PENGARUH PENAMBAHAN AMPAS TEH HITAM YANG DIFERMENTASI DALAM PAKAN TERHADAP FUNGSI HATI, KADAR PROTEIN DAN LEMAK DAGING AYAM PEDAGING JANTAN.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Juli - Agustus 2012 di Desa. Alam Panjang Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Nopember sampai dengan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November - Desember 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

MATERI DAN METODE. Materi

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2015 di

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di kandang Mutiara Robani Jalan Sekuntum Gang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau pada bulan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kandang milik PT. Rama Jaya Lampung, Desa Jati

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari April 2014, di peternakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada 12 September 2014 sampai dengan 20 Oktober 2014

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

METODE PENELITIAN. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan dimana masing masing ulangan terdiri dari

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium. Research and Development Station (UARDS) Universitas Islam Negeri Sultan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 24 Juli 2014 di kandang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur

I. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratarium UIN Agriculture Research and

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bangkok dengan betina ras petelur tipe medium keturunan pertama pada umur

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *)

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

MATERI DAN METODE. Materi Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

MATERI DAN METODE. Materi

I. PENDAHULUAN. yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat makanan yang

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Penambahan Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus

I. PENDAHULUAN. Secara umum, ternak dikenal sebagai penghasil bahan pangan sumber protein

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

I. JUDUL Prospek Budidaya Burung Puyuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

Peubah yang diamati meliputi berat badan awal, berat badan akhir, pertambahan berat badan, konsumsi pakan, feed convertion ratio (FCR), kecernaan

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN AMPAS TEH HITAM YANG DIFERMENTASI DALAM PAKAN TERHADAP FUNGSI HATI, KADAR PROTEIN DAN LEMAK DAGING AYAM PEDAGING JANTAN Oleh : R. Wirjaatmadja ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan ampas teh hitam yang difermentasi dalam pakan terhadap fungsi hati, kadar protein dan lemak daging ayam pedaging jantan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pakan, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya untuk pembuatan ampas teh hitam yang difermentasi, sedangkan pemeliharaan ayam pedaging dilakukan di Peternakan Ayam Pak Arif Jl. Dinoyo 146 Surabaya Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yang memberikan perlakuan penambahan ampas teh hitam yang difermentasi dalam pakan komersial ayam pedaging dengan mengamati pengaruhnya terhadap fungsi hati, kadar protein, dan kadar lemak daging ayam pedaging jantan. Hewan coba yaitu ayam pedaging jantan diambil secara acak (random sampling). Ayam sebanyak 24 ekor yang akan digunakan sebagai hewan coba diadaptasikan terlebih dahulu selama 14 hari. Pada hari ke 15 dilakukan pemilihan hewan jantan, kemudian hewan coba dimasukkan kandang yang telah disekat menjadi 4 bagian (4 perlakuan) dimana tiap sekat berisi 6 ekor (6 ulangan), yang sebelumnya dilakukan pembagian secara acak dengan sistem undian untuk menentukan kelompok perlakuan P0, P1, P2 dan P3. Ampas teh yang digunakan adalah limbah teh hitam dari pabrik sosro di Gresik. Pembuatan fermentasi ampas teh menggunakan fermentor komersial yaitu EM 4. Proses fermentasi dilakukan selama 2 minggu secara anaerob. Perlakuan dilakukan selama 3 minggu (umur 35 hari), kemudian dilakukan uji SGOT, SGPT serum darah, dan analisis proksimat daging ayam pedaging jantan di laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis dengan Analysis of Varian (ANOVA) pada derajat kepercayaaan 0,05. Rataan nilai SGPT dan SGOT pada serum darah ayam pedaging jantan, setelah dilakukan anilisis statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p > 0,05). Rataan kadar kadar protein pada daging ayam pedaging setelah penambahan ampas teh hitam yang difermentasi dalam pakan masing-masing adalah 21,57 + 0,43 (P0), 21,79 + 0,66 (P1), 22,20 + 0,77 (P2) dan 22,51 + 0,25 (P3), setelah dilakukan anilisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan

