuan penguasaan materi pelajaran serta digunakan dalam upaya untuk mendapatkan data teratasinya miskonsepsi siswa di dalam pembelajaran matematika sebelum dan sesudah pemberian tindakan, (3) catatan lapangan digunakn untuk mencatat semua temuan selama pembelajaran, bentuk temuan ini berupa miskonsepsi siswa dan permasalahan lain yang berkaitan dengan miskonsepsi yang dihadapi oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung, (4) dokumentasi digunakan untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu melalui buku-buku maupun arsip yang berhubungan dengan yang akan diteliti, dan (5) wawancara dilakukan dengan sistem tanya jawab diluar jam pelajaran sebelum dilakukan tindakan dan setiap selesai dilakukan tindakan. Analisis hasil ditekankan pada kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, kemauan siswa dalam mengerjakan soal di depan kelas, dan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal sesuai dengan konsep yang telah dipelajari. Analisis hasil juga akan didukung dengan analisis deskriptif kualitatif tentang pendapat guru terhadap penerapan metode pembelajaran delikan di dalam pembelajaran matematika yang diujicobakan pada pokok bahasan kubus dan balok. HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan metode pembelajaran delikan mendapat tanggapan positif dari guru, hal ini dikarenakan adanya peningkatan indikator-indikator yang ditekankan dalam upaya mengatasi miskonsepsi siswa pada pokok bahasan kubus dan balok.

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat dituliskan pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Teratasinya Miskonsepsi Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Sebelum dan Sesudah Penelitian NO Indikator yang Diamati Sebelum Penelitian Sesudah Penelitian Putaran I Putaran II Putaran III 1. A 4 siswa (12,9%) 10 siswa (32,26%) 12 siswa (38,7%) 18 siswa (58,06%) 2. B 5 siswa (16,12%) 8 siswa (25,8%) 12 siswa (38,7%) 16 siswa (51,61%) 3. C 8 siswa (25,8%) 14 siswa (45,16%) 21 siswa (67,74%) 25 siswa (80,65%) Keterangan indikator : A : kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru B : kemauan siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas C : kemampuan siswa untuk mengerjakan soal sesuai dengan konsep yang telah dipelajari Tabel 1 di atas menunjukkan data hasil observasi kelas sebelum dan sesudah penelitian. Data tersebut dapat disimpulkan bahwa : a. Mulai putaran I sampai putaran III miskonsepsi siswa mengalami penurunan sesuai dengan yang diinginkan. b. Pada akhir penelitian, kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru mencapai 18 siswa (58,06%).

c. Pada akhir penelitian, kemauan siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas mencapai 16 siswa (51,61%). d. Pada akhir penelitian kemampuan siswa untuk mengerjakan soal sesuai dengan konsep yang telah dipelajari mencapai 25 siswa (80,65%). Data penelitian di atas berkaitan dengan miskonsepsi siswa dalam pembelajaran matematika, data di atas dapat dilihat secara grafis. Gambar di bawah ini menunjukkan grafik teratasinya miskonsepsi siswa dalam pembelajaran matematika. Profil kelas sebelum dan sesudah penelitian dalam miskonsepsi siswa pada gambar 1 berikut : 30 25 20 15 10 5 menjawab pertanyaan guru mengerjakan soal di depan kelas mengerjakan soal sesuai konsep 0 sebelum putaran I putaran II putaran III Gambar 1 Teratasinya Miskonsepsi Siswa Gambar 1 di atas menunjukkan bahwa perubahan tindak mengajar yang berkaitan dengan miskonsepsi siswa dalam pembelajaran matematika setelah dilaksanakan tindakan kelas selama III putaran. Miskonsepsi siswa dalam pembelajaran matematika dibatasi dalam hal kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, kemauan siswa untuk mengerjakan soal di