(p < 0,05). Sedangkan rataan kadar lemak daging ayam pedaging jantan masingmasing adalah 1,56 + 0,014 a (P0), 1,55 + 0,018 a (P1), 1,52 + 0,015 b (P2) dan 1,51 + 0,023 b (P3), hasil anilisis statistik menunjukkan ada perbedaan yang sangat signifikan (p < 0,01). Kata Kunci : Ampas Teh Hitam fermentasi, Ayam Pedaging Jantan, SGPT, SGOT, Kadar Protein, Kadar Lemak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ayam merupakan salah satu sumber protein hewani bagi masyarakat Indonesia, karena ayam merupakan sumber protein hewani yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Sumber protein yang berasal ayam meliputi daging dan telur. Daging dan telur ayam mempunyai harga yang relatif murah, sehingga permintaan dan kebutuhan masyarakat sangat tinggi (Rasyaf, 2008). Berdasarkan data kebutuhan ayam potong di Indonesia mencapai tiga juta sampai lima juta ekor perhari sedangkan total produksi nasional Indonesia tidak mencukupi kebutuhan konsumsi ayam di Indonesia, hal ini dikarenakan populasi ayam yang ada telah berkurang. Perkembangan peternakan Indonesia akhir-akhir ini semakin menunjukkan penurunan khususnya pada peternakan ayam. Keadaan ini, di tandai dengan penurunan pola konsumsi masyarakat terhadap berbagai hasil produksi asal ayam baik itu telur maupun daging. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan tersebut adalah semakin mahalnya harga pakan. Ampas teh limbah industri pembuatan minuman kemasan merupakan salah satu bahan pakan alternatif untuk ternak ayam, karena ketersediaan dan nilai nutrisinya (Fadilah, 2004).

Teh merupakan bahan minuman yang dimanfaatkan sebagai penyegar dan obat. Umumnya teh masih dianggap sebagai bahanminuman tradisional, sehingga di pasaran masih kalah bersaing dibandingkan jenis minuman lainnya. Teh memiliki kandunganunsur kimia, vitamin dan mineral yang lengkap. Kandungan tersebut merupakankomponen senyawa yang banyak dibutuhkanoleh tubuh manusia, baik untuk kesehatanmaupun nutrisi. Komposisi senyawa kimiadari daun teh yang banyak diajukan oleh beberapa peneliti, di antaranya adalah sebagai komponen kesehatan atau obat. Daun teh mengandung 30-40% polifenol yang terkenal sebagai katekin. Katekin adalah senyawa antioksidan kuat, bahkan lebih dari vitamin E, vitamin C dan betakaroten. Berdasarkan hasil pemeriksaan di laboratorium pada teh hitam hasil fermentasi dapat dipakai untuk pakan ternak ayam karena mengandung unsur yang masih banyak dibutuhkan hewan yaitu protein kasar sebesar 6,94%, lemak 2,0%, abu 1,48%, serat kasar 5,25% dan energi metabolisme sebesar 807 kal. Pemberian limbah teh hitam hasil fermentasi dalam ransum ayam perlu diperhitungkan karena kandungan serat kasarnya yang tinggi. Seperti diketahui ternak ayam mempunyai pencernaan perut tunggal karena ayam mempunyai pencernaan perut tunggal karena itu hampir tidak mampu mencerna serat kasar sehingga zat ini hanya dibolehkan dalam kadar rendah, bila kelebihan akan menurunkan kondisi dan menimbulkan akibat-akibat yang merugikan. Dengan alasan-alasan tersebut, penulis ingin melakukan penelitian untuk membuktikan bahwa ampas daun teh (Camellia sinensis.) hitam yang

difermentasi dapat bekerja meningkatkan fungsi hati, kadar protein dan lemak daging ayam pedaging jantan. 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian diatas, apakah penambahan ampas teh hitam yang difermentasi dalam pakan mempunyai pengaruh terhadap kadar protein dan lemak daging ayam pedaging jantan. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan ampas teh hitam yang difermentasi dalam pakan terhadap fungsi hati, kadar protein dan lemak daging ayam pedaging jantan. IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pakan, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya untuk pembuatan ampas teh hitam yang difermentasi, sedangkan pemeliharaan ayam pedaging dilakukan di Peternakan Ayam Pak Arif Jl. Dinoyo 146 Surabaya, waktu penelitian pada bulan Januari Pebruari 2013 4.2 Materi Penelitian 4.2.1. Hewan Percobaan

Pada penelitian ini digunakan hewan coba DOC ayam pedaging strain Cobb PT. ANWAR SIERAD sebanyak 100 ekor berumur 1 hari dan pada pemeriksaan klinis tampak sehat dan tidak menunjukan gejala sakit. 4.2.2. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : pakan komersial BR1 dan BR2, ampas teh hitam yang difermentasi, viterna, vaksin ND lasota, gula, air bersih. 4.2.3. Peralatan Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah : alas plastic untuk menjemur, kandang litter,, tempat pakan dan minum, desinfektan, pengayak, alumunium, sarung tangan, lampu pijar 40 watt, oven, baskom, plastik, dan timbangan. 4.3 Metode Penelitian 4.3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yang memberikan perlakuan penambahan ampas teh hitam yang difermentasi dalam pakan komersial ayam pedaging dengan mengamati pengaruhnya terhadap fungsi hati, kadar protein, dan kadar lemak daging ayam pedaging jantan. 4.3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yaitu variabel bebas, variabel tergantung/terikat, dan variabel kendali. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dalam hal ini adalah ampas teh hitam yang difermentasi sebagai pakan tambahan. Variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat yang dalam hal ini adalah berpengaruh terhadap fungsi hati (SGOT, SGPT), kadar lemak, dan kadar protein, daging ayam pedaging jantan. Variabel kendali adalah variabel yang dikendalikan atau konstan yang dalam hal ini adalah umur, berat badan dan jenis kelamin ayam pedaging. 4.3.3 Tekhnik Pengambilan Sampel Hewan coba yaitu ayam pedaging jantan diambil secara acak (random sampling). Ayam sebanyak 24 ekor yang akan digunakan sebagai hewan coba diadaptasikan terlebih dahulu selama 14 hari. Selama masa adaptasi diberikan makan dan minum secara adlibitum serta dilakukan pemeriksaan dan perawatan kesehatan. Pada hari ke 15 dilakukan pemilihan hewan jantan, kemudian hewan coba dimasukkan kandang yang telah disekat menjadi 4 bagian (4 perlakuan) dimana tiap sekat berisi 6 ekor (6 ulangan), yang sebelumnya dilakukan pembagian secara acak dengan sistem undian untuk menentukan kelompok perlakuan P0, P1, P2 dan P3. 4.3.4 Prosedur Penelitian a. Persiapan kandang Seluruh dinding dan lantai ruangan kandang percobaan dikapur dengan kapur tembok berwarna putih, didesinfeksi dengan desinfektan kelompok fenol sintetik satu minggu sebelum ayam percobaan dimasukkan.

b. Pembuatan Fermentasi Ampas Teh Hitam Ampas teh yang digunakan adalah limbah teh hitam dari pabrik sosro di Gresik. Pembuatan fermentasi ampas teh menggunakan fermentor komersial yaitu EM 4. Proses fermentasi dilakukan selama 2 minggu secara anaerob. c. Pemberian Vaksin Vaksin ND lasota yang digunakan dalam penelitian ini. Dosis yang digunakan satu dosis. Sebelum mendapatkan vaksinasi, semua ayam dipastikan harus dalam keadaan sehat dan diberi vitamin. d. Tahap Perlakuan Selama 2 minggu ayam ditempatkan dalam kandang indukan dan diberi pakan komersil serta air minum. Setelah umur 14 hari sebanyak 24 ekor ayam pejantan diambil secara acak, kemudian ditempatkan dalam kotak berisi 6 ayam pejantan. Keseluruhan kotak diacak berdasarkan 4 perlakuan yang masing-masing terdiri dari 6 ulangan. Keempat perlakuan tersebut adalah sebagai berikut: Perlakuan 0, Merupakan kelompok kontrol yang hanya mendapat pakan jadi Perlakuan 1, pakan jadi 95% dan penambahan 5% ampas teh hitam fermentasi Perlakuan 2, pakan jadi 90% dan penambahan 10% ampas teh hitam fermentasi Perlakuan 3, pakan jadi 85% dan penambahan 15% ampas teh hitam fermentasi. Perlakuan dilakukan selama 3 minggu di Peternakan Ayam Pak Arif Jl. Dinoyo 146 Surabaya dan pada saat uji SGPT, SGOT serum darah dan analisis proksimat daging dilakukan di laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya.

4.3.5 Analisis Data Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis dengan Analysis of Varian (ANOVA) pada derajat kepercayaaan 0,05. Apabila terdapat hasil yang berbeda nyata maka akan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 5% (Anonim, 2004). HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini pengaruh penambahan teh terfermentasi dalam campuran pakan terhadap nilai SGPT dan SGOT ayam pedaging jantan. 1. Nilai SGPT Rataan nilai SGPT pada serum darah ayam pedaging jantan setelah diberi pakan tambahan teh hitam yang di fermentasi disajikan dalam tabel 1 dibawah ini: Tabel 1. Rataan nilai SGPT pada serum darah ayam pedaging jantan Perlakuan Nilai SGPT (U/L) P0 272.0000 ± 31.55947 P1 328.5000 ± 71.44158 P2 223.6667 ± 19.94660 P3 277.1667 ± 47.60427 Ket : sumber data primer yang diolah Nilai rata-rata pada kolom yang sama diikuti super skrip yang tidak berbeda, menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan (P>0,05). Nilai SGPT serum darah ayam pedaging jantan yang diberi pakan tambahan teh yang di fermentasi berdasarkan statistic menggunakan anova menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan (P>0,05). 350 300 250 200 150 100 50 0 SGPT P0 P1 P2 P3