depan kelas, kemampuan siswa untuk mengerjakan soal sesuai dengan konsep yang telah dipelajari. Miskonsepsi siswa dapat diminimalisasi dengan menerapkan metode pembelajaran delikan. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya aspekaspek berikut : 1) kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru mencapai 18 siswa, 2) kemauan siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas mencapai 16 siswa, 3) kemampuan siswa untuk mengerjakan soal sesuai dengan konsep yang telah dipelajari mencapai 25 siswa. Berdasarkan peningkatan aspek-aspek tersebut menunjukkan bahwa miskonsepsi siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan kubus dan balok dapat diatasi dengan menggunakan metode pembelajaran delikan. Hasil penelitian para ahli yang dapat mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti, diantaranya : yang dikemukakan oleh Soni Irianto dan Karma Iswasta Eka (2011) dalam jurnalnya menyimpulkan bahwa : (1) ada dampak pembelajaran delikan pada hasil belajar matematika siswa, yang mana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran delikan lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan metode konvensional, (2) tinggi atau rendahnya motivasi tidak memberi dampak pada hasil belajar matematika siswa, (3) tidak ada interaksi yang signifikan antara hasil belajar matematika yang disebabkan oleh pembelajaran delikan, pembelajaran konvensional, dan tingkat motivasi. Siswa dengan motivasi tinggi cenderung tampil lebih baik dalam matematika dari pada siswa dengan motivasi rendah, dan kelas eksperimen yang belajar dengan pembelajaran delikan mencapai skor yang lebih baik dari pada kelas yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan peneliti sejalan dengan penelitian para ahli, dimana dengan penerapan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa di dalam suatu proses pembelajaran dapat memberi kontribusi penting bagi siswa dalam pemahaman konsep. Hal itulah yang membuat miskonsepsi siswa di dalam suatu pembelajaran dapat diatasi. SIMPULAN Penerapan metode pembelajaran delikan dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan kubus dan balok mampu mengatasi miskonsepsi siswa. Teratasinya miskonsepsi siswa ditunjukkan oleh hasil penelitian yang dilaksanakan selama tiga putaran. Selain itu, teratasinya miskonsepsi siswa juga didukung oleh pendapat dari guru kelas yang terlibat dalam penelitian. Pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran delikan ini memiliki peran utama dalam kaitannya dengan upaya mengtasi miskonsepsi siswa. Dalam upaya mengatasi miskonsepsi siswa ini, ada baiknya menyentuh pengembangan kreatifitas guru. Hal ini dapat dilakukan melalui kerja kolaboratif guru dengan peneliti untuk mengatasi masalah-masalah pembelajaran matematika yang selalu dihadapi di kelas. Sementara itu, faktor siswa yang ikut mendukung upaya mengatasi miskonsepsi siswa antara lain adalah kemampuan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, kemauan dalam mengerjakan soal di depan kelas, dan kemampuan dalam mengerjakan soal sesuai dengan konsep yang telah dipelajari.

DAFTAR PUSTAKA Irianto, Soni dan Iswasta Eka. 2011. The Impact of DELIKAN Learning towards Mathematics Achievement in Terms of Students Motivation: An Experiment at the State Elementary Schools of Banyumas, Central Java, Indonesia. International Journal for Educational Studies : Volume 3, Nomor 2. Ruganda. 2009. Peningkatan Hasil Pembelajaran Menulis Deskripsi Melalui Model Delikan di Kelas V SD Kalikoa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon. Metalingua : Volume 7, Nomor 2. Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sudjana, Nana. 1989. Model-model Mengajar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Bandung : Sinar Baru. Sutama. 2010. Penelitian Tindakan. Surakarta : CV. Citra Mandiri Utama. http://fahrurrozi.com/hakikat-metode-pembelajaran/ (diakses 31 Oktober 2011) http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d035_046169_chapter2.pdf (diakses 5 November 2011) http://tpardede.wikispaces.com/file/view/ipa_unit_6_practicum.pdf (diakses 31 Oktober 2011)