Gambar 1. Diagram rataan nilai SGPT pada serum darah ayam pedaging jantan. 2. Nilai SGOT Rataan nilai SGOT pada serum darah ayam pedaging jantan setelah diberi pakan tambahan teh hitam yang di fermentasi disajikan dalam tabel 2 dibawah ini: Tabel 2. Rataan nilai SGOT pada serum darah ayam pedaging jantan Perlakuan Nilai SGOT (U/L) P0 2.7033 ± 32.13513 P1 2.9333 ± 31.77211 P2 2.6433 ± 35.43257 P3 2.8167 ± 47.95275 Ket : sumber data primer yang diolah Nilai rata-rata pada kolom yang sama diikuti super skrip yang tidak berbeda, menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan (P>0,05). Nilai SGOT serum darah ayam pedaging jantan yang diberi pakan tambahan teh yang di fermentasi berdasarkan statistik menggunakan anova menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan (P>0,05). 3 2,9 2,8 2,7 2,6 2,5 2,4 SGOT P0 P1 P2 P3 Gambar 2. Diagram rataan nilai SGOT pada serum darah ayam pedaging jantan. Penelitian terhadap kadar SGPT dan SGOT sangat penting untuk mengetahui proses

fisiologis yang berhubungan dengan kenaikan dan penurunan kadar SGPT dan SGOT seperti pada penyakit kerusakan hati. Dari data penelitian keseluruhan nilai SGPT dan SGOT dari ayam pedaging jantan yang diberi pakan tambahan teh hitam yang terfermentasi menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (P>0,05). Sehingga zat yang terkandung dalam ampas teh hitam terfermentasi belum mampu untuk membuat kerusakan hati yang signifikan. Tidak adanya perubahan yang signifikan pada kadar SGPT dan SGOT dari serum darah ayam pedaging jantan yang deberikan pakan tambahan ampah teh hitam yang terfermentasi dikarenakan oleh laju regenerasi sel hati yang tetap pada keadaan normal, serta hati tidak mengalami kerusakan yang sangat parah. Secara normal organ mengalami regenerasi sel, termasuk hati. Pada keadaan ini sel yang telah rusak digantikan oleh sel yang baru, jadi pada keadaan non patologis keberadaan SGPT dan SGOT dalam darah itu normal, hal tersebut terjadi karena regenerasi sel hati yang secara normal terjadi. Pada saat sel hati yang telah rusak digantikan oleh sel hati yang baru, SGPT dan SGOT akan keluar dan masuk ke dalam peredaran darah, oleh karena itu SGPT dan SGOT tetap ada dalam darah secara normal. Hal ini juga menunjukkan bahwa hati bekerja dan menjalankan fungsinya secara normal (Girindra, 2007). 3. Kadar Protein Tabel 3. Hasil Perhitungan Nilai Kadar Protein pada Daging Ayam Pedaging Jantan yang diberi Penambahan ampas teh hitam yang difermentasi Dalam Pakan

Perlakuan P0 P1 P2 P3 Kadar Protein 21,57 + 0,43 a 21,79 + 0,66 a 22,20 + 0,77 ab 22,51 + 0,25 b Keterangan : Sumber data primer yang diolah Nilai rata-rata pada kolom yang tidak sama diikuti superskrip yang berbeda, menunjukkan ada perbedaan yang signifikan (P < 0,05). 22,6 22,4 22,2 22 21,8 21,6 21,4 21,2 21 Rata-rata Kadar Protein % P3 = 15% P2 = 10% P1 = 5% P0 = 0% P0 = 0% P1 = 5% P2 = 10% P3 = 15% Gambar3. Perbedaan Rataan Kadar Protein Daging Ayam Pedaging Jantan yang diberi Penambahan ampas teh hitam yang difermentasi Dalam Pakan 4. Kadar Lemak Pada penelitian yang menguji pengaruh ampas teh hitam yang difermentasi dalam pakan terhadap kadar lemak daging ayam pedaging jantan didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4 Hasil Perhitungan Nilai Kadar Lemak Daging Ayam Pedaging Jantan yang diberi Penambahan ampas teh hitam yang difermentasi Dalam Pakan

Perlakuan P0 P1 P2 P3 Kadar Lemak 1,56 + 0,014 a 1,55 + 0,018 a 1,52 + 0,015 b 1,51 + 0,023 b Keterangan : Sumber data primer yang diolah Nilai rata-rata pada kolom yang tidak sama diikuti superskrip yang berbeda, menunjukkan ada perbedaan yang sangat signifikan (P < 0,01). 1,56 1,55 1,54 1,53 1,52 1,51 1,5 1,49 1,48 Rata-rata Kadar lemak % P3 = 15% P2 = 10% P1 = 5% P0 = 0% P0 = 0% P1 = 5% P2 = 10% P3 = 15% Gambar 4. Perbedaan Rataan Kadar Lemak Daging Ayam Pedaging Jantan yang diberi Penambahan ampas teh hitam yang difermentasi pada pakan ayam pedaging jantan.

Kadar protein ayam pedaging jantan yang tinggi akibat penambahan ampas teh hitam yang difermentasi dalam berbagai dosis disebabkan kandungan protein kasar hasil laboratorium sebesar 6,86% yang terkandung di dalam ampas teh hitam yang difermentasi.. Protein merupakan zat nutrisi yang sangat penting, karena yang paling erat hubungannya dengan prose-proses kehidupan (Ichwan, 2003). Protein adalah senyawa organik kompleks yang mempunyai berat molekul tinggi. Selain itu protein mengandung karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, sulfur dan fosfor. Protein adalah komponen?bahan kering yang terbesar dari daging (Soeparno, 2004). Kandungan lemak yang menurunkan ini dikarenakan tingkat energi yang termetabolisme dalam ransum perlakuan yang semakin menurun sehingga semakin sedikit sisa energi yang disimpan dalam bentuk lemak sebagai cadangan energi (Soeparno, 2005). Energi ransum yang dikonsumsi hewan dapat digunakan dalam tiga cara yang berbeda yaitu dapat menyediakan energi untuk kerja, dapat dirubah menjadi panas dan dapat didimpan sebagai jaringan lemak tubuh (Ichwan, 2003). Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin (2002), bahwa lemak pada daging ayam pedaging dapat di ubah dengan adanya pembatasan pakan, pengaturan susunan energi protein ransum dan serat dalam ransum. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: 1. Penambahan teh hitam fermentasi dalam campuran pakan tidak berpengaruh terhadap nilai SGPT pada serum darah ayam pedaging jantan.

2. Penambahan teh hitam fermentasi dalam campuran pakan tidak berpengaruh terhadap nilai SGOT pada serum darah ayam pedaging jantan. 3. Pemberian ampas teh hitam yang difermentasi sebagai pakan tambahan dalam pakan ayam pedaging, ternyata menghasilkan adanya perbedaan yang nyata terhadap nilai kadar protein pada daging ayam pedaging jantan. 4. Pemberian ampas teh hitam yang difermentasi sebagai pakan tambahan dalam pakan ayam pedaging, ternyata menghasilkan adanya perbedaan yang sangat nyata terhadap nilai kadar lemak pada daging ayam pedaging jantan. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, agar penelitian ini dapat lebih bermanfaat, maka dapat disarankan bahwa : 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan ampas teh hitam yang difermentasi sebagai pakan tambahan dalam pakan ayam pedaging lebih dari 15 % untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kadar protein dan kadar lemak pada daging ayam pedaging jantan. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan ampas teh hitam yang difermentasi sebagai pakan tambahan dalam pakan ayam pedaging lebih dari 15 %, ditinjau dari analisis ekonominya 3. Penambahan ampas teh hitam terfermentasi sebagai pakan tambahan pada pakan ayam pedaging setelah fase finisher disarankan untuk mengadakan penelitian mengenai kualitas karkasnya, baik dari kandungan kadar serat kasar, kadar air, kadar abu, kalsium maupun metabolisme energinya. DAFTAR PUSTAKA

Abidin Z. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Pedaging. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. Fadilah, R. 2004. Ayam broiler komersial. Agromedia Pustaka. Jakarta. Girindra, A. 2007. Patologi klinik veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Bogor. Ichwan, W.M. 2003. Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging. Penerbit Agromedia Pustaka. Jakarta Cetakan pertama, Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan Pertama. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.